Barata berhadapan dengan lima monster gorila berambut yang tingkat ancamannya cukup tinggi. Mereka berada di dalam kategori monster tingkat mengerikan. Barata sendiri tidak terlalu memperhatikan detail ini karena dia memfokuskan seluruh perhatiannya untuk menghadapi lawannya. Ketika salah satu monster berhasil ia tahan dan ia buat tak berkutik dengan membuatnya terdiam di posisinya. Barata segera memborbardirnya dengan bola api serta menggunakan Pusaka Sabit Bulan dan melepaskan teknik {7 Sayatan Angin}.
Serangan beruntun yang dia lepaskan benar-benar membuat monster yang ia tahan tak berkutik. Meski tubuhnya begitu kuat, monster itu tidak mampu menahan serangan Barata yang bertubi-tubi. Terdapat luka bakar di setiap bagian tubuh monster itu dan bau daging terbakar tercium dari tubuhnya. Barata melihat lawan-lawannya ini dengan tatapan membunuh. Dia sama sekali tidak menahan diri dalam melancarkan serangannya.Barata benar-benar merasakan kekuatan yang dimiBarata mengerahkan segala daya yang dia miliki saat melepaskan serangan bertubi-tubi ke ara dua monster itu. Dia tidak menahan diri dan menggunakan seluruh kekuatannya untuk menghabisi mereka semua. Dua monster yang tersisa jauh lebih berbahaya daripada yang sebelumnya. Nafsu membunuh dan rasa haus darah yang terpancar dari wajah serta auranya begitu mengancam, apalagi mereka dipenuhi dengan rasa ingin balas dendam. Semua hal itu mendapatkan dorongan lain dan diperkuat dua kali lipat.Kedua monster itu bergerak dengan kecepatan yang berbeda dari beberapa waktu lalu, dan mereka melancarkan sebuah serangan ke arah Barata. Tanpa memperhatikan apa yang terjadi di sekelilingnya, kedua monster itu benar-benar menggunakan seluruh kekuatannya untuk menyerang Barata. Keduanya menabrakkan dirinya ke arah Barata di saat Barata sedang melepaskan sebuah teknik, yakni teknik {Sabit Api}.Awalnya Barata merasa tak senang dengan gerakan kedua monster itu, tapi setelah meli
101.Panas yang dipancarkan oleh bola api di sekitar tubuh Barata meningkat. Dedaunan yang jatuh melewati tubuhnya terbakar menjadi abu saat bersentuhan dengan bola apinya. Dia berjalan bersama dengan bola api yang mengitari tubuhnya. Dia sama sekali tidak merasakan apapun saat dia membakar semak-semak yang menghalangi jalannya.“Kelompok yang tak aku ketahui dari mana asalnya, tapi kalian benar-benar menunjukkan sisi yang cukup menarik. Aku tidak tahu siapa yang memimpin kelompok ini, tapi dia sama sekali tidak dapat memimpin dengan baik. Sungguh sia-sia sekali, dia tidak bisa memanfaatkan kekuatan ini. Meski mereka tidak memiliki kekuatan yang besar. Tetap saja, mereka memiliki jumlah yang cukup,” seru Barata ketika dia melihat sekelompok orang yang membawa senjata ala kadarnya.Beberapa pria yang merasa ada sesuatu yang aneh segera bereaksi, dan begitu mereka berbalik dari posisi awalnya. Mereka melihat Barata yang dikelilingi oleh api,
Pria paruh baya itu mulai menceritakan kawasan perlindungan yang beberapa saat lalu diceritakan oleh pemimpin kelompok yang terbunuh. Sebuah tempat yang terletak di timur Kadipaten Swangiri dengan sebuah area yang cukup luas yang mana cukup untuk disebut sebagai sebuah desa besar. Meski tidak sampai pada ukuran Kadipaten bahkan Kota. Tempat tersebut tetap menjadi sebuah surga di mata para pengungsi ini.Dengan situasi yang begitu buruk di luaran sana, mereka seperti mendapatkan sebuah harapan besar saat mendengar tempat semacam ini. Pria paruh baya itu juga menceritakan bagaimana tempat itu pada Barata. Meski dia tidak bisa menjelaskannya secara detail karena dia sendiri belum pernah melihat ataupun pergi ke tempat tersebut.Begitu dia mendengar ucapan pria paruh baya itu, Barata berkata, “Cukup menarik. Ternyata ada tempat seperti itu. Kawasan perlindungan? Apa kau yakin ada tempat seperti itu? Tempat yang kau katakan itu tampak seperti sebuah benten
Setiap monster yang dihadapi para pejuang memiliki kulit sekeras besi dan selentur karet yang membuatnya sulit untuk digores. Para pejuang tidak bisa melukai mereka dengan fatal, walau jumlahnya tak begitu banyak. Monster-monster ini jauh lebih berbahaya daripada zombie maupun monster lainnya.Sopo Barungan yang memimpin seluruh pejuang pun merasakan tekanan yang besar dari monster-monster itu dan dia sama sekali tidak dapat menenangkan dirinya.Memimpin sebuah pasukan bukanlah suatu perkara mudah. Walaupun Sopo Barungan memiliki kekuatan yang cukup memadai bahkan mengancam. Dia tetap hanya seseorang pejuang tangguh atau individu yang kuat, bukan seseorang yang berkualifikasi untuk memegang pasukan besar dengan instan. Oleh karena itu, dia sedikit bingung saat melihat ada beberapa kekacauan di beberapa titik yang dia temukan.“Pejuang di sisi kiri tidak bisa menghadapi mereka dengan baik, dan sisi kanan juga kesulitan untuk membua
Barata datang dengan diikuti oleh puluhan pengungsi. Langkah kakinya begitu berat dan meninggalkan jejak yang tidak kecil. Jejak kaki yang tertanam di tanah di setiap langkah yang dia ambil cukuplah dalam. Barata menatap setiap bawahannya yang sedang berhadapan dengan monster-monster yang kuat itu. Apa yang menjadi perhatiannya bukanlah monster-monster tersebut. Namun, para bawahannya lah yang menjadi titik perhatiannya. Setiap pejuang yang berhadapan dengan monster-monster itu menunjukkan kekuatan yang besar. Ayunan pedang mereka sungguh sangat bertenaga dan memiliki daya ledak yang tidak kecil. “Pertarungan yang baik. Mereka bisa mempertahankan keadaannya dalam waktu yang tak sebentar. Sopo Barungan bisa memimpin seluruh pejuang dengan sangat baik. Supono dan Surip melakukan segala cara untuk membuat monster beruang itu tak berdaya,” ucap Barata yang menyaksikan bawahannya bertarung dengan seluruh kekuatannya. Ta
Setelah membuka mulutnya hingga berbusa-busa, Barata mengamati setiap ekspresi yang terlihat di wajah bawahannya. Dia tidak bisa terganggu oleh mereka yang tak menerima kata-katanya, tapi itu tidak berarti dia tak bisa menerima ketidaksetujuan mereka. Oleh sebab itu, dia hanya melihat mereka sambil mencermati para pengungsi yang ikut serta dengannya.“Kematian para pejuang akan selalu menjadi suatu hal yang menyedihkan dan menguras emosi. Namun, jangan memandangnya dari sudut yang buruk, tapi lihat di sisi baiknya.”“Sopo Barungan! Sebagai seorang pemimpin yang sudah diberi sebuah tanggung jawab, kau belum mampu memberikan yang terbaik. Jadi, aku akan menghukummu. Kau dan regu yang kau pimpin, para pemanah harus kembali ke Paviliun Lembah Kehidupan sembari melindungi para pengungsi. Tugas ini bukan tugas mudah, lakukan dengan baik untuk menebus kesalahanmu,” seru Barata dengan tegasnya.Sopo Barungan menghela nafas lemah, dia tidak ingin
Begitu serangannya mengenai zombie dan membakarnya. Barata langsung bergegas keluar dari balik pohon. Getaran yang begitu kuat merambat dari tanah dan masuk ke dalam tubuhnya melalui kedua telapak kakinya. Getaran itu sangat kuat dan berasal dari pergerakan ratusan zombie yang menghampirinya dengan rasa lapar yang sangat besar.“Sungguh mendebarkan. Ratusan zombie dan belasan Zombie Monar serta zombie aneh lainnya bergerak ke arahku,” seru Barata dalam benaknya saat dia menatap seluruh zombie itu.Saat matanya fokus pada zombie itu. Tiba-tiba saja sebuah suara muncul di benaknya, suara yang begitu menggoda dan memikat jiwa. Walau hanya suara saja yang muncul, Barata bisa melihat sosok yang sangat menggairahkan tengah memberinya kata-kata indah.“Beruntung kau manusia. Tempat itu dipenuhi dengan energi yang bisa meningkatkan kekuatan dan kualitas dirimu. Pergunakan seluruh pusaka yang kau miliki. Tidak perlu menahan diri walau nantinya kau akan
“Bagaimana dia bisa sekuat itu? Zombie-zombie yang begitu ganas dan mengerikan itu menjadi bulan-bulanan untuknya. Sungguh aku tidak bisa mempercayai apa yang aku lihat ini. Dia dan orang-orangnya benar-benar kuat.”“Jangan berisik. Kita laporkan saja apa yang kita lihat pada ketua. Mereka bukan orang-orang yang bisa kita hadapi dengan mudahnya. Tindakan mereka juga memberikan ancaman pada keberlangsungan hidup kita.”“Ya kau benar. Aku sama sekali tidak bisa mempercayai apa yang aku lihat barusan. Zombie Monar yang sangat mengancam itu bisa dibunuh dengan mudahnya. Aku masih mengingat setengah dari orang-orang kita lenyap di tangan makhluk mengerikan ini.”“Semoga saja mereka menghabisi makhluk-makhluk itu dan tidak pergi ke wilayah yang kita tinggali atau kita akan menghadapi beberapa masalah besar. Tidak hanya harus menghadapi mereka, ada ancaman yang lain di sisi itu jua.”Di saat mereka sedang membicara