Share

92. Kami Pun Telah Siap!

 

Catherine terbangun dari tidur panjangnya yang penuh dengan isak tangis. Hatinya merasa sakit oleh luka yang ditorehkan Kyle padanya lewat kebohongan pria itu. dengan langkah gontai dan tak bersemangat, Catherine melangkah keluar kamar.

Gadis itu merasa heran dengan keadaan ruko mereka yang sangat sepi. Dia pun turun ke bawah, dan masih tak mendapati ESme. KE mana sepupunya itu? Pergi sepagi ini? Di pagi yang sedingin ini?

Ah, Esme, Esme. Cahterine terkadang merasa sepupunya itu terlalu rajin mengelola bakery mereka.  

Catherine pun memutuskan untuk membuat sarapan seraya menunggu kepulangan Esme. Akan tetapi, hingga habis sarapannya, Esme belum juga pulang. Ke mana sepupunya itu?

Selagi menunggu, ponselnya berbunyi. Catherine melihat nama ayahnya tertera di layar ponsel. Dengan malas, dia menjawab panggilan telepon dari ayahnya itu.

“Ya, Dad?” tanyanya.

“Kau di mana?” tanya sang ayah.

&ldq

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status