Barata yang dipukul mundur tidak bisa tidak merasa kesal dengan keadaan di depannya. Pria itu benar-benar menunjukkan perbedaan kekuatannya dengan jelas. Hanya dari pukulan itu, Barata merasa benar-benar tak berdaya. Dia hanya mengira jika kekuatan pria itu benar-benar berada dalam tingkatan yang tidak masuk akal untuk masa semacam ini.
Perbedaan kekuatan meski hanya seujung kuku sekalipun akan terasa mengerikan jika mereka berada di tingkatan yang tinggi. Kali ini, Barata bertemu dengan lawan yang sangat tangguh dan berbahaya.
Pria itu berjalan dengan kecepatan yang lebih tinggi tapi tidak sampai lari. Dia hanya mempercepat langkahnya saja, dan setiap langkahnya begitu membumi hingga mengguncang. Barata yang berhadapan dengannya tidak bisa tidak menelan ludah saat merasakan tekanan darinya. Dia yang sudah mempersiapkan tekadnya pun tidak bisa tidak merasa buruk dengan seluruh keadaan ini. Semakin lama dia melihat lawannya, semakin lawannya terasa besar. BaSaat dia menghadapi sebuah serangan yang mematikan, Barata hanya menghindarinya. Dia tidak menghadapinya secara langsung ataupun menahannya karena tingkat kekuatan yang ada dalam serangan itu sangat besar. Barata berusaha untuk menghindari semua serangan yang dilepaskan oleh Bawono. Setiap pukulannya mampu menghancurkan apapun, dan Barata sangat memahaminya setelah dia menghindari pukulan-pukulan itu. Barata mencoba untuk tetap tenang selagi dia berhadapan dengan lawan yang mengerikan ini.Beberapa kali ia hampir saja terbunuh. Serangan yang Bawono lakukan benar-benar mengancam jiwa. Pukulan demi pukulan itu seperti uluran tangan dari dewa kematian. Barata berulang kali berhadapan dengan hal itu, apalagi setelah Bawono mengendalikan angin. Serangannya menjadi semakin cepat, kuat, dan berbahaya. Dia sudah mencoba untuk menghadapinya, tapi ketika dia melihat pukulan Bawono. Dia tahu jika menahannya secara langsung hanya akan melukai dirinya sendiri.“Apa yang b
86.Di sebuah pemukiman kecil yang terletak tidak jauh dari Hutan Jalungporo, para penghuni tempat itu sedang mempersiapkan pertahanan serta mengumpulkan segala persediaan yang ada pada satu tempat. Ada beberapa orang yang membawa senjata dan mereka menjaga pemukiman tersebut. Tempat yang begitu nyaman dan asri karena dekat dengan hutan. Meski hanya dipagari oleh pagar kayu sederhana. Mereka tidak terlalu khawatir dengan zombie karena pagar-pagar itu memiliki ujung yang runcing dan lancip.“Apa Kakang Sudro akan meraih kemenangan lagi? Kali ini dia bekerja sama dengan banyak orang. Aku yakin mereka akan memenangkan pertempuran itu dan membawa banyak jarahan. Siapa yang tahu apa yang akan dia bawa. Dengan bala bantuan yang begitu banyak, aku tidak bisa membayangkan kekalahan mereka. Jika mereka sampai kalah, mungkin kita akan berada dalam bahaya,” ucap seorang pria penjaga yang membawa golok sambil mengawasi sekitarnya.Pria yang berada di d
Barata melihat para penduduk dengan tenang. Tawarannya sama sekali tidak berubah meski dia membuat mereka merasakan neraka. Dia benar-benar menunjukkan sisi yang berbeda pada mereka. Pada pertama kalinya dia bersikap baik lalu mengancam dan sekarang dia bersikap biasa saja. Barata mengajak mereka bergabung dengan wilayahnya tanpa memikirkan identitas mereka. Dia membutuhkan banyak tenaga untuk membuat wilayahnya berkembang.“Bagaimana?” tanya Barata dengan suara yang dingin.Dia memberitahu mereka untuk segera memberikan jawaban yang jelas. Bagaimanapun juga, dia tahu bila situasi yang nanti akan dia hadapi tidak jauh lebih buruk lagi. Dia perlu mendapatkan banyak kekuatan dan tenaga untuk mengantisipasi segala hal buruk yang mungkin akan terjadi. Barata menanti jawaban mereka, tatapan matanya tertuju pada salah seorang penjaga yang memiliki aura atau hawa keberadaan yang berbeda dengan yang lainnya.Karena masalah ini bukanlah masalah keci
Beberapa hari belakangan ini, Bowo merasa bila aktivitas zombie di sekitar Lembah Kehidupan meningkat tajam. Biasanya mereka tidak akan memasuki area jebakan yang sudah ia tanam. Dua menara dan pagar yang sudah dia buat untuk mengamati pergerakan zombie atau penyusup telah melaporkan ada banyak aktivitas zombie yang membuat mereka tak berhenti bertarung setiap malamnya.Laporan yang dibawa oleh para pejuang yang berjaga-jaga di pos depan benar-benar membuat Bowo merasa tidak nyaman. Meski mereka berhasil mendapatkan kemenangan pada setiap serangan yang terjadi, Bowo masih tidak bisa merasa tenang dengan kejadian tersebut. Semua itu tetap memberikan dampak pada keamanan wilayah serta menunjukkan bila pergerakan zombie benar-benar tidak dapat diprediksi dan condong mengancam keamanan seluruh wilayah.Bowo mengumpulkan ketiga pemimpin regu pejuang. Dia juga membawa seorang pria lain yang menampuk posisi sebagai ketua regu pencatatan atau sensus. Mereka berlima
Dengan kepemimpinan Barata, para penduduk dari pemukiman di Hutan Jalungporo dapat bernafas lega di sepanjang jalan. Pertarungan melawan zombie bukan lagi masalah besar untuk Barata, apalagi setelah dia menguasai dua pusaka utamanya, yakni Pusaka Kalimedeni dan Pusaka Batu Api. Dua pusaka awal yang membantunya hingga pada titik ini. Selain itu, beberapa penjaga yang ikut serta dalam perjalanan ini juga tidak menganggur. Mereka melindungi para penduduk dari samping, dan Barata lah yang menghabisi zombie ataupun monster yang ada di depan.“Aneh sekali, tempat ini seharusnya bersih dari monster ataupun zombie. Terakhir kali, saat aku melewati tempat ini, aku sudah membersihkannya. Namun, kenapa tempat ini dipenuhi oleh makhluk-makhluk sialan ini? Apa ada kejadian di sekitar sini yang menyebabkan perubahan pada mereka, jika ada apa itu?” tanya Barata saat dia menebas zombie terakhir yang merangsek maju dengan beringas ke arahnya.Barata berbalik dan
Dia datang dengan melepaskan bola-bola api dan menggunakan pedangnya untuk memenggal belasan zombie. Dia tidak menunjukkan tanda-tanda untuk berhenti walaupun zombie sudah menghilang dari jarak jangkauan serangannya. Barata terus maju dan menyerang zombie-zombie ini. Dia juga melihat ada beberapa pejuang yang tergigit oleh zombie. Tanpa pikir panjang, dia langsung membakar mereka.“Sialan!! Kalian benar-benar menjengkelkan. Mau berapa kalipun aku membinasakan kalian. Tetap saja kalian akan selalu datang dan mengacaukanku. Sial!! Aku benar-benar tidak bisa membiarkan satupun dari kalian untuk ada!!” seru Barata saat dia menjadi lebih serius lagi, dia mengayunkan pedang serta sabitnya dengan gila, dua kepala akan selalu jatuh di setiap ayunan yang dia lakukan. Barata benar-benar menunjukkan siapa yang mampu di sini.Setelah beberapa menit berkutat dengan zombie-zombie sialan itu. Barata menghampiri Supono dan Surip yang kebetulan berada tak jauh d
Supono berubah menjadi setengah serigala sedangkan Surip menjadi setengah singa. Mereka berdua menunjukkan kekuatan yang besar, dan kuat saat menghadapi zombie-zombie itu. Dipimpin oleh mereka berdua, para pejuang bertarung dengan lebih ganas lagi. Mereka benar-benar membuat setiap zombie menjadi daging cincang, terutama Supono dan Surip. Mereka berdua menggunakan kekuatan baru mereka untuk membuat siapa saja yang melihatnya menjadi kagum.“Surip!!! Kekuatan ini benar-benar mengagumkan. Kecepatanku juga sangat tinggi, aku tidak pernah merasa secepat ini. Tidak hanya aku merasa lebih cepat, aku juga semakin kuat,” ucap Supono saat dia mengayunkan kapak ke arah zombie.Surip yang mendengarnya pun merasa bila kecepatan Supono jauh lebih cepat dari yang sebelumnya. Dia sendiri juga merasakan ada peningkatan kekuatan pada tubuhnya saat dia menggunakan pusaka yang diberikan oleh Barata. Dia juga merasakan peningkatan kekuatan itu cukuplah besar. Denga
Barata yang kembali ke area gua merasakan dan melihat perubahan-perubahan yang ada di wilayahnya. Mulai dari jalan setapak, jebakan-jebakan yang di pasang di beberapa titik, lalu menara pengintai yang juga di tambah di beberapa area. Selain itu, ada banyak bangunan baru yang cukup untuk menampung para pengungsi baru. Barata tidak melihat adanya sebuah hal yang buruk atau kurang di wilayahnya. Memang, hal seperti itu tidak mungkin terjadi. Namun, Barata percaya bila wilayahnya belum membutuhkan banyak hal.“Tampaknya saat ini memang waktu yang tepat untuk memperluas pengaruhku, menarik banyak orang ke sisiku. Selama mereka bisa aku manfaatkan demi meraih tatanan awal, mengapa tidak? Saat ini jajaran militer dan pemerintahanku masih setipis rambut. Tidak ada kedalaman, mereka hanya orang-orang biasa yang tak memiliki pengalaman nyata. Jadi, aku perlu memperhatikannya dengan saksama. Pertempuran di permukaan tidak sama dengan yang aku alami barusan. Mereka harus tahu