Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Ken Bamang keluar dari ruangannya. Dengan wajah yang tampak lelah dan kesal, ia menemui mereka. Ia mendengarkan seluruh laporan yang mereka bawa dengan tenang.
“Jadi, ada monster tingkat bencana di rawa itu? Seluruh kelompok yang dikirim ke sana musnah seutuhnya termasuk para Kontraktor yang mengikuti mereka? Apa itu benar-benar monster tingkat bencana atau di atasnya? Aku tahu, para Kontraktor yang aku sertakan dalam kelompok itu memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri saat berhadapan dengan monster setingkat itu.”
Pria yang melaporkannya memiliki keringat di dahinya. Tubuhnya sedikit membungkuk dan terus menurun meski tak ada tekanan yang menindasnya. Dia menurunkan suaranya saat berkata, “Maaf, Tuanku. Apa yang kami dengar seperti itu. Hanya ada beberapa orang yang selamat tapi pada akhirnya mereka tewas juga, Tuan. Karena itulah aku hanya bisa mengatakan bila monster itu berada pada tingkatan bencana.&rdq
Begitu kelompok Kontraktor terbaiknya kembali, Ken Bamang segera memimpin mereka menuju ke rawa. Dia tak membiarkan masalah itu terlalu lama dan berlarut-larut. Bukan hanya itu masalah yang menghantui wilayahnya, Ken Bamang telah menerima laporan dari kelompok-kelompok yang telah ia sebar dan dalam beberapa hari ini dia mengolah setiap informasi tersebut.“Kali ini kita akan pergi menuju ke rawa yang berada di dekat sebuah hutan kecil. Entah bagaimana awalnya, saat ini tempat itu telah menjadi zona mematikan dan tak ada penduduk kita yang mendekati tempat itu. Ancamannya terlalu tinggi, beberapa kelompok musnah saat mencoba menyelesaikannya. Sekarang, aku akan memimpin kalian untuk menumpasnya!”Ken Bamang memberitahu kontraktor terpercayanya tentang tindakan yang akan mereka lakukan. Kehadiran monster tingkat bencana telah menjadi masalah yang membuatnya pusing. Tak diragukan lagi, Ken Bamang tidak memiliki keinginan selain membersihkan monster tersebut.
Kedatangannya di Pusat Kerajaan tidak menggemparkan. Barata bersama dengan pasukannya tidak lantas mendekati pusat kerajaan seperti dia sedang memberikan sebuah tantangan. Dia tahu jika situasi di pusat kerajaan pasti tidak baik dan banyak tantangan tersembunyi.Barata mengambil jalan memutar dan berada dekat dengan pusat kerajaan. Dia menempati sebuah pemukiman kecil yang letaknya tidak jauh dari pusat kerajaan. Dia meninggalkan seluruh pasukannya di tempat itu dengan memberi mereka perintah untuk tetap bersembunyi sambil mengamati sekitarnya.Ketika dia memberi perintah tersebut. Dia meninggalkan mereka pergi menuju ke pusat kerajaan seorang diri. Dengan radar yang ia miliki, Barata bisa mendapatkan informasi tentang posisi pemilik pusaka ilahi. Targetnya memang orang itu, sehingga dia tak memedulikan yang lain meskipun dia tahu mereka bisa menjadi tambahan kekuatan untuk apa yang akan dia hadapi nanti.Saat ini, dia melihat banyak sekali prajurit yang berkelo
Sekilas, hanya sekali pandang, Barata menebas seluruh prajurit yang ada di sekelilingnya dan membentuk gunung mayat di sekitarnya. Ketika dia pikir semuanya sudah berakhir dan dia hendak meninggalkan tempat tersebut. Tiba-tiba, para Kontraktor mulai bermunculan dan menghadang dirinya dengan nafsu membunuh yang sangat tinggi.Barata merasakan perubahan atmosfer di sekitarnya begitu para kontraktor muncul. Dia menghitung dengan tenang dan menemukan ada sepuluh Kontraktor yang mengelilinginya dan menutup jalannya untuk kabur. Barata tetap tenang walaupun dia tahu bahaya di depannya tidak mudah untuk dihadapi. Semakin dia melihatnya, semakin dia merasakan tekanan itu.“Baiklah!! Ini mungkin akhir dan awal dari semuanya! Saatnya menggunakan Pusaka Kalimedeni!” Barata menarik belati dan menggunakan teknik {Ilusi Lingkungan} untuk mengelabuhi mereka yang mengepungnya.Barata tidak menunggu mereka bertanya maupun menyerangnya. Dia mengambil semua inisiatif d
Kekacauan di pusat kerajaan telah menimbulkan kepanikan yang cukup besar di sisi para penduduk. Kematian para Kontraktor turut membuat situasi menjadi lebih suram. Ken Bamang segera mengendalikan situasi agar tidak berubah menjadi lebih buruk dan suram lagi. Saat ini, pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan tentang tujuan Barata melakukan serangan tersebut.“Aku memiliki lawan yang berbeda kali ini. Sebelumnya pria pengendali mayat itu sangat kuat dan memiliki bawahan yang tak terhitung jumlahnya. Kini aku harus berhadapan dengan seseorang yang tak kuketahui tingkat kekuatan serta pasukannya. Apa yang sebenarnya terjadi dengan situasi di tempat ini?” Ken Bamang kesal dengan situasi yang terjadi di sekitarnya. Mereka yang melakukan serangan ke tempatnya memiliki kemampuan yang tinggi.Kekesalannya cukup beralasan. Beruntung, para penduduk bisa mengerti dan membuat situasi kembali menjadi kondusif. Ken Bamang memanggil kembali pasukan yang dia kirim ke berbagai
Kemunculan Barata dan pasukannya telah ia antisipasi. Ken Bamang menunggu mereka di bentengnya bersama dengan seluruh pasukan yang ada di dalam Pusat Kerajaan. Dia tak menutup gerbang seperti seharusnya, melainkan membiarkannya terbuka lebar-lebar agar musuh berpikir mudah untuk menyusupinya.Ken Bamang berdiri dengan tenang, tapi aura yang merembes keluar dari tubuhnya memancarkan hawa membunuh yang sangat-sangat kuat. Tatapan matanya yang begitu dingin menyapu pepohonan rimbun di sekeliling pertahanan. Ketika Barata dan pasukannya muncul, di waktu itu pula dia mengangkat tangannya dan memberikan sinyal pada pasukannya untuk menyerang.Para prajurit sekaligus Kontraktor bergegas menyerang Barata dan pasukannya. Mereka merangsek bagaikan binatang buas yang kelaparan dan dilepaskan dari kandang. Situasi berubah dengan cepat. Dalam kedipan mata, Barata yang awalnya ingin menyerang malah berbalik menjadi pihak yang diserang. Dia tak mengira mereka akan mengambil sikap ber
Barata terpental mundur. Dia kalah adu kekuatan dengan Ken Bamang. Wajahnya dipenuhi dengan keterkejutan. Dia tak menduga kekuatan yang Ken Bamang miliki akan sedemikian besarnya. Walau mereka hanya beradu kekuatan dengan pedang, Barata tetap tak bisa mengunggulinya.Ken Bamang terlalu kuat. Hanya satu ayunan tunggalnya, tekanan yang dihasilkan sangatlah menekan jiwa. Barata yang mencoba menangkisnya tidak hanya tidak bisa melakukannya, dia malah dikirim terbang. Barata tidak hanya berpikir kekuatan ini berasal dari kekuatan Ken Bamang semata tapi juga dipengaruhi oleh pedang yang ada dalam genggamannya.Ya, dugaannya memang benar. Senjata yang digenggam oleh Ken Bamang merupakan salah satu Pusaka Ilahi dan itu hanyalah perwujudannya. Ken Bamang hanya mengenakan satu bulan cincin saja dan terlihat ada sesuatu yang berbeda di telinganya. Dia memiliki sebuah anting, dan itu hanya di satu sisi saja.Pakaiannya yang terbuat dari kulit monster memberikan tekanan yang
Barata berkutat dengan Ken Bamang dalam pertarungan yang menghancurkan. Tidak ada yang mengalah dari keduanya. Mereka mengerahkan segalanya, meski tubuh sulit untuk bergerak, mereka paksakan untuk bergerak.Luka yang tak parah dan menghambat tak menjadikan mereka lemah, malahan merangsang keinginan bertarung mereka semakin besar. Barata yang terus berada dalam posisi yang cukup buruk tidak bisa mengesampingkan kekuatan yang dimiliki oleh Ken Bamang. Ketika dia terluka dan memulihkan diri, Ken Bamang melepaskan serangan lain yang jauh lebih kuat dari yang bisa dia bayangkan.Setiap pukulan yang ia lepaskan telah menghancurkan tanah dan mengguncangnya. Batu-batu yang ada di sekitarnya pun lenyap. Dia benar-benar membuat siapa saja merasa tak bisa bergerak ketika dihadapannya. Ken Bamang tidak terganggu oleh luka yang ada di sekujur tubuhnya. Dia hanya tersenyum sepanjang pertarungannya dengan Barata berlangsung.Barata merasa tidak ada sedikitpun peluang baginya u
Ketika mereka berhenti sejenak dari pertarungan yang sengit, baik Ken Bamang maupun Barata melihat ada zombie dalam jumlah yang sangat besar dan mereka merupakan zombie yang sudah mengalami evolusi. Suara-suara yang pernah memberikan teror kembali. Dengan jumlah yang begitu banyak, zombie-zombie itu memberikan tekanan yang hebat untuk kedua sisi. Ken Bamang mengernyitkan dahinya ketika dia melihat kumpulan zombie itu. “Sial! Dia benar-benar datang dan mengamati seluruh situasi ini sejak tadi! Ini benar-benar tidak menyulitkan.” Ken Bamang tidak bisa menghapus bayangan pria itu dari benaknya. Keberadaannya merupakan sebuah petaka yang tak dapat dihindari dan sulit untuk dilawan. Kekuatannya yang mampu membalikkan kematian menjadi kehidupan dan mengendalikan zombie menjadi sebuah kekuatan yang sangat mengerikan dan patut untuk diperhitungkan. Ketika dia fokus bertarung dengan Barata, sebenarnya dia sudah mendapatkan peringatan dari Roh penjaga pusaka yang berad