Sejak kejadian di mana Christop mengurungnya di dalam kamar mandi di bawah guyuran shower dari matahari terbenam hingga matahari terbenam kembali pria itu bahkan hanya menampilkan batang hidungnya beberapa kali hingga saat ini.
Paling menyakitkan ketika Christop tak kunjung datang dan Cala sudah tidak kuat lagi karena dinginnya air . Bahkan ia sempat pingsan dan demam selama satu minggu, tapi Christop tidak melihatnya sama sekali.
Sekarang Cala berada di dalam kamarnya, kadang sesekali Christop hanya datang lalu pergi setelah ia memuaskannya.
Ia duduk di pinggiran kasur, terkadang ia merenung berapa lama lagi dirinya harus berada di tempat terkutuk ini.
Bahkan Cala juga masih mencintai pria itu.
Akhirnya Cala bisa memejamkan matanya setelah melewati aktivitas panas selama sembilan jam.Untung ponsel Christop yang berbunyi nyaring dan ternyata telepon dari paman Hansel menolongnya. Jika tidak mungkin Christop tidak akan berhenti dan melanjutkannya hingga pagi.Pening di kepalanya membuat Cala hanya ingin berbaring di atas kasur. Sudah sejak beberapa hari ia merasakan mual, tapi ketika ia ke kamar mandi hanya cairan putih yang keluar, lalu yang tadinya ia sangat menyukai daging domba entah kenapa setiap para maid membawakannya Cala selalu menolak mentah-mentah. Bahkan mencium baunya saja membuatnya sangat mual dan pusing.Dan pikiran Cala berkelana, ia merasa jika dugaan bahwa dirinya hamil memang benar. Melihat gejala-gejala yang dialaminya persis dengan wanita hamil. Apalagi emosionalnya yang sering berubah-ubah. Seperti lebih menikmati setiap sentuhan Christop.Pernah ke
Christop menepikan mobilnya, ia turun dari mobil. Langkah kakinya membawa Christop menuju bibir pantai.Suasana pantai yang sepi, hanya suara deburan ombak yang menemani kesunyian ini. Hampa.Itu yang dirasakan Christop sejak beberapa tahun terakhir. Hanya ada kekosongan di hatinya. Semuanya semu.Tanpa warna. Seakan Christop yang dulu sudah tidak ada lagi. Karena tidak adalagi Christop yang ramah dengan penuh cinta. Yang sekarang tinggal hanyalah Christop tanpa belas kasih dengan mata hati yang sudah tertutup oleh dendam.Hatinya mati.Christop berteriak frustasi, "Aaaaaaaaaaaaaaa!"Wajahnya memerah, Christop menjambak rambutnya.Kacau.Entah kenapa kalimat Klaus memporandakkan hati dan pikirannya. Semua menjadi tak terkendali apalagi begitu K
Cala benar-benar tidak menyangka. Dan selama ini yang ia pikirkan memang benar, pria itu adalah psikopat gila. Melihat semuanya tadi malam membuat Cala tersadar. Ia mencintai orang yang salah. Ya, mencintai Christop adalah kesalahan terbesar. Oh apakah bisa disebut sebuah dosa? C'mon, Christop benar-benar di luar dugaannya, terasa gila di otaknya.Semua nyata. Yang dilihatnya bukanlah mimpi. Masih terngiang jelas diingatannya bagaimana Christop memasukkan mata manusia ke dalam sebuah botol kaca. Itu sangat menjijikkan dan mengerikan.Cala meredakan detak jantungnya, mengingat itu semua membuatnya mual. Melihat bagaimana pintu rahasia itu sebagai tempat penyimpanan oragan dalam tubuh manusia, Cala bergidik ngeri. Ia menjadi penasaran, apa yang membuat Christop sebegitu beringasnya hingga tidak memiliki rasa belas kasihan. Ca
Di balik kursinya, Christop memandangi kota Shanghai di malam hari dengan senyum miringnya. Melihat bagaimana reaksi wajah Cala yang begitu pucat pasi dan ketakutan membuat Christop begitu bahagia. Dirinya mengetahui jika Cala sudah mengikutinya begitu ia tiba di mansion malam itu. Bahkan, ketika Cala membebaskan orang kepercayaan Benjamin, Christop juga mengetahuinya.Ia mengetahui semua apa yang dilakukan Cala sejak sebulan yang lalu. Mengusap dagunya, semua rencana jahat sudah berada di pikirannya. Termasuk memberi pelajaran gadis itu, karena berani-beraninya telah membebaskan si pria pengecut.Christop tidak menyangka Cala begitu berani dan sangat nekat. Apa yang ada di pikiran gadis itu? Apa dia tidak takut jika dirinya akan menghukum, memberikan pelajaran padanya?Lalu, apa dengan membebaskan si pria pengecut itu Cala akan baik-baik saja. Tentu tidak. Karena Christop tida
Cala merasakan kasurnya bergerak, namun kantuk yang begitu dirasakannya membuatnya enggan membuka mata hingga ia merasakan sentuhan.Bermain begitu dalam dengan sentuhan-sentuhan yang sangat lembut bahkan jika ini mimpi Cala merutukinya. Bagaimana bisa ia bermimpi hal sekotor ini.Hingga kecupan-kecupan di lehernya membuat tubuhnya meremang. Darahnya berdesir, sentuhan seperti sengatan listrik yang membuat Cala terkejut dan segera membuka matanya.Ini nyata!Dan itu berarti, Christoplah pelakunya. Entah kenapa tiba-tiba saja Cala menjadi takut. Ia takut jika Christop mengetahui semuanya. Semua tentang di mana ia membebaskan Gustov."Kau bangun," Christop melepaskan jemarinya yang nakal. Pria itu mengendus lehernya penuh sensual.Mendadak Cala menahan napasnya, tanpa banyak kata Christop bangun dari tidurnya dan menghentakkan tubuh Cala hingga tu
"Akhirnya aku menemukan fakta-fakta yang ku tunggu." Klaus tersenyum lebar menatap Benjamin yang balas menatapnya bingung.Klaus memberikan kode pada Benjamin untuk mendekat, lalu memberikan lembaran kertas.Benjamin membacanya dengan seksama, hingga tanpa terasa genggamannya pada kertas yang dipegangnya mengetat, "Wanita itu–" gumam Benjamin tajam, matanya berkilat marah."Yang perlu kita rencanakan, bagaimana cara untuk membebaskan Cala dari rumah psikopat itu," kata Klaus membuat Benjamin menatapnya, mengangguk."Aku akan membawa putriku pergi sekarang juga," Benjamin hendak berdiri tapi Klaus menghentikannya."Ingat, jangan tergesa.'' Klaus memperingatkaan.Benjamin menghembuskan napasnya gusar, "Semua akan selesai dengan cepat. Karena aku tau, Abraham tidak sebodoh itu,"
Satu minggu kemudian....Di sini Christop berada, di sebuah ruangan yang biasanya ia jadikan untuk mengadakan pertemuan-pertemuan.Di depannya sudah ada Abraham dan paman Hansel, entah kenapa adiknya itu tiba-tiba saja datang ke Thailand dan berkata ingin menemuinya dan membicarakan hal penting padanya."Hal penting apa yang ingin kau bicarakan sehingga rela meninggalkan pekerjaan demi menemuiku?" Karena Christop tau, Abraham tidak akan rela pergi jauh-jauh untuk sesuatu hal yang tidak penting.Bahkan adiknya itu lebih suka berkutat di depan komputer dengan berkas-berkas yang menumpuk demi menghasilkan uang sebanyak mungkin.Kerja, kerja, dan kerja. Abraham begitu pekerja keras demi menggapai sesuatu yang dia inginkan.Christop dapat melihat wajah adiknya yang bingung. "Aku tidak tau harus bercerita dari mana," gumam Abraham.
Ini sudah hari ke tujuh sejak Christop memberinya waktu. Itu berarti malam ini, pria itu bisa saja datang ke mari tanpa bisa dicegah.Bahkan sejak kemarin hati Cala begitu gelisah, ia sangat takut bahkan hanya untuk memejamkan matanya saja. Dan itupun juga mempengaruhi napsu makannya, selalu jika para maid mengantarkannya makanan tidak pernah Cala habiskan, bahkan terkadang ia sama sekali tidak menyentuhnya.Meminum jika haus.Hanya butuh waktu satu minggu saja tubuhnya yang begitu berisi sedikit menyusut, pipinya menirus.Hingga suara decitan pintu membuat Cala mendongakkan kepalanya dengan cepat. Matanya menatap was-was, Christop terlihat begitu kacau dengan tangannya yang berlumuran darahpun sudah mengering.Cala beringsut mundur, menggeleng takut. "A-aku tidak bisa menggugurkannya," jelas Cala takut. "Aku t-tidak b-bisa."Tanpa membalas perkataan Cala, Christop segera membun
Christop sudah rapi dengan tuxedo yang melekat dengan pas di tubuhnya. Malam ini, seperti yang Lauren katakan beberapa tempo lalu, dirinya diundang untuk acara makan malam dengan keluarga sang kekasih.“Chris, kau sudah siap?” Lauren, wanita itu memutuskan untuk datang bersama Christop malam ini. Padahal seharusnya, wanita itu tidak perlu repot-repot untuk kemari dan langsung saja ke mansion orang tua miliknya.Christop mengangguk singkat. “Kita berangkat?” tanyanya.“Oke,” balas Lauren.Jarak dari mansion Christop ke tempat orang tua Lauren memakan waktu sekitar satu jam. Selama perjalanan, hanya ada keheningan. Baik Christop maupun Lauren tidak ada yang membuka suara. Keduanya sama-sama fokus dengan urusan masing-masing.Sesampainya di halaman mansion, Christop memakirkan mobilnya. Mereka berjalan beriringan, ternyata beberapa pel
"Hei keponakan uncle. Setahun tidak melihatmu, ternyata kau tumbuh dengan baik." Abraham menggendong Noah, mengajak balita itu bergurau. "Kau tampan, dan benar, semakin hari kau semakin mirip dengan Daddymu," lanjut Abraham, berbincang dengan balita itu. Cala yang melihat interaksi saudaranya dengan putranya hanya tersenyum simpul. "Ah iya, apa kau ingin berjalan-jalan? Mumpung aku ada di sini, kita bisa menghabiskan waktu bertiga," tanya Abraham mengusulkan. Cala mengangguk, bersemangat. "Boleh, ke mana?" "Bagaimana dengan sirkus? Ku dengar ada sirkus
Christop menatap pria paruh baya yang terbatuk-batuk karena Christop baru saja menendang dadanya. Christop berjongkok, sekali lagi ia menyulutkan rokok yang menyala pada wajah pria paruh baya itu. Joseph Franklyn Smith. “Berhenti, tolong ampuni aku,” katanya meringis kesakitan. Christop tersenyum miring, merasa senang melihat lawannya yang memohon dan kesakitan. Baginya, melihat lawan yang terkulai tidak berdaya adalah kepuasan tersendiri di dalam dirinya. Christop tertawa, tawa yang terdengar menyeramkan dengan wajahnya yang datar. “Kenapa kau mencari perkara padaku jika akhirnya memohon ampun? Di mana keangkuhanmu,” gumamnya tersenyum miring. Joseph terlihat takut pada Christop. Di mata Joseph, pria di depannya itu terlihat seperti iblis yang sangat menyeramkan. Berbeda dengan Christop, saat pria itu menjadi pemimpin perusahaan. Terlihat rapi,
“Ku dengar, kau tidak mengijinkan Cala pergi bersama Izzy.” Bibi Key mulai membuka percakapan.Sore ini, Cala, Papanya, beserta Paman Klaus dan Bibi Key sedang bersantai di halaman belakang. Begitu pun dengan Noah yang ikut bergabung, balita lucu itu berada di gendongan Cala saat ini. Menyandarkan kepalanya di dada Cala dengan manja dan nyaman.“Ya, karena aku masih santat khawatir dia pergi jauh,” kata Giovanno jujur.“Ijin, kan saja, ini tidak akan terulang kembali. Lagipula, apa kau akan melarang hobinya hanya karena kejadian dua tahun lalu,” kata Key masih kekeuh.
“Kau sudah melakukannya?” tanya Christop.“.....”“Ok, cukup awasi dia saja dari jauh.” Setelah mengatakan itu, Christop menutup sambungan teleponnya.“Aku heran, kenapa wanita suka sekali lari dan bersembunyi. Alih-alih menyelesaikan masalahnya, mereka lebih suka menghindar dan menghilang.” Christop menoleh––mengangguk, menyetujui kalimat Jack.“Aku setuju, kadang menggelikan ketika kita jatuh cinta pada mereka,” kata Christop terkekeh menanggapi.“Tapi untung saja Jessica sudah ditemukan. Lalu bagaimana denganmu, Chris?”“Aku? Aku baik-baik saja.”“Ck, kau tau apa yang ku maksud,&
Setelah berita yang menggemparkan tersiar, di mana salah satu mansion mewah milik Joseph Quinn yang hancur dan tidak ada satu pun bangunan yang tersisa, membuat Cristop tersenyum senang. Apalagi saat wajah Joseph yang tersorot kameramen, pria itu terlihat menahan marah. “Ck,” decaknya dengan nada muak.“Woah, haruskah kita berpesta sekarang?” Suara Abraham terdengar, adiknya itu masuk begitu saja membuat Christop terkejut.“Biasakan untuk mengetuk pintu,” kata Christop datar.Abraham berdecak, lalu ikut bergabung duduk di samping sang kakak, Christop. “Memangnya Joseph ada masalah apa denganmu? Sampai-sampai kau harus mengebom mansionnya?”“Kau tau Frans?”“Musuh Chen yang merebut Yura dari si mafia i
“Kau terlihat lebih baik? Apa yang terjadi?” Seorang wanita bersurai hitam panjangnya tersenyum cerah. Sejak tadi, wanita itu tidak henti-hentinya bersenandung dengan senyum indah yang terus terlihat di wajah cantiknya. Dia Sarah Alana Benjamin atau orang-orang biasa memanggilnya Cala. “Tidak ada yang terjadi, aku hanya sedang merasa bahagia saja.” “Tapi terlihat dari wajahmu yang begitu bersinar, aku meragukannya.” Cala menyipitkan matanya, lalu tersenyum lebar. “Entahlah, aku hanya merasa bahagia, sungguh. Akhirnya selama dua tahun aku bisa terbebas dari mimpi buruk itu.” “Ah, pria itu sepertinya benar-benar membuatmu trauma?” tanya gadis bersurai coklat yang berada di depan Cala. Cala mengangguk setuju, matanya menerawang menatap luar, di mana hamparan rerumputan hijau dengan bunga-bunga yang bermekaran terlihat begitu cantik. “Ya, dan akhirnya aku terbebas darinya.” Suara Cala terdengar melemah di akhir kalimat. Gadis bersurai cokl
Holaaa!Akhirnya, ada fitur khusus buat menyapa pembaca, hehe. Di sini, aku mau mengucapkan banyak terima kasih buat kalian yang masih tetep baca kisah Christop Cala meskipun ceritanya sudah dikunci. Terharu banget, kirain nggak bakal ada yang baca setelah tau udah pay to read :'Aku mau kasih tau, See You Soon untuk cerita Christopher Si Psikopat di season 2! Ya, kisah mereka akan berlanjut di season 2 dan di lapak yang sama ya. Tetep lanjut update di sini, terus kapan mulai dipublishnya? Nanti akhir Mei atau awal Juni. Bismillah aja semoga aku nggak php.Dan ya, selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan!See you, pai-paiii!
Dear Christop,Yaa kau tau, jika kau sudah membaca ini itu berarti aku sudah tidak lagi berada di Thailand. Dad membawaku kabur dari rumah sakit, aku tau kau pasti akan marah. Tapi ku mohon biarkan aku kembali. Bukankah sudah cukup dengan dia yang pergi untuk selamanya bukan? Namun jika kau masih ingin balas dendan untuk membunuhku, kau tau aku di mana. Karena aku tidak akan kabur.Aku hanya ingin jujur padamu, jika aku mencintaimu. Mungkin ini aneh, tapi aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Hampir satu tahun berada di dekatmu mustahil jika perasaan itu tidak muncul.Apalagi terkadang sikapmu yang berubah-ubah membuatku bingung sekaligus nyaman. Bahkan se