Cala merasakan kasurnya bergerak, namun kantuk yang begitu dirasakannya membuatnya enggan membuka mata hingga ia merasakan sentuhan.
Bermain begitu dalam dengan sentuhan-sentuhan yang sangat lembut bahkan jika ini mimpi Cala merutukinya. Bagaimana bisa ia bermimpi hal sekotor ini.
Ini nyata!
Dan itu berarti, Christoplah pelakunya. Entah kenapa tiba-tiba saja Cala menjadi takut. Ia takut jika Christop mengetahui semuanya. Semua tentang di mana ia membebaskan Gustov.
"Kau bangun," Christop melepaskan jemarinya yang nakal. Pria itu mengendus lehernya penuh sensual.
Mendadak Cala menahan napasnya, tanpa banyak kata Christop bangun dari tidurnya dan menghentakkan tubuh Cala hingga tu
"Akhirnya aku menemukan fakta-fakta yang ku tunggu." Klaus tersenyum lebar menatap Benjamin yang balas menatapnya bingung.Klaus memberikan kode pada Benjamin untuk mendekat, lalu memberikan lembaran kertas.Benjamin membacanya dengan seksama, hingga tanpa terasa genggamannya pada kertas yang dipegangnya mengetat, "Wanita itu–" gumam Benjamin tajam, matanya berkilat marah."Yang perlu kita rencanakan, bagaimana cara untuk membebaskan Cala dari rumah psikopat itu," kata Klaus membuat Benjamin menatapnya, mengangguk."Aku akan membawa putriku pergi sekarang juga," Benjamin hendak berdiri tapi Klaus menghentikannya."Ingat, jangan tergesa.'' Klaus memperingatkaan.Benjamin menghembuskan napasnya gusar, "Semua akan selesai dengan cepat. Karena aku tau, Abraham tidak sebodoh itu,"
Satu minggu kemudian....Di sini Christop berada, di sebuah ruangan yang biasanya ia jadikan untuk mengadakan pertemuan-pertemuan.Di depannya sudah ada Abraham dan paman Hansel, entah kenapa adiknya itu tiba-tiba saja datang ke Thailand dan berkata ingin menemuinya dan membicarakan hal penting padanya."Hal penting apa yang ingin kau bicarakan sehingga rela meninggalkan pekerjaan demi menemuiku?" Karena Christop tau, Abraham tidak akan rela pergi jauh-jauh untuk sesuatu hal yang tidak penting.Bahkan adiknya itu lebih suka berkutat di depan komputer dengan berkas-berkas yang menumpuk demi menghasilkan uang sebanyak mungkin.Kerja, kerja, dan kerja. Abraham begitu pekerja keras demi menggapai sesuatu yang dia inginkan.Christop dapat melihat wajah adiknya yang bingung. "Aku tidak tau harus bercerita dari mana," gumam Abraham.
Ini sudah hari ke tujuh sejak Christop memberinya waktu. Itu berarti malam ini, pria itu bisa saja datang ke mari tanpa bisa dicegah.Bahkan sejak kemarin hati Cala begitu gelisah, ia sangat takut bahkan hanya untuk memejamkan matanya saja. Dan itupun juga mempengaruhi napsu makannya, selalu jika para maid mengantarkannya makanan tidak pernah Cala habiskan, bahkan terkadang ia sama sekali tidak menyentuhnya.Meminum jika haus.Hanya butuh waktu satu minggu saja tubuhnya yang begitu berisi sedikit menyusut, pipinya menirus.Hingga suara decitan pintu membuat Cala mendongakkan kepalanya dengan cepat. Matanya menatap was-was, Christop terlihat begitu kacau dengan tangannya yang berlumuran darahpun sudah mengering.Cala beringsut mundur, menggeleng takut. "A-aku tidak bisa menggugurkannya," jelas Cala takut. "Aku t-tidak b-bisa."Tanpa membalas perkataan Cala, Christop segera membun
Dear Christop,Yaa kau tau, jika kau sudah membaca ini itu berarti aku sudah tidak lagi berada di Thailand. Dad membawaku kabur dari rumah sakit, aku tau kau pasti akan marah. Tapi ku mohon biarkan aku kembali. Bukankah sudah cukup dengan dia yang pergi untuk selamanya bukan? Namun jika kau masih ingin balas dendan untuk membunuhku, kau tau aku di mana. Karena aku tidak akan kabur.Aku hanya ingin jujur padamu, jika aku mencintaimu. Mungkin ini aneh, tapi aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Hampir satu tahun berada di dekatmu mustahil jika perasaan itu tidak muncul.Apalagi terkadang sikapmu yang berubah-ubah membuatku bingung sekaligus nyaman. Bahkan se
Holaaa!Akhirnya, ada fitur khusus buat menyapa pembaca, hehe. Di sini, aku mau mengucapkan banyak terima kasih buat kalian yang masih tetep baca kisah Christop Cala meskipun ceritanya sudah dikunci. Terharu banget, kirain nggak bakal ada yang baca setelah tau udah pay to read :'Aku mau kasih tau, See You Soon untuk cerita Christopher Si Psikopat di season 2! Ya, kisah mereka akan berlanjut di season 2 dan di lapak yang sama ya. Tetep lanjut update di sini, terus kapan mulai dipublishnya? Nanti akhir Mei atau awal Juni. Bismillah aja semoga aku nggak php.Dan ya, selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan!See you, pai-paiii!
“Kau terlihat lebih baik? Apa yang terjadi?” Seorang wanita bersurai hitam panjangnya tersenyum cerah. Sejak tadi, wanita itu tidak henti-hentinya bersenandung dengan senyum indah yang terus terlihat di wajah cantiknya. Dia Sarah Alana Benjamin atau orang-orang biasa memanggilnya Cala. “Tidak ada yang terjadi, aku hanya sedang merasa bahagia saja.” “Tapi terlihat dari wajahmu yang begitu bersinar, aku meragukannya.” Cala menyipitkan matanya, lalu tersenyum lebar. “Entahlah, aku hanya merasa bahagia, sungguh. Akhirnya selama dua tahun aku bisa terbebas dari mimpi buruk itu.” “Ah, pria itu sepertinya benar-benar membuatmu trauma?” tanya gadis bersurai coklat yang berada di depan Cala. Cala mengangguk setuju, matanya menerawang menatap luar, di mana hamparan rerumputan hijau dengan bunga-bunga yang bermekaran terlihat begitu cantik. “Ya, dan akhirnya aku terbebas darinya.” Suara Cala terdengar melemah di akhir kalimat. Gadis bersurai cokl
Setelah berita yang menggemparkan tersiar, di mana salah satu mansion mewah milik Joseph Quinn yang hancur dan tidak ada satu pun bangunan yang tersisa, membuat Cristop tersenyum senang. Apalagi saat wajah Joseph yang tersorot kameramen, pria itu terlihat menahan marah. “Ck,” decaknya dengan nada muak.“Woah, haruskah kita berpesta sekarang?” Suara Abraham terdengar, adiknya itu masuk begitu saja membuat Christop terkejut.“Biasakan untuk mengetuk pintu,” kata Christop datar.Abraham berdecak, lalu ikut bergabung duduk di samping sang kakak, Christop. “Memangnya Joseph ada masalah apa denganmu? Sampai-sampai kau harus mengebom mansionnya?”“Kau tau Frans?”“Musuh Chen yang merebut Yura dari si mafia i
“Kau sudah melakukannya?” tanya Christop.“.....”“Ok, cukup awasi dia saja dari jauh.” Setelah mengatakan itu, Christop menutup sambungan teleponnya.“Aku heran, kenapa wanita suka sekali lari dan bersembunyi. Alih-alih menyelesaikan masalahnya, mereka lebih suka menghindar dan menghilang.” Christop menoleh––mengangguk, menyetujui kalimat Jack.“Aku setuju, kadang menggelikan ketika kita jatuh cinta pada mereka,” kata Christop terkekeh menanggapi.“Tapi untung saja Jessica sudah ditemukan. Lalu bagaimana denganmu, Chris?”“Aku? Aku baik-baik saja.”“Ck, kau tau apa yang ku maksud,&