[Im Aerum’s POV]
Aku bersemangat sekali hari ini. Sepertinya sudah lama aku terlalu fokus pada tugas-tugas dan lupa untuk bersenang-senang. Hari ini adalah ulang tahun sekolahku sekaligus perayaan karena sebentar lagi aka nada graduation. Hari ini kita tidak ada pelajaran namun kita hanya akan melakukan beberapa perlombaan. Seperti pertandingan basket antar kelas, volley antar kelas, bazaar, dan masih banyak yang lainnya. Aku tentu saja memilih menjaga stand bazaar karena aku memang tidak pandai dalam olahraga.
Handphone-ku bergetar dan kuusap layarnya. Melihat banyak sekali notifikasi yang masuk aku langsung menjadi gugup. Apa aku ketinggalan sesuatu? Aku melihat notifikasi dari grup ‘Bazaar 9-3’. Aku melihat ada 32 pesan yang belum kubaca.
Yeri: Jangan lupa kita hari ini harus dateng jam 07.00 ya
Kita
[Kim Young Mi’s POV]Aku berjalan melewati lorong sekolah yang sepi. Sepertinya anak-anak yang lainnya sudah masuk ke dalam kelas mereka masing-masing. Sementara aku sekarang masih dalam perjalanan mencari kelasku, kelas 10 IPS 3. Sekolah ini memiliki gedung yang sangat besar dan luas. Kemarin baru saja aku tour keliling sekolah tapi aku masih belum terbiasa dengan beberapa tempat di sekolah ini. Untungnya ada beberapa anak yang sudah berjalan di depan terlebih dahulu. Jadi, aku bisa mengikuti mereka dari belakang. Saat aku berjalan tiba-tiba namaku dipanggil.“Young Mi! Kita sekelas!” kata Hyenjin di belakangku.“Untung kita sekelas. Setidaknya ada satu orang yang kukenal,” aku pun menyahut dengan gembira.“Lega banget, ya?” kata Hyenjin dengan tertawa kecil.Aku pun tertawa, “Iya, dong. Lega banget.”“Omong-omong kamu udah hafal nggak sama tempat sekolah ini?”“Hm, aku sih belum. Sekolah ini kan luas
[Im Aerum’s POV]1 bulan kemudian…Layar handphone-ku berpendar menunjukkan jam di handphone-ku, pukul 09:38. Sedangkan graduationku nanti masih jam 10:00. Helaan nafas lega keluar dari bibirku menyadari bahwa aku masih memiliki banyak waktu untuk berkeliling sekolah. Sekolah masih tampak sepi, hanya beberapa anak yang terlihat sudah datang di sekolah saat ini. Aku rasa kebanyakan anak-anak sekarang masih di rumah membenarkan riasan mereka, mengluruskan atau justru malah membuat rambut mereka keriting, atau mungkin masih sibuk menyetrika toga mereka. Aku tidak terlalu peduli soal penampilanku sih. Aku hanya ingin menggunakan makeup yang simpel-simpel saja dan tidak menor. Soal rambut, aku membuat rambutku keriting sedikit lalu kujepit ke belakang.Aku rela datang pagi-pagi ke sekolah untuk bisa berkeliling sekolah sebelum acara dimulai. Karena ini adalah hari terakhir aku bisa melihat sekolahku ini. Sekolah
[Im Aerum’s POV] 1 bulan kemudian… Layar handphone-ku berpendar menunjukkan jam di handphone-ku, pukul 09:38. Sedangkan graduationku nanti masih jam 10:00. Helaan nafas lega keluar dari bibirku menyadari bahwa aku masih memiliki banyak waktu untuk berkeliling sekolah. Sekolah masih tampak sepi, hanya beberapa anak yang terlihat sudah datang di sekolah saat ini. Aku rasa kebanyakan anak-anak sekarang masih di rumah membenarkan riasan mereka, mengluruskan atau justru malah membuat rambut mereka keriting, atau mungkin masih sibuk menyetrika toga mereka. Aku tidak terlalu peduli soal penampilanku sih. Aku hanya ingin menggunakan makeup yang simpel-simpel saja dan tidak menor. Soal rambut, aku membuat rambutku keriting sedikit lalu kujepit ke belakang. Aku rela datang pagi-pagi ke sekolah untuk bisa berkeliling sekolah sebelum acara dimulai. Karena ini adalah hari terakhir aku bisa melihat sekolahku ini. S
[Kim Young Mi’s POV] “Selamat datang di Seafood Corner!” kataku menyambut pelanggan dengan semangat. Aku menyambut pelanggan yang datang dengan seceria mungkin. Hari ini adalah hari Sabtu siang dan ini adalah jam makan siang. Jadi, banyak pelanggan yang berdatangan ke restoran bibi Yeesung. Kebanyakan pelanggan yang datang adalah pelanggan yang sedang pergi berlibur ke pantai Gwangali dengan keluarga mereka. “Silahkan ini menunya,” kataku menyodorkan buku menu kepada mereka. Saat ini aku sedang melayani satu keluarga. Ah, mereka punya anak kecil yang lucu sekali aku pun tersenyum melihat anak itu. Tak pernah terpikir olehku bahwa nanti aku akan merindukan rumah dan suasana di dalamnya. Tapi, saat aku jauh dari rumah ternyata aku juga merindukan rumah. Semenjak aku pindah ke Busan aku berusaha beradaptasi agar bisa tetap tidur di saat malam hari. Tapi ternyata tidak semudah yang kukira. Aku harus beradaptasi lagi. “Saya pesan
[Im Aerum’s POV] 20 April 2018 Cekrek…Cekrek… Aku memasuki gedung dengan membawa 2 tas kertas ditanganku. Dari kejauhan suara-suara teriakan dan sorakan memenuhi seisi ruangan berpadu dengan suara jepretan kamera sudah terdengar. Tiba-tiba aku merasa menyesal datang kesini. Tapi, apa boleh buat aku sudah sampai disini, batinku. Aku pergi ke tempat penukaran tiket dan menukar tiket yang kubawa. Kemarin, setelah Yeri menyuruhku mengikuti acara fansign, ia menyuruhku untuk mengambil tiket dan keperluan yang perlu kubawa saat fansign ini. Kebetulan sekali kakak Yeri harus tetap tinggal di Seoul karena urusan kuliah. “Annyeonghaseyo, bisa tunjukkan tiketmu?” tanya staff yang melayaniku. “Annyeonghaseyo, ini tiket saya.” “Baik, kalau gitu kamu bisa duduk dan menunggu di kursi D-10, ya.” “Ne, kamsahamida.” Aku pergi mencari kursi bertuliskan
[Kim Young Mi’s POV] Kugerakkan kakiku di atas lantai yang dingin aku baru menyadari sedari tadi aku tertidur di lantai. Aku bisa merasakan mataku yang sembab dan perih. Aku berjalan ke arah cermin untuk melihat wajahku. Kulihat bayangan diriku di cermin. Wajah dan rambutku begitu kacau dan aku terlihat seperti belum tidur 3 hari. Lingkaran hitam tergantung di bawah mataku membuatku semakin terlihat menyedihkan. Aku pun pergi ke luar kamar menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka. Suasana di ruang tamu sangat sepi. Mama pasti sudah berangkat kerja, dan dia pasti pergi ke klub malam lagi. Setelah mencuci muka aku pergi ke dalam kamar untuk membuka handphoneku. Aku belum mengecek handphoneku sedari perjalanan menuju Seoul. Aku takut tertinggal dari pengumuman dan informasi dari sekolah. Terdapat 25 notifikasi yang belum kubuka. Tapi, ada satu notifikasi yang mengejutkanku. Aku melihat notifikasi dari Yoon Jae. Yoon Jae? Sepertinya nam
[Im Aerum’s POV] Aku masuk ke dalam sebuah kafe bernuansakan vintage. Mencium aroma yang tajam yang berasal dari kopi itu sendiri. Kalau dilihat-lihat lagi kafe ini memiliki kesan mewah pada furniturnya. Aku membayangkan betapa mahalnya minuman dan makanan yang dijual di kafe ini. Tiba-tiba aku teringat bahwa aku tidak membawa uang lebih, hanya ada sisa 30.000 won. Itu pun ongkos untuk naik taksi, aku juga tidak akan menghabiskan uang sakuku hanya untuk minuman mahal di sini. Aku duduk di tempat yang dipilihkan oleh staff tadi sembari menunggu staff tersebut kembali dari mengurus beberapa urusan yang tidak kuketahui. Jantungku berdegup cukup kencang membayangkan kesalahan apa yang telah kuperbuat hingga salah satu staff bisa memanggilku. Rasanya aku tidak melakukan kesalahan apapun, kan? Masa ini karena aku pakai tiketnya si Yeri? Apa mereka benar-benar mengecek itu? Untuk membunuh waktu aku dan mengurangi kegugupanku aku mengetik pesan pada
[Kim Young Mi’s POV] 6.15 Aku mengenakan seragamku dan melihat pantulan diriku di cermin. Perfect, batinku. Setelah semuanya siap aku mengecek lagi semua yang kubawa dan memastikan tidak ada yang tertinggal. Setelahnya aku segera memakai sepatu dan keluar dari rumah. Begitu aku keluar dari rumah aku bisa merasakan hangatnya sinar mentari menyinari tubuhku. Hari ini cukup berbeda, karena aku akan berangkat bersama bibi Yeesung. Katanya sih dia ada keperluan jadi sekalian saja mengantarku. Tapi, menurutku ini pasti mama yang menyuruhnya. Tak perlu berjalan lama-lama aku sudah dapat melihat restoran bibi Yeesung. Aku melihat bibi Yeesung dan paman Lee sudah berdiri di luar menunggu kehadiranku. Aku yang merasa tak enak karena sudah ditunggu segera berlari kecil ke arah bibi dan paman. “Sudah menunggu lama, ya?” tanyaku begitu sampai di depan restoran. “Nggak kok, kita kan juga ingin menikmati pemandangan pantai