[Im Aerum’s POV]
Tempat tidur yang empuk, selimut, pendingin ruangan, popcorn, soda, dan juga drama yang bagus memang adalah perpaduan yang selalu terasa pas. Aku meraup popcorn dari toples dan memakannya lagi. Sebenarnya drama ini bukanlah drama yang ingin kutonton. Drama romansa seperti ini bukanlah tipe drama yang akan kutonton saat sedang sendirian.
Tapi, karena sekarang aku sedang bersama Yeri maka mau tidak mau kami akan menonton drama romansa. Kalau aku tentunya akan lebih memilih drama bertemakan detektif, misteri, atau bahkan horror. Ya, tapi tentu saja Yeri akan ketakutan kalau kami beneran memilih drama seperti itu. Cih, dasar penakut.
“Aku sudah bosan dengan drama ini,” kataku untuk kesekian kalinya.
“Ini episode yang paling romantis tahu nggak sih?”
Aku menautkan alisku, “Hm? Ya, tapi kau sudah menonton ini berjuta-juta kali bersamaku. Itu malah membuat adegan ini jadi nggak romantis lag
[Kim Young Mi’s POV] 07.30 Hari ini aku bangun cukup pagi. Karena banyak hal yang harus kulakukan hari ini. Aku tidak bisa berlama-lama di Seoul. Aku harus secepatnya kembali ke Busan. Karena aku tidak mungkin meninggalkan sekolahku begitu saja. Terutama setelah aku merugikan kelompok bahasa Inggrisku. Setidaknya aku sudah menemani Mama untuk beberapa hari dan juga bertemu dengan ‘orang’ itu. Yah, aku tahu masalahnya tidak akan selesai begitu aku bertemu dengannya. Aku tahu betul dia orang yang seperti apa. Dan dia bukan orang yang bisa memaafkan dan berdamai dengan mudah. Ck, karenanya hidupku jadi terhambat begini. Aku melipat baju-baju yang beberapa hari ini kupakai selama di Seoul. Setelahnya aku mengemasnya di dalam tas. Tak lupa aku juga membereskan beberapa perlengkapanku. Setelah semua barang sudah masuk ke dalam koperku aku segera turun ke bawah untuk membuat sarapan. Dari lantai atas aku bisa melihat Mama se
[Im Aerum’s POV] Tidak terasa hari ini adalah liburanku di hari yang terakhir. Besok sekolah sudah menyambutku kembali. Sejujurnya, aku sedikit takut dengan kembali ke sekolah kali ini. Kalau aku kembali bersekolah di sekolah lama rasanya tidak banyak hal yang harus kupikirkan. Tapi ini … aku bersekolah di sekolah yang sangat berbeda, alias baru. Aku akan bersekolah di Seoul Art School! Ya, benar. Sekolah yang sudah kuimpikan selama ini. Seoul Art School adalah salah satu sekolah seni di Seoul yang sangat terkenal. Jika kalian sering mengikuti perkembangan dunia Korean Pop kemungkinan besar kalian tahu bahwa kebanyakan idol bersekolah di sekolah seni semasa mereka sekolah. Para idol lebih memilih sekolah seni seperti Seoul Art School dikarenakan mereka ingin lebih memperdalam ilmu yang mereka minati. Aku tidak benar benar mengikuti K-pop. Tapi, aku hanya mengikuti dunia hiburan, t
[Kim Young Mi’s POV] “Young Mi?! Apa kamu sudah gila, Nak? Kenapa kamu ke sana larut malam? Kamu mana tahu kalau ada orang yang berniat jahat sama kamu?” Mama membobardirku dengan setumpuk pertanyaan. Hilang sudah suara lemah lembut Mama. Kini suara itu tergantikan dengan suara Mama yang berintonasi tinggi. “Jawab Mama sekarang! Kamu kenapa ke sana larut malam?” Mama sudah menuntutku dengan banyak sekali pertanyaan. Tapi, belum ada satu pun pertanyaan dari Mama yang sudah kujawab. Apapun jawaban yang akan keluar dari mulutku, itu akan tetap membuat Mama kecewa. “Aku ke sana untuk bertemu dengan Papa.” Akhirnya, jawaban terlontar juga dari mulutku. Aku menyebut kata itu lagi setelah sekian lama tak menyebut ‘Papa’. Rasanya ada sedikit perasaan canggung saat menyebutnya. “Itu bukan ide yang bagus untuk bertemu dengannya, Young Mi. Aku tahu dia memang sangat suka pergi ke tempat hiburan malam, tapi tidak bis
[Im Aerum’s POV] Aku menengadahkan kepalaku ke atas. Sang mentari telah menyambutku pagi ini. Mentari itu seolah-olah seperti tersenyum ke arahku. Cuaca hari ini sangat cerah. Tidak terlalu terik namun tetap menghangatkan kulitku. Sang mentari seolah-olah tahu jika aku sedang sangat berbahagia hari ini. Aku berlari kecil ke arah lorong bagian kiri. Dari kejauhan bisa kulihat kelas yang akan menjadi kelasku selama setahun itu, kelas X-1. Beberapa anak sudah datang dan menunggu di depan kelas sambil mengobrol dengan temannya. Aku tersenyum ke arah mereka, meskipun mereka tidak menggubrisku. Aku berjalan masuk ke dalam kelas sembari melihat jam tangan yang ada di tangan kananku. Sebentar lagi kami akan melakukan jam pertama kami. Beberapa anak yang tadi berada di luar berhamburan masuk ke dalam kelas. Tak lama kemudian aku melihat sesosok wanita bertubuh jangkung yang kuduga akan menjadi wali kelasku selama setahun ini. “Joheun achim
[Kim Young Mi’s POV] Sebuah hembusan napas keluar dari hidungku. Sepintas aku mendengar suara alunan musik. Beberapa detik berlalu dan barulah aku menyadari bahwa suara alunan musik itu adalah suara alarmku. Kukerjap-kerjapkan mataku untuk mengumpulkan kesadaranku. Setelah kesadaranku sudah benar pulih aku melihat jam kecil yang berada di nakas dekat tempat tidur. Ternyata, sudah jam enam pagi. Itu tandanya aku sudah tertidur selama 12 jam. Sepertinya kemarin aku tidak sadar jika aku sangat kelelahan. Untung saja aku tidak lupa menyetel alarmku. Aku berjalan ke kamar mandi untuk mandi. Sembari aku bersiap-siap akan mandi aku mencoba untuk mengingat-ingat lagi apakah aku sudah mengerjakan semua tugasku. Aku menghela napas. Sepertinya aku akan banyak ketinggalan dalam pelajaran dan juga tugas. Semoga saja tugasnya tidak terlalu banyak sehingga aku bisa mengejarnya. Tiba-tiba aku jadi teringat oleh tugas kelompokku. Apakah tugas bahasa I
[Im Aerum’s POV] “Hari ini kita akan melakukan tes suara. Tes suara ini bertujuan untuk melihat seberapa kemampuan bernyanyi kalian. Dan tentunya untuk menentukan apakah kalian sopran, mesosopran, ataukah alto,” ucap Ms. Hye Eun. Begitu Ms. Hye Eun mengatakan bahwa kami akan melakukan tes suara anak-anak pun mulai ramai kembali. Mereka langsung bercakap-cakap dengan teman mereka untuk menentukan lagu apa yang harus mereka bawakan nanti. “Sebentar sebentar. Dimohon untuk tetap kondusif, ya. Kalian tidak perlu khawatir, ini tidak akan susah. Kalian bisa membawakan genre lagu apapun yang kalian suka.” Salah satu anak di barisan belakang mengacungkan tangan. “Boleh saya bertanya?” “Ya, silahkan.” “Apakah ada ketentuan harus menyanyikan lagu bahasa Inggris atau Korea?” “Tidak ada. Tes ini akan dilakukan sebebas mungkin. Kalian bisa menentukannya sendiri.” “Ne, kamsahamida.” “Baiklah
[Im Aerum’s POV] Derap langkah kakiku menggema di lorong stasiun. Aku menaiki tangga yang cukup tinggi itu. Sambil aku terus berjalan bisa kurasakan setitik keringat turun di leherku. Jika tahu akan panas begini aku tidak akan menggunakan pakaian lengan panjang begini, sesalku. Tangan kananku menggengam ponsel yang berwarna keemasan itu. Karena aku terus menerus berlari aku tidak sadar bahwa ponsel itu bergetar. Aku berhenti sejenak di depan sebuah minimarket. “Yeoboseyo?” “Kau di mana sekarang? Semuanya sudah berkumpul di sini.” “Yah, jinjja? Tunggu sebentar. Aku akan sampai kurang dari lima menit.” “Oke. Tenang saja tidak usah buru-buru.” Begitu mengetahui jika semua orang sudah berkumpul aku segera mempercepat langkahku. Rasanya sangat tidak enak jika aku akan menjadi orang terakhir yang datang. “Seharusnya kafenya berada di dekat sini,” kataku pada diri sendiri. Aku mulai m
[Im Aerum’s POV] “Sudah lama sekali ya kita tidak bertemu,” ucap seorang anak yang bernama Seonghwa sembari tertawa itu. “Wah, benar sekali, Seonghwa. Kira-kira kita hari ini akan melakukan apa ya?” Dua pembawa acara di depan sedang bercengkerama untuk menghangatkan suasana. Kedua pembawa acara itu sendiri merupakan teman sesama alumni sekolah kami. Aku tersenyum mendengar pembicaraan mereka. Benar, sudah lama sekali kami tidak bertemu. Untuk mengobati rasa rindu itu, beberapa anak memiliki inisiatif untuk mengadakan acara ini. Akhirnya, mereka memutuskan untuk memilih kafe ini. Karena pemilik dari kafe ini sendiri adalah kepala sekolah kami. “Bagaimana dengan sekolah kalian sejauh ini?” tanya Yeri membuka pembicaraan di antara kami. Eunhyuk tampak berpikir sejenak. “Sekolahku baik-baik saja, sih.” “Bukannya harusnya kita bertanya kepada yang bersekolah di sekolah para artis itu?” goda Gyu sambil melirikku seki