Beranda / Fantasi / Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia / Chapter 103 - Lebih Aneh Dari Indigo

Share

Chapter 103 - Lebih Aneh Dari Indigo

Penulis: Rytíř
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-16 19:00:40

Pria berbadan besar itu menarik paksa bajunya yang masih tersisa di badannya itu dan membuangnya. Tapi sekarang Mansa tidak lagi melihat adanya keanehan yang tadi sempat dilihatnya, namun ada sedikit sisa-sisa bulu berwarna hitam yang rontok berserakan di lantai. Begitu juga ketika Mansa kembali menoleh ke pria yang satunya lagi, lengannya nampak normal namun lengan kemejanya memang terlihat robek di bagian bawah siku.

Meski sekarang tubuh kedua pria itu tampak normal, namun Mansa cukup yakin dengan keanehan yang baru saja ditemukannya.

“Pertama kerasukan, sesudah itu seorang anak indigo.”

“Jangan bilang kalau kalian itu adalah manusia siluman,” ujarnya berlagak mengejek.

Sementara itu, Musa menyadari bagian bahunya yang terkena cakaran lawannya itu nampak semakin tidak stabil dan bagian yang terluka itu terus-terusan terurai ke udara. Musapun bergerak menjauh dari lawannya dan kembali menghampiri Mansa.

Mansa ber

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 104 - Cobalah Lagi

    Seakan tidak peduli dengan kata-kata pria itu Mansa kembali membantu mengkondisikan tubuh Musa yang sudah kehilangan kepala. Sekarang Musa hanya tinggal badan dan dua lengan dengan cakar yang tajam. Musapun mendekap bahu Mansa nampak hendak berkomunikasi dengannya. << Kau tak perlu susah payah memperbaiki kondisi tubuh ini >> << Aku ragu apa masih bisa membantumu >> << Kalau benar mereka bisa menyembuhkan diri seperti itu, aku khawatir kamu malah akan tumbang lebih dulu >> “Tak usah khawatir, sekadar menstabilkan bentuk tubuhmu itu sama sekali tidak akan menguras tenaga. Lagipula, jika tidak kuperbaiki maka semua energi yang kulepaskan untuk membentuk tubuh itu hanya akan terbuang sia-sia.” “Lagipula, masih ada satu teknik baru yang belum aku coba?” “Mungkin ini saat yang tepat untuk mencobanya dengan makhluk seperti mereka itu.” << T

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-16
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 105 - Ketika Pemburu Jadi Mangsa

    Sesaat Mansa terdiam menunduk menatapi lantai, dan setelah itu diapun menoleh ke arah pria yang satunya lagi dengan tatapan yang begitu dingin seakan begitu bernafsu untuk kembali merasakan sensasi aneh yang dirasakanya setelah membantai chimera itu. Meski sebenarnya dia sudah tidak lagi memiliki banyak tenaga yang tersisa, nafsu membunuhnya membuat dia lupa diri. Namun itu juga membuat pria yang satu itu semakin terintimidasi.Entah karena adanya DNA hewan buas di dalam dirinya, satu orang pria itu tak lagi berpikir jernih untuk menyadari kondisi Mansa yang sebenarnya sudah sangat kelelahan. Pria itu malah ketakutan karena terintimidasi oleh nafsu membunuh dari Mansa.Pria itu terintimidasi oleh dorongan insting seperti seekor hewan yang terpojok di depan pemangsa yang ingin memakannya. Dia terus berangsur pelan menyeret bokongnya mundur seiring langkah Mansa yang pelan-pelan terus mendekatinya. Sesaat kemudian pria itu menyadari ada seseorang yang terge

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-16
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 106 - Secercah Cahaya

    Pria itu kembali mulai berubah ke bentuk chimeranya dan bagian dada yang berlubang itu nampak berasap seperti mencoba memulihkan diri. Namun tubuhnya tak sanggup berdiri sehingga rebah tergeletak di tanah. Dengan susah payah chimera kadal itu mencoba membalikkan diri untuk melihat siapa yang menikamnya dari belakang. [Tony?!] [Ton... ] Krakk!!! Telepon genggam itu hancur diinjak oleh kaki yang nampak mirip kaki kucing yang besar, berbulu lebat dengan kuku yang tajam dengan celana panjang yang nampak sobek di bagian bawahnya. Nampak olehnya sepasang mata nocturnal bercahaya di balik kegelapan menatapnya begitu dingin dengan nafsu membunuh begitu kuat mengintimidasinya, kembali menanamkan rasa takut pada dirinya meski tak sebesar rasa takut yang tadi dirasakannya di rumah makan. “Kukuku... uhuk...” Celetuk tawa diselingi batuk masih keluar dari mulut chime

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-17
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 107 - Mana Kutahu

    Sudah lebih satu jam mereka berada di situ, namun Mike masih nampak kebingungan bagaimana caranya merapikan kondisi rumah makan itu agar bisa kembali nampak rapi seolah tak pernah terjadi apa-apa. Tentu itu sesuatu yang mustahil bisa dilakukannya dalam semalam mengingat satu tiang sudah roboh dan segala furniturnya sudah hancur berantakan. “Mike, lupakan dulu soal rumah makan ini,” seru Agus. “Masih ada mayat tergeletak di halaman parkir.” Mikepun semakin nampak tak bersemangat, menghela nafas begitu dalam dengan sedikit menggeleng-gelengkan kepalanya melihat ke arah kakinya yang sudah tidak lagi memakai sepatu. Tiba-tiba raut wajahnya berubah menjadi serius. “Kenapa Mike?” tanya Agus. “Tidak ada,” timpalnya setelah sesaat menghela nafas. “Sesaat aku membayangkan kondisi kota Padang akan porak poranda seperti ruangan ini dan juga halaman parkir itu.”

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-17
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 108 - Ditinggal Bingung

    “Mike, sepertinya kamu melupakan satu orang lagi,” serunya sedikit berteriak. Mike bergegas menghampiri mansa dengan ekspresi sedikit penasaran. “Anak itu?” “Bukannya dia temanmu?” “Bukan,” sahut Mansa lirih. “Dia adalah anak indigo, salah satu dari mereka.” Mike mengangkat anak itu. Dia membawanya masuk ke dalam mobil dan diletakkan di bangku belakang bersama Dewi yang sudah terbaring di sana. Sementara itu Mansa terlihat membantu sedikit menstabilkan kondisi tubuh Musa. “Tolong awasi terus anak indigo itu.” “Jangan sampai dia berbuat macam-macam nanti.” << Baiklah >> Seperti sudah tak kuat lagi karena kelelahan, Mansa menghampiri teman-temannya untuk ikut berbaring bersama mereka. Hanya sesaat dia memperhatikan Rani yang masih tak sadarkan diri, dan setelah i

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-17
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 109 - Serba Salah Yang Salah

    Hanya saja, sepertinya mereka kesulitan karena tidak seorangpun dari teman-teman Mansa yang bisa mengingat rupa orang tersebut karena ingatan mereka yang masih belum terlalu jelas. Satu-satunya alasan polisi tak bisa memaksa untuk menginterogasi lebih jauh adalah karena semua anak-anak itu memberikan keterangan yang sama dan tak nampak seorangpun dari mereka yang berbohong. Sementara Rani sendiri sama sekali tidak memiliki foto Dewi karena memang mereka belum sedekat itu selama ini. “Bagaimana bisa bapak tidak memiliki sama sekali informasi karyawan?” tanya seorang petugas pada Papa Rani. “Kami menerima karena memang merasa tak ada yang perlu saya takutkan dari wanita itu. Kami tidak mempekerjakannya di kasir juga. Lagipula, biasanya saya menerima pekerja selama ini memang begitu. Ada yang datang minta kerjaan, kalau kebetulan memang dibutuhkan ya saya kasih. Nanti dilihat saja bagaimana kerjanya sekitar sebulan apa mereka layak

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-18
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 110 - Ikutlah

    Garis-garis sinar cahaya dari luar ruangan masuk di sela-sela dinding gubuk dari anyaman pandan. Pada garis cahaya itu terlihat butir-butir debu bergerak begitu lambat. Tak ada suara yang terdengar, sementara pandangannya begitu kabur seakan udara di sekelilingnya memuai. Samar-samar terdengar suara anak-anak dari luar bernyanyi dengan bahasa sunda, nyanyian anak-anak yang sudah sangat lama tidak didengarnya. Cingciripit Tulang Bajing Kacapit Kacapit Ku Bulu Pare Bulu Pare Seuseukeutna Jol Pa Dalang Mawa Wayang Jrek-jrek Nong, Jrek-jrek Nong “aa.., um.., aku boleh ikut?” Anak-anak yang sedang bermain itu tiba-tiba berhenti, dan menoleh dengan gerakan yang begitu lambat. Wajah mereka nampak cemberut, namun ada satu orang nampak tersenyum dengan ramah. “Boleh, mari sini ikut,” ajaknya. “Eh kok dia diajak sih?” seru anak yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-18
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 111 - Horoskop Itu Omong Kosong

    Dia terus menutup mata dan kedua telinganya karena ketakutan, tapi dia tak sanggup menghentikan suara ajakan itu. Pada akhirnya, dia memaksa memberanikan diri berniat untuk melawan namun tiba-tiba sekarang malah terlihat sesosok monster bertanduk dengan badan yang begitu besar berdiri di depannya. Monster itupun mengulurkan tangannya seperti juga ingin mengajaknya ikut, dan tiba-tiba dada monster itu menggelembung dan... Kyaaaa... Haah... haah.. haaah... Nafasnya begitu pendek terengah-engah, sementara badannya basah oleh keringat dingin. Dia begitu pucat dan ketakutan atas mimpi buruk berlapis-lapis yang baru saja dialaminya. Dia bahkan masih begitu ingat dengan jelas mimpi tersebut sampai-sampai dia sekarang masih meragukan kenyataan yang dia rasakan saat ini ketika dia sudah terjaga. Dilihatnya sekeliling hanya ada ruangan kosong di mana dia sekarang terduduk di sebuah kursi dengan tangan dan kak

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-18

Bab terbaru

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 169 - Tak Ada Habisnya

    Dia pun menjawab panggilan itu dengan raut wajah yang nampak tegang. “Tumben, ada perlu apa Pak Jenderal menelepon saya?” tanyanya berlagak bersikap tenang. << Mike, apa kau ada hubungannya dengan kejadian di Majalengka? >> Pertanyaan yang to do point itu sukses membuat Mike terdiam. [ Aku tak tahu apa motifmu, tapi apa yang telah kau perbuat ini benar-benar serius. Kau akan membuat negera ini kacau ] “Apa maksud Bapak berbicara seperti itu?” tanya Mike dengan ekspresi wajah yang semakin suram dengan wajah yang mulai pucat. Bagaimana dia tidak pucat, tiba-tiba saja seorang jenderal meneleponnya dan sekonyong-konyong bicara soal keamanan negara. [ Aku tak tahu apakah kau sudah menyadarinya atau belum.

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 168 - Dan Semuanya Usai

    Mike masih diam saja, tak menanggapi pertanyaan kedua pria asing itu. Namun Mike cukup sadar bahwa pria berkaca mata itu tak begitu memerlukan jawaban darinya. Dari reaksinya, jelas terlihat kalau dia sudah bisa membacanya sejauh itu.“Aku cukup mengerti jika kau memilih diam soal ini, karena dia adalah orang yang paling dicari saat ini,” lanjut pria berkaca mata itu.“Aku tak tahu apakah ini juga ada hubungannya denganmu, tapi dari informasi yang kami dapatkan, dalam waktu dekat mereka akan kembali melakukan pergerakan di Eropa. Awalnya aku tak begitu mengerti karena dari kabar, katanya mereka akan berburu serigala di sana,” jelasnya.Mendengar cerita itu, reaksi Mike nampak berubah dan pria itu menangkap perubahan itu dengan cermat.Laki-laki itu nampak tersenyum karena deduksinya seperti mencapai titik temunya.&nb

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 167 - Oh!

    Sementara itu, di halaman rumah terdengar suara Acil dan ‘Aini. Mereka nampak kebingungan sekaligus ngeri dengan kondisi di tempat itu.“Apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini?” gumam Acil, menutupi mulutnya seperti sedang berusaha menahan diri agar tidak muntah.Wajah mereka nampak pucat. Mereka pun semakin tercengang begitu berdiri di pintu masuk rumah. Pada detik itu, Acil tak lagi kuasa menahan diri dan memuntahkan semua isi perutnya. Sementara ‘Aini masih nampak berdiri melongo di pintu masuk itu.Hingga tiba-tiba Mike sadar dan bangkit. Tanpa sepenuhnya sadar dengan kondisinya, dia membiarkan kain itu terlepas dari badannya.“Hey, Mike!” seru Mansa kaget, berusaha mengingatkan.Namun ‘Aini sudah terlanjur melihatnya. Dia berteriak dan sesaat kemudian pingsan, kaget karena ti

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 166 - Di Bawah Terang Bulan

    Suara burung gagak itu menarik perhatian dua orang asing yang masih sibuk di perkarangan halaman. Mereka menyaksikan burung gagak berapi itu terus terbang menuju sedikit celah di bagian puncak dari kelopak bunga raksasa yang tidak sepenuhnya menutup itu.“Did you see that, mate?” tanya pria yang berkaca mata.“Apa mungkin itu Ki Bejo? Aku tak menyangka kalau dia juga chimera, tapi bentuk apa itu? Burung Phoenix?” balas pria yang berambut afro itu dengan berbahasa inggris.“Dasar bodoh, mana ada chimera model phoenix,” balas temannya.“Tapi entahlah, aku juga tak tahu apa itu. Sebaiknya kita coba periksa ke dalam,” seru pria berkaca mata itu, bergegas berlari ke dalam rumah.Begitu mereka masuk ke dalam rumah, ruangan tengah itu sudah begitu sesak oleh

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 165 - Amanah Atas Dua Dunia

    Ki Bejo nampak menoleh ke sana ke mari, mencari di mana kerisnya berada. Dia tak tahu bahwa pria itu sebelumnya telah menendang keris itu dan saat ini berada di bawah kulkas tak jauh dari tempatnya bersimpuh. Namun entah bagaimana, Ki Bejo seperti menyadari keberadaan keris itu. Dia pun mulai meraba-raba ke bawah kulkas itu, berusaha meraihnya dengan jari-jarinya. Pria itu menyeret kaki Mansa ketika dia hendak menghampiri Ki Bejo di bagian dapur. Musa langsung datang mencoba menolongnya. Namun pria itu hanya berteriak, melepaskan tekanan energi yang cukup besar. Tekanan energi yang dilepaskannya itu mendorong Musa cukup jauh dan membuat sebagian besar tubuhnya terurai. Setelah itu pria tersebut kembali berjalan menghampiri Ki Bejo. Begitu sampai, diapun menginjak tangannya hingga patah. “Sayang sekali, sepertinya tanganmu tak bisa menjangkau keris itu,” ujarnya nampak menatap d

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 164 - Mansa Dan Ksatria Gagak

    Mansa yang mulai menyadari keunikan tubuh dari pria misterius itu langsung menyerangnya dari belakang dengan tenaga espernya. Serangan itu mengenai bahunya, dan membuat bagian itu pecah seperti kembali ke bentuk api.Pria itu memang nampak kesakitan, namun dia segera menyerang Mike yang ada di dekatnya dan mengabaikan Mansa. Tubuhnya kembali memadat, dan mulai menghantam Mike ke lantai.Mulut Mike yang sudah seperti kepala serigala itu menganga seperti mencoba menerkam pria itu. Namun dia langsung memukul kepalanya begitu brutal.Sementara itu, Mansa diam saja melihat Mike menjadi bulan-bulanan. Ternyata serangan yang terakhir itu telah menguras staminanya. Meski dia masih bisa berdiri dan pandangannya belum benar-benar kabur, namun dia sudah mulai kesulitan mengumpulkan aura espernya.“Diam kau!” ujar pria itu terus memukuli mulut Mike yang terus saja meronta.

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 163 - Mike Vs Mantir

    Meskipun terlihat saling mengenal, tak nampak bahwa kedua orang tersebut memiliki hubungan yang baik. Ki Bejo sendiri meski sedang mengintimidasi pria yang dipanggilnya Mantir itu, dia sendiri nampak ragu dengannya.Kedua orang itu nampak saling waspada satu sama lainnya. Hanya ketika pria misterius itu sudah merasa cukup memperhatikan kondisi Ki Bejo, dia pun nampak bersikap tenang.“Apa yang bisa kau lakukan dengan kondisimu saat ini?” tanya pria itu mulai bersikap santai.Lantas pria itu bergerak sesaat, dan tiba-tiba Ki Bejo langsung menyabetkan keris yang dipegangnya. Ternyata memang benar, dalam sekejap pria itu sudah mendekati Ki Bejo dan saat ini tangannya terkena sabetan keris dari Ki Bejo.Pria itu langsung kembali mundur, memegangi lengannya yang terkena sabetan keris. Tangannya yang terkena sabetan keris itu seperti terbakar dan berubah seperti ongg

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 162 - Ki Bejo dan Mantir

    Mike kembali berdiri, melepaskan satu pukulan Oizuki dari jarak jauh. Pria misterius itu hanya sedikit memiringkan tubuhnya. Dengan mudah dia menghindari serangan tersebut. Namun saat itu Mike langsung bergerak ke arahnya. Dia sudah bergitu dekat, siap menyerang dengan kedua lengan dan kuku-kuku tajamnya. Braakk!!! Tiba-tiba pria misterius itu menghempaskan satu bangku kayu ke tubuh Mike. Mike pun dibanting ke salah satu dinding dapur dan lansung tergeletak di lantai. Pria misterius itu hendak membantingkan bangku kayu di tangannya itu ke arah Mike. Namun bangku kayu itu langsung hancur berantakan sebelum dia berhasil melakukannya. Pria misterius itu menoleh ke arah Mansa. Salah satu alis matanya naik, memperhatikan Mansa dalam postur tubuh Oizukinya. Namun secara tiba-tiba Mansa kembali melancarkan serangan cepat ke arahnya. Se

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 161 - Munculnya Ksatria Gagak

    “Jadi benar kalian adalah orang-orangnya Belial yang dari Amerika itu?” tanya Mike.“Maaf saja, tapi dua orang yang sedang kalian cari sudah tewas, dan kalian pun akan bernasib sama jika mengganggu kami,” lanjutnya mengancam.Ekspresi laki-laki berambut afro itu sedikit berubah mendengar kata-kata dari Mike.“Dari caramu berbicara, sepertinya aku bisa menebak siapa yang membunuh mereka. Tapi soal anak buah Belial, sepertinya kau salah paham dan itu cukup bisa aku pahami,” balas laki-laki itu.Namun dedemit baru terus bermunculan, baik itu dari dalam rumah maupun dari tanah. Mereka pun tak punya waktu untuk meluruskan kesalahpahaman mereka.“Nanti saja kita bicarakan, yang jelas kita harus cari jalan keluar dari tempat ini,” ujar laki-laki berambut afro itu.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status