Home / Romansa / FATAMORGANA / Bab 20. Aku Harus Apa?

Share

Bab 20. Aku Harus Apa?

Author: Air
last update Last Updated: 2021-10-14 21:19:17

Cari wanita itu sampai dapat! Dia membawa baby Azurra!" teriakan itu menggema di sepanjang gedung pusat perbelanjaan. Aku ngos-ngosan  meredakan napasku yang tinggal satu-satu. Ya ampun! Apa yang sedang aku lakukan ini? Kenapa aku malah nyari masalah begini. Kalau kayak gini caranya aku bisa di tuduh menculik bayi dong?

Haduhhh ...! Kenapa sich aku ini? Ceroboh sekali. Aku memaki dan merutuki diriku sendiri sambil sesekali menengok ke arah luar kalau-kalau pria dan anak buahnya itu masih di luar sana. Sedang bayi 2 atau 3 tahun ini dengan tanpa berdosa tidur nyenyak sekali di dalam dekapanku.

Ya ampun, maafin aku ya Baby Azurra, karena aku, kamu harus sengsara begini," batinku terus saja berkata-kata. Terus saja aku perhatiin beberapa anak buah laki-laki itu. Aku binging harus bagaimana. Kenapa bisa aku kabur dengan masih menggendong bayi ini?

Dalam kebingunganku yang seperti itu aku tercengang dan bahkan untuk menelan salivaku pun aku harus mati-matian.

Air

Ayok para pembaca yang budiman mampir di buku saya ya🤭

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • FATAMORGANA   Bab 21. Pertemuan Ke Dua

    "Kamu!" Bersamaan kami saling menunjuk. Aku tergeragap menyadari siapa tamu Cafe yang sedang aku layani. Mukaku pasti sudah seperti kepiting rebus. Metah padam. Antara malu dan grogi. "Kamu kerja di sini?" tanyanya setelah kegugupan kami lewat. "Iya," jawabku pendek lalu mengambil nampsn besarku setelah menaruh semua makanan di meja. Sekilas aku lirik Babu Azurra yang sedang tertidur pulas di boksnya. Kasihan kemana-mana harus di bawa. Di tidurin di boks. "Selamat menimati," ucapan terakhirku padanya sebelum aku beranjak pergi untuk melanjutkan pekerjaanku. "Tunggu!" serunya buru-buru ketika melihat badanku hampir tenggelam di bali tirai. Aku berhenti lalu membalikkan badan. "Ada yang bisa saya bantu?" tanyaku dengan sopan. Beda dengan moment kemarin. "Bisakah kamu menemaniku makan siang?" pintanya juga sopan membuatku nggak enak hati. "Daiva Gayatri Maheswari!" Sungguh panggilan itu meresahkan. Tapi karena itulah

    Last Updated : 2021-10-15
  • FATAMORGANA   Bab 22. Saling Mencelos

    "Apa yang teerjadi dengan Azurra?" tanya Keyko dengan terengah dan mendapati Damian sedang duduk lesu di ruang tunggu. "Kena radang pencernaan,"jawabnya lesu. Keyko mendekati sepupunya lalu ikut menghenyakkan tubuhnya di sisi Damian yang masih menelungkupkan mukanya dengan kedua tangannya. "Dam, pilirkanlah dengan baik apa yang akan aku katakan padamu. Menikahlah lagi. Cari ppengganti Zahra." Damian menatap sekilas ke arah Keyko lalu mentap ke depan. Luru ke arah ruang perawan putranya. "Aku belum menemukan pengganti Zahra," jawabnya dengan enggan lalu menyandarkan kepalanya ke punggung kursi tunggu. "Kamu cari! Kalau kamu diam saja bagaimana dapat penggantinya Zahra!" Dengan sarkas Keyko menyerang Damian dengan kata-kata kerasnya. "Besok ikut denganku, akan aku kenalkan kamu dengan perempuan teman-temanku." "Teman-teman club malammu yang sudah pernah kamu cicipi." Keyko memberi kan toyoran keras ke arah kepala Damian.

    Last Updated : 2021-10-16
  • FATAMORGANA   Bab 23. Bertemu Di Rumah Sakit

    Aku melihat Maya meringis sambil memegangi pipinya. Ada kemarahan di sinar coklat matanya. "Kamu siapa? Kok nampar saya?" tanyanya protes pada sosok pria tampan itu "Karena kamu pantas ditampar, Nona! Lihat kelakuan ksmu, semena-mena sama teman kerja!" Luapan emosi Keyko memuncak mana kala Maya semakin berani melawannya. "Heh! Itu bukan urusan Anda, ya! Jadi jangan sok jadi pahlawan. Dan kamu beraninya nampar cewek. Kamu ini siapanya Daiva, yang suka beli dia, ya. Aku pernah lihat dia keluar dari hotel sama seorang pria. Apa itu kamu?" "Plakkk-plakk!" Duh! Tamparan itu mendarat lagi di pipinya. Membuat Mbak Mika dan Mbak Dina keluar dari ruangannya. "Kamu saya ingatkan! Mulut pedas kamu itu jangan sampai saya jahit sendiri nanti!" Ya ampun! Keyko benar-benar sudah marah. "Key, sudah," ucapku lirih sambil memegangi lengannya. Keyko seketika luluh dan merangkulku mambuatku malu lalu aku berusaha untuk mrlepaslan diri dari

    Last Updated : 2021-10-17
  • FATAMORGANA   Bab 24. TERABAIKAN

    "Ma-mau apa, pa-pak Damaian?" Duh! Ya Alloh, Aku gugup dengan sikapnya yang tiba-tiba begitu dekat dan dia menundukkan wajahnya ke wajahku. Aku bisa lagi mengelak sampai tiba-tiba__ "Kak Iva sudah pulang?" Ariana dari dalam rumah memburuku keluar. Ya Alloh, selemet!" batinku lega. "Kakak pulang sama siapa?" tanyanya setelah sampai di dekatku. "Oh ini, teman Kakak," jawabku masih gugup. Ariana tampak mengangguk-angguk dan aku mengkode supaya Damian segera pergi. Pria itu pun mengerti dan segera kembali ke mobilnya. Agak lama diam di mobil akhirnya dia pun pergi meninggalkam halaman rumahku. Huft! Aku menarik napas lega. Sesaat kurasa badanku lemes rasa mual itu kembali menyerangku. Dengan tertatih aku berjalan ke dalam rumah dan kulihat Ariana sedang di kamarnya mungkin belajar. Karena kurakan pusing juga akhirnya aku berbaring. Saat begini jadi ingat Kalingga, manusia satu itu paling perhatian kalau masalah makananku. Tapi semenjak aku

    Last Updated : 2021-10-18
  • FATAMORGANA   Bab 25. Cemburu

    Aku berjingkat dengancepatnya turun dari tempat tidurku, menyadari ada sesuatu di bawah selimutku. Pikiranku kacau. Itu apa yang ada di bawah selimut orang atau binatang atau jangan-jangan sosokyang nggak keliatan "Ihhhh!" Aku bergidik. Tanganku gemetaran ketika mencoba menyibak selimut yang menutupi tubuhku tadi. Kenapa horir begini sich pafahal masih siang. Jantung dan tanganku teryata satu frekuensi. Jantungku berdebar, tanganku bergetar. Tapi aku memang harus tahu apa yang ada di dalam sana? Dengan mata terpejam aku menyibakkan selimut itu. Hening! Nggak ada suara apapun. Pelan-pelan kubuka mataku. Dan___ "Aaaaaaaa ...!" Aku berteriak sekencang-kencangnya melihat sosok itu telanjang. Maksudku cuma pake boxer. Dan karena teriakanku yang melebihi meledaknya bom molotif itu akhirnya dia bangun. Menatapku dengan mata nanar sambil bangkit tak mengerti kenapa tiba-tiba aku teriak keras sekali. "Sayang! Ada apa sich? Teriakannya udah oers

    Last Updated : 2021-10-19
  • FATAMORGANA   Bab 26. Kembalinya Cinta Sejati

    Damian masih mengatur napasnya yang tersengal lebih tepatnya ngos-ngosan. Bukan karena marathon tapi karena menahan emosi yang sangat kuat. Saking kesalnya dia memutar arah menuju kantornya. Dan menancap gas mobilnya kuat-kuat. Di sepanjang jalan hatinya merutuk dan mencaci. Entah kenapa setiap mengingat itu rasanya ingin Damian mencabik-cabik wajah gadis itu. "Pak, Bu Claudia sudah menunggu di ruangan Bapak," dengan tergesa Vena sekertaris Damian menjajari jalan bosnya yang sepertinya sedang murka. "Saya tahu, Ve. Tolong jangan biarkan orang masuk sebelum urusan saya dengan Bu Claudia selesai!" tegas Damian. "Baik, Pak." Vena mengangguk hormat. Dia paham saat ini bosnya sedang murka di pucak kemarahannya. Sebelum Damian masuk ke ruangannya, terlebih dahulu dia mengirim pesan pada Keyko. [Key, cepet datang ke kantorku! Dia sudah kembali. Claudia!] Secepat mungkin pesan itu langsung dikirim ke ponsel Keyko. Setelah itu baru dia

    Last Updated : 2021-10-21
  • FATAMORGANA   Bab 27. Dalam Persimpangan

    Keyko Praha Gumelar, sudah hampir satu minggu menelantarkan perasaanku. Akhir-akhir ini jarang mengirimiku pesan apalagi menemuiku. Saking penasarannya aku nekat datang ke apartemennya. Mumpung masih pagi sekalian aku berangkat kerja. Ting tong! Kupencet bel pintu apartement itu karena kucoba memasukkan pasword yang dulu pake nomor tanggal lahirku sudah nggak bisa. Hening! Tidak ada jawaban sama sekali. Baru saja aku mau mencet bel lagi, tiba-tiba pintu terbuka dan aku langsung termangu. Melihat sosok canti sekali bak gadis bule berdiri di hadapanku. "Maaf, mau nyari siapa?" Aku terhenyak. Pertanyaan itu membuatku kaget. Entah siapa gadis cantik ini. Kenapa sepagi ini sudah ada di apartement kekasihnya. "Oh ini. Saya mau nyari Keyko. Apakah ada?" Aku bertanya balik. Sebelum gadis cantik itu menjawab suara bariton dari dalam membuat dadaku terasa sesak dan terhimpit. "Honey! Ini barang-barangnya sudah siap. Tinggal kamu pilih mau

    Last Updated : 2021-10-23
  • FATAMORGANA   Bab 28. TEMPAT KERJA BARU

    Pagi itu aku memulai pekerjaan baruku di kantor Damian. Pekerjaan yang sebelumnya tudak pernah kubayangkan. Mimpi pun aku tidak pernah. Hari pertama kerja semua berjalan baik-baik saja. Seperti biasa aku memperkenalkan diri dan lain-lsin. Sampai aku terbiasa dengan pekerjaan baruku. Sempat juga aku mengasuh baby Azurra. Kalau baby sisternya lagi banyak pekerjaan di rumah. "Silakan di minum, Pak," ucapku sambil memberikan secangkir kopi kepada Damian yang masih sibuk kerja sore itu ketika semua karyawan sudah pada pulang. Lembur kerja sudah menjadi kerjaan rutinku. Malah terkadang sampai tengah malam aku baru pulang. Maka dari itu terkadang aku minta tolong sama Mbak Dina untuk menemani Ariana kalau aku lembur begini. Hubunganku dengan Mbak Dina malah semakin dekat semenjak aku dipecat dari Cafe. Dan kami tidak pernah saling ungkit apapun yang terjadi di Cafe waktu itu. "Iva, tolong ke ruangan Saya!" panggil Damian melalui interkom. Dengan sege

    Last Updated : 2021-10-24

Latest chapter

  • FATAMORGANA   Hati Yang Kembali

    "Key, ada yang datang," bisikku masih di bawah tubuhnya yang menindihku. Keyko tak pedul sama sekali. Dia terus melanjutkan aksinya memacu tubuhku dengan miliknya dan membuatku mendesah hebat padahal sudah berkali-kali aku mendapatkan pelepasan, Namun sepertinya iti belum cukup membuat pria itu untuk merasakan kepuasan dariku. "Sayang, akh!" ucapnya dengan erangan yang menggila dan diakhiri dengan desahan yang dahsyat. Aku semakin mengejang hingga kudapatkan kembali pelepasan itu. Saat kami mengakhiri percintaan kami ketukan itu sudah tak terdengar lagi. Aku terkulai lemas lalu akhirnya tertidur karena capeknya dan mengabaikan keberadaannya. Tampak Keyko mendekap tubuh Diva dan membiarkan tangannya digunakan sebagai bantalan olehnya. Lalu pria itu mengecup dengan lembut bibir yang selalu menjadi candunya dan membuatnya menagih terus tubuh gadis itu. Kali ini Keyko tak akan melepaskan gadis itu lagi. Rasanya sudah teralu jauh selama ini dia mencampakan dan mem

  • FATAMORGANA   Bab 79. Sebuah Perasaan

    "Pak Kuntoro!" Pekik Sandra tertahan. Sedangkan Pengacara Kuntoronadi sendiri pun sangat terkejut melihat siapa yang tadi hampir saja bertabrakan dengan dirinya. "Nyonya Sandra," desisnya tak percaya. Bertahun-tahun perempuan ini diusir dari kediaman keluarga Gumelar dan kini tanpa sengaja bertemu di tepi jalan begini. "Apa yang Nyonta lakukan malam-malam begini? Nyonya, pulanglah. Nyonya besar membutuhkan Anda. Saat ini beliau sedang di lapas." Mendengar itu Sandra seperti disengat listrik. "Mama di penjara?" tanyanya sambil menutup mulut tak percaya setelah Kuntoro mengangguk dengan tegas. Sandra bersandar pada badan mobil merasakan sesuatu yang bergemuruh di dadannya. Sudah sekian tahun tapi dia belum bisa membuktikan apa-apa bagaimana mau pulang. "Nyonya, saya harap Anda bisa pulang dan menengok Nyonya tua. Sebentar lagi beliau akan bebas dari tuntutan. Tolong sempatkan untuk menengoknya." Sandra hanya menghela napas lalu m

  • FATAMORGANA   Bab 78. Babak Baru

    Lagi-lagi aku menghela napas. Membalikkan badan dan menautkan kedua alisku saat melihat pria itu kembali lagi."Ada yang ketinggalan?" tanyaku dari kejauhan."Nggak sich tapi boleh nggak aku minta nomor telponmu. Atau kartu nama saja." Aku semakin mengernyitkan keningku."Buat apa?" tanyaku tak mengerti."Buat pesen bunga lagi." Aku kembali menghela napas. Daripada lama dan ribet langsung saja aku mendekat oada pria tampan itu. Kuraih tangannya yang membuat dia kaget setengah mati lalu aku buka telapak tangannya.Ds situ aku tulis nomor aku . Setelah selesai aku segera masuk tanpa menghiraukan dia yang masih tepana melihat telapak tangannya. Sesaat kemudian aku dengar ada suara melengking memanggil namanya.Sudah bisa dipastikan kalau perempuan itu posesif akut. Aku hanya menghela napas lalu masuk ke dalam karena hari sudah siang.Sungguh tak dapat di percaya kalau gari ini toko bungaku akan sangat ramai kedatangan pengunj

  • FATAMORGANA   Bab 77. Orang Baru

    Aku benar-benar kembali ke pinggiran kota yang jauh dari Jakarta. Sudah fix bahwa Key mencariku waktu itu hanya untuk memanfaatkanku.Sekarang ini aku ingin benar-benar meluoakan srmua yang sudah terjadi di Jakarta. Dan tak perlu lagi aku kembali ke sana. Melulakan sosok Key dan Damian juga seabrek masalah yang melibatkanku di masa lalu."Mbak Daiva, kok cuma sebentar du sana. Saya kira bakalan berbulan-bukan, Mbak. Secara yang ngajak Mbak itu ganteng. Bisa jadikan mau merekrut Mbak Daiva jadi karyawan, cicit Yayi polos. Sala satu temanku di kota terpencil ini."Nggak kok, aku cuma menolongnta aja. Perusahaannya butuh aku untuk presentasi buat memenangkan tender. Dan kemarin semya sudah clear.""Kenapa Mbak Daiva nggak minta kerjaan saja sama cowok itu?" Aku tersenyum mendengar pertanyaan Yayi.Agak terkejut sedikit ketika kami mendengar suara mobil dengan halusnya parkir di depan warung."Permisi," sapa seorang cowok yang aku rasa usianya s

  • FATAMORGANA   Bab 76. Mulai Terungkap

    Aku mengernyitkan kening mendengar pertanyaan Damian saat jabat tangan terakhir dengannya. Bahkan ekspresi wajahku datar dan dingin. Apalagi melihat wanita yang ada di sampingnya. Cih! Baru juga sebulan aku pergi dari kota ini, nyatanya dia sudah kembali pada mantannya. Pantes Key sibuk nyari aku. Ternyata hanya ingin saling manas-manasi. Rasanya aku ingin buru-buru pergi dari sini dan menuntaskan tugasku hari ini. Setelah itu aku pergi kembali ke pinggiran kota yang tenang dan damai. Dengan senyum sinis aku membalas tatapan mata Damian. Dan menarik jabat tangan itu. Berharap setelah itu Keyko mengajakku pergi. Namun nyatanya aku malah terjebak dengan dua pria tak bermoral itu menurutku. "Maaf, Kalau sudah selesai, saya undur diri." Dengan cepat aku melangkahkan kakiku dari tempat itu. Baguslah, nggak ada yang mengejarku. Baru sadar aku, ternnyata aku cuma dimanfaatkan. "Taksi!" seruku ketika melihat taksi lewat di depanku. "Kantor pol

  • FATAMORGANA   Bab 75. Kembali Ke Jakarta

    Tubuhku membeku seketika melihat sosok yang ada di seberang tempatku berdiri Tak menyangka akan berada lagi dalam kondisi seperti ini. Rasanya aku ingin berlari dan tak pernah menoleh ke belakang lagi. Aku memang sudah berniat untuk pergi lalu nggak keluar lagi. "Daiva!" Aku menghentikan langkahku seketika tanpa menoleh. Aku sudah tidak ingin sama sekali kembali melihatnya "Maaf, hari ini saya libur nggak jual bunga," ucapku datar dan tanpa menoleh lagi aku berjalan ke arah rumah berniat untuk masuk dan menutup yang pasti mengunci rumah. "Daiva, tunggu! Jangan menghindar dariku, please! Aku mohon!" Aku tiba-tiba bergeming melihat pria yang tak lain Keyko itu. Pria itu mendekatiku lalu tiba-tiba menubrukku dan mendekapku erat. Kaget dan tak dapat mengelak lagi, ketika dengan spontan pria tampan itu memberikan ciuman bertubi-tubi. "Key-Key! Tolong jangan seperti ini, please," ucapku tersengal karena nggak bisa napas dan jug

  • FATAMORGANA   Bab 74.Kehidupan Baru

    Aku tersentak menyadari itu hanya mimpi. Sempat kurasakan basah di milokku. Akh, sial! Apa saking aku merindukannya hingga aku bisa mimpi bersamanya seperti itu? Dengan malas aku bangkit pembaringanku. Ternyata aku ketiduran. Kulihat jam di atas nakas sudah pukul sebelas malam. Rasanya baru tidur srbentar tadi. Beberapa jam yang lalu baru pulang mengantarkan pesanan bunga. Tak terasa aku di tempat ini sudah hampir satu bulam Tidak ada satu pun orang yang mengenalku. Kubeli rumah yang cukup seerhana ini dengan harga murah. Rumah pinggiran jauh dari perkotaan apalagi Jakarta. Tapi aku nyaman dan bahagia. Usahaku juga sudah mulai berkembang. Menjual tanaman hias seperti bunga hidup. Aku berharap Ariana akan senang kslsu sudah kembali nanti. Sengaja aku mengasingkan diri ke tempat terpencil karena aku sudah capek hidup dengan orang-orang yang selalu berpura-pura baik padaku. Bahkan semua akses kominikasi yang dulu tak lagi ada.

  • FATAMORGANA   Bab 73. Bercinta Mendadak

    Damian mengerutkan dahinya mendengar laporan si Bibi. "Polisi? Apa mereka berhasil menemukan bukti itu?" tanya Damian dalam hati. Dengan bergegas duda tampan itu berjalan keluar dan menemui dua orang polisi yang sudah berdiri di haman rumahnya. "Selamat Siang, Pak Damian. Maaf mengganggu waktunya. Kami ingin bertemu dengan korban pembunuhan Daiva Gayatri Maheswari." Damian mengangguk hormat lalu mempersilakan masuk untuk menemui Iva. "Selamat Siang, Mbak Daiva. Semoga kedatangan kami tidak menggangu Mbak Daiva." Aku hanya tersenyum lantas menggeleng pelan. Setelah 15 menit betlalu, sezi tanya jawab itu akhirnya selesai. Aku menarik napas penuh kebahagiaan ketika polisi akan mengejar pelaku yang telah merencanakan pembunuhan buatku. Hari ini juga ada saksi kunci yang sudah datang memberikan bukti akurat. Wajahku menegang sesaat karena aku tahu siapa saksi kunci tersebut. "Dokter Melisa?" "Iya, Mbak Daiv

  • FATAMORGANA   Bab 72. Keputusan

    "Ja-jangan lakukan itu, Nek. Aku mohon!" teriakku ketakutan. Namun nenek itu terus melakukannya. Mencekikku dalam keadaan yang sangat menyakiti aku. Membuat napasku tersengal dengan jari-jarinya yang kokoh mencengkramku. "Nek," desisku mengucapkan nama itu. Namun semua sudah berubah. Rasanya gelap dan sakit. Aku meronta dalam cengkraman itu yang semakin membuatku berteriak dahsyat. "Jangann! Aku mohon, jangan lakukan ini, please ...," "Iva! Iva, bangun! Kamu mimpi buruk." Tepukan di pipi Daiva membuat gadis itu menarik napas panjang yang tersengal dan akhirnya aku terbatuk-batuk. Aku membuka mataku dengan napas tak karuan. Kucoba mengatur napasku yang tersengal tadi. Kulihat sosok Damian sudah ada di depanku. Setelan jas tuxedo melangkahkan kakinya di teras rumah yang sagat besar dan luas itu. Bahkan tanpa megetuk pintu pun pria tampan itu langsung menuju ke kamar Damian. "Daiva! Kamu kenapa?" tanyanya padak

DMCA.com Protection Status