[Kim Young Mi’s POV]
Aku masuk ke dalam hall sekolah. Begitu aku masuk ke dalam hall sekolah semua mata langsung menatapku, membuatku merasa sangat malu. Seketika aku ingin menjadi tanah saja. Ah, andai aku bisa bangun jauh lebih pagi tadi, kataku dalam hati menyesali perbuatanku sendiri. Aku segera duduk di tempat yang paling dekat dengan tempat aku berdiri sekarang dan memilih posisi yang paling belakang. Ada beberapa anak perempuan di depanku yang memandangiku. Dan, aku hanya bisa tersenyum. Padahal di dalam hati aku sudah merutuk karena malu.
Aku duduk dan mulai mengikuti acara dengan baik. Sedari aku duduk di bangku taman kanak-kanak aku tidak pernah masuk ke sekolah baru. Jadi, aku benar-benar gugup sekaligus merasa senang akhirnya bisa merasakan dan menikmati lingkungan yang baru di masa remajaku ini. Haruskah aku nanti mendekati beberapa anak agar aku memiliki teman baru? Atau aku hanya perlu diam saja dan menunggu mereka mendekatiku? Seketika ak
[Im Aerum’s POV] Aku mengambil nafas yang panjang sebelum masuk ke ruangan seleksi. Di dalam ruangan ini ada dua guru yang sudah bersiap akan menilaiku. Saat aku masuk, mereka melihatku dengan senyum yang tipis seolah-olah mereka memaksakan senyum mereka. Sebuah kursi telah disediakan di tengah ruangan. Aku langsung duduk di kursi yang telah disediakan tersebut. Sebelum aku memulai menampilkan bakatku aku diberikan beberapa pertanyaan untukku jawab terlebih dahulu.“Dipersilahkan untuk memperkenalkan diri,” kata salah satu guru yang akan mengujiku.“Perkenalkan nama saya Im Aerum. Saya saat ini berusia 15 tahun.”Guru yang menanyaiku mengangguk-angguk, “Baik. Kamu asal dari sekolah mana?”“Saya dari sekolah Hangguk.”“Kalau kamu diterima di sekolah ini, kamu berencana akan mengambil jurusan apa?”“Saya berencana akan ambil menyanyi.”“Oke, kalau begitu. Sekarang kamu bisa menunjukkan bakat yang kamu punya.”
[Kim Young Mi’s POV]Aku mengambil piring-piring dan gelas-gelas yang kotor dan menaruhnya di nampan. Huft, untung hari ini tidak seramai kemarin. Jadi, aku bisa pulang lebih cepat. Aku pun menaruh piring dan gelas yang kotor ke tempat cuci piring. Gelas dan piring yang kotor berserakan di tempat pencuci piring. Ayo, Young Mi semangat ini pekerjaanmu yang terakhir, batinku menyemangati diriku sendiri. Setelahnya aku mulai mencuci piring dan gelas yang kotor.Dulu, aku pernah menemukan kata-kata mutiara yang kubaca di sebuah buku. Kata-kata mutiara itu berbunyi seperti ini “Hidup tidak akan pernah menjadi mudah, tetapi dirimulah yang akan menjadi lebih kuat.” Aku tidak pernah paham maksud dari kata-kata itu. Tapi, kurasa sekarang aku mulai paham dengan kata-kata itu.Selama aku kecil hingga aku duduk di bangku SMP, aku harus menghabiskan waktuku mendengarkan teriakan dan pertengkaran mama dan papa. Tapi, sekarang semenjak aku pindah ke Busan entah m
[Im Aerum’s POV]Aku bersemangat sekali hari ini. Sepertinya sudah lama aku terlalu fokus pada tugas-tugas dan lupa untuk bersenang-senang. Hari ini adalah ulang tahun sekolahku sekaligus perayaan karena sebentar lagi aka nada graduation. Hari ini kita tidak ada pelajaran namun kita hanya akan melakukan beberapa perlombaan. Seperti pertandingan basket antar kelas, volley antar kelas, bazaar, dan masih banyak yang lainnya. Aku tentu saja memilih menjaga stand bazaar karena aku memang tidak pandai dalam olahraga.Handphone-ku bergetar dan kuusap layarnya. Melihat banyak sekali notifikasi yang masuk aku langsung menjadi gugup. Apa aku ketinggalan sesuatu? Aku melihat notifikasi dari grup ‘Bazaar 9-3’. Aku melihat ada 32 pesan yang belum kubaca.Yeri: Jangan lupa kita hari ini harus dateng jam 07.00 ya Kita
[Kim Young Mi’s POV]Aku berjalan melewati lorong sekolah yang sepi. Sepertinya anak-anak yang lainnya sudah masuk ke dalam kelas mereka masing-masing. Sementara aku sekarang masih dalam perjalanan mencari kelasku, kelas 10 IPS 3. Sekolah ini memiliki gedung yang sangat besar dan luas. Kemarin baru saja aku tour keliling sekolah tapi aku masih belum terbiasa dengan beberapa tempat di sekolah ini. Untungnya ada beberapa anak yang sudah berjalan di depan terlebih dahulu. Jadi, aku bisa mengikuti mereka dari belakang. Saat aku berjalan tiba-tiba namaku dipanggil.“Young Mi! Kita sekelas!” kata Hyenjin di belakangku.“Untung kita sekelas. Setidaknya ada satu orang yang kukenal,” aku pun menyahut dengan gembira.“Lega banget, ya?” kata Hyenjin dengan tertawa kecil.Aku pun tertawa, “Iya, dong. Lega banget.”“Omong-omong kamu udah hafal nggak sama tempat sekolah ini?”“Hm, aku sih belum. Sekolah ini kan luas
[Im Aerum’s POV]1 bulan kemudian…Layar handphone-ku berpendar menunjukkan jam di handphone-ku, pukul 09:38. Sedangkan graduationku nanti masih jam 10:00. Helaan nafas lega keluar dari bibirku menyadari bahwa aku masih memiliki banyak waktu untuk berkeliling sekolah. Sekolah masih tampak sepi, hanya beberapa anak yang terlihat sudah datang di sekolah saat ini. Aku rasa kebanyakan anak-anak sekarang masih di rumah membenarkan riasan mereka, mengluruskan atau justru malah membuat rambut mereka keriting, atau mungkin masih sibuk menyetrika toga mereka. Aku tidak terlalu peduli soal penampilanku sih. Aku hanya ingin menggunakan makeup yang simpel-simpel saja dan tidak menor. Soal rambut, aku membuat rambutku keriting sedikit lalu kujepit ke belakang.Aku rela datang pagi-pagi ke sekolah untuk bisa berkeliling sekolah sebelum acara dimulai. Karena ini adalah hari terakhir aku bisa melihat sekolahku ini. Sekolah
[Im Aerum’s POV] 1 bulan kemudian… Layar handphone-ku berpendar menunjukkan jam di handphone-ku, pukul 09:38. Sedangkan graduationku nanti masih jam 10:00. Helaan nafas lega keluar dari bibirku menyadari bahwa aku masih memiliki banyak waktu untuk berkeliling sekolah. Sekolah masih tampak sepi, hanya beberapa anak yang terlihat sudah datang di sekolah saat ini. Aku rasa kebanyakan anak-anak sekarang masih di rumah membenarkan riasan mereka, mengluruskan atau justru malah membuat rambut mereka keriting, atau mungkin masih sibuk menyetrika toga mereka. Aku tidak terlalu peduli soal penampilanku sih. Aku hanya ingin menggunakan makeup yang simpel-simpel saja dan tidak menor. Soal rambut, aku membuat rambutku keriting sedikit lalu kujepit ke belakang. Aku rela datang pagi-pagi ke sekolah untuk bisa berkeliling sekolah sebelum acara dimulai. Karena ini adalah hari terakhir aku bisa melihat sekolahku ini. S
[Kim Young Mi’s POV] “Selamat datang di Seafood Corner!” kataku menyambut pelanggan dengan semangat. Aku menyambut pelanggan yang datang dengan seceria mungkin. Hari ini adalah hari Sabtu siang dan ini adalah jam makan siang. Jadi, banyak pelanggan yang berdatangan ke restoran bibi Yeesung. Kebanyakan pelanggan yang datang adalah pelanggan yang sedang pergi berlibur ke pantai Gwangali dengan keluarga mereka. “Silahkan ini menunya,” kataku menyodorkan buku menu kepada mereka. Saat ini aku sedang melayani satu keluarga. Ah, mereka punya anak kecil yang lucu sekali aku pun tersenyum melihat anak itu. Tak pernah terpikir olehku bahwa nanti aku akan merindukan rumah dan suasana di dalamnya. Tapi, saat aku jauh dari rumah ternyata aku juga merindukan rumah. Semenjak aku pindah ke Busan aku berusaha beradaptasi agar bisa tetap tidur di saat malam hari. Tapi ternyata tidak semudah yang kukira. Aku harus beradaptasi lagi. “Saya pesan
[Im Aerum’s POV] 20 April 2018 Cekrek…Cekrek… Aku memasuki gedung dengan membawa 2 tas kertas ditanganku. Dari kejauhan suara-suara teriakan dan sorakan memenuhi seisi ruangan berpadu dengan suara jepretan kamera sudah terdengar. Tiba-tiba aku merasa menyesal datang kesini. Tapi, apa boleh buat aku sudah sampai disini, batinku. Aku pergi ke tempat penukaran tiket dan menukar tiket yang kubawa. Kemarin, setelah Yeri menyuruhku mengikuti acara fansign, ia menyuruhku untuk mengambil tiket dan keperluan yang perlu kubawa saat fansign ini. Kebetulan sekali kakak Yeri harus tetap tinggal di Seoul karena urusan kuliah. “Annyeonghaseyo, bisa tunjukkan tiketmu?” tanya staff yang melayaniku. “Annyeonghaseyo, ini tiket saya.” “Baik, kalau gitu kamu bisa duduk dan menunggu di kursi D-10, ya.” “Ne, kamsahamida.” Aku pergi mencari kursi bertuliskan