Ken Bamang memiliki penampilan yang berbeda setelah beberapa hari melalui siksaan yang tak terbayangkan. Ia kehilangan banyak prajurit ketika memasuki Pilar Ilahi.
Tak dia bayangkan situasi akan berakhir sampai seburuk itu. Bukan hanya para penjaga Pilar Ilahi saja yang harus dia hadapi, melainkan monster yang mendiami sekitar lokasi Pilar Ilahi turut menjadi masalah.
Meski begitu, di sangat puas dengan hasilnya. Ia kembali dengan berbagai rencana dalam pikirannya. Selain itu, saat dia mendapatkannya, ia juga mendengar beberapa hal yang tidak menyenangkan.
Ancaman itu datang di waktu yang tidak tepat. Namun, hal itu tak memengaruhi rencananya dan dia tetap tenang walau tahu risikonya. Dia akan memperluas kekuasaannya.
Berbeda dengan Ken Bamang yang dipenuhi dengan energi, Barata berada dalam kondisi yang tak menyenangkan. Dia harus berurusan dengan Pusaka Ilahi yang baru saja dia dapatkan.
Dia mempelajarinya sekaligus mencoba untuk mengendalikannya
Beberapa hari kemudian, Barata memutuskan untuk meninggalkan kota setelah seluruh penduduk selesai dievakuasi. Dia membawa sebagian pasukan dan tentu saja dia membiarkan para Kontraktor baru untuk kembali ke Lembah Kehidupan. Kali ini, dia mencoba untuk pergi ke Pusat Kerajaan.Mungkin dia tak akan menemukan apapun di sana, tapi rasa penasarannya terus menghantuinya selama beberapa hari terakhir. Dia tak pernah bisa melepaskan perasaan itu dan terus diganggu olehnya. Dia tak memedulikan kelompok-kelompok yang ada di sekitar.Fokusnya jelas, apalagi setelah dia mengalami insiden yang aneh itu. Keinginannya untuk mengumpulkan 7 Pusaka Ilahi semakin menguat seiring berjalannya waktu. Sedangkan, untuk membangun kembali peradaban yang terkikis. Dia menyerahkannya pada bawahannya.“Pusaka Ilahi, sebenarnya kau ini apa? Kenapa kau bisa muncul dan alasan apa yang membuatmu menjadi begitu penting? Mungkinkah, ini berkaitan dengan pencipta dunia? Dewa? Langit? Apa k
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Ken Bamang keluar dari ruangannya. Dengan wajah yang tampak lelah dan kesal, ia menemui mereka. Ia mendengarkan seluruh laporan yang mereka bawa dengan tenang.“Jadi, ada monster tingkat bencana di rawa itu? Seluruh kelompok yang dikirim ke sana musnah seutuhnya termasuk para Kontraktor yang mengikuti mereka? Apa itu benar-benar monster tingkat bencana atau di atasnya? Aku tahu, para Kontraktor yang aku sertakan dalam kelompok itu memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri saat berhadapan dengan monster setingkat itu.”Pria yang melaporkannya memiliki keringat di dahinya. Tubuhnya sedikit membungkuk dan terus menurun meski tak ada tekanan yang menindasnya. Dia menurunkan suaranya saat berkata, “Maaf, Tuanku. Apa yang kami dengar seperti itu. Hanya ada beberapa orang yang selamat tapi pada akhirnya mereka tewas juga, Tuan. Karena itulah aku hanya bisa mengatakan bila monster itu berada pada tingkatan bencana.&rdq
Begitu kelompok Kontraktor terbaiknya kembali, Ken Bamang segera memimpin mereka menuju ke rawa. Dia tak membiarkan masalah itu terlalu lama dan berlarut-larut. Bukan hanya itu masalah yang menghantui wilayahnya, Ken Bamang telah menerima laporan dari kelompok-kelompok yang telah ia sebar dan dalam beberapa hari ini dia mengolah setiap informasi tersebut.“Kali ini kita akan pergi menuju ke rawa yang berada di dekat sebuah hutan kecil. Entah bagaimana awalnya, saat ini tempat itu telah menjadi zona mematikan dan tak ada penduduk kita yang mendekati tempat itu. Ancamannya terlalu tinggi, beberapa kelompok musnah saat mencoba menyelesaikannya. Sekarang, aku akan memimpin kalian untuk menumpasnya!”Ken Bamang memberitahu kontraktor terpercayanya tentang tindakan yang akan mereka lakukan. Kehadiran monster tingkat bencana telah menjadi masalah yang membuatnya pusing. Tak diragukan lagi, Ken Bamang tidak memiliki keinginan selain membersihkan monster tersebut.
Kedatangannya di Pusat Kerajaan tidak menggemparkan. Barata bersama dengan pasukannya tidak lantas mendekati pusat kerajaan seperti dia sedang memberikan sebuah tantangan. Dia tahu jika situasi di pusat kerajaan pasti tidak baik dan banyak tantangan tersembunyi.Barata mengambil jalan memutar dan berada dekat dengan pusat kerajaan. Dia menempati sebuah pemukiman kecil yang letaknya tidak jauh dari pusat kerajaan. Dia meninggalkan seluruh pasukannya di tempat itu dengan memberi mereka perintah untuk tetap bersembunyi sambil mengamati sekitarnya.Ketika dia memberi perintah tersebut. Dia meninggalkan mereka pergi menuju ke pusat kerajaan seorang diri. Dengan radar yang ia miliki, Barata bisa mendapatkan informasi tentang posisi pemilik pusaka ilahi. Targetnya memang orang itu, sehingga dia tak memedulikan yang lain meskipun dia tahu mereka bisa menjadi tambahan kekuatan untuk apa yang akan dia hadapi nanti.Saat ini, dia melihat banyak sekali prajurit yang berkelo
Sekilas, hanya sekali pandang, Barata menebas seluruh prajurit yang ada di sekelilingnya dan membentuk gunung mayat di sekitarnya. Ketika dia pikir semuanya sudah berakhir dan dia hendak meninggalkan tempat tersebut. Tiba-tiba, para Kontraktor mulai bermunculan dan menghadang dirinya dengan nafsu membunuh yang sangat tinggi.Barata merasakan perubahan atmosfer di sekitarnya begitu para kontraktor muncul. Dia menghitung dengan tenang dan menemukan ada sepuluh Kontraktor yang mengelilinginya dan menutup jalannya untuk kabur. Barata tetap tenang walaupun dia tahu bahaya di depannya tidak mudah untuk dihadapi. Semakin dia melihatnya, semakin dia merasakan tekanan itu.“Baiklah!! Ini mungkin akhir dan awal dari semuanya! Saatnya menggunakan Pusaka Kalimedeni!” Barata menarik belati dan menggunakan teknik {Ilusi Lingkungan} untuk mengelabuhi mereka yang mengepungnya.Barata tidak menunggu mereka bertanya maupun menyerangnya. Dia mengambil semua inisiatif d
Kekacauan di pusat kerajaan telah menimbulkan kepanikan yang cukup besar di sisi para penduduk. Kematian para Kontraktor turut membuat situasi menjadi lebih suram. Ken Bamang segera mengendalikan situasi agar tidak berubah menjadi lebih buruk dan suram lagi. Saat ini, pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan tentang tujuan Barata melakukan serangan tersebut.“Aku memiliki lawan yang berbeda kali ini. Sebelumnya pria pengendali mayat itu sangat kuat dan memiliki bawahan yang tak terhitung jumlahnya. Kini aku harus berhadapan dengan seseorang yang tak kuketahui tingkat kekuatan serta pasukannya. Apa yang sebenarnya terjadi dengan situasi di tempat ini?” Ken Bamang kesal dengan situasi yang terjadi di sekitarnya. Mereka yang melakukan serangan ke tempatnya memiliki kemampuan yang tinggi.Kekesalannya cukup beralasan. Beruntung, para penduduk bisa mengerti dan membuat situasi kembali menjadi kondusif. Ken Bamang memanggil kembali pasukan yang dia kirim ke berbagai
Kemunculan Barata dan pasukannya telah ia antisipasi. Ken Bamang menunggu mereka di bentengnya bersama dengan seluruh pasukan yang ada di dalam Pusat Kerajaan. Dia tak menutup gerbang seperti seharusnya, melainkan membiarkannya terbuka lebar-lebar agar musuh berpikir mudah untuk menyusupinya.Ken Bamang berdiri dengan tenang, tapi aura yang merembes keluar dari tubuhnya memancarkan hawa membunuh yang sangat-sangat kuat. Tatapan matanya yang begitu dingin menyapu pepohonan rimbun di sekeliling pertahanan. Ketika Barata dan pasukannya muncul, di waktu itu pula dia mengangkat tangannya dan memberikan sinyal pada pasukannya untuk menyerang.Para prajurit sekaligus Kontraktor bergegas menyerang Barata dan pasukannya. Mereka merangsek bagaikan binatang buas yang kelaparan dan dilepaskan dari kandang. Situasi berubah dengan cepat. Dalam kedipan mata, Barata yang awalnya ingin menyerang malah berbalik menjadi pihak yang diserang. Dia tak mengira mereka akan mengambil sikap ber
Barata terpental mundur. Dia kalah adu kekuatan dengan Ken Bamang. Wajahnya dipenuhi dengan keterkejutan. Dia tak menduga kekuatan yang Ken Bamang miliki akan sedemikian besarnya. Walau mereka hanya beradu kekuatan dengan pedang, Barata tetap tak bisa mengunggulinya.Ken Bamang terlalu kuat. Hanya satu ayunan tunggalnya, tekanan yang dihasilkan sangatlah menekan jiwa. Barata yang mencoba menangkisnya tidak hanya tidak bisa melakukannya, dia malah dikirim terbang. Barata tidak hanya berpikir kekuatan ini berasal dari kekuatan Ken Bamang semata tapi juga dipengaruhi oleh pedang yang ada dalam genggamannya.Ya, dugaannya memang benar. Senjata yang digenggam oleh Ken Bamang merupakan salah satu Pusaka Ilahi dan itu hanyalah perwujudannya. Ken Bamang hanya mengenakan satu bulan cincin saja dan terlihat ada sesuatu yang berbeda di telinganya. Dia memiliki sebuah anting, dan itu hanya di satu sisi saja.Pakaiannya yang terbuat dari kulit monster memberikan tekanan yang
Waktu mereka masuk ke dalam alam ketiadaan. Barata merasakan sensasi kesemutan dan getaran hebat di sekujur tubuhnya. Bagian-bagian tubuh yang sebelumnya tak berfungsi menunjukkan sedikit peningkatan yang membuat dia menjadi semangat. Di sisi lain, Hyang Barakala tidak hanya mengompres seluruh energi yang mengitari tubuhnya. Dengan satu tatapan yang serius serta mematikan, dia menarik seluruh energi tersebut dan menyatukannya dengan tubuhnya. Lantas, dengan sebuah gerakan sederhana, Hyang Barakala melesat maju ke arah Barata. Keadaan segera berubah saat Hyang Barakala mengambil langkah. Tidak hanya tekanan besar yang datang tapi juga sebuah ancaman yang langsung membuat Barata melipat gandakan kewaspadaannya. Walau begitu, dia tetap mengelak dari Hyang Barakala dan tidak menangkis maupun menahan serangannya. Ia tahu betul seberapa merusaknya serangan yang Hyang Barakala lepaskan barusan. Energi yang besar dan merusak saling bertemu. Baik energi yang Barata miliki mau
Semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Hyang Barakala. Barata yang mengalami peningkatan drastis menjadi sesuatu hal yang memberi Hyang Barakala sebuah rasa takut. Dia memang menginginkan hal ini kembali, rasa takut yang sudah lama tak dia rasakan. Bagaimana dia tidak merasa senang saat dia menyaksikan perubahan pada Barata yang benar-benar jauh dari ekspektasinya dan sekarang dia merasa lebih segar.“Kau masih bisa bertahan, bukan? Kau membuat aku bersemangat dan semangat ini semakin lama menjadi semakin besar. Aku benar-benar bahagia sekarang. Pertarungan ini akan terus kukenang! Barata, kau benar-benar sosok penantang yang hebat dan aku senang. Aku senang kaulah yang berhasil mendapatkan semua benda itu, jika itu orang lain. Entah bagaimana akhirnya, mungkin aku tidak akan sesemangat ini!” ujar Hyang Barakala ketika dia melihat tubuh Barata mengalami perubahan dimana energi dalam jumlah besar mengelilinginya.Barata mendengar sebuah hal yang tak ingin
Pukulan itu melayang dengan kecepatan tinggi dan sangat menekan. Seluruh energi berkumpul dalam kepalan tangan Barata yang melesat ke arah Hyang Barakala. Udara terpecah belah dan berbagai pusaran angin dalam bermacam-macam ukuran muncul saat pukulan itu mendekati tubuh Hyang Barakala.Sewaktu pukulan itu menghantam tubuh Hyang Barakala sontak sebuah gelombang kejut muncul dari benturan itu. Hyang Barakala cukup terkejut dengan kemampuan Barata yang begitu mengerikan terutama daya ledak dari pukulannya. Energinya sungguh besar dan dampak dari pukulannya langsung terasa. Tidak ada sedikitpun celah dalam serangan itu dan Hyang Barakala melihatnya dalam cahaya berbeda, seolah serangan itu merupakan serangan terkuat yang Barata lepaskan sejak pertarungan pertama.“Uagh!!” Hyang Barakala terdorong mundur dan memuntahkan seteguk darah serta di dadanya ada sebuah luka yang berbentuk seperti kepalan tangan. Tatapannya sedikit menunjukkan rasa takut saat Barata meny
Hyang Barakala menembakkan bola energi yang sudah dia kompresi hingga ke titik terbaik. Bola energi yang seharusnya sangat besar ia kompresi menjadi sedemikian rupa. Lantas dengan satu gerakkan telunjuknya, dia menembakkan bola energi itu ke arah Barata yang juga melakukan hal yang sama dengannya. Kumpulan bola energi saling bertabrakan dan berbenturan. Sebuah gelombang kejut yang sangat kuat menghantam seluruh area.Barata terdorong mundur dan memiliki berbagai macam luka di tubuhnya hingga mengeluarkan darah yang tak terhitung jumlahnya. Hanya saja, Barata memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri dan kemampuan itu berkembang dengan cepat, sehingga ketika luka itu muncul di waktu yang sama luka itu segera pulih. Kejadian itu tak luput dari mata Hyang Barakala dan dia merasa bila kemampuan Barata semakin membaik di setiap detiknya.“Hahahaha … sungguh pertarungan yang menyenangkan. Aku tidak pernah berharap kau bisa mengeluarkan kekuatan yang sama dengan
Tubuhnya melenting saat Barata menyerap seluruh energi yang ada di sekitarnya. Baik Hyang Barakala maupun Barata saling menyerap energi di sekitarnya hingga menyebabkan fluktuasi menakutkan di lingkungan sekitarnya dan membuat ruang serta udaranya terdistorsi dengan hebatnya. Barata melayang dan energi di sekitarnya bergerak menuju ke dirinya dengan kecepatan tinggi membuat dia menjadi lebih berbahaya.Hyang Barakala tersenyum puas ketika dia menyaksikan perubahan pada Barata. Walaupun hal itu akan membuatnya makin berbahaya dan mengancamnyam Hyang Barakala tetap merasa senang karena dia tidak bisa menghadapi lawan yang setara selama ini. Dengan adanya Barata yang mulai berkembang dan bertambah kuat seiring mereka bertarung, Hyang Barakala menjadi semakin bersemangat hingga wajahnya berseri-seri.“Aku melakukan apapun yang aku inginkan tanpa ada makhluk yang bisa menahanku dan kau bisa datang ke tempat ini juga karenaku. Kau bertambah kuat atas izinku. Tidak ada
Hyang Barakala kembali mengirimkan sebuah bola energi yang jauh lebih kuat. Saat dilihat lebih dekat dan teliti, bola energi itu dipenuhi dengan kandungan elemen alam. Barata memperkuat pertahanannya dengan menebalkan dinding pertahanan dari energi di sekitar tubuhnya. Tatapan matanya terus tertuju dan terpaku pada Hyang Barakala yang melakukan gerakan yang sama tapi dengan tekanan serta momentum yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.Serangan kedua datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Barata tidak menahan diri saat dia melihat gerakan yang dilakukan oleh Hyang Barakala. Bola energi itu datang dengan kecepatan tinggi. Barata yang begitu fokus melihat arah serangan itu dan secepat mungkin dia bergerak ke samping untuk menghindarinya, akan tetapi begitu dia hendak bergerak. Tatapan mata Hyang Barakala segera tertuju padanya dan memiliki dominasi tertentu hingga membuat Barata terpaku diam untuk beberapa saat.Pada waktu Barata hendak menghindar, dia benar-benar d
Tanpa menunggu Hyang Barakala bertindak, Barata mengambil langkah pertama dengan melancarkan sebuah serangan yang didasari akan seluruh kekuatan serta emosinya. Hasilnya, serangannya memberikan tekanan yang begitu besar. Di sekitar kepalan tangannya muncul retakan ruang dan tampak waktu terhenti karena tak ada hembusan apapun, lalu disertai dengan ilusi sebuah makhluk kuat. Ada beberapa elemen alam yang menyatu dalam kepalan tangannya yang membuat sebuah luka dari kepalan tangannya hingga bahunya, tapi pulih dengan sendirinya.Hyang Barakala tersenyum ketika dia merasakan kekuatan yang ada dalam pukulan Barata. Dia tidak menghindarinya ataupun membuat suatu gerakan tertentu untuk menahan pukulan itu. Hyang Barakala membiarkan serangan itu menghantam tubuhnya dan pukulan itu menabrak langsung ke dadanya hingga memicu sebuah dentuman yang memekakkan telinga serta mendorongnya mundur. Sorot matanya sedikit berubah saat dia terdorong mundur.Ada rasa tidak percaya dalam so
Barata meresapi perkataan Kalia dan menatap sosok yang menyebut dirinya Hyang Barakala sekaligus mengatakan dirinya sebagai Dewa ataupun Tuhan. Sulit untuknya menerima hal itu begitu saja. Dia sendiri tidak yakin akan keberadaan Dewa, tapi dihadapannya saat ini muncul sesosok makhluk yang mengatasnamakan dirinya sebagai Dewa. Sesuatu hal yang cukup aneh sebenarnya. Sayangnya, apa yang terjadi sebelumnya dan keadaan saat ini membuka mata Barata lebar-lebar. Sehingga, mau tidak mau dia harus mengakui bila ucapan sosok itu benar adanya.Mengenai apa yang dikatakan dan dilakukan oleh sosok itu, Barata tak begitu memikirkannya pada awalnya. Hanya saja, setelah dia mendengar ucapan Kalia. Dia menjadi lebih sadar akan keberadaan serta kekuatan yang dimiliki oleh Hyang Barakala. Selain itu, di sepanjang waktu pembicaraan terjadi, Barata bisa melihat ada sedikit rasa senang dari sorot mata serta wajah yang Hyang Barakala tunjukkan seolah dia sudah menanti pertemuan ini sejak lama.
Sosok yang melepaskan dominasi menakutkan itu tak bergerak. Dia juga tidak merespons pertanyaan Barata. Sosok itu hanya menatapnya dan terus mengawasinya seolah-olah dia sedang mengukur kemampuannya. Tatapan itu mengandung tekanan yang jauh melampaui segala tekanan yang pernah Barata rasakan. Penampilannya yang begitu agung tampak seperti manusia tapi jauh lebih menawan dari manusia biasa dan memiliki beberapa tanduk di kepalanya dengan rambut panjang yang terurai serta taring yang menjulur keluar dari mulutnya. Matanya besar dengan pupil menonjol. Saat dia tersenyum dunia tampak berhenti.Pandangan matanya terus menyapu sekitarnya dan sosok itu perlahan-lahan menunjukkan senyuman dinginnya. Tatapannya juga mulai mengalami perubahan saat menatap Barata yang mencoba untuk menahan segala tekanan yang dia keluarkan. Bagaimanapun situasi saat ini ada karena tindakannya dan dia menyukai sikap yang Barata tunjukkan.Sosok itu menatap Barata dengan dingin seraya berujar, &ldq