Cha Jung Won POV "Jung Won! Kau sudah membaca papan pengumuman di lantai bawah?" tanya Joon Jae seraya menepuk pundakku. Aku yang sedang sibuk memainkan kameraku sambil sesekali memotret ke arah luar jendela langsung menoleh ke sumber suara. "Belum, kenapa?" sahutku seraya menggedikkan bahu. Kusimpan kameraku di atas meja lalu duduk berhadapan dengan Joon Jae. "Ada pengumuman lomba fotografi. Bukankah kau sangat menyukai fotografi?" timpal Joon Jae antusias. Tanpa memedulikan Joon Jae, aku langsung keluar dari kelas menuju lokasi papan pengumuman di lantai 1. Aku berjalan setengah berlari melewati koridor kelas XI dan menuruni empat buah anak tangga yang dibuat melingkar. Ada beberapa siswi perempuan yang histeris saat melihatku lewat. Ada juga yang diam-diam mengambil gambar wajahku di ponselnya. Ah, aku tidak peduli dengan penggemar-penggemarku yang semakin bertambah semenjak aksi basketku mencuat. Hal terpenting saat ini adalah aku harus segera sampai di lantai 1 untuk melihat p
Kim Na Ra POV Nada dering telepon membuatku terbangun dari tidur nyenyak ini. Huh! Siapa yang berani menganggu waktu istirahatku? Ini masih sangat pagi! Ya Tuhan! Dengan setengah terpaksa kubuka mata dan meraih ponselku. “Yeobseyo! Nugusijiyo[1]?” tanyaku dengan mata masih terpejam. “Keluarlah! Aku menunggu di bawah,” ucap seorang laki-laki di seberang telepon. Kulihat layar ponselku. MIKE? Aku segera keluar dari rumah mengintip di balik anak tangga di rumah atapku. Kulihat Mike bertengger manis di depan mobil merahnya. Untuk apa lagi dia datang ke mari? Bukankah perjanjian kami dua hari lalu sudah selesai? Anak gadis Ahjumma pemilik minimarket di bawah rumah atapku sibuk mencari perhatian Mike. Akan tetapi, laki-laki itu sama sekali tidak memedulikannya. Ia pergi dan menaiki anak tangga menuju rumah atapku. Ah, eotta[2]? Aku sama sekali belum membersihkan diri! Mike, kenapa kau harus datang sepagi ini? Kudengar beberapa kali dia mengetuk pintu. Kucepol rambutku sembarangan. Aku
Cha Jung Won Dengan santai aku menunggu di ruang tamu rumah atapnya si muse. Hari ini hari pertama kami berkencan sekaligus hunting foto setelah kami sepakat untuk kontrak berpacaran. Aku ingin mendapatkan foto-foto candid gadis itu. Aku akan mengajaknya ke Eurwangni beach. Sebuah pantai yang terletak di dekat Seoul tepatnya di dekat Bandara Internasional Incheon. Kupilih pantai ini karena perjalanan ke sana hanya memakan waktu 1,5 jam. Eurwangni Beach cukup terkenal karena pemandangan yang indah serta pasir putih yang bersih. Air pantai yang dangkal membuat tempat ini sempurna untuk lokasi berenang anak-anak. Fasilitas yang diberikan pantai ini antara lain penginapan dan restoran dengan beragam makanan laut segar. Menikmati sajian makan malam di salah satu teras restoran merupakan cara terbaik untuk melihat sinar matahari yang memudar dari cakrawala. Para wisatawan juga dapat menyewa perahu nelayan ataupun menyewa alat pancing untuk sekadar mencari ikan di pinggir dermaga. Bukan h
Kim Na Ra POV “Oh, ini ya, perempuan tak tahu diri yang berani-beraninya mendekati Jung Won!” Gadis bermulut pedas itu menjambak rambutku dengan kencang. Wajahnya cukup kuingat, dia adalah gadis yang bersikukuh ingin menjadi kekasih Mike waktu acara pertandingan basket. Sumpah perempuan ini benar-benar tak tahu malu! Sampai rela mengejar-ngejar laki-laki seperti ini! “Lepas!” Aku berusaha melepaskan cengkraman gadis itu yang cukup keras dan kasar. Kenapa harus ada manusia tidak punya otak seperti gadis ini? “Heh jalang! Kau memiliki kelebihan apa sampai Jung Won bertekuk lutut padamu? Cantik? Tidak! Tinggi? Tidak! Populer? Juga tidak! Kau bukan apa-apa bila dibandingkan denganku!” teriaknya seraya mendorong tubuhku ke tembok. Punggungku berdembam menyentuh tembok belakang sekolah. Perempuan ini benar-benar terlalu percaya diri! “Aw! Ya~ bukan salahku jika Mike menyukaiku! Seharusnya kau yang introspeksi diri kenapa Mike tidak menyukaimu!” gertakku. Meski tubuhku lebih kecil dibandi
Cha Jung Won POV “Jung Won ssi, kau tahu kabar Kim Na Ra tidak?” tanya Ji Hyun. “Ani, wae?” Aku mengernyit. Kenapa dengan si muse? “Ponselnya sulit untuk dihubungi. Terakhir kali aku menghubunginya, aku dan dia sepakat untuk pulang bersama. Sejak tadi aku menunggunya, tapi dia sama sekali tidak datang. Aku takut terjadi apa-apa padanya! Kau tahu bukan bagaimana jika perempuan sudah cemburu? Apalagi anggota JFC seperti Yoon Na Seonbae. Aku jadi khawatir,” ungkap Ji Hyun. Gadis itu beberapa kali menggigiti kuku-kukunya, mungkin itu kebiasaannya jika sedang khawatir. “Kau tidak perlu khawatir aku akan mencarinya.” Aku berusaha menenangkan Ji Hyun. “Gomawo.” Kuputuskan untuk mencari Yoon Na terlebih dulu. Jika dia tidak ada, kemungkinan besar Na Ra sedang bersamanya. Aku mulai menyusuri koridor sekolah menuju jejeran kelas di dekat taman dan sempat menanyai beberapa orang tentang keberadaan Yoon Na, tetapi hasilnya nihil. Tidak ada satu orang pun yang tahu di mana Yoon Na berada. K
Kim Na Ra POV Semenjak Yoon Na bertindak keterlaluan, Mike lebih over protektif terhadapku. Hampir setiap hari ia menjemput dan mengantarku pulang. Terkadang, ia bersikap sok romantis di depan anggota Jung Won Fans Club lain yang penasaran terhadap hubungan kami. Ia bisa tiba-tiba menggenggam tanganku sepanjang jalan, merangkul bahuku, merapikan anak rambut yang menghalangi mataku, atau menyuapiku di kantin. Pemuda itu sama sekali tidak peduli dengan orang-orang di sekitar kami yang menatap iri atau mungkin jijik melihat perbuatannya yang seolah-olah dunia ini hanya miliknya. Bahkan, di depan guru pun dia masih berani bersikap romantis! Mike memang muka badak! Memalukan! Seantero sekolah jadi tahu jika aku kekasih coverboy SIHS bernama Cha Jung Won. Padahal, aku hanya kekasih gadungan! Meskipun aku tidak mendapatkan perlakuan ekstrem seperti yang pernah dilakukan Yoon Na. Namun, tak jarang diri ini mendapatkan tatapan membunuh dari serigala-serigala Jung Won Fans Club. Bukan hal a
Kim Na Ra POV Beberapa kali Mike memotret wajahku yang dilapisi make up minimalis dengan midi dress berwarna putih. Rambutku yang panjang berwarna kecoklatan dibiarkan terurai dengan ditambah aksen curly di bagian bawahnya. Kakui hari ini penampilanku terlihat lebih feminim. Wajahku terlihat cantik alami tanpa polesan make up berlebihan. Duh, kenapa aku jadi terlalu percaya diri seperti ini? Mike memfokuskan lensa kameranya di wajahku. Pose menyamping tanpa senyum dan tanpa menatap kamera. Bagian kiri rambutku tersampir di telinga. Berganti pose dan kostum, Mike menyampirkan rambut panjangku ke sebelah kanan dengan posisi tengkurap di tempat tidur dengan wajah menghadap kamera dan tersenyum sekilas. Kali ini aku mengenakan dress tanpa lengan sehingga punggungku terekspos dengan sempurna. Seperti sebelumnya wajahku polos tanpa polesan make up berlebihan. Mike lebih suka memotretku dengan wajah natural seperti ini. Menurutnya, aura bintangku lebih keluar saat tampil natural. Berganti
Cha Seung Jo POV “Aw!” ucap seorang gadis mengaduh. Gadis itu menabrakku hingga tubuh mungilnya terjatuh. “Mianhe, kau baik-baik saja?” ucapku. Mataku melebar dan jantungku berdetak dengan kencang saat menatap gadis yang ada di hadapanku sekarang. Rasanya seperti mimpi bisa kembali bertemu dengan gadis yang kusukai sejak dulu. Gadis yang matanya selalu menyipit saat tertawa. Gadis mungil yang selalu berhasil mengalihkan duniaku sampai saat ini. Gadis yang tidak pernah melepaskanku dari jerat pesonanya. Kulihat ia masih pada kebiasaan awalnya yang selalu ceroboh seperti sekarang, terjatuh hanya karena tidak fokus saat berjalan. Kuulurkan tanganku untuk membantunya, tapi ia hanya terpaku sambil menatapku. “Mari kubantu,” ucapku. “Tidak apa-apa, aku bisa sendiri. Kamsa hamnida,” sahutnya. Aku tahu selama ini dia diam-diam menyukaiku. Namun bodohnya, aku tidak pernah berani mendekatinya. Sejak dulu aku hanya bisa menyukainya dalam diam. Aku tidak pernah berani mendekatinya bahkan han