Raut wajah Rin Temur langsung berubah kelam mendengar perkataan Thian sin, suara riuh dari para tamu langsung terhenti ketika ikut mendengar perkataan Thian Sin.“Bangsat! Kau ingin mampus!? Bentak Golok maut sambil melesat ke tengah arena.“Guru! Biar Rin yang hajar pemuda ingusan ini,” ucap Rin kepada Golok Maut.“Rin Kongcu lebih baik mundur, karena aku yang di tantang oleh keparat ini,” balas Golok Maut dengan nada gusar.Tanpa banyak bicara, Rin langsung mundur dan duduk di sebelah sang ayah.“Bu Ceng Kui! Apa kau tidak menyesal jika keponakanmu tewas di tanganku? Tanya Golok maut dengan nada dingin.“Kalau dia tewas! Itu karena ketololannya sendiri, untuk apa aku peduli, tetapi bagaimana jika kau yang tewas? Tanya Bu Ceng Kui sambil tersenyum penuh ejek.Phuih!Golok maut meludah mendengar perkataan Bu Ceng Kui, darahnya meluap dan amarahnya sudah tak terbendung lagi.Sring!Sepasang golok kembar keluar dari pinggang dan berputar di kedua tangan.“Hati-hati! Jangan katakan Yi Pi
Bab : 19 Terjebak Di Dalam Rumah Gubernur AryanYi Pin terus mundur, hatinya gentar melihat tatapan mata Thian Sin.Bukan hanya Yi Pin, suasana di dalam ruangan juga ikut gempar, sebagian tamu berlarian ke keluar ruangan.Gubernur Aryan serta Rin bersembunyi di belakang Bangsawan Qiao, karena mereka berpikir bahwa orang yang menyeramkan tersebut adalah anak buah bangsawan Qiao, sedangkan Qin Qin hanya bisa menatap tak percaya melihat perubahan yang terjadi terhadap pemuda gagah yang perlahan mulai mencuri hatinya.Thian Sin melesat, tangan nya menyambar ke arah kepala Yi Pin dengan jurus Tangan Selaksa Racun.Tanpa berpikir panjang Yi Pin mundur menghindari serangan sambil goloknya di lempar ke arah tubuh Thian Sin.Melihat golok lawan melesat cepat ke arahnya, Thian Sin angkat tangan kanan, kemudian dua jari menunjuk ke arah golok Yi Pin.Sinar ke emasan keluar dari dua jari Thian Sin dan melesat menghantam ke arah golok Yi Pin.Shing….trang!Raut wajah Yi Pin kembali pucat, tanpa sa
Jendral Kurqi memang geram terhadap pemberontak Han, apalagi belakangan ini di perbatasan kota Henan sering terjadi pertempuran antara prajuritnya dengan para pemberontak.Mendengar perkataan Rin Temur, Jendral Kurqi langsung memerintahkan prajuritnya untuk menyerang.Ratusan anak panah langsung melesat dari berbagai arah menghujani rumah Gubernur Aryan.Shing….Shing….Trang….Trak!Thian Sin serta Bu Ceng Kui terkejut melihat puluhan anak panah menerobos masuk dari jendelaSerta pintu uang terbuka.Tanpa banyak bicara keduanya menendang kursi serta meja yang ada di hadapan mereka.Buk….Whut….Crep….Crep!Anak panah menancap di kursi serta meja yang di tendang tetapi anak panah yang masuk semakin lama semakin banyak.Beberapa tamu yang belum sempat melarikan diri tewas terkena anak panah prajurit Jendral Kurqi.“Keparat,” kenapa mereka terus menyerang kita? apa anak Gubernur itu serta Qiao Ming tidak memberitahu kalau kita ada di dalam,” gerutu Bu Ceng Kui sambil jongkok di balik meja b
Melihat musuh memburu ke arahnya, kedua tangan Bu Ceng Kui berubah menjadi putih, Tangan Pengejar Roh langsung di gunakan.Syuut….tap!Satu tombak melesat, Bu Ceng Kui geser tubuhnya dan menangkap batang tombak, kemudian menarik batang tombak tersebut dengan tangan kanan, setelah prajurit ikut tertarik, tangan kiri Bu Ceng Kui menghantam ke arah dada prajurit Yuan.Buk!Prajurit naas tersebut terpental dan jatuh menimpa kawan-kawannya.Sang Jendral melihat prajurit yang terkena pukulan Bu Ceng Kui tewas, tubuhnya melesat dan tombak bergerak menusuk ke arah kepala Bu Ceng Kui.Bu Ceng Kui melihat serangan Jendral Kurqi, tangan kanan menarik baju salah seorang prajurit.Whut….crep!Tombak jendral kurqi tepat menembus prajurit yang di jadikan tameng oleh Bu Ceng Kui.Kedua Tangan Pengejar Roh langsung beraksi menghantam prajurit yang mengepung Bu Ceng Kui.Setiap kedua tangan Bu Ceng Kui bergerak, selalu saja ada prajurit yang tewas, salah satu dari 4 jahat tersebut memang tak mau berlak
Bu Ceng Kui sempat melihat Thian Sin melesat dari atap ke arah Bangsawan Qiao, tetapi di saat sang keponakan turun, Bu Ceng Kui tidak bisa melihat kembali Thian Sin karena di sibukan oleh serangan-serangan Jendral Kurqi beserta para prajuritnya.Bu Ceng Kui terus bergerak, kedua tangan Bu Ceng Kui terus menebar maut saat bergerak.Sinar putih sebatas siku yang bersinar terang dari jurus Tangan Penghantam Rohsemakin menambah seram penampilan Bu Ceng Kui yang bajunya sudah di penuhi oleh darah prajurit kota Henan.Mayat-mayat prajurit di sekitar tempat Bu Ceng Kui bertarung sudah menumpuk dan hal itu yang membuat para prajurit seperti enggan mendekati Bu Ceng Kui.Walau mereka bersenjata, tetapi gerak langkah Bu Ceng Kui lebih cepat, sehingga mendekati Bu Ceng Kui sudah bisa di pastikan prajurit tersebut akan mati.“Jendral….jendral Kur! Tolong selamatkan anakku,” teriak Bangsawan Qiao Ming.Jendral Kurqi mundur dan mendekat ke arah Bangsawan Qiao.Siapa yang menculik anak tuan Qiao?
Thian Sin termenung mendengar perkataan salah seorang dari pendekar Gobi.“Kenapa aku membuat repot Partai, memangnya kapan aku bertemu mereka? Dengan kelima orang pendekar dari Gobi saja baru kali ini,” batin Thian Sin sambil termenung.“Kenapa kau? Tanya Qin Qin melihat perubahan yang terjadi terhadap Thian Sin.“Tidak apa-apa,” jawab Thian Sin.“Mari kita ke dermaga, siapa tahu paman sudah berada di sana,” Qin Qin berkata.Thian Sin anggukan kepala, keduanya lalu jalan menuju dermaga.Karena tidak menggunakan ilmu meringankan tubuh agar tidak menarik perhatian, sore hari Thian Sin dan Qin Qin sampai di dermaga.Keduanya ketika melewati rumah makan dan warung arak selalu melihat ke dalam, mencari Bu Ceng Kui, tetapi mereka tidak menemukan Bu Ceng Kui di sekitar dermaga.“Apa guru tewas di tangan Jendral Kurqi? Tanya Qin Qin dengan mata merah, berusaha menahan tangis.“Kau pikir pamanku bisa tewas dengan mudah? Thian Sin membalas perkataan Qin Qin.Waktu terus berlalu dan malam tiba,
“Kenapa kau? Tanya Qin Qin melihat sipat aneh Thian Sin yang terlihat tidak seperti biasa.“Diam kau! Jangan banyak bicara dan jangan perhatikan mereka, nanti urusan akan jadi panjang,” jawab Thian Sin sambil terus tundukan kepala.“Kau kenal dengan rombongan yang baru masuk? Tanya Qin Qin setelah hapal gelagat.“Aku kenal! Kalau wanita berpakaian merah itu tahu aku di sini, urusannya bisa berabe,” jawab Thian Sin.Cis!“Lagi-lagi perempuan, dasar lelaki mata keranjang,” balas Qin Qin dengan hati cemburu.“Diam kau! Bisik Thian Sin sambil jarinya ke arah bibir.“Lebih baik kau berpikir bagaimana caranya agar kita bisa keluar dari rumah makan ini tanpa di ketahui oleh mereka,” lanjut perkataan Thian Sin.~Lelaki tua berjuluk Pedang Terbang langsung mempersilahkan Yu Lai untuk duduk satu meja dengannya.“Terima kasih tuan Hao Si,” balas Yu Lai sambil duduk bersama sang putra di tempat yang sudah di sediakan.Sementara Kin Bwe, Kin Tho serta A Gu duduk satu meja dan kebetulan meja merek
Langkah Thian Sin terhenti ketika mendengar gadis menyebut Sute, tetapi Thian Sin tidak berbalik.Yu Kang mendengar perkataan Kin Bwe langsung bergerak dan bertanya.“Kin Moi! Siapa yang kau panggil Sute?“Yu Kang Kongcu! Apa aku mempunyai seorang Sute selain dia? Tanya Kin Bwe sambil menunjuk punggung Thian Sin.“Dia adalah keponakan Bu Ceng Kui, bukan Thian Sin, Sute mu. Sute mu sudah meninggal dan kau pernah cerita padaku kau ikut menghadiri pemakaman Sute mu,” balas Yu Kang.Yu Kang cemburu ketika melihat Kin Bwe masih saja belum bisa melupakan Thian Sin, walau selama dalam perjalanan ia berusaha selalu menghibur Kin Bwe, tetapi Kin Bwe sepertinya tidak peduli dan terus menjaga jarak dengan dirinya.Qin Qin mendengar nama Thian Sin di sebut oleh Yu Kang, langsung menoleh ke arah Thian Sin dan hal itu tidak luput dari perhatian Kin Bwe.Keyakinan Kin Bwe semakin kuat melihat hal tersebut bahwa orang yang tadi tidak mau menunjukkan muka kepadanya adalah Thian Sin, sang Sute yang sel