Barata melihat para pejuangnya kelelahan setelah pertarungan usai, dia memiliki senyum di wajahnya. Tidak peduli apa yang ia lihat saat ini, dia benar-benar puas dengan apa yang terjadi. Mereka telah berjuang sekuat tenaga untuk memenangkan pertarungan ini. Barata tidak bisa meminta lebih dari ini. Bertarung melawan zombie di wilayah luar untuk kali pertama dan mendapatkan hasil yang baik, Barata tidak bisa meminta lebih.
“Kalian berjuang dengan sangat baik, pertarungan yang baru saja kalian lakukan itu cukup baik. Korban tidak bisa menjadi penghalang untuk kita maju, mereka telah berjuang dengan sekuat tenaga demi membantu kita bertahan dan memperbaiki kehidupan kita. Sebagai seorang pemimpin, aku memang belum bisa memberi yang terbaik. Namun, sebagai seorang pejuang, aku akan memimpin dan berada dekat dengan kalian saat pertempuran terjadi.”“Angkat kepala kalian, perjalanan baru saja dimulai, jangan ragu apalagi takut. Kematian selalu dBegitu hari menjadi pagi, dan udara yang mereka hirup begitu segar. Barata segera mengumpulkan pasukan yang ada, dia sudah menetapkan tujuan yang akan mereka sambangi. Mungkin akan sulit bahkan tidak bisa dianggap mudah, tapi dia yakin mereka bisa melakukannya. Barata ingin memberi mereka sebuah kesempatan untuk melakukan penyisiran sendiri di salah satu area di mana dia yakin tak ada banyak bahaya di tempat itu. Akan tetapi, dia juga merasa bila sebuah bahaya tidak dapat diterka-terka.Barata sendiri akan pergi ke sisi timur, dan dia akan mengirim seluruh pasukan ke sisi barat saat melakukan penyisiran. Dengan membagi tugas menjadi dua, Barata yakin bila pembersihan ini akan berjalan lebih cepat, meskipun bahaya dan risiko yang akan mereka temui meningkat lebih tinggi. Barata sendiri tidak khawatir bila dia yang menghadapinya, tapi dia tidak terlalu yakin bila yang bertemu dengan masalah tersebut ialah kelompok yang dia kirim.“Apa aku bisa m
Barata berpisah dengan pasukannya. Dia benar-benar membiarkan mereka melakukan pembersihan sendiri di saat dia bergerak ke sisi lain untuk menjelajah sekaligus membersihkan area tersebut. Dia benar-benar mengambil keputusan yang jelas, dan dia tidak menyesalinya. Mungkin terlihat bila dia berada di posisi tidak baik. Namun, dia benar-benar merasa bila keadaannya memang mengharuskan dia untuk mengambil kesempatan ini.“Aku benar-benar tidak bisa menganggap pembersihan ini sebagai sebuah kesempatan atau peluang untuk meningkatkan kekuatan. Kerugian yang kelompokku derita cukuplah banyak dan menguras. Jika hal itu tidak diimbangi dengan keuntungan yang jelas. Bagaimana pertempuran atau pembersihan sialan ini bisa disebut sebagai sebuah kesempatan atau peluang?” Barata bertanya-tanya saat dia melihat perubahan di situasi saat ini.Barata yang berpisah dengan pasukannya segera bertemu dengan sekelompok zombie yang kelaparan. Mereka berjalan dengan la
Barata berhadapan dengan lima monster gorila berambut yang tingkat ancamannya cukup tinggi. Mereka berada di dalam kategori monster tingkat mengerikan. Barata sendiri tidak terlalu memperhatikan detail ini karena dia memfokuskan seluruh perhatiannya untuk menghadapi lawannya. Ketika salah satu monster berhasil ia tahan dan ia buat tak berkutik dengan membuatnya terdiam di posisinya. Barata segera memborbardirnya dengan bola api serta menggunakan Pusaka Sabit Bulan dan melepaskan teknik {7 Sayatan Angin}.Serangan beruntun yang dia lepaskan benar-benar membuat monster yang ia tahan tak berkutik. Meski tubuhnya begitu kuat, monster itu tidak mampu menahan serangan Barata yang bertubi-tubi. Terdapat luka bakar di setiap bagian tubuh monster itu dan bau daging terbakar tercium dari tubuhnya. Barata melihat lawan-lawannya ini dengan tatapan membunuh. Dia sama sekali tidak menahan diri dalam melancarkan serangannya.Barata benar-benar merasakan kekuatan yang dimi
Barata mengerahkan segala daya yang dia miliki saat melepaskan serangan bertubi-tubi ke ara dua monster itu. Dia tidak menahan diri dan menggunakan seluruh kekuatannya untuk menghabisi mereka semua. Dua monster yang tersisa jauh lebih berbahaya daripada yang sebelumnya. Nafsu membunuh dan rasa haus darah yang terpancar dari wajah serta auranya begitu mengancam, apalagi mereka dipenuhi dengan rasa ingin balas dendam. Semua hal itu mendapatkan dorongan lain dan diperkuat dua kali lipat.Kedua monster itu bergerak dengan kecepatan yang berbeda dari beberapa waktu lalu, dan mereka melancarkan sebuah serangan ke arah Barata. Tanpa memperhatikan apa yang terjadi di sekelilingnya, kedua monster itu benar-benar menggunakan seluruh kekuatannya untuk menyerang Barata. Keduanya menabrakkan dirinya ke arah Barata di saat Barata sedang melepaskan sebuah teknik, yakni teknik {Sabit Api}.Awalnya Barata merasa tak senang dengan gerakan kedua monster itu, tapi setelah meli
101.Panas yang dipancarkan oleh bola api di sekitar tubuh Barata meningkat. Dedaunan yang jatuh melewati tubuhnya terbakar menjadi abu saat bersentuhan dengan bola apinya. Dia berjalan bersama dengan bola api yang mengitari tubuhnya. Dia sama sekali tidak merasakan apapun saat dia membakar semak-semak yang menghalangi jalannya.“Kelompok yang tak aku ketahui dari mana asalnya, tapi kalian benar-benar menunjukkan sisi yang cukup menarik. Aku tidak tahu siapa yang memimpin kelompok ini, tapi dia sama sekali tidak dapat memimpin dengan baik. Sungguh sia-sia sekali, dia tidak bisa memanfaatkan kekuatan ini. Meski mereka tidak memiliki kekuatan yang besar. Tetap saja, mereka memiliki jumlah yang cukup,” seru Barata ketika dia melihat sekelompok orang yang membawa senjata ala kadarnya.Beberapa pria yang merasa ada sesuatu yang aneh segera bereaksi, dan begitu mereka berbalik dari posisi awalnya. Mereka melihat Barata yang dikelilingi oleh api,
Pria paruh baya itu mulai menceritakan kawasan perlindungan yang beberapa saat lalu diceritakan oleh pemimpin kelompok yang terbunuh. Sebuah tempat yang terletak di timur Kadipaten Swangiri dengan sebuah area yang cukup luas yang mana cukup untuk disebut sebagai sebuah desa besar. Meski tidak sampai pada ukuran Kadipaten bahkan Kota. Tempat tersebut tetap menjadi sebuah surga di mata para pengungsi ini.Dengan situasi yang begitu buruk di luaran sana, mereka seperti mendapatkan sebuah harapan besar saat mendengar tempat semacam ini. Pria paruh baya itu juga menceritakan bagaimana tempat itu pada Barata. Meski dia tidak bisa menjelaskannya secara detail karena dia sendiri belum pernah melihat ataupun pergi ke tempat tersebut.Begitu dia mendengar ucapan pria paruh baya itu, Barata berkata, “Cukup menarik. Ternyata ada tempat seperti itu. Kawasan perlindungan? Apa kau yakin ada tempat seperti itu? Tempat yang kau katakan itu tampak seperti sebuah benten
Setiap monster yang dihadapi para pejuang memiliki kulit sekeras besi dan selentur karet yang membuatnya sulit untuk digores. Para pejuang tidak bisa melukai mereka dengan fatal, walau jumlahnya tak begitu banyak. Monster-monster ini jauh lebih berbahaya daripada zombie maupun monster lainnya.Sopo Barungan yang memimpin seluruh pejuang pun merasakan tekanan yang besar dari monster-monster itu dan dia sama sekali tidak dapat menenangkan dirinya.Memimpin sebuah pasukan bukanlah suatu perkara mudah. Walaupun Sopo Barungan memiliki kekuatan yang cukup memadai bahkan mengancam. Dia tetap hanya seseorang pejuang tangguh atau individu yang kuat, bukan seseorang yang berkualifikasi untuk memegang pasukan besar dengan instan. Oleh karena itu, dia sedikit bingung saat melihat ada beberapa kekacauan di beberapa titik yang dia temukan.“Pejuang di sisi kiri tidak bisa menghadapi mereka dengan baik, dan sisi kanan juga kesulitan untuk membua
Barata datang dengan diikuti oleh puluhan pengungsi. Langkah kakinya begitu berat dan meninggalkan jejak yang tidak kecil. Jejak kaki yang tertanam di tanah di setiap langkah yang dia ambil cukuplah dalam. Barata menatap setiap bawahannya yang sedang berhadapan dengan monster-monster yang kuat itu. Apa yang menjadi perhatiannya bukanlah monster-monster tersebut. Namun, para bawahannya lah yang menjadi titik perhatiannya. Setiap pejuang yang berhadapan dengan monster-monster itu menunjukkan kekuatan yang besar. Ayunan pedang mereka sungguh sangat bertenaga dan memiliki daya ledak yang tidak kecil. “Pertarungan yang baik. Mereka bisa mempertahankan keadaannya dalam waktu yang tak sebentar. Sopo Barungan bisa memimpin seluruh pejuang dengan sangat baik. Supono dan Surip melakukan segala cara untuk membuat monster beruang itu tak berdaya,” ucap Barata yang menyaksikan bawahannya bertarung dengan seluruh kekuatannya. Ta
Waktu mereka masuk ke dalam alam ketiadaan. Barata merasakan sensasi kesemutan dan getaran hebat di sekujur tubuhnya. Bagian-bagian tubuh yang sebelumnya tak berfungsi menunjukkan sedikit peningkatan yang membuat dia menjadi semangat. Di sisi lain, Hyang Barakala tidak hanya mengompres seluruh energi yang mengitari tubuhnya. Dengan satu tatapan yang serius serta mematikan, dia menarik seluruh energi tersebut dan menyatukannya dengan tubuhnya. Lantas, dengan sebuah gerakan sederhana, Hyang Barakala melesat maju ke arah Barata. Keadaan segera berubah saat Hyang Barakala mengambil langkah. Tidak hanya tekanan besar yang datang tapi juga sebuah ancaman yang langsung membuat Barata melipat gandakan kewaspadaannya. Walau begitu, dia tetap mengelak dari Hyang Barakala dan tidak menangkis maupun menahan serangannya. Ia tahu betul seberapa merusaknya serangan yang Hyang Barakala lepaskan barusan. Energi yang besar dan merusak saling bertemu. Baik energi yang Barata miliki mau
Semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Hyang Barakala. Barata yang mengalami peningkatan drastis menjadi sesuatu hal yang memberi Hyang Barakala sebuah rasa takut. Dia memang menginginkan hal ini kembali, rasa takut yang sudah lama tak dia rasakan. Bagaimana dia tidak merasa senang saat dia menyaksikan perubahan pada Barata yang benar-benar jauh dari ekspektasinya dan sekarang dia merasa lebih segar.“Kau masih bisa bertahan, bukan? Kau membuat aku bersemangat dan semangat ini semakin lama menjadi semakin besar. Aku benar-benar bahagia sekarang. Pertarungan ini akan terus kukenang! Barata, kau benar-benar sosok penantang yang hebat dan aku senang. Aku senang kaulah yang berhasil mendapatkan semua benda itu, jika itu orang lain. Entah bagaimana akhirnya, mungkin aku tidak akan sesemangat ini!” ujar Hyang Barakala ketika dia melihat tubuh Barata mengalami perubahan dimana energi dalam jumlah besar mengelilinginya.Barata mendengar sebuah hal yang tak ingin
Pukulan itu melayang dengan kecepatan tinggi dan sangat menekan. Seluruh energi berkumpul dalam kepalan tangan Barata yang melesat ke arah Hyang Barakala. Udara terpecah belah dan berbagai pusaran angin dalam bermacam-macam ukuran muncul saat pukulan itu mendekati tubuh Hyang Barakala.Sewaktu pukulan itu menghantam tubuh Hyang Barakala sontak sebuah gelombang kejut muncul dari benturan itu. Hyang Barakala cukup terkejut dengan kemampuan Barata yang begitu mengerikan terutama daya ledak dari pukulannya. Energinya sungguh besar dan dampak dari pukulannya langsung terasa. Tidak ada sedikitpun celah dalam serangan itu dan Hyang Barakala melihatnya dalam cahaya berbeda, seolah serangan itu merupakan serangan terkuat yang Barata lepaskan sejak pertarungan pertama.“Uagh!!” Hyang Barakala terdorong mundur dan memuntahkan seteguk darah serta di dadanya ada sebuah luka yang berbentuk seperti kepalan tangan. Tatapannya sedikit menunjukkan rasa takut saat Barata meny
Hyang Barakala menembakkan bola energi yang sudah dia kompresi hingga ke titik terbaik. Bola energi yang seharusnya sangat besar ia kompresi menjadi sedemikian rupa. Lantas dengan satu gerakkan telunjuknya, dia menembakkan bola energi itu ke arah Barata yang juga melakukan hal yang sama dengannya. Kumpulan bola energi saling bertabrakan dan berbenturan. Sebuah gelombang kejut yang sangat kuat menghantam seluruh area.Barata terdorong mundur dan memiliki berbagai macam luka di tubuhnya hingga mengeluarkan darah yang tak terhitung jumlahnya. Hanya saja, Barata memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri dan kemampuan itu berkembang dengan cepat, sehingga ketika luka itu muncul di waktu yang sama luka itu segera pulih. Kejadian itu tak luput dari mata Hyang Barakala dan dia merasa bila kemampuan Barata semakin membaik di setiap detiknya.“Hahahaha … sungguh pertarungan yang menyenangkan. Aku tidak pernah berharap kau bisa mengeluarkan kekuatan yang sama dengan
Tubuhnya melenting saat Barata menyerap seluruh energi yang ada di sekitarnya. Baik Hyang Barakala maupun Barata saling menyerap energi di sekitarnya hingga menyebabkan fluktuasi menakutkan di lingkungan sekitarnya dan membuat ruang serta udaranya terdistorsi dengan hebatnya. Barata melayang dan energi di sekitarnya bergerak menuju ke dirinya dengan kecepatan tinggi membuat dia menjadi lebih berbahaya.Hyang Barakala tersenyum puas ketika dia menyaksikan perubahan pada Barata. Walaupun hal itu akan membuatnya makin berbahaya dan mengancamnyam Hyang Barakala tetap merasa senang karena dia tidak bisa menghadapi lawan yang setara selama ini. Dengan adanya Barata yang mulai berkembang dan bertambah kuat seiring mereka bertarung, Hyang Barakala menjadi semakin bersemangat hingga wajahnya berseri-seri.“Aku melakukan apapun yang aku inginkan tanpa ada makhluk yang bisa menahanku dan kau bisa datang ke tempat ini juga karenaku. Kau bertambah kuat atas izinku. Tidak ada
Hyang Barakala kembali mengirimkan sebuah bola energi yang jauh lebih kuat. Saat dilihat lebih dekat dan teliti, bola energi itu dipenuhi dengan kandungan elemen alam. Barata memperkuat pertahanannya dengan menebalkan dinding pertahanan dari energi di sekitar tubuhnya. Tatapan matanya terus tertuju dan terpaku pada Hyang Barakala yang melakukan gerakan yang sama tapi dengan tekanan serta momentum yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.Serangan kedua datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Barata tidak menahan diri saat dia melihat gerakan yang dilakukan oleh Hyang Barakala. Bola energi itu datang dengan kecepatan tinggi. Barata yang begitu fokus melihat arah serangan itu dan secepat mungkin dia bergerak ke samping untuk menghindarinya, akan tetapi begitu dia hendak bergerak. Tatapan mata Hyang Barakala segera tertuju padanya dan memiliki dominasi tertentu hingga membuat Barata terpaku diam untuk beberapa saat.Pada waktu Barata hendak menghindar, dia benar-benar d
Tanpa menunggu Hyang Barakala bertindak, Barata mengambil langkah pertama dengan melancarkan sebuah serangan yang didasari akan seluruh kekuatan serta emosinya. Hasilnya, serangannya memberikan tekanan yang begitu besar. Di sekitar kepalan tangannya muncul retakan ruang dan tampak waktu terhenti karena tak ada hembusan apapun, lalu disertai dengan ilusi sebuah makhluk kuat. Ada beberapa elemen alam yang menyatu dalam kepalan tangannya yang membuat sebuah luka dari kepalan tangannya hingga bahunya, tapi pulih dengan sendirinya.Hyang Barakala tersenyum ketika dia merasakan kekuatan yang ada dalam pukulan Barata. Dia tidak menghindarinya ataupun membuat suatu gerakan tertentu untuk menahan pukulan itu. Hyang Barakala membiarkan serangan itu menghantam tubuhnya dan pukulan itu menabrak langsung ke dadanya hingga memicu sebuah dentuman yang memekakkan telinga serta mendorongnya mundur. Sorot matanya sedikit berubah saat dia terdorong mundur.Ada rasa tidak percaya dalam so
Barata meresapi perkataan Kalia dan menatap sosok yang menyebut dirinya Hyang Barakala sekaligus mengatakan dirinya sebagai Dewa ataupun Tuhan. Sulit untuknya menerima hal itu begitu saja. Dia sendiri tidak yakin akan keberadaan Dewa, tapi dihadapannya saat ini muncul sesosok makhluk yang mengatasnamakan dirinya sebagai Dewa. Sesuatu hal yang cukup aneh sebenarnya. Sayangnya, apa yang terjadi sebelumnya dan keadaan saat ini membuka mata Barata lebar-lebar. Sehingga, mau tidak mau dia harus mengakui bila ucapan sosok itu benar adanya.Mengenai apa yang dikatakan dan dilakukan oleh sosok itu, Barata tak begitu memikirkannya pada awalnya. Hanya saja, setelah dia mendengar ucapan Kalia. Dia menjadi lebih sadar akan keberadaan serta kekuatan yang dimiliki oleh Hyang Barakala. Selain itu, di sepanjang waktu pembicaraan terjadi, Barata bisa melihat ada sedikit rasa senang dari sorot mata serta wajah yang Hyang Barakala tunjukkan seolah dia sudah menanti pertemuan ini sejak lama.
Sosok yang melepaskan dominasi menakutkan itu tak bergerak. Dia juga tidak merespons pertanyaan Barata. Sosok itu hanya menatapnya dan terus mengawasinya seolah-olah dia sedang mengukur kemampuannya. Tatapan itu mengandung tekanan yang jauh melampaui segala tekanan yang pernah Barata rasakan. Penampilannya yang begitu agung tampak seperti manusia tapi jauh lebih menawan dari manusia biasa dan memiliki beberapa tanduk di kepalanya dengan rambut panjang yang terurai serta taring yang menjulur keluar dari mulutnya. Matanya besar dengan pupil menonjol. Saat dia tersenyum dunia tampak berhenti.Pandangan matanya terus menyapu sekitarnya dan sosok itu perlahan-lahan menunjukkan senyuman dinginnya. Tatapannya juga mulai mengalami perubahan saat menatap Barata yang mencoba untuk menahan segala tekanan yang dia keluarkan. Bagaimanapun situasi saat ini ada karena tindakannya dan dia menyukai sikap yang Barata tunjukkan.Sosok itu menatap Barata dengan dingin seraya berujar, &ldq