Waktu berlalu dengan cepat setelah pertarungan itu. Barata memiliki banyak waktu untuk memulihkan diri dan dia memaksimalkan seluruh waktu yang dia miliki. Saat dia sudah pulih dan mendapatkan kembali kekuatannya. Dia segera bersiap untuk melakukan perjalanan menuju ke Lembah Surawa.
Tentu saja, dia melakukan perjalanan setelah bertemu dengan para pejabatnya. Mereka dipanggil Ibukota Kerajaan. Bowo, Sopo Barungan, Bawono, dan Leman, mereka berkumpul di tempat itu. Barata mengumpulkan mereka untuk membahas suatu masalah yang ia rasa perlu untuk mereka ketahui. Situasi saat ini sudah bergerak menuju ke arah yang ia mau.
“Wilayah sudah bergerak sesuai dengan apa yang aku harapkan. Bowo, kau melakukan tugasmu dengan baik. Mengembangkan wilayah bukan tugas mudah, tapi kau menyelesaikannya dengan sangat baik. Aku memujimu atas kinerja yang begitu bagus. Namun, tugasmu akan semakin berat ke depannya.”
“Kalian berempat akan saling bahu membahu untuk me
Perjalanan memakan banyak waktu dan Barata sama sekali tidak merasa lelah. Dia memperhatikan setiap tempat yang dia lewati. Beberapa hutan berukuran sedang yang dipenuhi oleh zombie menarik perhatiannya. Dia melepaskan gelombang api besar ke arah zombie yang berlari mendekatinya.Barata tidak turun dari kuda dan dia memandang dingin seluruh zombie yang terbakar hingga menjadi abu. Tatapannya menyapu seluruh area yang dapat ia jangkau. Setiap gerakan kecil yang muncul tak lepas dari pantauannya. Barata tak beranjak dari posisinya saat matanya menyapu seluruh area di sekelilingnya.“Hanya zombie yang ada di sini. Tidak ada monster yang layak untuk kuhadapi. Seharusnya, semakin aku mendekati Lembah Surawa, monster-monster yang ada di jalan memiliki kekuatan yang mengancamku. Lalu, apa yang aku temui ini?”Dia bingung akan situasi di depannya dan tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Bagaimanapun juga, dia berpikir jika seluruh situasi yang ia lihat saa
Melawan monster humanoid bertanduk memberi Barata pengalaman terhadap penggunaan Pusaka Ilahi di tangannya. Beberapa kali dia mengeluarkan kekuatan alam dari ketiadaan seperti api dan air. Dia membayangkannya dan mewujudkannya dengan menggunakan Pusaka Wiasnu.Barata tidak membiarkan monster itu mengontrol pertarungan bahkan untuk satu detik saja. Barata terus mengguncang kekuatan monster itu dan melemahkannya. Dia sama sekali tidak memedulikan apa yang akan terjadi jika dia gagal membuat monster itu kehilangan tenaga.Setiap serangan yang ia lepaskan selalu memberikan ilusi yang tak tentu, sehingga monster humanoid itu tidak hanya tidak bisa bergerak bebas, bahkan dia juga berada dalam keadaan canggung. Barata mengerti betul seberapa besar tekanan yang dia hadapi saat berhadapan dengan monster di depannya ini.Monster bertanduk tiga itu menatapnya dengan tatapan penuh kebencian. Barata merasakan kebencian yang kuat dari sorot mata monster itu, tapi dia tidak ta
Perjalanan masih panjang. Barata menghabiskan beberapa hari di padang belantara. Tidak ada hal baik yang dia temui. Tanpa bertemu pemukiman penduduk atau kelompok-kelompok pengungsi membuat Barata kesal. Perjalanannya benar-benar sepi. Dia bingung dengan situasi di setiap tempat yang dia lewati. Baik itu hutan, gunung, atau padang rumput. Dia sama sekali tidak menemukan tanda-tanda kehidupan.“Perasaan sepi ini sedikit menyenangkan. Entah kenapa aku merasa semakin jauh aku berkuda semakin sepi tempat yang kulewati. Situasi semacam ini sulit untuk ditemukan dan bahaya selalu berdampingan dengan tempat semacam ini. Aku tidak tahu apakah Lembah Surawa sudah dekat? Intuisiku mengatakan padaku bila itu sudah dekat!”Dalam perjalanannya dia melihat beberapa hutan yang tandus dengan batang pohon mati berdiri tegak. Beberapa kawah juga muncul di sekitarnya, ketika dia melihatnya, ia berpikir bila tempat itu merupakan tempat bekas pertempuran. Barata tak mengambil w
Rentetan pukulan mematikan Barata lepaskan dan setiap serangannya membuat monster bunglon hancur. Tubuhnya memiliki lubang serta retakan tak terhitung jumlahnya. Di sisi yang berbeda Barata berada dalam kondisi yang janggal dimana dia tenggelam dalam pengaruh Pusakan Naketi sehingga dia meluapkan seluruh kekuatannya dalam setiap serangannya.Setelah bertempur selama beberapa puluh menit, Barata meninggalkan mayat monster itu begitu saja. Tentu saja, dia menyerap esensi yang ada di dalam tubuh monster itu sebelum meninggalkannya. Tidak ada yang mengganggunya saat menyerap esensi di dalam tubuh pria itu. Dalam waktu singkat, dia memiliki pemikiran berbeda. Meski malam sudah tiba sekalipun, dia bergegas menuju ke bukit lain untuk menghadapi monster di sana.Barata memutuskan untuk melenyapkan setiap monster yang ada di Bukit Sedoso sebelum meninggalkan tempat ini. Selain untuk mendapatkan esensi dalam tubuh setiap monster. Dia bisa membersihkan segala ancaman yang ada di
Monster serigala humanoid benar-benar bertahan dari serangan yang Barata lepaskan. Monster itu terjungkal beberapa kali setelah tidak bisa menahan kekuatan yang dilepaskan Barata. Dalam setiap serangan yang Barata lepaskan memiliki tingkat kekuatan yang tak terukur. Ketika pukulannnya, serangannya menghantam tanah dan membuat sebuah kawah.Barata benar-benar tidak mengarahkan serangannya secara membabi buta. Ia selalu melepaskan pukulannya tepat dan akurat ke arah lawannya. Namun, kemampuan yang monster serigala humanoid jauh melampaui perkiraannya terutama kecepatannya. Itu sungguh diluar dugaannya. Beberapa kali dia mencoba mengakhiri lawannya, tapi kenyataannya tidak semudah itu.Monster serigala humanoid memiliki kemampuan yang sangat hebat dan daya tahannya berada dalam kisaran yang sulit untuk dia terka. Cara monster itu bertahan dari serangannya sungguh membuat Barata terkejut dan dia sama sekali tidak bisa bergerak secara bebas setelah bertarung dengan monster
Barata menarik seluruh Energi Kehidupan yang ada di sekitarnya dan memusatkan Energi Kehidupan di kepalan tangannya saat memutuskan menyerang monster serigala humanoid dengan satu serangan mematikan. Barata menyaksikan gerakan monster itu dan memukulnya tepat saat monster itu hendak menyerangnya dari samping. Pukulannya sangat cepat dan kuat. Serangannya mengenai tepat kepala monster itu dan menghancurkannya.Dia menghabisi seluruh monster setelah dia membunuh monster serigala humanoid. Barata tidak beristirahat setelahnya tapi bergegas menuju ke bukit berikutnya. Setelah perjalanan yang memakan waktu tak sebentar dan menghadapi monster tingkat mengerikan di beberapa bukit lainnya. Akhirnya, dia tiba di pemberhentian terakhir. Bukit terakhir di Bukit Sedoso memberikan aura yang jauh lebih berbahaya dan mematikan.Di dalam bukit itu bersemayam seekor monster humanoid yang kuat dan memimpin monster humanoid lainnya. Ketika Barata berada di bukit tersebut. Dia benar-benar
Salah satu monster berambut merah itu berhasil Barata bakar hingga menjadi abu, tapi gerakan itu juga membuat tiga monster bergegas ke arahnya. Hanya satu monster saja yang tidak turut serta menyerangnya. Tiga monster bergegas ke arah dengan nafsu membunuh yang kuat dan haus darah yang tak tertahankan. Ekspresi Barata masih tenang, dia menjentikkan jarinya dan membangun sebuah ilusi tatkala tiga monster semakin dekat dengannya.Setelahnya, dia bergerak ke samping sambil mengepalkan tangannya. Dia mengincar salah satu monster yang jaraknya begitu dekat dengannya. Matanya menajam dan auranya meledak seketika dia memutuskan untuk melepaskan pukulannya. Auranya memenuhi seluruh area dan udara di sekitarnya meledak dengan kuatnya. Kepalan tangan Barata melayang dengan sangat cepat ke arah kepala monster berambut merah yang masih menyerang ilusinya.Gerakannya cepat dan disertai dengan ilusi. Setelah Barata mendapatkan Lima Pusaka Ilahi, setiap teknik yang ada pada setiap pu
Aura yang lepas dari tubuh monster rambut merah membuat langit menjadi berwarna merah dan angin di sekitarnya kacau. Tanah bergetar setiap kali dia melangkah dan pukulannya membuat udara terhisap di kepalan tangannya. Api muncul di tangannya dan juga berada di rambutnya yang berwarna merah. Monster ini tampak seperti pengendali api yang sangat mumpuni serta terampil. Setiap gerakannya memiliki niat membunuh yang kuat.Barata mengawasi sekelilingnya saat dia mengamati monster rambut merah di depannya yang perlahan-lahan mulai terbungkus oleh api. Tidak bisa dia lewatkan perubahan yang menakjubkan ini. Dia benar-benar merasa monster di depannya sedang mengalami evolusi yang tidak biasa. Barata memperhatikan perubahan monster itu dengan tenang dan bersiap-siap untuk menyerangnya. Dia mengeluarkan elemen alam serta membuat penghalang ilusi di sekitar tubuhnya.“Semakin aku memahami pusaka-pusaka ini semakin aku tahu betapa sederhananya kekuatan terkuat itu. Tidak per
Waktu mereka masuk ke dalam alam ketiadaan. Barata merasakan sensasi kesemutan dan getaran hebat di sekujur tubuhnya. Bagian-bagian tubuh yang sebelumnya tak berfungsi menunjukkan sedikit peningkatan yang membuat dia menjadi semangat. Di sisi lain, Hyang Barakala tidak hanya mengompres seluruh energi yang mengitari tubuhnya. Dengan satu tatapan yang serius serta mematikan, dia menarik seluruh energi tersebut dan menyatukannya dengan tubuhnya. Lantas, dengan sebuah gerakan sederhana, Hyang Barakala melesat maju ke arah Barata. Keadaan segera berubah saat Hyang Barakala mengambil langkah. Tidak hanya tekanan besar yang datang tapi juga sebuah ancaman yang langsung membuat Barata melipat gandakan kewaspadaannya. Walau begitu, dia tetap mengelak dari Hyang Barakala dan tidak menangkis maupun menahan serangannya. Ia tahu betul seberapa merusaknya serangan yang Hyang Barakala lepaskan barusan. Energi yang besar dan merusak saling bertemu. Baik energi yang Barata miliki mau
Semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Hyang Barakala. Barata yang mengalami peningkatan drastis menjadi sesuatu hal yang memberi Hyang Barakala sebuah rasa takut. Dia memang menginginkan hal ini kembali, rasa takut yang sudah lama tak dia rasakan. Bagaimana dia tidak merasa senang saat dia menyaksikan perubahan pada Barata yang benar-benar jauh dari ekspektasinya dan sekarang dia merasa lebih segar.“Kau masih bisa bertahan, bukan? Kau membuat aku bersemangat dan semangat ini semakin lama menjadi semakin besar. Aku benar-benar bahagia sekarang. Pertarungan ini akan terus kukenang! Barata, kau benar-benar sosok penantang yang hebat dan aku senang. Aku senang kaulah yang berhasil mendapatkan semua benda itu, jika itu orang lain. Entah bagaimana akhirnya, mungkin aku tidak akan sesemangat ini!” ujar Hyang Barakala ketika dia melihat tubuh Barata mengalami perubahan dimana energi dalam jumlah besar mengelilinginya.Barata mendengar sebuah hal yang tak ingin
Pukulan itu melayang dengan kecepatan tinggi dan sangat menekan. Seluruh energi berkumpul dalam kepalan tangan Barata yang melesat ke arah Hyang Barakala. Udara terpecah belah dan berbagai pusaran angin dalam bermacam-macam ukuran muncul saat pukulan itu mendekati tubuh Hyang Barakala.Sewaktu pukulan itu menghantam tubuh Hyang Barakala sontak sebuah gelombang kejut muncul dari benturan itu. Hyang Barakala cukup terkejut dengan kemampuan Barata yang begitu mengerikan terutama daya ledak dari pukulannya. Energinya sungguh besar dan dampak dari pukulannya langsung terasa. Tidak ada sedikitpun celah dalam serangan itu dan Hyang Barakala melihatnya dalam cahaya berbeda, seolah serangan itu merupakan serangan terkuat yang Barata lepaskan sejak pertarungan pertama.“Uagh!!” Hyang Barakala terdorong mundur dan memuntahkan seteguk darah serta di dadanya ada sebuah luka yang berbentuk seperti kepalan tangan. Tatapannya sedikit menunjukkan rasa takut saat Barata meny
Hyang Barakala menembakkan bola energi yang sudah dia kompresi hingga ke titik terbaik. Bola energi yang seharusnya sangat besar ia kompresi menjadi sedemikian rupa. Lantas dengan satu gerakkan telunjuknya, dia menembakkan bola energi itu ke arah Barata yang juga melakukan hal yang sama dengannya. Kumpulan bola energi saling bertabrakan dan berbenturan. Sebuah gelombang kejut yang sangat kuat menghantam seluruh area.Barata terdorong mundur dan memiliki berbagai macam luka di tubuhnya hingga mengeluarkan darah yang tak terhitung jumlahnya. Hanya saja, Barata memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri dan kemampuan itu berkembang dengan cepat, sehingga ketika luka itu muncul di waktu yang sama luka itu segera pulih. Kejadian itu tak luput dari mata Hyang Barakala dan dia merasa bila kemampuan Barata semakin membaik di setiap detiknya.“Hahahaha … sungguh pertarungan yang menyenangkan. Aku tidak pernah berharap kau bisa mengeluarkan kekuatan yang sama dengan
Tubuhnya melenting saat Barata menyerap seluruh energi yang ada di sekitarnya. Baik Hyang Barakala maupun Barata saling menyerap energi di sekitarnya hingga menyebabkan fluktuasi menakutkan di lingkungan sekitarnya dan membuat ruang serta udaranya terdistorsi dengan hebatnya. Barata melayang dan energi di sekitarnya bergerak menuju ke dirinya dengan kecepatan tinggi membuat dia menjadi lebih berbahaya.Hyang Barakala tersenyum puas ketika dia menyaksikan perubahan pada Barata. Walaupun hal itu akan membuatnya makin berbahaya dan mengancamnyam Hyang Barakala tetap merasa senang karena dia tidak bisa menghadapi lawan yang setara selama ini. Dengan adanya Barata yang mulai berkembang dan bertambah kuat seiring mereka bertarung, Hyang Barakala menjadi semakin bersemangat hingga wajahnya berseri-seri.“Aku melakukan apapun yang aku inginkan tanpa ada makhluk yang bisa menahanku dan kau bisa datang ke tempat ini juga karenaku. Kau bertambah kuat atas izinku. Tidak ada
Hyang Barakala kembali mengirimkan sebuah bola energi yang jauh lebih kuat. Saat dilihat lebih dekat dan teliti, bola energi itu dipenuhi dengan kandungan elemen alam. Barata memperkuat pertahanannya dengan menebalkan dinding pertahanan dari energi di sekitar tubuhnya. Tatapan matanya terus tertuju dan terpaku pada Hyang Barakala yang melakukan gerakan yang sama tapi dengan tekanan serta momentum yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.Serangan kedua datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Barata tidak menahan diri saat dia melihat gerakan yang dilakukan oleh Hyang Barakala. Bola energi itu datang dengan kecepatan tinggi. Barata yang begitu fokus melihat arah serangan itu dan secepat mungkin dia bergerak ke samping untuk menghindarinya, akan tetapi begitu dia hendak bergerak. Tatapan mata Hyang Barakala segera tertuju padanya dan memiliki dominasi tertentu hingga membuat Barata terpaku diam untuk beberapa saat.Pada waktu Barata hendak menghindar, dia benar-benar d
Tanpa menunggu Hyang Barakala bertindak, Barata mengambil langkah pertama dengan melancarkan sebuah serangan yang didasari akan seluruh kekuatan serta emosinya. Hasilnya, serangannya memberikan tekanan yang begitu besar. Di sekitar kepalan tangannya muncul retakan ruang dan tampak waktu terhenti karena tak ada hembusan apapun, lalu disertai dengan ilusi sebuah makhluk kuat. Ada beberapa elemen alam yang menyatu dalam kepalan tangannya yang membuat sebuah luka dari kepalan tangannya hingga bahunya, tapi pulih dengan sendirinya.Hyang Barakala tersenyum ketika dia merasakan kekuatan yang ada dalam pukulan Barata. Dia tidak menghindarinya ataupun membuat suatu gerakan tertentu untuk menahan pukulan itu. Hyang Barakala membiarkan serangan itu menghantam tubuhnya dan pukulan itu menabrak langsung ke dadanya hingga memicu sebuah dentuman yang memekakkan telinga serta mendorongnya mundur. Sorot matanya sedikit berubah saat dia terdorong mundur.Ada rasa tidak percaya dalam so
Barata meresapi perkataan Kalia dan menatap sosok yang menyebut dirinya Hyang Barakala sekaligus mengatakan dirinya sebagai Dewa ataupun Tuhan. Sulit untuknya menerima hal itu begitu saja. Dia sendiri tidak yakin akan keberadaan Dewa, tapi dihadapannya saat ini muncul sesosok makhluk yang mengatasnamakan dirinya sebagai Dewa. Sesuatu hal yang cukup aneh sebenarnya. Sayangnya, apa yang terjadi sebelumnya dan keadaan saat ini membuka mata Barata lebar-lebar. Sehingga, mau tidak mau dia harus mengakui bila ucapan sosok itu benar adanya.Mengenai apa yang dikatakan dan dilakukan oleh sosok itu, Barata tak begitu memikirkannya pada awalnya. Hanya saja, setelah dia mendengar ucapan Kalia. Dia menjadi lebih sadar akan keberadaan serta kekuatan yang dimiliki oleh Hyang Barakala. Selain itu, di sepanjang waktu pembicaraan terjadi, Barata bisa melihat ada sedikit rasa senang dari sorot mata serta wajah yang Hyang Barakala tunjukkan seolah dia sudah menanti pertemuan ini sejak lama.
Sosok yang melepaskan dominasi menakutkan itu tak bergerak. Dia juga tidak merespons pertanyaan Barata. Sosok itu hanya menatapnya dan terus mengawasinya seolah-olah dia sedang mengukur kemampuannya. Tatapan itu mengandung tekanan yang jauh melampaui segala tekanan yang pernah Barata rasakan. Penampilannya yang begitu agung tampak seperti manusia tapi jauh lebih menawan dari manusia biasa dan memiliki beberapa tanduk di kepalanya dengan rambut panjang yang terurai serta taring yang menjulur keluar dari mulutnya. Matanya besar dengan pupil menonjol. Saat dia tersenyum dunia tampak berhenti.Pandangan matanya terus menyapu sekitarnya dan sosok itu perlahan-lahan menunjukkan senyuman dinginnya. Tatapannya juga mulai mengalami perubahan saat menatap Barata yang mencoba untuk menahan segala tekanan yang dia keluarkan. Bagaimanapun situasi saat ini ada karena tindakannya dan dia menyukai sikap yang Barata tunjukkan.Sosok itu menatap Barata dengan dingin seraya berujar, &ldq