Dengan kepemimpinan Barata, para penduduk dari pemukiman di Hutan Jalungporo dapat bernafas lega di sepanjang jalan. Pertarungan melawan zombie bukan lagi masalah besar untuk Barata, apalagi setelah dia menguasai dua pusaka utamanya, yakni Pusaka Kalimedeni dan Pusaka Batu Api. Dua pusaka awal yang membantunya hingga pada titik ini. Selain itu, beberapa penjaga yang ikut serta dalam perjalanan ini juga tidak menganggur. Mereka melindungi para penduduk dari samping, dan Barata lah yang menghabisi zombie ataupun monster yang ada di depan.
“Aneh sekali, tempat ini seharusnya bersih dari monster ataupun zombie. Terakhir kali, saat aku melewati tempat ini, aku sudah membersihkannya. Namun, kenapa tempat ini dipenuhi oleh makhluk-makhluk sialan ini? Apa ada kejadian di sekitar sini yang menyebabkan perubahan pada mereka, jika ada apa itu?” tanya Barata saat dia menebas zombie terakhir yang merangsek maju dengan beringas ke arahnya.Barata berbalik danDia datang dengan melepaskan bola-bola api dan menggunakan pedangnya untuk memenggal belasan zombie. Dia tidak menunjukkan tanda-tanda untuk berhenti walaupun zombie sudah menghilang dari jarak jangkauan serangannya. Barata terus maju dan menyerang zombie-zombie ini. Dia juga melihat ada beberapa pejuang yang tergigit oleh zombie. Tanpa pikir panjang, dia langsung membakar mereka.“Sialan!! Kalian benar-benar menjengkelkan. Mau berapa kalipun aku membinasakan kalian. Tetap saja kalian akan selalu datang dan mengacaukanku. Sial!! Aku benar-benar tidak bisa membiarkan satupun dari kalian untuk ada!!” seru Barata saat dia menjadi lebih serius lagi, dia mengayunkan pedang serta sabitnya dengan gila, dua kepala akan selalu jatuh di setiap ayunan yang dia lakukan. Barata benar-benar menunjukkan siapa yang mampu di sini.Setelah beberapa menit berkutat dengan zombie-zombie sialan itu. Barata menghampiri Supono dan Surip yang kebetulan berada tak jauh d
Supono berubah menjadi setengah serigala sedangkan Surip menjadi setengah singa. Mereka berdua menunjukkan kekuatan yang besar, dan kuat saat menghadapi zombie-zombie itu. Dipimpin oleh mereka berdua, para pejuang bertarung dengan lebih ganas lagi. Mereka benar-benar membuat setiap zombie menjadi daging cincang, terutama Supono dan Surip. Mereka berdua menggunakan kekuatan baru mereka untuk membuat siapa saja yang melihatnya menjadi kagum.“Surip!!! Kekuatan ini benar-benar mengagumkan. Kecepatanku juga sangat tinggi, aku tidak pernah merasa secepat ini. Tidak hanya aku merasa lebih cepat, aku juga semakin kuat,” ucap Supono saat dia mengayunkan kapak ke arah zombie.Surip yang mendengarnya pun merasa bila kecepatan Supono jauh lebih cepat dari yang sebelumnya. Dia sendiri juga merasakan ada peningkatan kekuatan pada tubuhnya saat dia menggunakan pusaka yang diberikan oleh Barata. Dia juga merasakan peningkatan kekuatan itu cukuplah besar. Denga
Barata yang kembali ke area gua merasakan dan melihat perubahan-perubahan yang ada di wilayahnya. Mulai dari jalan setapak, jebakan-jebakan yang di pasang di beberapa titik, lalu menara pengintai yang juga di tambah di beberapa area. Selain itu, ada banyak bangunan baru yang cukup untuk menampung para pengungsi baru. Barata tidak melihat adanya sebuah hal yang buruk atau kurang di wilayahnya. Memang, hal seperti itu tidak mungkin terjadi. Namun, Barata percaya bila wilayahnya belum membutuhkan banyak hal.“Tampaknya saat ini memang waktu yang tepat untuk memperluas pengaruhku, menarik banyak orang ke sisiku. Selama mereka bisa aku manfaatkan demi meraih tatanan awal, mengapa tidak? Saat ini jajaran militer dan pemerintahanku masih setipis rambut. Tidak ada kedalaman, mereka hanya orang-orang biasa yang tak memiliki pengalaman nyata. Jadi, aku perlu memperhatikannya dengan saksama. Pertempuran di permukaan tidak sama dengan yang aku alami barusan. Mereka harus tahu
Setelah satu hari persiapan dan juga berkabungnya para penduduk atas kematian para pejuang. Barata mengumpulkan mereka semua di sebuah tanah yang lapang. Para pejuang berada di bagian terdepan dan mereka terbagi dalam tiga kelompok. Barata mengumpulkan mereka semua tanpa terkecuali. Dia benar-benar sudah menetapkan apa yang akan mereka lakukan. Peristiwa yang terjadi belakangan ini membuat dia merasa tak tenang. Mereka, para zombie itu sudah lebih aktif dan jumlah mereka juga masif. Dia tidak bisa membiarkan kedamaian wilayahnya hilang.“Kemarin kita berduka atas kematian para pahlawan desa. Mereka mengorbankan dirinya, bertarung dengan gagah berani demi kehidupan kita saat ini, demi masa depan kalian. Kematian mereka memang menyedihkan dan meninggalkan luka, tapi harapan mereka untuk hidup yang lebih baik akan kita wujudkan. Langkah pertama untuk mewujudkan harapan mereka ialah menghabisi semua zombie yang ada di sekitar wilayah, memperkuat pertahanan, dan mening
Barata berada di depan para pejuang. Dengan pakaiannya yang cukup menutupi seluruh kulitnya di mana dia mengenakan jubah hitam, pakaian pelindung yang berasal dari kulit monster anjing. Pusaka Sabit Bulan yang ada di pinggang kanannya, lalu sebuah pedang di pinggang kirinya serta Pusaka Kalimedeni yang cukup dekat dengan sarung pedangnya. Rambutnya yang tidak dia potong selama beberapa tahun memanjang hingga menyentuh pantatnya ia ikat rapi.Dengan sorot mata tajam dan mengintimidasi, dia berkata, “Langkah kaki yang akan kalian ambil setelah ini merupakan awal dari neraka!!! Pertempuran!! Kematian!!! Pemandangan mengerikan!!! Berbagai macam hal buruk akan kalian lihat setelah ini. Entah kapan kita akan kembali, tapi aku pastikan itu tidak dalam waktu singkat. Tanpa tekad yang pasti kalian hanya akan menyia-nyiakan hidup kalian!! Aku pastikan sekali lagi, kematian berada dekat dengan kita setelah ini.”“Selama kalian tidak siap untuk mati,
Begitu zombie-zombie itu bergerak ke arahnya, Barata hanya tersenyum sambil mengeluarkan sebagian kekuatannya. Dia menembakkan bola api ke arah mereka. Dia membunuh beberapa zombie dengan membakarnya tepat di kepalanya. Dia sama sekali tidak menahan diri saat melakukannya. Begitu ia melihat beberapa zombie tumbang, dia menggerakkan pedangnya dan mengisyaratkan para pejuangnya untuk menyerang.Supono dan Surip yang berubah menjadi manusia setengah hewan langsung melesat bagaikan peluru. Mereka melancarkan serangan hebat ke zombie-zombie yang ada. Incaran utama mereka berdua ialah Zombie Monar. Mereka tahu mana zombie yang mengancam dengan zombie yang mudah dihadapi.Oleh sebab itu, mereka bergegas melawan zombie monar. Mereka menggunakan kekuatan yang baru saja mereka dapatkan, dan mereka juga tidak menahan diri saat menghadapinya. Dengan kekuatan yang baru mereka dapatkan, Supono serta Surip merasa bila mereka sudah lebih dari cukup untuk menghadapi
Barata melihat para pejuangnya kelelahan setelah pertarungan usai, dia memiliki senyum di wajahnya. Tidak peduli apa yang ia lihat saat ini, dia benar-benar puas dengan apa yang terjadi. Mereka telah berjuang sekuat tenaga untuk memenangkan pertarungan ini. Barata tidak bisa meminta lebih dari ini. Bertarung melawan zombie di wilayah luar untuk kali pertama dan mendapatkan hasil yang baik, Barata tidak bisa meminta lebih.“Kalian berjuang dengan sangat baik, pertarungan yang baru saja kalian lakukan itu cukup baik. Korban tidak bisa menjadi penghalang untuk kita maju, mereka telah berjuang dengan sekuat tenaga demi membantu kita bertahan dan memperbaiki kehidupan kita. Sebagai seorang pemimpin, aku memang belum bisa memberi yang terbaik. Namun, sebagai seorang pejuang, aku akan memimpin dan berada dekat dengan kalian saat pertempuran terjadi.”“Angkat kepala kalian, perjalanan baru saja dimulai, jangan ragu apalagi takut. Kematian selalu d
Begitu hari menjadi pagi, dan udara yang mereka hirup begitu segar. Barata segera mengumpulkan pasukan yang ada, dia sudah menetapkan tujuan yang akan mereka sambangi. Mungkin akan sulit bahkan tidak bisa dianggap mudah, tapi dia yakin mereka bisa melakukannya. Barata ingin memberi mereka sebuah kesempatan untuk melakukan penyisiran sendiri di salah satu area di mana dia yakin tak ada banyak bahaya di tempat itu. Akan tetapi, dia juga merasa bila sebuah bahaya tidak dapat diterka-terka.Barata sendiri akan pergi ke sisi timur, dan dia akan mengirim seluruh pasukan ke sisi barat saat melakukan penyisiran. Dengan membagi tugas menjadi dua, Barata yakin bila pembersihan ini akan berjalan lebih cepat, meskipun bahaya dan risiko yang akan mereka temui meningkat lebih tinggi. Barata sendiri tidak khawatir bila dia yang menghadapinya, tapi dia tidak terlalu yakin bila yang bertemu dengan masalah tersebut ialah kelompok yang dia kirim.“Apa aku bisa m
Waktu mereka masuk ke dalam alam ketiadaan. Barata merasakan sensasi kesemutan dan getaran hebat di sekujur tubuhnya. Bagian-bagian tubuh yang sebelumnya tak berfungsi menunjukkan sedikit peningkatan yang membuat dia menjadi semangat. Di sisi lain, Hyang Barakala tidak hanya mengompres seluruh energi yang mengitari tubuhnya. Dengan satu tatapan yang serius serta mematikan, dia menarik seluruh energi tersebut dan menyatukannya dengan tubuhnya. Lantas, dengan sebuah gerakan sederhana, Hyang Barakala melesat maju ke arah Barata. Keadaan segera berubah saat Hyang Barakala mengambil langkah. Tidak hanya tekanan besar yang datang tapi juga sebuah ancaman yang langsung membuat Barata melipat gandakan kewaspadaannya. Walau begitu, dia tetap mengelak dari Hyang Barakala dan tidak menangkis maupun menahan serangannya. Ia tahu betul seberapa merusaknya serangan yang Hyang Barakala lepaskan barusan. Energi yang besar dan merusak saling bertemu. Baik energi yang Barata miliki mau
Semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Hyang Barakala. Barata yang mengalami peningkatan drastis menjadi sesuatu hal yang memberi Hyang Barakala sebuah rasa takut. Dia memang menginginkan hal ini kembali, rasa takut yang sudah lama tak dia rasakan. Bagaimana dia tidak merasa senang saat dia menyaksikan perubahan pada Barata yang benar-benar jauh dari ekspektasinya dan sekarang dia merasa lebih segar.“Kau masih bisa bertahan, bukan? Kau membuat aku bersemangat dan semangat ini semakin lama menjadi semakin besar. Aku benar-benar bahagia sekarang. Pertarungan ini akan terus kukenang! Barata, kau benar-benar sosok penantang yang hebat dan aku senang. Aku senang kaulah yang berhasil mendapatkan semua benda itu, jika itu orang lain. Entah bagaimana akhirnya, mungkin aku tidak akan sesemangat ini!” ujar Hyang Barakala ketika dia melihat tubuh Barata mengalami perubahan dimana energi dalam jumlah besar mengelilinginya.Barata mendengar sebuah hal yang tak ingin
Pukulan itu melayang dengan kecepatan tinggi dan sangat menekan. Seluruh energi berkumpul dalam kepalan tangan Barata yang melesat ke arah Hyang Barakala. Udara terpecah belah dan berbagai pusaran angin dalam bermacam-macam ukuran muncul saat pukulan itu mendekati tubuh Hyang Barakala.Sewaktu pukulan itu menghantam tubuh Hyang Barakala sontak sebuah gelombang kejut muncul dari benturan itu. Hyang Barakala cukup terkejut dengan kemampuan Barata yang begitu mengerikan terutama daya ledak dari pukulannya. Energinya sungguh besar dan dampak dari pukulannya langsung terasa. Tidak ada sedikitpun celah dalam serangan itu dan Hyang Barakala melihatnya dalam cahaya berbeda, seolah serangan itu merupakan serangan terkuat yang Barata lepaskan sejak pertarungan pertama.“Uagh!!” Hyang Barakala terdorong mundur dan memuntahkan seteguk darah serta di dadanya ada sebuah luka yang berbentuk seperti kepalan tangan. Tatapannya sedikit menunjukkan rasa takut saat Barata meny
Hyang Barakala menembakkan bola energi yang sudah dia kompresi hingga ke titik terbaik. Bola energi yang seharusnya sangat besar ia kompresi menjadi sedemikian rupa. Lantas dengan satu gerakkan telunjuknya, dia menembakkan bola energi itu ke arah Barata yang juga melakukan hal yang sama dengannya. Kumpulan bola energi saling bertabrakan dan berbenturan. Sebuah gelombang kejut yang sangat kuat menghantam seluruh area.Barata terdorong mundur dan memiliki berbagai macam luka di tubuhnya hingga mengeluarkan darah yang tak terhitung jumlahnya. Hanya saja, Barata memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri dan kemampuan itu berkembang dengan cepat, sehingga ketika luka itu muncul di waktu yang sama luka itu segera pulih. Kejadian itu tak luput dari mata Hyang Barakala dan dia merasa bila kemampuan Barata semakin membaik di setiap detiknya.“Hahahaha … sungguh pertarungan yang menyenangkan. Aku tidak pernah berharap kau bisa mengeluarkan kekuatan yang sama dengan
Tubuhnya melenting saat Barata menyerap seluruh energi yang ada di sekitarnya. Baik Hyang Barakala maupun Barata saling menyerap energi di sekitarnya hingga menyebabkan fluktuasi menakutkan di lingkungan sekitarnya dan membuat ruang serta udaranya terdistorsi dengan hebatnya. Barata melayang dan energi di sekitarnya bergerak menuju ke dirinya dengan kecepatan tinggi membuat dia menjadi lebih berbahaya.Hyang Barakala tersenyum puas ketika dia menyaksikan perubahan pada Barata. Walaupun hal itu akan membuatnya makin berbahaya dan mengancamnyam Hyang Barakala tetap merasa senang karena dia tidak bisa menghadapi lawan yang setara selama ini. Dengan adanya Barata yang mulai berkembang dan bertambah kuat seiring mereka bertarung, Hyang Barakala menjadi semakin bersemangat hingga wajahnya berseri-seri.“Aku melakukan apapun yang aku inginkan tanpa ada makhluk yang bisa menahanku dan kau bisa datang ke tempat ini juga karenaku. Kau bertambah kuat atas izinku. Tidak ada
Hyang Barakala kembali mengirimkan sebuah bola energi yang jauh lebih kuat. Saat dilihat lebih dekat dan teliti, bola energi itu dipenuhi dengan kandungan elemen alam. Barata memperkuat pertahanannya dengan menebalkan dinding pertahanan dari energi di sekitar tubuhnya. Tatapan matanya terus tertuju dan terpaku pada Hyang Barakala yang melakukan gerakan yang sama tapi dengan tekanan serta momentum yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.Serangan kedua datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Barata tidak menahan diri saat dia melihat gerakan yang dilakukan oleh Hyang Barakala. Bola energi itu datang dengan kecepatan tinggi. Barata yang begitu fokus melihat arah serangan itu dan secepat mungkin dia bergerak ke samping untuk menghindarinya, akan tetapi begitu dia hendak bergerak. Tatapan mata Hyang Barakala segera tertuju padanya dan memiliki dominasi tertentu hingga membuat Barata terpaku diam untuk beberapa saat.Pada waktu Barata hendak menghindar, dia benar-benar d
Tanpa menunggu Hyang Barakala bertindak, Barata mengambil langkah pertama dengan melancarkan sebuah serangan yang didasari akan seluruh kekuatan serta emosinya. Hasilnya, serangannya memberikan tekanan yang begitu besar. Di sekitar kepalan tangannya muncul retakan ruang dan tampak waktu terhenti karena tak ada hembusan apapun, lalu disertai dengan ilusi sebuah makhluk kuat. Ada beberapa elemen alam yang menyatu dalam kepalan tangannya yang membuat sebuah luka dari kepalan tangannya hingga bahunya, tapi pulih dengan sendirinya.Hyang Barakala tersenyum ketika dia merasakan kekuatan yang ada dalam pukulan Barata. Dia tidak menghindarinya ataupun membuat suatu gerakan tertentu untuk menahan pukulan itu. Hyang Barakala membiarkan serangan itu menghantam tubuhnya dan pukulan itu menabrak langsung ke dadanya hingga memicu sebuah dentuman yang memekakkan telinga serta mendorongnya mundur. Sorot matanya sedikit berubah saat dia terdorong mundur.Ada rasa tidak percaya dalam so
Barata meresapi perkataan Kalia dan menatap sosok yang menyebut dirinya Hyang Barakala sekaligus mengatakan dirinya sebagai Dewa ataupun Tuhan. Sulit untuknya menerima hal itu begitu saja. Dia sendiri tidak yakin akan keberadaan Dewa, tapi dihadapannya saat ini muncul sesosok makhluk yang mengatasnamakan dirinya sebagai Dewa. Sesuatu hal yang cukup aneh sebenarnya. Sayangnya, apa yang terjadi sebelumnya dan keadaan saat ini membuka mata Barata lebar-lebar. Sehingga, mau tidak mau dia harus mengakui bila ucapan sosok itu benar adanya.Mengenai apa yang dikatakan dan dilakukan oleh sosok itu, Barata tak begitu memikirkannya pada awalnya. Hanya saja, setelah dia mendengar ucapan Kalia. Dia menjadi lebih sadar akan keberadaan serta kekuatan yang dimiliki oleh Hyang Barakala. Selain itu, di sepanjang waktu pembicaraan terjadi, Barata bisa melihat ada sedikit rasa senang dari sorot mata serta wajah yang Hyang Barakala tunjukkan seolah dia sudah menanti pertemuan ini sejak lama.
Sosok yang melepaskan dominasi menakutkan itu tak bergerak. Dia juga tidak merespons pertanyaan Barata. Sosok itu hanya menatapnya dan terus mengawasinya seolah-olah dia sedang mengukur kemampuannya. Tatapan itu mengandung tekanan yang jauh melampaui segala tekanan yang pernah Barata rasakan. Penampilannya yang begitu agung tampak seperti manusia tapi jauh lebih menawan dari manusia biasa dan memiliki beberapa tanduk di kepalanya dengan rambut panjang yang terurai serta taring yang menjulur keluar dari mulutnya. Matanya besar dengan pupil menonjol. Saat dia tersenyum dunia tampak berhenti.Pandangan matanya terus menyapu sekitarnya dan sosok itu perlahan-lahan menunjukkan senyuman dinginnya. Tatapannya juga mulai mengalami perubahan saat menatap Barata yang mencoba untuk menahan segala tekanan yang dia keluarkan. Bagaimanapun situasi saat ini ada karena tindakannya dan dia menyukai sikap yang Barata tunjukkan.Sosok itu menatap Barata dengan dingin seraya berujar, &ldq