Share

69. Sang Mama Datang

Senja sudah berganti malam. Sayup-sayup suara adzan isya berkumandang ketika langkah kaki ini keluar dari pintu mobil.

Kuedarkan pandanganku di setiap sisi depan rumah.

Sepi....

Meski ada rasa kecewa yang menyentak dada, tapi tetap kuambil kunci rumah dan kubuka dengan perlahan. Deritan pintu tertangkap indra pendengarku, mengingatkanku pada beberapa hari lalu saat aku protes pada kakek bahwa bunyi itu sangat mengganggu dan menjengkelkan.

Kata kakek itu perkara mudah—tinggal olesi minyak goreng atau oli—selesai.

Tapi, lihat sekarang. Derit itu masih ada, kan? Dasar kakek!

Kukerjapkan mataku, kutarik napas dan kuembuskan perlahan. Aku berbalik ke arah pintu sebelum Dara, Tomi dan Kenn masuk ke dalam rumah.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status