Sopo Barungan yang berada di dalam ruangan segera menerima laporan tentang Barata yang hendak menemuinya. Begitu dia mendengarnya, ia segera meninggalkan semua pekerjaannya, dan bergegas menemui Barata. Semenjak pertarungan itu, ia tidak bisa menemukan Barata dan tidak dapat berkomunikasi lagi dengannya.
Saat dia mendapatkan laporan dari prajurit. Dia bergegas menemui Barata yang menunggunya di gerbang. Perasaannya kacau ketika mendengar Barata menunggunya di gerbang. Dia sama sekali tidak bisa membayangkan akan jadi seperti apa pertemuan ini.
Beberapa saat kemudian, dia melihat Barata dalam kondisi yang cukup buruk. Penampilannya sungguh berantakan dan dia bisa mencium bau tak sedap dari tubuhnya. Namun, meski penampilannya begitu buruk. Sopo Barungan masih bisa mengenalinya, terutama saat dia merasakan ancaman dari tatapan matanya.
“Tuan, apa yang terjadi padamu? Kenapa kau bisa berada dalam kondisi seburuk ini?” tanya Sopo Barungan dengan nada yan
Waktu berlalu dengan cepat setelah pertarungan itu. Barata memiliki banyak waktu untuk memulihkan diri dan dia memaksimalkan seluruh waktu yang dia miliki. Saat dia sudah pulih dan mendapatkan kembali kekuatannya. Dia segera bersiap untuk melakukan perjalanan menuju ke Lembah Surawa.Tentu saja, dia melakukan perjalanan setelah bertemu dengan para pejabatnya. Mereka dipanggil Ibukota Kerajaan. Bowo, Sopo Barungan, Bawono, dan Leman, mereka berkumpul di tempat itu. Barata mengumpulkan mereka untuk membahas suatu masalah yang ia rasa perlu untuk mereka ketahui. Situasi saat ini sudah bergerak menuju ke arah yang ia mau.“Wilayah sudah bergerak sesuai dengan apa yang aku harapkan. Bowo, kau melakukan tugasmu dengan baik. Mengembangkan wilayah bukan tugas mudah, tapi kau menyelesaikannya dengan sangat baik. Aku memujimu atas kinerja yang begitu bagus. Namun, tugasmu akan semakin berat ke depannya.”“Kalian berempat akan saling bahu membahu untuk me
Perjalanan memakan banyak waktu dan Barata sama sekali tidak merasa lelah. Dia memperhatikan setiap tempat yang dia lewati. Beberapa hutan berukuran sedang yang dipenuhi oleh zombie menarik perhatiannya. Dia melepaskan gelombang api besar ke arah zombie yang berlari mendekatinya.Barata tidak turun dari kuda dan dia memandang dingin seluruh zombie yang terbakar hingga menjadi abu. Tatapannya menyapu seluruh area yang dapat ia jangkau. Setiap gerakan kecil yang muncul tak lepas dari pantauannya. Barata tak beranjak dari posisinya saat matanya menyapu seluruh area di sekelilingnya.“Hanya zombie yang ada di sini. Tidak ada monster yang layak untuk kuhadapi. Seharusnya, semakin aku mendekati Lembah Surawa, monster-monster yang ada di jalan memiliki kekuatan yang mengancamku. Lalu, apa yang aku temui ini?”Dia bingung akan situasi di depannya dan tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Bagaimanapun juga, dia berpikir jika seluruh situasi yang ia lihat saa
Melawan monster humanoid bertanduk memberi Barata pengalaman terhadap penggunaan Pusaka Ilahi di tangannya. Beberapa kali dia mengeluarkan kekuatan alam dari ketiadaan seperti api dan air. Dia membayangkannya dan mewujudkannya dengan menggunakan Pusaka Wiasnu.Barata tidak membiarkan monster itu mengontrol pertarungan bahkan untuk satu detik saja. Barata terus mengguncang kekuatan monster itu dan melemahkannya. Dia sama sekali tidak memedulikan apa yang akan terjadi jika dia gagal membuat monster itu kehilangan tenaga.Setiap serangan yang ia lepaskan selalu memberikan ilusi yang tak tentu, sehingga monster humanoid itu tidak hanya tidak bisa bergerak bebas, bahkan dia juga berada dalam keadaan canggung. Barata mengerti betul seberapa besar tekanan yang dia hadapi saat berhadapan dengan monster di depannya ini.Monster bertanduk tiga itu menatapnya dengan tatapan penuh kebencian. Barata merasakan kebencian yang kuat dari sorot mata monster itu, tapi dia tidak ta
Perjalanan masih panjang. Barata menghabiskan beberapa hari di padang belantara. Tidak ada hal baik yang dia temui. Tanpa bertemu pemukiman penduduk atau kelompok-kelompok pengungsi membuat Barata kesal. Perjalanannya benar-benar sepi. Dia bingung dengan situasi di setiap tempat yang dia lewati. Baik itu hutan, gunung, atau padang rumput. Dia sama sekali tidak menemukan tanda-tanda kehidupan.“Perasaan sepi ini sedikit menyenangkan. Entah kenapa aku merasa semakin jauh aku berkuda semakin sepi tempat yang kulewati. Situasi semacam ini sulit untuk ditemukan dan bahaya selalu berdampingan dengan tempat semacam ini. Aku tidak tahu apakah Lembah Surawa sudah dekat? Intuisiku mengatakan padaku bila itu sudah dekat!”Dalam perjalanannya dia melihat beberapa hutan yang tandus dengan batang pohon mati berdiri tegak. Beberapa kawah juga muncul di sekitarnya, ketika dia melihatnya, ia berpikir bila tempat itu merupakan tempat bekas pertempuran. Barata tak mengambil w
Rentetan pukulan mematikan Barata lepaskan dan setiap serangannya membuat monster bunglon hancur. Tubuhnya memiliki lubang serta retakan tak terhitung jumlahnya. Di sisi yang berbeda Barata berada dalam kondisi yang janggal dimana dia tenggelam dalam pengaruh Pusakan Naketi sehingga dia meluapkan seluruh kekuatannya dalam setiap serangannya.Setelah bertempur selama beberapa puluh menit, Barata meninggalkan mayat monster itu begitu saja. Tentu saja, dia menyerap esensi yang ada di dalam tubuh monster itu sebelum meninggalkannya. Tidak ada yang mengganggunya saat menyerap esensi di dalam tubuh pria itu. Dalam waktu singkat, dia memiliki pemikiran berbeda. Meski malam sudah tiba sekalipun, dia bergegas menuju ke bukit lain untuk menghadapi monster di sana.Barata memutuskan untuk melenyapkan setiap monster yang ada di Bukit Sedoso sebelum meninggalkan tempat ini. Selain untuk mendapatkan esensi dalam tubuh setiap monster. Dia bisa membersihkan segala ancaman yang ada di
Monster serigala humanoid benar-benar bertahan dari serangan yang Barata lepaskan. Monster itu terjungkal beberapa kali setelah tidak bisa menahan kekuatan yang dilepaskan Barata. Dalam setiap serangan yang Barata lepaskan memiliki tingkat kekuatan yang tak terukur. Ketika pukulannnya, serangannya menghantam tanah dan membuat sebuah kawah.Barata benar-benar tidak mengarahkan serangannya secara membabi buta. Ia selalu melepaskan pukulannya tepat dan akurat ke arah lawannya. Namun, kemampuan yang monster serigala humanoid jauh melampaui perkiraannya terutama kecepatannya. Itu sungguh diluar dugaannya. Beberapa kali dia mencoba mengakhiri lawannya, tapi kenyataannya tidak semudah itu.Monster serigala humanoid memiliki kemampuan yang sangat hebat dan daya tahannya berada dalam kisaran yang sulit untuk dia terka. Cara monster itu bertahan dari serangannya sungguh membuat Barata terkejut dan dia sama sekali tidak bisa bergerak secara bebas setelah bertarung dengan monster
Barata menarik seluruh Energi Kehidupan yang ada di sekitarnya dan memusatkan Energi Kehidupan di kepalan tangannya saat memutuskan menyerang monster serigala humanoid dengan satu serangan mematikan. Barata menyaksikan gerakan monster itu dan memukulnya tepat saat monster itu hendak menyerangnya dari samping. Pukulannya sangat cepat dan kuat. Serangannya mengenai tepat kepala monster itu dan menghancurkannya.Dia menghabisi seluruh monster setelah dia membunuh monster serigala humanoid. Barata tidak beristirahat setelahnya tapi bergegas menuju ke bukit berikutnya. Setelah perjalanan yang memakan waktu tak sebentar dan menghadapi monster tingkat mengerikan di beberapa bukit lainnya. Akhirnya, dia tiba di pemberhentian terakhir. Bukit terakhir di Bukit Sedoso memberikan aura yang jauh lebih berbahaya dan mematikan.Di dalam bukit itu bersemayam seekor monster humanoid yang kuat dan memimpin monster humanoid lainnya. Ketika Barata berada di bukit tersebut. Dia benar-benar
Salah satu monster berambut merah itu berhasil Barata bakar hingga menjadi abu, tapi gerakan itu juga membuat tiga monster bergegas ke arahnya. Hanya satu monster saja yang tidak turut serta menyerangnya. Tiga monster bergegas ke arah dengan nafsu membunuh yang kuat dan haus darah yang tak tertahankan. Ekspresi Barata masih tenang, dia menjentikkan jarinya dan membangun sebuah ilusi tatkala tiga monster semakin dekat dengannya.Setelahnya, dia bergerak ke samping sambil mengepalkan tangannya. Dia mengincar salah satu monster yang jaraknya begitu dekat dengannya. Matanya menajam dan auranya meledak seketika dia memutuskan untuk melepaskan pukulannya. Auranya memenuhi seluruh area dan udara di sekitarnya meledak dengan kuatnya. Kepalan tangan Barata melayang dengan sangat cepat ke arah kepala monster berambut merah yang masih menyerang ilusinya.Gerakannya cepat dan disertai dengan ilusi. Setelah Barata mendapatkan Lima Pusaka Ilahi, setiap teknik yang ada pada setiap pu