Share

67. Lunch With Me?

“Kau sudah mau pulang?” tanya Darren pada Esme setelah Catherine memilih angkat kaki dari ruangan itu.

“Apa sudah boleh?” Esme balik bertanya. Kedua mata gadis itu yang sangat cantik terlihat semakin cantik karena berbinar-binar. Terlebih lagi ada rona merah yang merekah samar di kedua pipinya, membuat gadis itu terlihat begitu menggemaskan.

Esme adalah gadis pertama yang mampu membuat Darren berpikir seperti ini. Selama ini, baginya setiap wanita adalah sama. Maka dari itu, tak ada yang istimewa di matanya. Sampai dia melihat Esme yang begitu polos, begitu apa adanya. Kepolosan yang rapuh sekaligus menggemaskan. Perasaan heroic dalam diri Darren begitu menggebu jika sudah menghadapi kepolosan Esme.

Dengan menyunggingkan senyum yang samar, Darren berkata lagi, “Boleh. Asalkan kau bersamaku.”

Rona merah itu merekah lagi di pipi Esme, membuatnya semakin bersinar, semakin cantik, dan semakin menggemaskan. Dar

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status