Rentetan pukulan mematikan Barata lepaskan dan setiap serangannya membuat monster bunglon hancur. Tubuhnya memiliki lubang serta retakan tak terhitung jumlahnya. Di sisi yang berbeda Barata berada dalam kondisi yang janggal dimana dia tenggelam dalam pengaruh Pusakan Naketi sehingga dia meluapkan seluruh kekuatannya dalam setiap serangannya.
Setelah bertempur selama beberapa puluh menit, Barata meninggalkan mayat monster itu begitu saja. Tentu saja, dia menyerap esensi yang ada di dalam tubuh monster itu sebelum meninggalkannya. Tidak ada yang mengganggunya saat menyerap esensi di dalam tubuh pria itu. Dalam waktu singkat, dia memiliki pemikiran berbeda. Meski malam sudah tiba sekalipun, dia bergegas menuju ke bukit lain untuk menghadapi monster di sana.
Barata memutuskan untuk melenyapkan setiap monster yang ada di Bukit Sedoso sebelum meninggalkan tempat ini. Selain untuk mendapatkan esensi dalam tubuh setiap monster. Dia bisa membersihkan segala ancaman yang ada di
Monster serigala humanoid benar-benar bertahan dari serangan yang Barata lepaskan. Monster itu terjungkal beberapa kali setelah tidak bisa menahan kekuatan yang dilepaskan Barata. Dalam setiap serangan yang Barata lepaskan memiliki tingkat kekuatan yang tak terukur. Ketika pukulannnya, serangannya menghantam tanah dan membuat sebuah kawah.Barata benar-benar tidak mengarahkan serangannya secara membabi buta. Ia selalu melepaskan pukulannya tepat dan akurat ke arah lawannya. Namun, kemampuan yang monster serigala humanoid jauh melampaui perkiraannya terutama kecepatannya. Itu sungguh diluar dugaannya. Beberapa kali dia mencoba mengakhiri lawannya, tapi kenyataannya tidak semudah itu.Monster serigala humanoid memiliki kemampuan yang sangat hebat dan daya tahannya berada dalam kisaran yang sulit untuk dia terka. Cara monster itu bertahan dari serangannya sungguh membuat Barata terkejut dan dia sama sekali tidak bisa bergerak secara bebas setelah bertarung dengan monster
Barata menarik seluruh Energi Kehidupan yang ada di sekitarnya dan memusatkan Energi Kehidupan di kepalan tangannya saat memutuskan menyerang monster serigala humanoid dengan satu serangan mematikan. Barata menyaksikan gerakan monster itu dan memukulnya tepat saat monster itu hendak menyerangnya dari samping. Pukulannya sangat cepat dan kuat. Serangannya mengenai tepat kepala monster itu dan menghancurkannya.Dia menghabisi seluruh monster setelah dia membunuh monster serigala humanoid. Barata tidak beristirahat setelahnya tapi bergegas menuju ke bukit berikutnya. Setelah perjalanan yang memakan waktu tak sebentar dan menghadapi monster tingkat mengerikan di beberapa bukit lainnya. Akhirnya, dia tiba di pemberhentian terakhir. Bukit terakhir di Bukit Sedoso memberikan aura yang jauh lebih berbahaya dan mematikan.Di dalam bukit itu bersemayam seekor monster humanoid yang kuat dan memimpin monster humanoid lainnya. Ketika Barata berada di bukit tersebut. Dia benar-benar
Salah satu monster berambut merah itu berhasil Barata bakar hingga menjadi abu, tapi gerakan itu juga membuat tiga monster bergegas ke arahnya. Hanya satu monster saja yang tidak turut serta menyerangnya. Tiga monster bergegas ke arah dengan nafsu membunuh yang kuat dan haus darah yang tak tertahankan. Ekspresi Barata masih tenang, dia menjentikkan jarinya dan membangun sebuah ilusi tatkala tiga monster semakin dekat dengannya.Setelahnya, dia bergerak ke samping sambil mengepalkan tangannya. Dia mengincar salah satu monster yang jaraknya begitu dekat dengannya. Matanya menajam dan auranya meledak seketika dia memutuskan untuk melepaskan pukulannya. Auranya memenuhi seluruh area dan udara di sekitarnya meledak dengan kuatnya. Kepalan tangan Barata melayang dengan sangat cepat ke arah kepala monster berambut merah yang masih menyerang ilusinya.Gerakannya cepat dan disertai dengan ilusi. Setelah Barata mendapatkan Lima Pusaka Ilahi, setiap teknik yang ada pada setiap pu
Aura yang lepas dari tubuh monster rambut merah membuat langit menjadi berwarna merah dan angin di sekitarnya kacau. Tanah bergetar setiap kali dia melangkah dan pukulannya membuat udara terhisap di kepalan tangannya. Api muncul di tangannya dan juga berada di rambutnya yang berwarna merah. Monster ini tampak seperti pengendali api yang sangat mumpuni serta terampil. Setiap gerakannya memiliki niat membunuh yang kuat.Barata mengawasi sekelilingnya saat dia mengamati monster rambut merah di depannya yang perlahan-lahan mulai terbungkus oleh api. Tidak bisa dia lewatkan perubahan yang menakjubkan ini. Dia benar-benar merasa monster di depannya sedang mengalami evolusi yang tidak biasa. Barata memperhatikan perubahan monster itu dengan tenang dan bersiap-siap untuk menyerangnya. Dia mengeluarkan elemen alam serta membuat penghalang ilusi di sekitar tubuhnya.“Semakin aku memahami pusaka-pusaka ini semakin aku tahu betapa sederhananya kekuatan terkuat itu. Tidak per
Barata memeriksa sekelilingnya setelah tubuh monster itu hancur. Di waktu bersamaan dia juga menyerap setiap Energi Kehidupan yang muncul atau keluar dari tubuh monster itu. Dia menyerap semuanya dalam waktu yang singkat dan bergegas untuk mengubah kekuatan yang bukan miliknya menjadi miliknya. Barata duduk bersila dan memusatkan seluruh energinya ke dalam dadanya.Setelah menghabiskan cukup waktu untuk mengasimilasikan Energi Kehidupan yang baru saja dia dapatkan ke dalam tubuhnya. Barata menarik nafasnya dalam-dalam dan dia benar-benar tidak bisa meremehkan apa yang dia alami ini. Cara pandangnya berubah, dia tidak hanya melihat kekuatan sebagai kekuatan semata atau tanggung jawab semata. Apalagi, Barata merasa bertambah kuat setelah dia menyerap Energi Kehidupan.“Huft … tampaknya ini benar-benar tidak mudah. Meski aku merasa bertambah kuat, aku juga merasakan tekanan yang sangat hebat dari sekelilingku. Energi alam yang mengitariku semakin bertambah ku
Pertama kali Barata menginjakkan kakinya ke Lembah Surawa. Dia merasakan tekanan yang sangat kuat dan pengawasan yang tidak masuk akal dari sekelilingnya. Ketika matanya terpaku pada air terjun, Barata merasakan sebuah perasaan nyaman serta ketidakjelasan yang tidak dia ketahui. Namun, di satu waktu yang sama ada gejolak hebat di dalam Ruang Jiwanya karena kelima roh pusaka merasakan adanya keberadaan pusaka lainnya.Tidak ada kesempatan untuknya bernafas lega setelah merasakan tekanan itu. Walaupun tidak ada monster yang datang atau menyerangnya, tekanan yang menghantuinya semakin meningkat dan menguat. Barata mengerti bila ada sesuatu yang kuat dari arah tersebut. Apapun itu, Barata berpikir untuk menghiraukannya dan tidak terlalu memikirkan apa yang ada di sana. Sesaat setelah itu, dia merasa ada sesuatu yang mengawasinya.Barata merasakan ada sepasang mata yang mengawasinya dan mengikutinya. Namun, dia tahu tidak ada monster di Lembah Surawa tidak seperti yang dia
Pria tua itu benar-benar memiliki kekuatan yang sangat mengerikan dan mengancam. Ketika Barata menatapnya dia bisa merasakan bulu kuduknya berdiri. Walaupun pria tua itu tak beranjak dari tempatnya, dia telah memberikan tekanan yang jauh melampaui setiap lawan yang pernah Barata hadapi. Tidak mudah baginya untuk berada di depan pria tua itu. Di samping itu, dia merasa aneh dengan sekitarnya. Dia merasa bila ruang di sekitarnya mengalami banyak perubahan di setiap detiknya dan waktu berjalan dengan sangat lambat.“Kenapa kau masih terdiam di sana, anak muda. Kemarilah, aku sudah tahu tujuanmu. Aku juga merasakan energi yang mereka keluarkan. Tidak perlu panik atau khawatir akan sesuatu. Aku tidak serendah yang kau pikirkan. Aku tidak akan melakukan gerakan berlebihan, cukup kemarilah karena ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan denganmu,” seru pria tua itu. Suaranya cukup pelan tapi itu terasa dekat di telinga Barata seolah-olah dia berbicara di dekatnya.
Pria tua itu membiarkan Barata mendekatinya. Duduk tanpa bergerak dan hanya memperhatikan Barata saja. Suasana seketika berubah menjadi lebih mencekam. Ruang di sekitar Barata dan pria tua itu menjadi kosong dan tidak ada udara yang bergerak di dalamnya. Barata tertegun hingga tubuhnya gemetar. Langkahnya terhenti, tatapannya terpaku pada pria tua itu untuk kesekian kalinya, dan dia merasa tak berdaya waktu itu.“Kita bisa berbicara. Dari awal aku sudah memintamu untuk mendekat dan berbicara di depanku, bukan? Tapi kau tak mau dan menunjukkan sisi kerasmu. Aku tahu semuanya akan dirimu, Barata, termasuk masa lalumu. Aku hanya ingin tahu, apa yang akan kau lakukan seandainya kau berhasil mendapatkan semua pusaka itu?” Pria tua itu berbicara dengan lembut tapi tajam dan suaranya terus membuat Barata gelisah.Tatapan matanya yang tidak hanya tajam dan dingin membuat Barata bergidik berkali-kali. Walaupun amarahnya tersulut, dia tidak membiarkan kemarahan menge