Share

BAB 39

Jam empat sore Mas Fano datang dengan seorang kawannya yang berencana membeli rumah ini. Namanya Mas Irham, teman kantor Mas Fano sekarang. Mas Fano sudah menjelaskan secara singkat bagaimana keadaan rumah itu, makanya dia berniat melihatnya secara langsung.

Aku dan Mas Fano berboncengan naik sepeda motor, sementara dia mengikuti kami dengan mobilnya. Setelah sampai rumah, Mas Fano yang kembali menjelaskan detailnya sembari melihat-lihat ruangan yang ada.

|Nia, kata mama kamu mau jual rumah itu? Kenapa harus dijual segala? Rumah itu penuh kenangan kita. Apa kamu memang nggak bisa move on dariku saat tinggal di sana?|

Pesan Mas Bian benar-benar membuatku shock. Makin hari makin aneh saja ulahnya. Biasanya juga dia tak pernah peduli apapun yang kulakukan. Entah kenapa sekarang dia mendadak perhatian pakai menyebutku gagal move on segala. Teori darimana itu, menjual rumah dianggap nggak bisa move on.

Bukankah seharusnya dia senang jika aku bisa melupakan semua kenangan buruk saat hidup
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yayah Rokayah
ada yg ngeasa kelangan rupanya... mankanya kaum laki (pere jg ...)jgn trgoda dgn masa lalu ,klo kt ganti pasangan pun, yg baru blm tentu menerima kt apa adanya
goodnovel comment avatar
Rosse
kapok nggak tuh bian ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status