76.
Pertempuran di mulai setelah Sudro melangkah maju. Barata tidak terlalu memikirkan orang-orang yang ada di depannya. Barata mengerti jika pertempuran ini pasti akan menghasilkan lautan darah. Dengan bergeraknya orang-orang yang berada di sisi Sudro, Barata mulai menunjukkan tindakan yang lebih nyata. Awalnya dia hanya mengamati mereka saja, tapi dia mengubahnya saat ini.Barata segera mengeluarkan beberapa bola api dari Pusaka Batu Api. Sembari mengamati lawannya, dia juga menoleh ke arah Wati yang masih takut akan dirinya dan juga orang-orang yang saat ini mengepung mereka. Barata melihat kalau ada beberapa orang yang melangkah maju dan meninggalkan pria lainnya. Dia tidak tahu mengapa pria-pria yang saat ini dia hadapi memberikan sebuah perasaan yang aneh.“Apakah kalian benar-benar ingin bertarung denganku atau kalian hanya dipaksa untuk melakukan semua ini? Kalau kalian dipaksa, maka kalian bisa meninggalkan tempat ini. Aku tidak akan memBarata terengah-engah, dia yang sebelumnya sudah berhadapan dengan penjaga Pilar Ilahi tidak mungkin tidak lelah. Dengan lawan yang begitu tangguh di depannya ini, Barata harus menghadapinya dengan seluruh kemampuan serta mempertaruhkan nyawanya. Lawannya bukan seseorang yang mudah dihadapi. Beberapa benturan yang terjadi sudah memberikan sebuah penglihatan pada Barata tentang kemampuan lawannya.“Huft ... huft ... “ Barata mengatur nafasnya ketika dia memperhatikan Sudro yang mendekatinya dengan langkah pelan tapi pasti dan penuh percaya diri.Barata mengernyitkan dahinya saat dia melihat Sudro mengeluarkan sebuah gerakan yang mempertontonkan serta mengencangkan ototnya.Barata sama sekali tidak merasa senang dengan gerakan yang dilakukan Sudro karena gerakan itu merupakan sebuah tanda dimulainya petaka lain. Ya, setelah Sudro melakukan gerakan itu, dia langsung melesat maju ke depan dan menyerang Barata. Dia tidak menahan kekuatan
Beberapa benturan yang telah terjadi memberikan Barata pandangan tentang keseluruhan. Dia tidak bisa menghadapinya dengan kekuatan ataupun kecepatan. Namun, setelah Barata memikirkannya sejenak, dia tahu bahwa bukan semua itu yang menjadi faktor penentu. Barata mengarahkan seluruh kekuatannya dan melancarkan serangan dengan serius. Dia sama sekali tidak percaya bila Sudro tidak dapat ia kalahkan. Oleh karena itu, dia mengerahkan segalanya.Barata menatap Sudro yang melesat ke arahnya dengan kecepatan yang tinggi. Kedua lengannya melebar seperti sebuah palang yang kuat. Sudro yang berlari melesat ke arah Barata langsung mengayunkan kedua lengannya begitu jarak serangannya tercapai. Barata menghadapi serangan yang begitu mematikan, dia tahu bila dia menahannya nyawanya akan melayang. Dengan begitu, dia tidak menahannya melainkan melewatinya, ia menundukkan kepalanya sambil mengayunkan sabitnya ke arah perut Sudro.Walaupun serangan-serangan sebelumnya tak ter
Barata tidak mampu menahan amarahnya, dan membiarkan semua itu keluar tanpa ada penahanan. Selepas dia melakukannya, dia melihat seluruh area dipenuhi dengan darah dan potongan tubuh. Meski pemandangannya begitu mengerikan dan membuat hati gentar. Barata sama sekali tidak menunjukkan sedikit perubahan. Dia benar-benar memperlihatkan tatapan yang dingin dan tidak terganggu oleh pemandangan yang ada di depannya. Barata melihat semua itu seperti sedang melihat sesuatu yang lumrah.“Sudro!!! Dasar Bajingan Keparat!!! Kau membuatku kembali ke masa itu, dan memaksaku untuk mengeluarkan sisi burukku di hadapan seorang anak kecil tak berdosa. Jangan pernah menunjukkan batang hidungmu di depanku atau aku akan membuatmu menyesal karena hidup. Aku berjanji!!! Selama aku bertemu denganmu, aku pastikan kau tidak akan bisa hidup dengan tenang. Akan aku lumat kebanggaanmu sebagai seorang pecundang sialan!!!” teriak Barata ketika dia melihat Wati yang jatuh terduduk setelah
Barata mencoba untuk melindungi Wati. Dia berada di dalam gua sambil mendekap Wati. Dia tidak ingin Wati terluka atau mendapatkan masalah akibat dari tindakannya. Dia sangat memahami kondisi mental Wati yang terguncang hebat karena ulah yang dia lakukan beberapa saat lalu. Tidak mungkin Wati tidak menerima guncangan akibat dari tindakannya. Bagaimanapun juga, Wati masihlah anak-anak. Jadi masih sangat mungkin bila Wati mendapatkan serangan mental. Sulit bagi Barata untuk tidak merasa kasihan pada Wati.“Huft ... pria itu, Sudro ... dia benar-benar berbahaya. Kemampuannya tidak begitu menakutkan, tapi daya tahannya begitu mengerikan. Dia benar-benar tidak bisa diremehkan. Jika dia mampu menguasai pusaka itu dengan baik atau mendapatkan kekuatan lain. Aku tidak mengerti akan seberapa menakutkan orang ini. Di mampu mempertahankan keadaannya sampai pada posisi ini. Kemampuannya dalam bertahan berada di tingkat yang menyulitkan. Dia juga tahu harus kapan mundur meski i
Barata melihat Wati yang menunjukkan tatapan mata yang penuh antisipasi serta memberikan rasa takut tertentu. Wati tampak begitu gelisah setelah dia membuka matanya, pemandangan pertempuran itu masih sangat tercetak jelas di kepalanya, dan dia sama sekali tidak dapat menghapusnya. Barata melihat Wati dari kejauhan karena dia berada di mulut gua dan memeriksa area depan gua. Dia benar-benar terkejut saat melihat area depan gua karena dia melihat ada berbagai jejak pertarungan ataupun jejak kaki.Daun, ranting, semak-semak, semua yang ada di depan gua sudah tidak sama lagi dengan saat dia masuk ke dalam gua. Perubahan ini begitu cepat dan membuat dia merasa tak berdaya karena perubahan ini benar-benar memberitahu dia bila situasi yang ada di depan matanya ini merupakan sebuah bukti dari bahayanya Hutan Jalungporo bagian dalam. Saat dia memeriksa bagian depan gua, setiap jejak kaki itu berbeda-beda, baik dari ukuran telapaknya ataupun kedalaman dari jejak itu.
Bersama Wati, Barata masuk ke dalam Hutan Jalungporo bagian terdalam. Dia tidak menunda-nunda waktu untuk istirahat lagi. Jejak-jejak pertarungan yang ada di sekitar gua memberi tahu dia bila bagian terdalam Hutan Jalungporo memiliki sebuah misteri. Barata tertarik dan penasaran dengan apa yang ada di Hutan bagian terdalam.Pada saat dia berjalan masuk ke dalam hutan. Barata merasakan ada beberapa pasang mata yang menatapnya. Barata dan Wati berjalan dengan langkah yang cepat. Dia memastikan kondisinya terlebih dahulu, apakah kondisinya sudah pulih seutuhnya atau belum. Barata tidak ingin memiliki sebuah pertarungan yang sengit tanpa memastikan kondisinya. Tanpa mengetahui keadaannya sendiri, Barata tidak bisa melakukan sebuah pertarungan. Dia tahu betapa sulitnya menghadapi lawan yang kuat dengan keadaan yang buruk.Saat dia berjalan bersama dengan Wati, dia bertemu dengan kumpulan zombie yang jumlahnya tidak sedikit. Barata tidak menggunakan pusakanya unt
Barata memang merasa ada yang salah dengan situasi di depan, tapi dia tidak tahu apa itu. Dengan melihat keadaan dan situasi yang ada di sekitarnya, Barata merasakan bulu kuduknya berdiri. Dia jarang mendapatkan perasaan semacam ini bahkan di saat dia berhadapan dengan maut, tapi kali ini dia merasa tak tenang. Hal itu terjadi bukan karena pertarungan dari dua monster itu, tapi datang dari suatu hal yang tak dia ketahui. Barata menatap lekat-lekat setiap arah, dan dia merasa bila bahaya yang besar sedang mengintainya. Perasaan semacam itu benar-benar buruk dan membuatnya tak bisa berkonsentrasi penuh.Dua monster itu belum juga menyelesaikan pertarungannya, dan mereka masih bertarung dengan gilanya. Barata mengamati pertarungan itu dengan tenang sambil menunggu kesempatan yang ada, dan dia juga mengamati keadaan sekitarnya dengan waspada. Setiap gerakan yang tidak normal selalu masuk ke dalam perhatiannya. Barata tidak bisa tidak merasa cemas dengan adanya keberadaan so
Barata yang dipukul mundur tidak bisa tidak merasa kesal dengan keadaan di depannya. Pria itu benar-benar menunjukkan perbedaan kekuatannya dengan jelas. Hanya dari pukulan itu, Barata merasa benar-benar tak berdaya. Dia hanya mengira jika kekuatan pria itu benar-benar berada dalam tingkatan yang tidak masuk akal untuk masa semacam ini.Perbedaan kekuatan meski hanya seujung kuku sekalipun akan terasa mengerikan jika mereka berada di tingkatan yang tinggi. Kali ini, Barata bertemu dengan lawan yang sangat tangguh dan berbahaya.Pria itu berjalan dengan kecepatan yang lebih tinggi tapi tidak sampai lari. Dia hanya mempercepat langkahnya saja, dan setiap langkahnya begitu membumi hingga mengguncang. Barata yang berhadapan dengannya tidak bisa tidak menelan ludah saat merasakan tekanan darinya. Dia yang sudah mempersiapkan tekadnya pun tidak bisa tidak merasa buruk dengan seluruh keadaan ini. Semakin lama dia melihat lawannya, semakin lawannya terasa besar. Ba
Waktu mereka masuk ke dalam alam ketiadaan. Barata merasakan sensasi kesemutan dan getaran hebat di sekujur tubuhnya. Bagian-bagian tubuh yang sebelumnya tak berfungsi menunjukkan sedikit peningkatan yang membuat dia menjadi semangat. Di sisi lain, Hyang Barakala tidak hanya mengompres seluruh energi yang mengitari tubuhnya. Dengan satu tatapan yang serius serta mematikan, dia menarik seluruh energi tersebut dan menyatukannya dengan tubuhnya. Lantas, dengan sebuah gerakan sederhana, Hyang Barakala melesat maju ke arah Barata. Keadaan segera berubah saat Hyang Barakala mengambil langkah. Tidak hanya tekanan besar yang datang tapi juga sebuah ancaman yang langsung membuat Barata melipat gandakan kewaspadaannya. Walau begitu, dia tetap mengelak dari Hyang Barakala dan tidak menangkis maupun menahan serangannya. Ia tahu betul seberapa merusaknya serangan yang Hyang Barakala lepaskan barusan. Energi yang besar dan merusak saling bertemu. Baik energi yang Barata miliki mau
Semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Hyang Barakala. Barata yang mengalami peningkatan drastis menjadi sesuatu hal yang memberi Hyang Barakala sebuah rasa takut. Dia memang menginginkan hal ini kembali, rasa takut yang sudah lama tak dia rasakan. Bagaimana dia tidak merasa senang saat dia menyaksikan perubahan pada Barata yang benar-benar jauh dari ekspektasinya dan sekarang dia merasa lebih segar.“Kau masih bisa bertahan, bukan? Kau membuat aku bersemangat dan semangat ini semakin lama menjadi semakin besar. Aku benar-benar bahagia sekarang. Pertarungan ini akan terus kukenang! Barata, kau benar-benar sosok penantang yang hebat dan aku senang. Aku senang kaulah yang berhasil mendapatkan semua benda itu, jika itu orang lain. Entah bagaimana akhirnya, mungkin aku tidak akan sesemangat ini!” ujar Hyang Barakala ketika dia melihat tubuh Barata mengalami perubahan dimana energi dalam jumlah besar mengelilinginya.Barata mendengar sebuah hal yang tak ingin
Pukulan itu melayang dengan kecepatan tinggi dan sangat menekan. Seluruh energi berkumpul dalam kepalan tangan Barata yang melesat ke arah Hyang Barakala. Udara terpecah belah dan berbagai pusaran angin dalam bermacam-macam ukuran muncul saat pukulan itu mendekati tubuh Hyang Barakala.Sewaktu pukulan itu menghantam tubuh Hyang Barakala sontak sebuah gelombang kejut muncul dari benturan itu. Hyang Barakala cukup terkejut dengan kemampuan Barata yang begitu mengerikan terutama daya ledak dari pukulannya. Energinya sungguh besar dan dampak dari pukulannya langsung terasa. Tidak ada sedikitpun celah dalam serangan itu dan Hyang Barakala melihatnya dalam cahaya berbeda, seolah serangan itu merupakan serangan terkuat yang Barata lepaskan sejak pertarungan pertama.“Uagh!!” Hyang Barakala terdorong mundur dan memuntahkan seteguk darah serta di dadanya ada sebuah luka yang berbentuk seperti kepalan tangan. Tatapannya sedikit menunjukkan rasa takut saat Barata meny
Hyang Barakala menembakkan bola energi yang sudah dia kompresi hingga ke titik terbaik. Bola energi yang seharusnya sangat besar ia kompresi menjadi sedemikian rupa. Lantas dengan satu gerakkan telunjuknya, dia menembakkan bola energi itu ke arah Barata yang juga melakukan hal yang sama dengannya. Kumpulan bola energi saling bertabrakan dan berbenturan. Sebuah gelombang kejut yang sangat kuat menghantam seluruh area.Barata terdorong mundur dan memiliki berbagai macam luka di tubuhnya hingga mengeluarkan darah yang tak terhitung jumlahnya. Hanya saja, Barata memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri dan kemampuan itu berkembang dengan cepat, sehingga ketika luka itu muncul di waktu yang sama luka itu segera pulih. Kejadian itu tak luput dari mata Hyang Barakala dan dia merasa bila kemampuan Barata semakin membaik di setiap detiknya.“Hahahaha … sungguh pertarungan yang menyenangkan. Aku tidak pernah berharap kau bisa mengeluarkan kekuatan yang sama dengan
Tubuhnya melenting saat Barata menyerap seluruh energi yang ada di sekitarnya. Baik Hyang Barakala maupun Barata saling menyerap energi di sekitarnya hingga menyebabkan fluktuasi menakutkan di lingkungan sekitarnya dan membuat ruang serta udaranya terdistorsi dengan hebatnya. Barata melayang dan energi di sekitarnya bergerak menuju ke dirinya dengan kecepatan tinggi membuat dia menjadi lebih berbahaya.Hyang Barakala tersenyum puas ketika dia menyaksikan perubahan pada Barata. Walaupun hal itu akan membuatnya makin berbahaya dan mengancamnyam Hyang Barakala tetap merasa senang karena dia tidak bisa menghadapi lawan yang setara selama ini. Dengan adanya Barata yang mulai berkembang dan bertambah kuat seiring mereka bertarung, Hyang Barakala menjadi semakin bersemangat hingga wajahnya berseri-seri.“Aku melakukan apapun yang aku inginkan tanpa ada makhluk yang bisa menahanku dan kau bisa datang ke tempat ini juga karenaku. Kau bertambah kuat atas izinku. Tidak ada
Hyang Barakala kembali mengirimkan sebuah bola energi yang jauh lebih kuat. Saat dilihat lebih dekat dan teliti, bola energi itu dipenuhi dengan kandungan elemen alam. Barata memperkuat pertahanannya dengan menebalkan dinding pertahanan dari energi di sekitar tubuhnya. Tatapan matanya terus tertuju dan terpaku pada Hyang Barakala yang melakukan gerakan yang sama tapi dengan tekanan serta momentum yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.Serangan kedua datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Barata tidak menahan diri saat dia melihat gerakan yang dilakukan oleh Hyang Barakala. Bola energi itu datang dengan kecepatan tinggi. Barata yang begitu fokus melihat arah serangan itu dan secepat mungkin dia bergerak ke samping untuk menghindarinya, akan tetapi begitu dia hendak bergerak. Tatapan mata Hyang Barakala segera tertuju padanya dan memiliki dominasi tertentu hingga membuat Barata terpaku diam untuk beberapa saat.Pada waktu Barata hendak menghindar, dia benar-benar d
Tanpa menunggu Hyang Barakala bertindak, Barata mengambil langkah pertama dengan melancarkan sebuah serangan yang didasari akan seluruh kekuatan serta emosinya. Hasilnya, serangannya memberikan tekanan yang begitu besar. Di sekitar kepalan tangannya muncul retakan ruang dan tampak waktu terhenti karena tak ada hembusan apapun, lalu disertai dengan ilusi sebuah makhluk kuat. Ada beberapa elemen alam yang menyatu dalam kepalan tangannya yang membuat sebuah luka dari kepalan tangannya hingga bahunya, tapi pulih dengan sendirinya.Hyang Barakala tersenyum ketika dia merasakan kekuatan yang ada dalam pukulan Barata. Dia tidak menghindarinya ataupun membuat suatu gerakan tertentu untuk menahan pukulan itu. Hyang Barakala membiarkan serangan itu menghantam tubuhnya dan pukulan itu menabrak langsung ke dadanya hingga memicu sebuah dentuman yang memekakkan telinga serta mendorongnya mundur. Sorot matanya sedikit berubah saat dia terdorong mundur.Ada rasa tidak percaya dalam so
Barata meresapi perkataan Kalia dan menatap sosok yang menyebut dirinya Hyang Barakala sekaligus mengatakan dirinya sebagai Dewa ataupun Tuhan. Sulit untuknya menerima hal itu begitu saja. Dia sendiri tidak yakin akan keberadaan Dewa, tapi dihadapannya saat ini muncul sesosok makhluk yang mengatasnamakan dirinya sebagai Dewa. Sesuatu hal yang cukup aneh sebenarnya. Sayangnya, apa yang terjadi sebelumnya dan keadaan saat ini membuka mata Barata lebar-lebar. Sehingga, mau tidak mau dia harus mengakui bila ucapan sosok itu benar adanya.Mengenai apa yang dikatakan dan dilakukan oleh sosok itu, Barata tak begitu memikirkannya pada awalnya. Hanya saja, setelah dia mendengar ucapan Kalia. Dia menjadi lebih sadar akan keberadaan serta kekuatan yang dimiliki oleh Hyang Barakala. Selain itu, di sepanjang waktu pembicaraan terjadi, Barata bisa melihat ada sedikit rasa senang dari sorot mata serta wajah yang Hyang Barakala tunjukkan seolah dia sudah menanti pertemuan ini sejak lama.
Sosok yang melepaskan dominasi menakutkan itu tak bergerak. Dia juga tidak merespons pertanyaan Barata. Sosok itu hanya menatapnya dan terus mengawasinya seolah-olah dia sedang mengukur kemampuannya. Tatapan itu mengandung tekanan yang jauh melampaui segala tekanan yang pernah Barata rasakan. Penampilannya yang begitu agung tampak seperti manusia tapi jauh lebih menawan dari manusia biasa dan memiliki beberapa tanduk di kepalanya dengan rambut panjang yang terurai serta taring yang menjulur keluar dari mulutnya. Matanya besar dengan pupil menonjol. Saat dia tersenyum dunia tampak berhenti.Pandangan matanya terus menyapu sekitarnya dan sosok itu perlahan-lahan menunjukkan senyuman dinginnya. Tatapannya juga mulai mengalami perubahan saat menatap Barata yang mencoba untuk menahan segala tekanan yang dia keluarkan. Bagaimanapun situasi saat ini ada karena tindakannya dan dia menyukai sikap yang Barata tunjukkan.Sosok itu menatap Barata dengan dingin seraya berujar, &ldq