Setelah satu hari persiapan dan juga berkabungnya para penduduk atas kematian para pejuang. Barata mengumpulkan mereka semua di sebuah tanah yang lapang. Para pejuang berada di bagian terdepan dan mereka terbagi dalam tiga kelompok. Barata mengumpulkan mereka semua tanpa terkecuali. Dia benar-benar sudah menetapkan apa yang akan mereka lakukan. Peristiwa yang terjadi belakangan ini membuat dia merasa tak tenang. Mereka, para zombie itu sudah lebih aktif dan jumlah mereka juga masif. Dia tidak bisa membiarkan kedamaian wilayahnya hilang.
“Kemarin kita berduka atas kematian para pahlawan desa. Mereka mengorbankan dirinya, bertarung dengan gagah berani demi kehidupan kita saat ini, demi masa depan kalian. Kematian mereka memang menyedihkan dan meninggalkan luka, tapi harapan mereka untuk hidup yang lebih baik akan kita wujudkan. Langkah pertama untuk mewujudkan harapan mereka ialah menghabisi semua zombie yang ada di sekitar wilayah, memperkuat pertahanan, dan meningBarata berada di depan para pejuang. Dengan pakaiannya yang cukup menutupi seluruh kulitnya di mana dia mengenakan jubah hitam, pakaian pelindung yang berasal dari kulit monster anjing. Pusaka Sabit Bulan yang ada di pinggang kanannya, lalu sebuah pedang di pinggang kirinya serta Pusaka Kalimedeni yang cukup dekat dengan sarung pedangnya. Rambutnya yang tidak dia potong selama beberapa tahun memanjang hingga menyentuh pantatnya ia ikat rapi.Dengan sorot mata tajam dan mengintimidasi, dia berkata, “Langkah kaki yang akan kalian ambil setelah ini merupakan awal dari neraka!!! Pertempuran!! Kematian!!! Pemandangan mengerikan!!! Berbagai macam hal buruk akan kalian lihat setelah ini. Entah kapan kita akan kembali, tapi aku pastikan itu tidak dalam waktu singkat. Tanpa tekad yang pasti kalian hanya akan menyia-nyiakan hidup kalian!! Aku pastikan sekali lagi, kematian berada dekat dengan kita setelah ini.”“Selama kalian tidak siap untuk mati,
Begitu zombie-zombie itu bergerak ke arahnya, Barata hanya tersenyum sambil mengeluarkan sebagian kekuatannya. Dia menembakkan bola api ke arah mereka. Dia membunuh beberapa zombie dengan membakarnya tepat di kepalanya. Dia sama sekali tidak menahan diri saat melakukannya. Begitu ia melihat beberapa zombie tumbang, dia menggerakkan pedangnya dan mengisyaratkan para pejuangnya untuk menyerang.Supono dan Surip yang berubah menjadi manusia setengah hewan langsung melesat bagaikan peluru. Mereka melancarkan serangan hebat ke zombie-zombie yang ada. Incaran utama mereka berdua ialah Zombie Monar. Mereka tahu mana zombie yang mengancam dengan zombie yang mudah dihadapi.Oleh sebab itu, mereka bergegas melawan zombie monar. Mereka menggunakan kekuatan yang baru saja mereka dapatkan, dan mereka juga tidak menahan diri saat menghadapinya. Dengan kekuatan yang baru mereka dapatkan, Supono serta Surip merasa bila mereka sudah lebih dari cukup untuk menghadapi
Barata melihat para pejuangnya kelelahan setelah pertarungan usai, dia memiliki senyum di wajahnya. Tidak peduli apa yang ia lihat saat ini, dia benar-benar puas dengan apa yang terjadi. Mereka telah berjuang sekuat tenaga untuk memenangkan pertarungan ini. Barata tidak bisa meminta lebih dari ini. Bertarung melawan zombie di wilayah luar untuk kali pertama dan mendapatkan hasil yang baik, Barata tidak bisa meminta lebih.“Kalian berjuang dengan sangat baik, pertarungan yang baru saja kalian lakukan itu cukup baik. Korban tidak bisa menjadi penghalang untuk kita maju, mereka telah berjuang dengan sekuat tenaga demi membantu kita bertahan dan memperbaiki kehidupan kita. Sebagai seorang pemimpin, aku memang belum bisa memberi yang terbaik. Namun, sebagai seorang pejuang, aku akan memimpin dan berada dekat dengan kalian saat pertempuran terjadi.”“Angkat kepala kalian, perjalanan baru saja dimulai, jangan ragu apalagi takut. Kematian selalu d
Begitu hari menjadi pagi, dan udara yang mereka hirup begitu segar. Barata segera mengumpulkan pasukan yang ada, dia sudah menetapkan tujuan yang akan mereka sambangi. Mungkin akan sulit bahkan tidak bisa dianggap mudah, tapi dia yakin mereka bisa melakukannya. Barata ingin memberi mereka sebuah kesempatan untuk melakukan penyisiran sendiri di salah satu area di mana dia yakin tak ada banyak bahaya di tempat itu. Akan tetapi, dia juga merasa bila sebuah bahaya tidak dapat diterka-terka.Barata sendiri akan pergi ke sisi timur, dan dia akan mengirim seluruh pasukan ke sisi barat saat melakukan penyisiran. Dengan membagi tugas menjadi dua, Barata yakin bila pembersihan ini akan berjalan lebih cepat, meskipun bahaya dan risiko yang akan mereka temui meningkat lebih tinggi. Barata sendiri tidak khawatir bila dia yang menghadapinya, tapi dia tidak terlalu yakin bila yang bertemu dengan masalah tersebut ialah kelompok yang dia kirim.“Apa aku bisa m
Barata berpisah dengan pasukannya. Dia benar-benar membiarkan mereka melakukan pembersihan sendiri di saat dia bergerak ke sisi lain untuk menjelajah sekaligus membersihkan area tersebut. Dia benar-benar mengambil keputusan yang jelas, dan dia tidak menyesalinya. Mungkin terlihat bila dia berada di posisi tidak baik. Namun, dia benar-benar merasa bila keadaannya memang mengharuskan dia untuk mengambil kesempatan ini.“Aku benar-benar tidak bisa menganggap pembersihan ini sebagai sebuah kesempatan atau peluang untuk meningkatkan kekuatan. Kerugian yang kelompokku derita cukuplah banyak dan menguras. Jika hal itu tidak diimbangi dengan keuntungan yang jelas. Bagaimana pertempuran atau pembersihan sialan ini bisa disebut sebagai sebuah kesempatan atau peluang?” Barata bertanya-tanya saat dia melihat perubahan di situasi saat ini.Barata yang berpisah dengan pasukannya segera bertemu dengan sekelompok zombie yang kelaparan. Mereka berjalan dengan la
Barata berhadapan dengan lima monster gorila berambut yang tingkat ancamannya cukup tinggi. Mereka berada di dalam kategori monster tingkat mengerikan. Barata sendiri tidak terlalu memperhatikan detail ini karena dia memfokuskan seluruh perhatiannya untuk menghadapi lawannya. Ketika salah satu monster berhasil ia tahan dan ia buat tak berkutik dengan membuatnya terdiam di posisinya. Barata segera memborbardirnya dengan bola api serta menggunakan Pusaka Sabit Bulan dan melepaskan teknik {7 Sayatan Angin}.Serangan beruntun yang dia lepaskan benar-benar membuat monster yang ia tahan tak berkutik. Meski tubuhnya begitu kuat, monster itu tidak mampu menahan serangan Barata yang bertubi-tubi. Terdapat luka bakar di setiap bagian tubuh monster itu dan bau daging terbakar tercium dari tubuhnya. Barata melihat lawan-lawannya ini dengan tatapan membunuh. Dia sama sekali tidak menahan diri dalam melancarkan serangannya.Barata benar-benar merasakan kekuatan yang dimi
Barata mengerahkan segala daya yang dia miliki saat melepaskan serangan bertubi-tubi ke ara dua monster itu. Dia tidak menahan diri dan menggunakan seluruh kekuatannya untuk menghabisi mereka semua. Dua monster yang tersisa jauh lebih berbahaya daripada yang sebelumnya. Nafsu membunuh dan rasa haus darah yang terpancar dari wajah serta auranya begitu mengancam, apalagi mereka dipenuhi dengan rasa ingin balas dendam. Semua hal itu mendapatkan dorongan lain dan diperkuat dua kali lipat.Kedua monster itu bergerak dengan kecepatan yang berbeda dari beberapa waktu lalu, dan mereka melancarkan sebuah serangan ke arah Barata. Tanpa memperhatikan apa yang terjadi di sekelilingnya, kedua monster itu benar-benar menggunakan seluruh kekuatannya untuk menyerang Barata. Keduanya menabrakkan dirinya ke arah Barata di saat Barata sedang melepaskan sebuah teknik, yakni teknik {Sabit Api}.Awalnya Barata merasa tak senang dengan gerakan kedua monster itu, tapi setelah meli
101.Panas yang dipancarkan oleh bola api di sekitar tubuh Barata meningkat. Dedaunan yang jatuh melewati tubuhnya terbakar menjadi abu saat bersentuhan dengan bola apinya. Dia berjalan bersama dengan bola api yang mengitari tubuhnya. Dia sama sekali tidak merasakan apapun saat dia membakar semak-semak yang menghalangi jalannya.“Kelompok yang tak aku ketahui dari mana asalnya, tapi kalian benar-benar menunjukkan sisi yang cukup menarik. Aku tidak tahu siapa yang memimpin kelompok ini, tapi dia sama sekali tidak dapat memimpin dengan baik. Sungguh sia-sia sekali, dia tidak bisa memanfaatkan kekuatan ini. Meski mereka tidak memiliki kekuatan yang besar. Tetap saja, mereka memiliki jumlah yang cukup,” seru Barata ketika dia melihat sekelompok orang yang membawa senjata ala kadarnya.Beberapa pria yang merasa ada sesuatu yang aneh segera bereaksi, dan begitu mereka berbalik dari posisi awalnya. Mereka melihat Barata yang dikelilingi oleh api,