Catherine, yang bersembunyi di dalam dapur, tak menyadari jika dia sampai menahan napas saat menyaksikan ciuman Dave meleset dari wajah Esme dan pria itu terlihat bingung dengan Esme yang berlalu begitu saja dari hadapannya. Di saat seperti ini, Catherine jelas tak mau terlibat. Lebih baik dia bersembunyi di dapur daripada harus menjawab banyak pertanyaan dari Dave andaikata dia keluar dari dapur ini.
Selesai Esme berlalu ke lantai atas, Dave terlihat kebingungan. Dia sendirian di ruangan depan toko, seperti pelanggan yang tak digubris penjual. Kasihan. Tapi, Catherine juga malas menemaninya jika hanya akan dihujani dengan pertanyaan tanpa henti.
Sembari menunggu Dave meninggalkan toko, Catherine teringat pada Kyle. Lelaki itu tidak menyanggupi permintaannya untuk bertemu malam ini. Alasannya? Huh! Karena dia harus lembur.
Catherine mendenguskan napasnya kuat-kuat. Apakah Kyle tipe pengusaha yang terlalu rajin sehingga merasakan keharusan untuk lem
“Jadi, kau akan ke Claymont besok siang?” tanya Catherine terkejut akan berita yang disampaikan Esme. Mereka sedang di dapur, menunggu Esme selesai memasak fettucini carbonara.“Iya. Dan kau boleh ikut,” kata Esme lagi membuat Catherine tergelak tawanya.Esme menatap sepupunya itu tajam seraya mengangkat panci dan menuangkan fettucini nya ke dalam dua piring. Satu untuknya dan satu lagi untuk Catherine.“Kenapa kau tertawa?”“Nothing! Hanya saja, maaf ya kali ini aku gak bisa ikut. Aku juga ada rencana liburan dengan Kyle. Ya, memang tak sejauh kalian. Kami hanya pergi sabtu dan pulang minggu.”“Oh, ke mana?” tanya Esme kecewa. Jika Cahterine tak ikut, dia juga tak mau pergi berdua saja dengan Dave.“Hmm … belum tau sih. Mungkin yang dekat-dekat sini saja,” jawab Catherine lagi dengan mengulum senyum penuh artinya. Tetapi kemudian, dia tiba-tib
“Pilih salah satu!” jawab Catherine tegas, pada Esme yang kebingungan di antara dua lelaki, Dave or Darren. Esme mendengus kesal. “Jawabanmu klise, CAth!” Sepupu pirangnya itu tersenyum lagi, kemudian melanjutkan perkataannya, yang sanggup membuat Esme menganga tak habis pikir. “Pilih salah satu! Jika kau tak bisa memilih, jalani keduanya secara diam-diam. Jangan sampai ketahuan!” bisik Catherine di telinga ESme, membuat gadis itu bergidik ngeri. Esme menatapnya cepat. “Kau gila!” Catherine malah tertawa. “Sebenarnya, aku heran melihatmu. Kau jelas-jelas menginginkan Darren. Lantas kenapa kau bertahan dengan Dave?” “Darren juga memiliki Trisha, Cath. Itu salah satu fakta yang tak bisa kupungkiri.” Catherine menarik napasnya dalam-dalam. Dia heran kenapa Esme bisa begitu rumitnya. Kenapa tidak seperti dia saja? Jika satu lelaki tidak menginginkannya, pindahlah ke lelaki berikutnya. Tak perlu ribet! “Sebena
“Karena orang seperti Catherine tidak muda patah hati. Tapi aku? Membayangkan jika sampai kau suatu hari meninggalkanku saja aku mau mati rasanya. Jadi, aku rasa aku tidak sebebas itu dalam berpetualang cinta. Dan rasa itu akan menyiksaku untuk sungguhan mati jika kau benar sampai meninggalkanku, Sayang.” “Oh, Dave ….” Napas Esme seakan tercekat dalam tenggorokannya. Berpuluh-puluh jam dihabiskannya untuk memikirkan bagaimana cara yang tepat untuk mengakhiri hubungannya dengan Dave, tetapi pria itu dengan menyayat hati memohon padanya untuk tidak meninggalkannya di saat dia belum juga menemukan kata yang tepat untuk mengakhiri hubungan mereka. Pada akhirnya, Esme hanya mampu menghela napasnya dalam-dalam, membiarkan Dave membelai wajahnya, dan kemudian tangan itu bergerak mengunci lehernya. Bibir itu kemudian mengecup bibirnya pelan dan melumatnya dengan segenap hati. Tubuh Esme yang tadinya menolak, karena masih teringat akan ciuman Darren di
Akibat Esme terluka, yang menikmati liburan hanyalah Catherine dan Richard. Dave terpaksa menemani Esme di rumah sakit hingga gadis itu dinyatakan sembuh. Esme sembuh dua hari kemudian, dan sore nya mereka barulah bisa kembali ke resort.“Maaf, gara-gara aku, liburanmu jadi tak asyik,” kata Esme saat Dave merangkulnya erat dan berjalan keluar dari rumah sakit menuju mobil.“No! Aku yang harusnya minta maaf. Gara-gara aku yang mengajakmu main ski kau jadi jatuh. Seharusnya aku bisa lebih menjagamu.”“Tidak. Itu murni salahku sendiri. Tidak ada salahmu di sana, Dave,” tampis Esme lagi, membuat Catherine memutar bola matanya.“Sudah, sudah! Itu salah kalian berdua. Sekarang lebih baik kita cepat pulang ke resort. Sebentar lagi sepertinya turun hujan salju.”Mereka pun akhirnya terdiam. Esme menuruti kata-kata Cahterine dan menaiki mobil Dave.Sampai di resort, Dave menuntun Esme menu
Tangan Dave kembali menyelusup ke balik bajunya dan mencoba menggapai dadanya.“Hentikan, Dave,” kata Esme seraya mendorong tangan itu.Dave menjauhkan wajahnya dari Esme, tetapi hanya sesaat. Dia kini mendorong tubuh Esme hingga berada di bawahnya. Ditindihnya tubuh itu dan dia kembali menghisap bibir Esme dengan segenap hasrat yang membara dalam dirinya.Dave juga menahan tangan ESme dengan tangannya hingga gadis itu tak sanggup mendorongnya lagi.“Hentikan, Dave! Not now!” seru Esme, tetapi Dave masih tak mendengarnya.Dan saat sapuan lidah Dave kembali pada telinganya, Esme langsung menghardiknya keras. “Stop it, Dave!”“Stop it!”Esme yang ketakutan karena Dave sudah terbakar hasratnya mulai menangis dalam teriakannya. Akan tetapi, Dave masih seakan tuli dan tak mendengar. Pria itu terus melancarkan aksinya dengan semakin beringas.Esme dalam himpitan tubuh Dave
“Hei! Lama sekali kau membuka pintu. Kalian masih ngapain, hayooo?” Suara Catherine yang mengolok-ngoloknya memenuhi ruangan kamar yang kosong. Esme menatap Catherine setelah membuka pintu dan berbalik menuju dalam. Dia tak menjawab Catherine. Hatinya hampa, kosong, teringat jejak pertengkaran semalam dan bagaimana dengan mudahnya dan kasarnya Dave memakinya jalang, jalang, dan jalang. Esme mengambil tas ranselnya di atas kursi kemudian menuju pintu. Catherine yang melihat Esme langsung menutup pintu jadi terheran. “Mana Dave?” tanyanya dengan sepasang mata yang mengernyit heran. “Aku tak tau,” jawab Esme jujur, dengan menghela napasnya. Jujur segala pertanyaan tentang keberadaan Dave telah mengganggunya sedari tadi. “Bisa coba kau tanyakan pada Richard?” “Oke. Tapi apa yang terjadi?” “Kami bertengkar.” “Karena kau mau putus?” Esme menghela napasnya lagi. “Entahlah. Dia selalu menanyakan kenapa Darren melakukan CPR tanp
“…. Dengan ini, saudara Nicky Meizzo dijatuhi hukuman 10 tahun penjara atas tuduhan melakukan percobaan penculikan, pemerkosaan, dan pembunuhan. Tidak ada keringanan hukuman termasuk pembebasan bersyarat, atau keringanan masa hukuman akibat berkelakuan baik. Dengan demikian, sidang selesai.” Hakim mengetuk palu 3 kali dan membuat pria yang dijatuhi hukuman 10 tahun penjara itu meraung-raung bak orang kesetanan.Nicky juga berusaha meraih Esme, berusaha untuk mencabik-cabik wanita itu karena telah menjebloskannya ke dalam penjara.Dengan cepat, beberapa opsir penjara segera mengamankan Esme, dan sebagian lagi memegangi dan bahkan memukuli Nicky. Pria itu kemudian diserett agar mau kembali ke dalam sel.Esme tersengal dan gemetar atas semua kejadian barusan. Hingga sebuah lengan mendekapnya tiba-tiba. Dan saat Esme mendongak, wajah Darren terpampang di sana.Pria itu memeluknya erat, tanpa mengucapkan sepatah katapun. Esme p
“Jadi kurasa, mulai sekarang aku bisa menemuimu, kan?” tanya Darren saat mobil mereka berada di lampu merah.Esme menganggukkan kepalanya seraya menyelipkan rambutnya ke balik telinga sebagai pengiyaan atas pertanyaan Darren. Pria itu pun kembali menggenggam erat tangan Esme. Dia tersenyum senang. Tangan itu dibawanya ke bibir dan dikecupnya dengan lembut.Kehangatan bibir Darren yang mengaliri kulit tangan Esme terus merayap hingga ke jantung hati gadis itu. Ada kelegaan besar yang bersemayam di hatinya sekarang. Dan kelegaan itu bersanding dengan rasa cinta yang semakin merekah, yang mengukirkan nama Darren di dalam hatinya.Yang jelas berbeda adalah setiap sentuhan Darren menghantarkan getaran di sekujur tubuhnya. Hatinya berdesir dan jantungnya berdegup kencang. Semuanya terasa mendebarkan.Akan tetapi, saat Esme hendak menjawab pertanyaan Darren, ingatannya menayangkan kedatangan Trisha ke apartemen Darren. Telinganya menden