Barata melihat para penduduk dengan tenang. Tawarannya sama sekali tidak berubah meski dia membuat mereka merasakan neraka. Dia benar-benar menunjukkan sisi yang berbeda pada mereka. Pada pertama kalinya dia bersikap baik lalu mengancam dan sekarang dia bersikap biasa saja. Barata mengajak mereka bergabung dengan wilayahnya tanpa memikirkan identitas mereka. Dia membutuhkan banyak tenaga untuk membuat wilayahnya berkembang.
“Bagaimana?” tanya Barata dengan suara yang dingin.Dia memberitahu mereka untuk segera memberikan jawaban yang jelas. Bagaimanapun juga, dia tahu bila situasi yang nanti akan dia hadapi tidak jauh lebih buruk lagi. Dia perlu mendapatkan banyak kekuatan dan tenaga untuk mengantisipasi segala hal buruk yang mungkin akan terjadi. Barata menanti jawaban mereka, tatapan matanya tertuju pada salah seorang penjaga yang memiliki aura atau hawa keberadaan yang berbeda dengan yang lainnya.Karena masalah ini bukanlah masalah keciBeberapa hari belakangan ini, Bowo merasa bila aktivitas zombie di sekitar Lembah Kehidupan meningkat tajam. Biasanya mereka tidak akan memasuki area jebakan yang sudah ia tanam. Dua menara dan pagar yang sudah dia buat untuk mengamati pergerakan zombie atau penyusup telah melaporkan ada banyak aktivitas zombie yang membuat mereka tak berhenti bertarung setiap malamnya.Laporan yang dibawa oleh para pejuang yang berjaga-jaga di pos depan benar-benar membuat Bowo merasa tidak nyaman. Meski mereka berhasil mendapatkan kemenangan pada setiap serangan yang terjadi, Bowo masih tidak bisa merasa tenang dengan kejadian tersebut. Semua itu tetap memberikan dampak pada keamanan wilayah serta menunjukkan bila pergerakan zombie benar-benar tidak dapat diprediksi dan condong mengancam keamanan seluruh wilayah.Bowo mengumpulkan ketiga pemimpin regu pejuang. Dia juga membawa seorang pria lain yang menampuk posisi sebagai ketua regu pencatatan atau sensus. Mereka berlima
Dengan kepemimpinan Barata, para penduduk dari pemukiman di Hutan Jalungporo dapat bernafas lega di sepanjang jalan. Pertarungan melawan zombie bukan lagi masalah besar untuk Barata, apalagi setelah dia menguasai dua pusaka utamanya, yakni Pusaka Kalimedeni dan Pusaka Batu Api. Dua pusaka awal yang membantunya hingga pada titik ini. Selain itu, beberapa penjaga yang ikut serta dalam perjalanan ini juga tidak menganggur. Mereka melindungi para penduduk dari samping, dan Barata lah yang menghabisi zombie ataupun monster yang ada di depan.“Aneh sekali, tempat ini seharusnya bersih dari monster ataupun zombie. Terakhir kali, saat aku melewati tempat ini, aku sudah membersihkannya. Namun, kenapa tempat ini dipenuhi oleh makhluk-makhluk sialan ini? Apa ada kejadian di sekitar sini yang menyebabkan perubahan pada mereka, jika ada apa itu?” tanya Barata saat dia menebas zombie terakhir yang merangsek maju dengan beringas ke arahnya.Barata berbalik dan
Dia datang dengan melepaskan bola-bola api dan menggunakan pedangnya untuk memenggal belasan zombie. Dia tidak menunjukkan tanda-tanda untuk berhenti walaupun zombie sudah menghilang dari jarak jangkauan serangannya. Barata terus maju dan menyerang zombie-zombie ini. Dia juga melihat ada beberapa pejuang yang tergigit oleh zombie. Tanpa pikir panjang, dia langsung membakar mereka.“Sialan!! Kalian benar-benar menjengkelkan. Mau berapa kalipun aku membinasakan kalian. Tetap saja kalian akan selalu datang dan mengacaukanku. Sial!! Aku benar-benar tidak bisa membiarkan satupun dari kalian untuk ada!!” seru Barata saat dia menjadi lebih serius lagi, dia mengayunkan pedang serta sabitnya dengan gila, dua kepala akan selalu jatuh di setiap ayunan yang dia lakukan. Barata benar-benar menunjukkan siapa yang mampu di sini.Setelah beberapa menit berkutat dengan zombie-zombie sialan itu. Barata menghampiri Supono dan Surip yang kebetulan berada tak jauh d
Supono berubah menjadi setengah serigala sedangkan Surip menjadi setengah singa. Mereka berdua menunjukkan kekuatan yang besar, dan kuat saat menghadapi zombie-zombie itu. Dipimpin oleh mereka berdua, para pejuang bertarung dengan lebih ganas lagi. Mereka benar-benar membuat setiap zombie menjadi daging cincang, terutama Supono dan Surip. Mereka berdua menggunakan kekuatan baru mereka untuk membuat siapa saja yang melihatnya menjadi kagum.“Surip!!! Kekuatan ini benar-benar mengagumkan. Kecepatanku juga sangat tinggi, aku tidak pernah merasa secepat ini. Tidak hanya aku merasa lebih cepat, aku juga semakin kuat,” ucap Supono saat dia mengayunkan kapak ke arah zombie.Surip yang mendengarnya pun merasa bila kecepatan Supono jauh lebih cepat dari yang sebelumnya. Dia sendiri juga merasakan ada peningkatan kekuatan pada tubuhnya saat dia menggunakan pusaka yang diberikan oleh Barata. Dia juga merasakan peningkatan kekuatan itu cukuplah besar. Denga
Barata yang kembali ke area gua merasakan dan melihat perubahan-perubahan yang ada di wilayahnya. Mulai dari jalan setapak, jebakan-jebakan yang di pasang di beberapa titik, lalu menara pengintai yang juga di tambah di beberapa area. Selain itu, ada banyak bangunan baru yang cukup untuk menampung para pengungsi baru. Barata tidak melihat adanya sebuah hal yang buruk atau kurang di wilayahnya. Memang, hal seperti itu tidak mungkin terjadi. Namun, Barata percaya bila wilayahnya belum membutuhkan banyak hal.“Tampaknya saat ini memang waktu yang tepat untuk memperluas pengaruhku, menarik banyak orang ke sisiku. Selama mereka bisa aku manfaatkan demi meraih tatanan awal, mengapa tidak? Saat ini jajaran militer dan pemerintahanku masih setipis rambut. Tidak ada kedalaman, mereka hanya orang-orang biasa yang tak memiliki pengalaman nyata. Jadi, aku perlu memperhatikannya dengan saksama. Pertempuran di permukaan tidak sama dengan yang aku alami barusan. Mereka harus tahu
Setelah satu hari persiapan dan juga berkabungnya para penduduk atas kematian para pejuang. Barata mengumpulkan mereka semua di sebuah tanah yang lapang. Para pejuang berada di bagian terdepan dan mereka terbagi dalam tiga kelompok. Barata mengumpulkan mereka semua tanpa terkecuali. Dia benar-benar sudah menetapkan apa yang akan mereka lakukan. Peristiwa yang terjadi belakangan ini membuat dia merasa tak tenang. Mereka, para zombie itu sudah lebih aktif dan jumlah mereka juga masif. Dia tidak bisa membiarkan kedamaian wilayahnya hilang.“Kemarin kita berduka atas kematian para pahlawan desa. Mereka mengorbankan dirinya, bertarung dengan gagah berani demi kehidupan kita saat ini, demi masa depan kalian. Kematian mereka memang menyedihkan dan meninggalkan luka, tapi harapan mereka untuk hidup yang lebih baik akan kita wujudkan. Langkah pertama untuk mewujudkan harapan mereka ialah menghabisi semua zombie yang ada di sekitar wilayah, memperkuat pertahanan, dan mening
Barata berada di depan para pejuang. Dengan pakaiannya yang cukup menutupi seluruh kulitnya di mana dia mengenakan jubah hitam, pakaian pelindung yang berasal dari kulit monster anjing. Pusaka Sabit Bulan yang ada di pinggang kanannya, lalu sebuah pedang di pinggang kirinya serta Pusaka Kalimedeni yang cukup dekat dengan sarung pedangnya. Rambutnya yang tidak dia potong selama beberapa tahun memanjang hingga menyentuh pantatnya ia ikat rapi.Dengan sorot mata tajam dan mengintimidasi, dia berkata, “Langkah kaki yang akan kalian ambil setelah ini merupakan awal dari neraka!!! Pertempuran!! Kematian!!! Pemandangan mengerikan!!! Berbagai macam hal buruk akan kalian lihat setelah ini. Entah kapan kita akan kembali, tapi aku pastikan itu tidak dalam waktu singkat. Tanpa tekad yang pasti kalian hanya akan menyia-nyiakan hidup kalian!! Aku pastikan sekali lagi, kematian berada dekat dengan kita setelah ini.”“Selama kalian tidak siap untuk mati,
Begitu zombie-zombie itu bergerak ke arahnya, Barata hanya tersenyum sambil mengeluarkan sebagian kekuatannya. Dia menembakkan bola api ke arah mereka. Dia membunuh beberapa zombie dengan membakarnya tepat di kepalanya. Dia sama sekali tidak menahan diri saat melakukannya. Begitu ia melihat beberapa zombie tumbang, dia menggerakkan pedangnya dan mengisyaratkan para pejuangnya untuk menyerang.Supono dan Surip yang berubah menjadi manusia setengah hewan langsung melesat bagaikan peluru. Mereka melancarkan serangan hebat ke zombie-zombie yang ada. Incaran utama mereka berdua ialah Zombie Monar. Mereka tahu mana zombie yang mengancam dengan zombie yang mudah dihadapi.Oleh sebab itu, mereka bergegas melawan zombie monar. Mereka menggunakan kekuatan yang baru saja mereka dapatkan, dan mereka juga tidak menahan diri saat menghadapinya. Dengan kekuatan yang baru mereka dapatkan, Supono serta Surip merasa bila mereka sudah lebih dari cukup untuk menghadapi