[Kim Young Mi’s POV]
“Yagso?”
“Yagso!”
Kami berdua pun tertawa dan Yoon Jae meninggalkanku. Begitu ia pergi, aku langsung mendapati diriku tersenyum bagaikan orang gila. Jadi, dia akan menjadi salah satu trainee di agensi besar? Bukankah itu sangat keren?
Sebenarnya, saat pertama kali ia mengatakan seperti itu, aku cukup terkejut. Aku tidak pernah mengetahui jika ia bisa menyanyi ataukah memiliki kelebihan lainnya. Karena Yoon Jae cukup tertutup dan bukan orang yang suka menonjolkan dirinya. Sedikit berbeda dengan temannya, Kitae itu. Tapi, bagaimanapun juga tetap saja itu tidak menutup kemungkinan jika ia sebenarnya sangat berbakat.
Yoon Jae bisa dikatakan sebagai orang yang cukup pendiam di sekolah. Selain karena itu memang sifatnya, mungkin juga karena ia belum terlalu percaya diri menggunakan bahasa Korea sepenuhnya. Beberapa kali aku masih menemukan kesalahan di pengguna
[Kim Young Mi’s POV]“Yagso?”“Yagso!”Kami berdua pun tertawa dan Yoon Jae meninggalkanku. Begitu ia pergi, aku langsung mendapati diriku tersenyum bagaikan orang gila. Jadi, dia akan menjadi salah satu trainee di agensi besar? Bukankah itu sangat keren?Sebenarnya, saat pertama kali ia mengatakan seperti itu, aku cukup terkejut. Aku tidak pernah mengetahui jika ia bisa menyanyi ataukah memiliki kelebihan lainnya. Karena Yoon Jae cukup tertutup dan bukan orang yang suka menonjolkan dirinya. Sedikit berbeda dengan temannya, si Kitae itu. Tapi, bagaimanapun juga tetap saja itu tidak menutup kemungkinan jika ia sebenarnya sangat berbakat.Yoon Jae bisa dikatakan sebagai orang yang cukup pendiam di sekolah. Selain karena itu memang sifatnya, mungkin juga karena ia belum terlalu percaya diri menggunakan bahasa Korea sepenuhnya. Beberapa kali aku masih menemukan kesalahan di pengg
[Kim Young Mi’s POV]Hari Sabtu adalah hari yang paling menggembirakan bagi kebanyakan orang. Begitu pun denganku dulu. Hari Sabtu adalah hari dimana aku memiliki banyak waktu luang, setidaknya itu adalah hari Sabtu yang kukenal dahulu. Dikarenakan aku tinggal sendiri saat ini, hari Sabtu berubah menjadi hari dimana aku menghabiskan banyak waktu di luar rumah.Kadang kala aku harus berbelanja bahan makanan, membantu di restoran bibi Yeesung, atau sekedar berolahraga di pagi hari. Namun, sepertinya Sabtu kali ini akan menjadi sedikit berbeda dari biasanya. Aku sudah merencakan bahwa aku akan tetap tinggal di rumah.Melihat beberapa baju yang tergantung begitu saja, lemari baju yang berantakan, dan beberapa debu yang sudah terlihat di jendela … nampaknya aku harus merapikan rumah. Meski begitu, aku tidak bisa menghabiskan waktu terlalu lama di rumah, karena aku harus tetap membantu Dongsuk di restoran nantinya.Aku pun memulai
[Im Aerum’s POV] Bus berhenti tepat di depan halte sekolah. Seperti biasa, bus selalu ramai di jam setiap pulang sekolah. Tentunya, tidak ada anak dari sekolahku yang menaiki bus ini. Mereka terlalu nyaman dengan mobil pribadi nan mewah milik ayah mereka itu. Kutunggu beberapa penumpang lainnya untuk masuk ke dalam bus. Begitu beberapa penumpang sudah masuk ke dalam bus, aku segera menaiki bis dan menggesek kartu yang kupunya. Karena bus terlihat sudah sangat penuh, aku memilih tempat duduk secara acak. Alhasil, aku memilih tempat duduk paling belakang. Bus berjalan begitu aku mendaratkan pantatku di dalam kursi bus yang hangat. Sepertinya, baru ada penumpang yang menduduki kursi ini dengan waktu yang sangat lama. Perjalanan dari sekolah menuju rumah tidak memakan waktu yang banyak. Dengan bus, hanya memerlukan waktu kurang lebih sepuluh menit. Sepanjang perjalanan aku memikirkan keputusanku. Meski belum berani untuk menentukan keputu
[Kim Young Mi’s POV]Dengan cepat aku langsung menggeleng-gelengkan kepalaku. “Ani, ani. Eomma pasti bercanda, kan?”Tangan Eomma langsung meraih pundakku, berusaha menenagkanku. “S-sayang, tidak ada yang sedang bercanda di sini.”Hatiku sudah muak dengan segala drama yang mereka buat kali ini. Tanganku memegang kepalaku dan tanpa kusadari aku memukul-muku kepalaku. Eomma berusaha menghentikanku, tapi cengkeraman di kepalaku semakin kencang.Rasanya aku ingin menghilang dari dunia ini. Menjauhi semua orang yang mengenalku. Sebaik apapun mereka, toh pada akhirnya mereka selalu menyakitiku. Kakiku perlahan-lahan bergerak, ingin segera beranjak dari tempat itu. Namun, tubuhku terlalu lelah hanya untuk sekedar berdiri dan bangkit. Bahkan air mata yang biasanya membanjiri pipiku pun tak kunjung keluar.Aku menengadahkan kepalaku hanya untuk melihat wajah Eomma ya
[Im Aerum’s POV]Dengan langkah sedikit gontai namun pasti aku berjalan di tengah lorong agensi. Kakiku terasa seperti jeli yang siap dimakan kapan saja. Rasanya aku tidak siap untuk semua ini. Ditambah degupan jantungku yang kian membuncah semakin aku dan Eomma kian mendekati ruangan di ujung lorong ini.Lorong yang bahkan tidak terlalu panjang ini, membuatku seolah-olah telah mengikuti lari maraton. Terdapat beberapa orang tua dan anaknya yang sudah menunggu di depan ruangan itu. Lebih tepatnya menunggu untuk membahas mengenai perjanjian kerjasama itu, sama sepertiku.Seperti biasa Eomma kembali melihat-lihat seisi gedung dan lorong. “Wah, ternyata gedung ini besar sekali.”Aku melihat Eomma dan menyenggol lengannya. Beberapa orang tua dan anak yang sedang duduk itu memperhatikan kami. Mungkin bagi mereka hal seperti ini sudah biasa, namun bagi Eomma melihat gedung sebesar ini sudah
[Kim Young Mi’s POV]Cuaca Busan hari ini cukup dingin dibandingkan dengan biasanya. Pagi ini, aku terbangun dengan suara rintik hujan dari luar jendela. Dengan bermalas-malasan akhirnya aku bangkit beranjak dari tempat tidur yang tidak kutinggalkan selama kurang lebih sepuluh jam. Kusibakkan tirai jendelaku dan melihat pemandangan Busan yang sedang diguyur air hujan.Seperti mengetahui suasana hatiku, awan pun meneteskan air matanya. Jalanan basah dan beberapa Ahjumma yang habis berbelanja pagi langsung cepat-cepat kembali masuk ke dalam rumah mereka sembari menenteng plastik belanjaan mereka. Kuhembuskan napas berat, sepertinya aku harus berangkat sedikit lambat dari biasanya. Sembari menunggu hujan ini reda. Hari ini pun aku masih tidak bersemangat menjalani hari. Setelah semalaman menangis, rasanya energiku terkuras habis. Hingga akhirnya aku jatuh terlelap dan tidak bangun hingga pagi datang. Tapi, mengingat aku sudah
“Kalau Aerum bagaimana? Hobi kamu apa, Sayang?” Anak perempuan yang ditanya itu hanya menunduk malu-malu dan melihat ke anak perempuan di sebelahnya yang sedang memperhatikannya. “A-aerum suka menyanyi,” jawabnya dengan lirih. “Menyanyi?!” sahut anak perempuan di sebelahnya yang bernama Yoo Ra itu. “Ssaem! Yoo Ra juga suka menyanyi!” Anak perempuan itu mengacungkan tangannya tinggi-tinggi. Sang guru pun berjalan mendekati meja mereka berdua dan mencoba mendengarkan cerita dari anak bernama Yoo Ra itu. Yoo Ra adalah anak perempuan yang ceria dan selalu bersemangat setiap kali pergi ke sekolah. Ia sangat suka menceritakan semua cerita yang menyenangkan ke para guru dan temannya. “Apa Yoo Ra bisa menyanyi?” tanya guru itu. “Yoo Ra pandai menyanyi, Ssaem.” “Oh, benarkah? Kalau begitu nyanyikan satu lagu, kita akan menyanyi bersama.”
20 Oktober 2020 “Michelle, bagaimana dengan calon trainee baru itu? Apa mereka sudah menandatangani semua perjanjian itu?” “Belum semua, Eonnie. Masih ada beberapa anak yang belum datang ke agensi.” Perempuan yang duduk di kursi kebangaannya itu menghembuskan napas berat. “Ah, begitu rupanya. Kalau semua sudah menandatangani tolong kamu rekap bukti biodata dan perjanjiannya, ya.” “Baik, Eonnie. Saya akan kerjakan secepatnya.” Perempuan bernama Michelle itu membungkukkan badannya seraya izin undur diri dari hadapan atasannya itu. Saat ini tinggallah seorang diri perempuan itu di dalam ruangan. Ia membuka-buka beberapa berkas yang baru saja diberikan rekan kerjanya tadi. Setelah membaca ulang semua berkas dan memastikan isinya benar, ia pun menutup semua berkas itu. Akhir-akhir ini pekerjaannya sangatlah berat. Ia harus bisa menjalankan kedua tugasnya secara bersamaan. Perempuan yang bernama Young Mi i