Home / Fantasi / Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia / Chapter 111 - Horoskop Itu Omong Kosong

Share

Chapter 111 - Horoskop Itu Omong Kosong

Author: Rytíř
last update Last Updated: 2021-12-18 19:02:17

Dia terus menutup mata dan kedua telinganya karena ketakutan, tapi dia tak sanggup menghentikan suara ajakan itu.

Pada akhirnya, dia memaksa memberanikan diri berniat untuk melawan namun tiba-tiba sekarang malah terlihat sesosok monster bertanduk dengan badan yang begitu besar berdiri di depannya. Monster itupun mengulurkan tangannya seperti juga ingin mengajaknya ikut, dan tiba-tiba dada monster itu menggelembung dan...

Kyaaaa...

Haah... haah.. haaah...

Nafasnya begitu pendek terengah-engah, sementara badannya basah oleh keringat dingin. Dia begitu pucat dan ketakutan atas mimpi buruk berlapis-lapis yang baru saja dialaminya. Dia bahkan masih begitu ingat dengan jelas mimpi tersebut sampai-sampai dia sekarang masih meragukan kenyataan yang dia rasakan saat ini ketika dia sudah terjaga.

Dilihatnya sekeliling hanya ada ruangan kosong di mana dia sekarang terduduk di sebuah kursi dengan tangan dan kak

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 112 - Jeritan Makhluk Yang Terkutuk

    Dewi mulai nampak bingung dengan ocehan Mansa tersebut, entah dongeng apa yang sedang dibicarakannya. Maklum karena selama ini Dewi sama sekali tidak mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang formal. “Hahaa.., saya ragu apa Mba Dewi tahu soal ini,” ujar Mansa nampak tertawa geli, jelas sekali niatnya untuk mengejek Dewi serendah-rendahnya. “Karena orang yang benar-benar tahu perihal fisika perbintangan dan astronomi tidak akan asal ngoceh soal horoskop. Itu hanya lelucon orang-orang bodoh yang sama sekali tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan.” Dewi merasa begitu terhina dengan ledekan Mansa tersebut. Sebagai seseorang yang begitu terobsesi dengan horoskop, hinaan itu saat ini terasa begitu pahit baginya melebihi hinaan yang diterimanya sebagai anak indigo. Diapun semakin emosi dan wajahnya mulai memerah. Terlihat bibirnya mulai komat-kamit seperti sedang mengatakan sesuatu. Tiba-tiba tangan Mansa menye

    Last Updated : 2021-12-19
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 113 - Tak Butuh Terima Kasih

    Ketika hendak kembali masuk ke dalam ruangan tersebut, dia melihat Mike, Agus, Dokter Harlin dan juga Arif menatap ke arahnya dengan pandangan serius. Tak ada sedikitpun komentar yang keluar dari mulut mereka, sehingga Mansa langsung saja membuka pintu itu dan kembali masuk ke dalam. Dia melepaskan ikatan yang mengikat tangan dan kaki Dewi dan membantunya duduk di kursi. Dewi hanya diam saja, tapi tatapannya masih tak bersahabat menatap lurus dan tajam ke arah mata Mansa. “Aku tahu kalau kau juga seorang anak indigo,” ujar Dewi. “Seharusnya kau ikut saja dengan kami.” “Aku tahu kaupun mengalami kehidupan yang sulit dan ditolak oleh orang-orang di sekitarmu. Andai kau tidak membunuh orang itu, mereka pasti akan memperlakukanmu dengan sangat baik.” Namun Mansa hanya diam saja, tak berkomentar apa-apa. Bahkan reaksi wajahnya masih datar seakan tak sedikitpun mendengarkan apa yang dikatakan oleh Dewi.

    Last Updated : 2021-12-19
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 114 - Tenanglah

    Seperti sudah mengerti tak ada lagi yang perlu diluruskannya pada Mansa, Mikepun berniat untuk beranjak dari tempat tersebut. “Jadi sekarang aku sudah boleh menginterogasinya, kan?” tanyanya seraya berjalan gontai pergi meninggalkan Mansa. “Mike!” seru Mansa memanggil lirih. “Tolong perlakukan mereka dengan baik,” pintanya. Mike hanya mengangguk dengan sedikit senyum untuk memastikan pada Mansa bahwa kedua orang tersebut akan baik-baik saja. Seperti sudah tidak ada lagi yang membebani pikirannya, Mansa langsung merebahkan diri di bangku sofa tersebut. Namun hanya sesaat dia menutup mata, tiba-tiba dia kembali duduk seperti teringat sesuatu. “Aku cukup ingat dengan jelas kejadian di gudang waktu itu.” “Tapi apa maksudnya dengan dua kali?” gumam Mansa nampak penasaran. << Entahlah >> sahut Musa meladeni gumaman Mansa itu.

    Last Updated : 2021-12-19
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 115 - Tak Lagi Aneh Seperti Biasanya

    Perhatian anak itu teralihkan oleh Mansa, dan untuk sesaat dia memperhatikan tangan Mansa yang saat ini masih berada di bahunya. Begitu dia ingat dengan Mansa, anak itu langsung menjauhkan tangan Mansa dan nampak histeris ingin menjaga jarak sembari memepet ke arah Dewi. Terlihat jelas dia begitu ketakutan melirik-lirik risih ke arah Mansa. “Tenanglah, aku tidak akan mengganggumu kok,” ujar Mansa ramah sembari tersenyum lembut ke arah anak itu. Meski begitu, anak tersebut tetap terlihat tidak nyaman dengan Mansa. Bahkan sekarang matanya melirik seakan dia bisa melihat Musa dan itu membuat Musa sedikit menjaga jarak dan berpindah ke sebelah kiri Mansa. “Hei, jangan bilang kau takut dengannya,” seru Mansa pada Musa. << Tidak, justru dia yang risih dengan keberadaanku jadi aku tidak mau mengganggunya >> “Oho.., pengertian sekali kamu ya,” ujar Mansa seolah seda

    Last Updated : 2021-12-20
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 116 - Kegelisahan Mike

    Setelah sekitar satu jam lebih perjalanan, mereka sampai juga di dermaga pribadi milik Mike di Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. Namun sepertinya perahu yang akan membawa mereka pergi menuju Pulau Setan belum datang di dermaga tersebut. Langit sore di pesisir itu sudah mulai menguning. Dewi sibuk mengawasi Adi yang begitu tertarik memperhatikan ikan-ikan yang tak begitu ramai terlihat di dermaga tersebut, sementara Mansa duduk sendirian di bibir dermaga tidak terlalu jauh dari kedua orang itu, terus mengawasi mereka menjelang perahu yang akan menjemput mereka datang. Mereka sudah terlanjur sampai di dermaga itu setengah jam lebih awal dari jadwal perahu untuk berangkat dari Pulau Setan mengantarkan wisatawan yang hendak pulang. Dihitung dari jarak yang akan mereka tempuh, mungkin Yusuf baru akan datang sekitar satu jam lagi, dan mereka terpaksa harus menunggu di sana, bertahan dengan segala kebosanan mereka. Cukup lama juga mereka menunggu, bahkan langit sen

    Last Updated : 2021-12-20
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 117 - Set Up

    Ketika mendengar nama Pulau itu keluar dari mulut Mike, Dewi sempat berpikir kalau pulau yang dimaksud adalah tempat sarang mafia. Tak tahunya, dia malah melihat beberapa keluarga bahkan dengan anak-anak kecil masih ceria bermain di pantai. Terdapat beberapa kafe yang masih ada beberapa wisatawan asing asyik bercengkerama dengan penghuni pulau yang melayani tamu. Sementara vila-vila sederhana namun eksotis berjejer di dekat pantai.“Selamat datang di Pulau Setan,” ujar Mike pada Dewi dan Adi.“Berbahagialah, kalian menjadi tamu di tempat wisata ini secara gratis. Selama kalian bisa menjaga sikap selama berada di sini, silakan saja bersikap layaknya turis di pulau ini.”Begitu mereka meninggalkan dermaga itu, ramai orang menyapa Mike dengan wajah ceria. Tidak salah menganggap tempat itu sebagai tempat wisata karena tak seorangpun yang berwajah masam menyambut kedatangan Dewi dan Adi sejak mereka menginjakkan kak

    Last Updated : 2021-12-20
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 118 - Ketika Bos Mengemis

    Esok paginya, Mike bersiap-siap hendak berangkat kembali menuju kota Padang. Beberapa orang sudah menunggunya di bibir dermaga, sementara Yusuf sudah siap di atas perahu. “Ayo Chip, kita berangkat,” seru Mike mengajaknya naik perahu. Namun sesaat sebelum dia naik ke perahu, Mike menoleh ke belakang karena heran si Acil anggotanya yang paling muda itu malah ikut. “Loh kamu mau pulang? Sudah ga betah saja di sini?” tanya Mike pada remaja itu. Namun Acil bengong karena bingung atas pertanyaan Mike tersebut. “Ehm,” Rasyif berdehem datang menghampiri.“Aku yang ajak dia, Mike,” sahut Rasyif. “Serius nih, Chip?!” tanya Mike dengan ekspresi sedikit meragukannya. Rasyif hanya tersenyum dan sedikit geleng-geleng kepala kemudian langsung naik ke atas perahu. Acil ikut saja karena Rasyif sendiri sama sekali tidak bercerita apa-apa u

    Last Updated : 2021-12-21
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 119 - Topeng Wajah Yang Mulai Luntur

    Menjelang siang, Yusuf dan ibu Mansa sudah sampai di Pulau Setan. Ketika mereka berdua turun dari perahu membawa barang belanjaan, beberapa orang pekerja di pulau wisata tersebut mendatangi ibu Mansa. Nampak mereka cukup akrab bercengkrama, dan sebagian dari mereka mengambil barang belanjaan yang dijinjing ibu Mansa. Sepertinya mereka terlihat begitu sungkan tak ingin membuatnya kerepotan. Tak lama setelah itu dia langsung menuju vila utama yang berada di atas bukit. Ibu Mansa sendirian saja berjalan menuju vila tersebut karena sudah cukup familiar juga dengan tempat itu. Hampir semua orang yang bekerja di sana mengenalnya meski mereka cukup sungkan juga berbicara karena sudah cukup lama juga tidak datang berkunjung. Terakhir kali ibu Mansa berkunjung ke pulau tersebut adalah pada pertengah tahun 2026, sudah lebih dari lima tahun yang lalu. Meski begitu sebagian dari mereka sudah pernah juga bertemu dengan ibu Mansa sebelumnya di luar pulau tersebut. T

    Last Updated : 2021-12-21

Latest chapter

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 169 - Tak Ada Habisnya

    Dia pun menjawab panggilan itu dengan raut wajah yang nampak tegang. “Tumben, ada perlu apa Pak Jenderal menelepon saya?” tanyanya berlagak bersikap tenang. << Mike, apa kau ada hubungannya dengan kejadian di Majalengka? >> Pertanyaan yang to do point itu sukses membuat Mike terdiam. [ Aku tak tahu apa motifmu, tapi apa yang telah kau perbuat ini benar-benar serius. Kau akan membuat negera ini kacau ] “Apa maksud Bapak berbicara seperti itu?” tanya Mike dengan ekspresi wajah yang semakin suram dengan wajah yang mulai pucat. Bagaimana dia tidak pucat, tiba-tiba saja seorang jenderal meneleponnya dan sekonyong-konyong bicara soal keamanan negara. [ Aku tak tahu apakah kau sudah menyadarinya atau belum.

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 168 - Dan Semuanya Usai

    Mike masih diam saja, tak menanggapi pertanyaan kedua pria asing itu. Namun Mike cukup sadar bahwa pria berkaca mata itu tak begitu memerlukan jawaban darinya. Dari reaksinya, jelas terlihat kalau dia sudah bisa membacanya sejauh itu.“Aku cukup mengerti jika kau memilih diam soal ini, karena dia adalah orang yang paling dicari saat ini,” lanjut pria berkaca mata itu.“Aku tak tahu apakah ini juga ada hubungannya denganmu, tapi dari informasi yang kami dapatkan, dalam waktu dekat mereka akan kembali melakukan pergerakan di Eropa. Awalnya aku tak begitu mengerti karena dari kabar, katanya mereka akan berburu serigala di sana,” jelasnya.Mendengar cerita itu, reaksi Mike nampak berubah dan pria itu menangkap perubahan itu dengan cermat.Laki-laki itu nampak tersenyum karena deduksinya seperti mencapai titik temunya.&nb

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 167 - Oh!

    Sementara itu, di halaman rumah terdengar suara Acil dan ‘Aini. Mereka nampak kebingungan sekaligus ngeri dengan kondisi di tempat itu.“Apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini?” gumam Acil, menutupi mulutnya seperti sedang berusaha menahan diri agar tidak muntah.Wajah mereka nampak pucat. Mereka pun semakin tercengang begitu berdiri di pintu masuk rumah. Pada detik itu, Acil tak lagi kuasa menahan diri dan memuntahkan semua isi perutnya. Sementara ‘Aini masih nampak berdiri melongo di pintu masuk itu.Hingga tiba-tiba Mike sadar dan bangkit. Tanpa sepenuhnya sadar dengan kondisinya, dia membiarkan kain itu terlepas dari badannya.“Hey, Mike!” seru Mansa kaget, berusaha mengingatkan.Namun ‘Aini sudah terlanjur melihatnya. Dia berteriak dan sesaat kemudian pingsan, kaget karena ti

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 166 - Di Bawah Terang Bulan

    Suara burung gagak itu menarik perhatian dua orang asing yang masih sibuk di perkarangan halaman. Mereka menyaksikan burung gagak berapi itu terus terbang menuju sedikit celah di bagian puncak dari kelopak bunga raksasa yang tidak sepenuhnya menutup itu.“Did you see that, mate?” tanya pria yang berkaca mata.“Apa mungkin itu Ki Bejo? Aku tak menyangka kalau dia juga chimera, tapi bentuk apa itu? Burung Phoenix?” balas pria yang berambut afro itu dengan berbahasa inggris.“Dasar bodoh, mana ada chimera model phoenix,” balas temannya.“Tapi entahlah, aku juga tak tahu apa itu. Sebaiknya kita coba periksa ke dalam,” seru pria berkaca mata itu, bergegas berlari ke dalam rumah.Begitu mereka masuk ke dalam rumah, ruangan tengah itu sudah begitu sesak oleh

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 165 - Amanah Atas Dua Dunia

    Ki Bejo nampak menoleh ke sana ke mari, mencari di mana kerisnya berada. Dia tak tahu bahwa pria itu sebelumnya telah menendang keris itu dan saat ini berada di bawah kulkas tak jauh dari tempatnya bersimpuh. Namun entah bagaimana, Ki Bejo seperti menyadari keberadaan keris itu. Dia pun mulai meraba-raba ke bawah kulkas itu, berusaha meraihnya dengan jari-jarinya. Pria itu menyeret kaki Mansa ketika dia hendak menghampiri Ki Bejo di bagian dapur. Musa langsung datang mencoba menolongnya. Namun pria itu hanya berteriak, melepaskan tekanan energi yang cukup besar. Tekanan energi yang dilepaskannya itu mendorong Musa cukup jauh dan membuat sebagian besar tubuhnya terurai. Setelah itu pria tersebut kembali berjalan menghampiri Ki Bejo. Begitu sampai, diapun menginjak tangannya hingga patah. “Sayang sekali, sepertinya tanganmu tak bisa menjangkau keris itu,” ujarnya nampak menatap d

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 164 - Mansa Dan Ksatria Gagak

    Mansa yang mulai menyadari keunikan tubuh dari pria misterius itu langsung menyerangnya dari belakang dengan tenaga espernya. Serangan itu mengenai bahunya, dan membuat bagian itu pecah seperti kembali ke bentuk api.Pria itu memang nampak kesakitan, namun dia segera menyerang Mike yang ada di dekatnya dan mengabaikan Mansa. Tubuhnya kembali memadat, dan mulai menghantam Mike ke lantai.Mulut Mike yang sudah seperti kepala serigala itu menganga seperti mencoba menerkam pria itu. Namun dia langsung memukul kepalanya begitu brutal.Sementara itu, Mansa diam saja melihat Mike menjadi bulan-bulanan. Ternyata serangan yang terakhir itu telah menguras staminanya. Meski dia masih bisa berdiri dan pandangannya belum benar-benar kabur, namun dia sudah mulai kesulitan mengumpulkan aura espernya.“Diam kau!” ujar pria itu terus memukuli mulut Mike yang terus saja meronta.

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 163 - Mike Vs Mantir

    Meskipun terlihat saling mengenal, tak nampak bahwa kedua orang tersebut memiliki hubungan yang baik. Ki Bejo sendiri meski sedang mengintimidasi pria yang dipanggilnya Mantir itu, dia sendiri nampak ragu dengannya.Kedua orang itu nampak saling waspada satu sama lainnya. Hanya ketika pria misterius itu sudah merasa cukup memperhatikan kondisi Ki Bejo, dia pun nampak bersikap tenang.“Apa yang bisa kau lakukan dengan kondisimu saat ini?” tanya pria itu mulai bersikap santai.Lantas pria itu bergerak sesaat, dan tiba-tiba Ki Bejo langsung menyabetkan keris yang dipegangnya. Ternyata memang benar, dalam sekejap pria itu sudah mendekati Ki Bejo dan saat ini tangannya terkena sabetan keris dari Ki Bejo.Pria itu langsung kembali mundur, memegangi lengannya yang terkena sabetan keris. Tangannya yang terkena sabetan keris itu seperti terbakar dan berubah seperti ongg

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 162 - Ki Bejo dan Mantir

    Mike kembali berdiri, melepaskan satu pukulan Oizuki dari jarak jauh. Pria misterius itu hanya sedikit memiringkan tubuhnya. Dengan mudah dia menghindari serangan tersebut. Namun saat itu Mike langsung bergerak ke arahnya. Dia sudah bergitu dekat, siap menyerang dengan kedua lengan dan kuku-kuku tajamnya. Braakk!!! Tiba-tiba pria misterius itu menghempaskan satu bangku kayu ke tubuh Mike. Mike pun dibanting ke salah satu dinding dapur dan lansung tergeletak di lantai. Pria misterius itu hendak membantingkan bangku kayu di tangannya itu ke arah Mike. Namun bangku kayu itu langsung hancur berantakan sebelum dia berhasil melakukannya. Pria misterius itu menoleh ke arah Mansa. Salah satu alis matanya naik, memperhatikan Mansa dalam postur tubuh Oizukinya. Namun secara tiba-tiba Mansa kembali melancarkan serangan cepat ke arahnya. Se

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 161 - Munculnya Ksatria Gagak

    “Jadi benar kalian adalah orang-orangnya Belial yang dari Amerika itu?” tanya Mike.“Maaf saja, tapi dua orang yang sedang kalian cari sudah tewas, dan kalian pun akan bernasib sama jika mengganggu kami,” lanjutnya mengancam.Ekspresi laki-laki berambut afro itu sedikit berubah mendengar kata-kata dari Mike.“Dari caramu berbicara, sepertinya aku bisa menebak siapa yang membunuh mereka. Tapi soal anak buah Belial, sepertinya kau salah paham dan itu cukup bisa aku pahami,” balas laki-laki itu.Namun dedemit baru terus bermunculan, baik itu dari dalam rumah maupun dari tanah. Mereka pun tak punya waktu untuk meluruskan kesalahpahaman mereka.“Nanti saja kita bicarakan, yang jelas kita harus cari jalan keluar dari tempat ini,” ujar laki-laki berambut afro itu.

DMCA.com Protection Status