Beranda / Urban / Elena / Pertemuan

Share

Pertemuan

Penulis: Rachell
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Saat diperjalanan, Elena melihat banyak kios yang menjual buah-buahan dan makanan yang nampak menarik perhatian di pinggir jalan.Dia meminta Handi untuk singgah membeli oleh-oleh untuk ibunya. Dan Handi pun melalukannya dengan senang hati.

"Mas,kita singgah ya,mau beli oleh-oleh.Saya lihat buah-buahannya segar dan banyak cemilan enak sepertinya."pinta Elena.

"Baiklah,kita singgah. Handi memberhentikan mobil.

Di lapak penjual

"Hayu,neng.Buah-buahnya manis-manis. Ada apel,jeruk,anggur,mangga,pir,semangka,salak.Mau buah apa?"tanya pedagang.

"Manis gak,bu?" Ntar kecut lagi, kecewa deh.

"Dijamin atuh, kalau gak manis,gak bakalan Ibu jual. Boleh dicicip dulu"

Setelah mencicip sebagian. Ia putuskan buah yang akan dibelinya.

" Ok. Saya mau apelnya 2 kg,jeruk 2 kg, Anggur 1 kg,pak. "sahut Elena.

"Berapa semuanya?"tanyanya lagi.

"180 ribu semua neng".jawab pedagang.

"ok.bentar ya."

Saat Elena sedang mengambil dompet dari dalam tas tangannya,Handi dengan sigap membayar belanjaan tadi.Ia memang sudah menyiapkan sebelumnya.Ia terus berusaha mencari perhatian Elena dengan membayar belanjaan itu.

"Makasih ya,Mas. Harusnya saya tadi yang bayar. Jadi gak enak gini."kata Elena.

"Udah gak pa-pa. Gak seberapa kok. Yang penting ibumu cepat sembuh harus banyak makan buah."jelas Handi.

Baru berjalan sebentar. Handi mengajak Elena untuk singgah makan sebentar ke Rumah Makan.

" Elena, bagaimana jika kita mampir dulu di Rumah makan? Sejak pagi tadi belum sarapan.Sekarang sudah terasa lapar."ajak Handi.

"Boleh,Mas. Kita singgah nanti di Rumah Makan di pinggir jalan ini saja. Ada Rumah Makan yang lumayan enak rasanya. Aku juga sudah lapar."jawab Elena.

"Kalau perut kenyang kan enak lanjut perjalanan lagi." kata Handi.

Mereka pun makan dan minum di Rumah Makan itu. Sekedar mengisi perut yang keroncongan dan tak berlama-lama disana. Selesai makan mereka langsung pergi lagi.

Mereka pun melanjutkan perjalanan kembali. Jalanan yang tadinya lurus membentang,sekarang agak berbelok dan mulai masuk jalan kecil dan tidak terlalu banyak kendaraan yang melewati, namanya juga desa.

Tak lama lagi sekitar 20 menit kemudian,akhirnya mereka sampai di Rumah Sakit,tempat ibunya dirawat. Rumah sakit itu adalah satu-satunya Rumah Sakit daerah di tempat itu dan berada tak jauh dari pasar tradisional.

"Akhirnya kita sampai juga Mas."kata Elena.

"Syukurlah kita udah sampai. Ternyata lumayan juga jarak yang harus ditempuh dari Bandung."jawab Handi.

Elena segera turun dari mobil dan berjalan dengan cepat ke Rumah Sakit, ingin segera bertemu ibunya. Rasa dalam hatinya yang bergejolak ingin segera ia luapkan. Kegelisahannya selama ini akan segera terjawab. Setelah menanyakan kepada resepsionis tentang ruangannya,dia segera menuju ruangan ibunya bersama Handi.

Di ruangan rumah sakit.

"Ibu, ibu gak pa pa kan? Jangan sakit ya." Elena memeluk ibu dengan erat yang sedang berbaring.

"Ibu gak pa pa kok, sudah mulai membaik. Kamu gak usah kuatir ya." Siapa temanmu ini?"tanya Ibu Yuri.

"Kenalkan bu,ini mas Handi.Atasanku di kantor. Beliau menawarkan untuk mengantarku untuk menemui ibu. Beliau merasa kasihan kalau aku menyetir dalam keadaan banyak pikiran,akhirnya beliau menghantarkan aku kemari menemui ibu."jelas Elena.

"Saya Handi,bu.Semoga ibu cepat sembuh ya."sapa Handi.

"Baik sekali kamu,nak.Terimakasih sudah menghantarkan anakku Elena."Ibu Yuri berterimakasih.

"Biasa aja kok Bu,bukan apa-apa."sahut Handi.

Tiba-tiba ada seorang gadis baru masuk dari pintu. Dia baru menemui perawat di ruangannya. Dia kaget melihat kakaknya sudah datang. Dia segera memeluknya karena sudah rindu.

"Kakak,aku kangen sekali sama kakak."sapa Hana sambil memeluk Elena. 

"Kakak juga kangen denganmu,dek. Makasih ya kamu udah jaga dan rawat ibu baik-baik selama kakak gak ada. Kakak benar-benar mengandalkanmu,adikku."jawab Elena.

"Iya kak.Itu sudah jadi kewajiban kita berdua karena Ayah telah tiada. Yang penting kakak sehat bisa kerja di kota. Kalau merawat ibu,itu tanggung jawabku disini."sahut Hana.

Elena mengenalkan Handi pada Hana setelah selesai berpelukan. Ia menganggap itu adalah perkenalan biasa saja.

"Kenalin, ini teman kakak Mas Handi."kata Elena.

"Salam kenal,mas Handi."sapa Hana.

"Salam kenal juga Hana." kamu juga cantik ya seperti kakakmu."sapa Handi.

"Ah,biasa aja kok Mas. Lebih cantik kak Elena,kan dia sudah tinggal di kota dan pintar dandan. Saya cuma gadis desa,gak bisa dandan lagi."terang Hana.

Diam-diam,Handi melirik kecantikan adik Elena Hana,yang masih polos ,alami cantiknya. Dia melihat sosok keiibuan,perhatian dalam dirinya.Apalagi waktu Hana menyuapi ibunya dengan penuh kasih sayang. Dengan lemah lembut,ia mengurusi ibunya yang sakit.

"Bu, udah siang. Waktunya makan siang. Hana suapi ya?"

"Iya. Pelan-pelan ya ibu masih agak sulit menelan."

"Iya,bu. Pasti Hana akan perlakukan pelan-pelan."

" Ibu harus makan yang banyak ya dan minum obatnya teratur. Ingat pesan dokternya harus diikuti supaya ibu cepat sembuh."Elena menambahkan.

"Iya, ibu nurut aja.Yang penting bisa cepat sembuh."

Handi kagum akan perlakukan lembut dan cara Hana merawat ibunya itu,dan sebenarnya sosok perempuan seperti itulah yang ia cari selama ini,perempuan cantik yang alami dan lemah lembut,cekatan dan penuh perhatian.

Tanpa Ia sadari,ia menaruh hati pada adik Elena lebih daripada Elena sebelumnya.Ia terus menerus memperhatikan apapun yang Hana lakukan.Baik caranya berdiri ,jalan ,duduk. Semua terlihat anggun dimatanya.

Handi sendiri pertama-tama ragu akan perasaannya itu. Niat hati mau mendekati Elena,kakaknya. Namun faktanya,ia lebih mengagumi Hana,perempuan muda yang masih polos itu.

*****

Bersambung

Gimana nih cerita antara Handi dan Hana?

Komen (1)
goodnovel comment avatar
maria
knapa gak bisa di buka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Elena   Pendekatan

    Sore itu juga Handi dan Elena pulang ke Bandung. Setelah menyelesaikan semua admistrasi Rumah Sakit dan memberi uang kepada adiknya Hana selama perawatan ibunya sampai sembuh. Sebenarnya,Elena merasa tidak tega meninggalkan ibunya dalam keadaan sakit namun bagaimana keadaan yang mendesaknya. Kalau ia tidak bekerja,tidak akan mampu membayar perobatan ibunya yang sudah menua dan gampang sakit. Elena minta maaf tidak dapat menunggui ibunya di rumah sakit. Hana berjanji akan merawat ibu mereka baik-baik."Bu,Elena pulang ke Bandung. Ibu cepat sembuh ya,jangan sakit lagi. Elena harus kerja. Ada gurat kesedihan di wajahnya yang tak mapu ia sembunyikan walau bibirnya tersenyum. Mata ...ya matanya tak dapat berbohong, ada binar air mata yang hampir jatuh namun ia coba menahannya. Mata adalah gambaran perasaan yang ia rasakan di dalam hatinya. Orang yang ia sayangi dan hormati terbaring lemah di Rumah Sakit. "Oh, Tuhan lenyapkanlah penyakit ibuku." Ia berkata dalam hat

  • Elena   Pendekatan

    Sore itu juga Handi dan Elena pulang ke Bandung. Setelah menyelesaikan semua admistrasi Rumah Sakit dan memberi uang kepada adiknya Hana selama perawatan ibunya sampai sembuh. Sebenarnya,Elena merasa tidak tega meninggalkan ibunya dalam keadaan sakit namun bagaimana keadaan yang mendesaknya. Kalau ia tidak bekerja,tidak akan mampu membayar perobatan ibunya yang sudah menua dan gampang sakit. Elena minta maaf tidak dapat menunggui ibunya di rumah sakit. Hana berjanji akan merawat ibu mereka baik-baik. "Bu,Elena pulang ke Bandung. Ibu cepat sembuh ya,jangan sakit lagi. Elena harus kerja. Ada gurat kesedihan di wajahnya yang tak mapu ia sembunyikan walau bibirnya tersenyum. Mata ...ya matanya tak dapat berbohong, ada binar air mata yang hampir jatuh namun ia coba menahannya. Mata adalah gambaran perasaan yang ia rasakan di dalam hatinya. Orang yang ia sayangi dan hormati terbaring lemah di Rumah Sakit. "Oh, Tuhan lenyapkanlah penyakit ibuku." Ia berkata dalam ha

  • Elena   Hubungan Rahasia

    Sesampainya di rumah,Handi selalu terngiang dengan sosok Hana. Saat mandi dia teringat wajah Hana yang lembut tersenyum saat di Rumah Sakit. Saat makan, dia teringat dan membayangkan andai bisa makan berdua dan mengobrol santai dengannya dengan candaan mesra. Saat ia mau tidur, ia menginginkan sosok Hana berada di dekatnya di ranjang yang sama berbincang- bincang kecil disana, m3mbelai rambut penjangnya yang lembut serta membisikkan kata sayang di telinganya serta kata -kata mesra. Mungkin itulah yang disebut Cinta Pada Pandangan Pertama, persis seperti lirik lagu yang berkata aku mau makan ku ingat kamu, aku mau tidur kuingat kamu dan sebagainya. Bagaimana tidak Hana perempuan yang cantik dan baik. Kecantikannya natural,bukan polesan seperti perempuan-perempuan yang banyak dijumpainya di kota yang kebanyakan cantik karena coretan make up tebal.Bila make up di hapus,maka pudar jugalah cantiknya. Hana beda dengan perempuan- perempuan itu. Dia memang suda

  • Elena   Hubungan rahasia

    Sesampainya di rumah,Handi selalu terngiang dengan sosok Hana. Saat mandi dia teringat wajah Hana yang lembut tersenyum saat di Rumah Sakit. Saat makan, dia teringat dan membayangkan andai bisa makan berdua dan mengobrol santai dengannya dengan candaan mesra. Saat ia mau tidur, ia menginginkan sosok Hana berada di dekatnya di ranjang yang sama berbincang- bincang kecil disana, m3mbelai rambut penjangnya yang lembut serta membisikkan kata sayang di telinganya serta kata -kata mesra.Mungkin itulah yang disebut Cinta Pada Pandangan Pertama, persis seperti lirik lagu yang berkata aku mau makan ku ingat kamu, aku mau tidur kuingat kamu dan sebagainya.Bagaimana tidak Hana perempuan yang cantik dan baik. Kecantikannya natural,bukan polesan seperti perempuan-perempuan yang banyak dijumpainya di kota yang kebanyakan cantik karena coretan make up tebal.Bila make up di hapus,maka pudar jugalah cantiknya.Hana beda dengan perempuan- perempuan itu. Dia memang sudah c

  • Elena   Tak Direstui

    Suatu hari, telepon Hana berdering saat dia sedang mandi. Kebetulan Ibu Yuri mendengar deringnya.Ia berpikir telpon itu dari anaknya,Elena.Lagu salah satu penyanyi wanita masakini terus mengalun merdu sebagai nada dering hp Hana." Eh, hapenya bunyi. Mungkin anakku Elena yang menelpon. Lebih baik aku angkat saja." kata Bu Yuri.Ketika dia lihat nama pemanggil di hape nya , ekspresi wajahnya berubah dari senang jadi penuh curiga." Lho, siapa ini yang menelpon? Bu Yuri penuh tanya."Handi?" Ia berusaha mengingat sesaat nama itu. Tak berapa lama , akhirnya ia ingat, siapa Handi." Yah, aku ingat Handi, teman Elena dari Bandung itu. Dia seorang duda muda, teman sekantornya. Lebih baik aku angkat telponnya sekarang." Ucap Bu Yuri.Handi tidak sadar yang mengangkat telpon adalah Ibu Yuri."Halo,dik. Mas,kangen banget denganmu. Hari ini Mas senang karena target kerjaan mas sudah tercapai.Terima kasih ya buat dukunganmu." Ucap

  • Elena   Perempuan Mandiri

    Jam berdentang menunjukkan pukul 05.00 di pagi hari. Hari masi nampak gelap tapi dari luar terdengar suara kokok ayam jantan kukuruyuk..kukuruyuk seolah menyuruh orang-orang segera bangun dari tidurnya.Elena segera bangun dari tidurnya. Ia membuka matanya yang seolah masih lengket dan masih ingin terlelap di kamarnya yang gelap. Ya, ia suka tidur dengan lampu yang dimatikan. Karena menurutnya matanya bisa beristirahat dari kilau lampu yang menyilaukan matanya."Ah, aku masih ngantuk. Malas sekali rasanya untuk kerja."Ia membalikkan badan ke arah kiri sambil memegang selimutnya yang lembut itu."Elena, kamu tidak boleh bermalas-malasan.Ingat kamu punya tanggung jawab yang besar terhadap keluarga.""Sekarang bangun dan lekas berangkat kerja. Bangun pemburu rupiah." Elena berbicara pada dirinya sendiri.Ia bangkit perlahan-lahan sambil menghidupkan lampu di kamarnya.Dengan mata yang masih sedikit terpejam,dia berjalan perlahan-lahan. Ia lang

  • Elena   Ibu sakit

    Saat itu,Elena sedang berada di kantornya membuat laporan dan tampak sedang serius. Matanya tak lepas dari komputer yang berada tepat di depannya."Let's finish it,baby. Ayolah, pasti bisa selesai hari ini juga. Target pencapaianku bulan ini lumayan juga,semoga bulan berikutnya lebih baik lagi. Aku harus bisa kejar teman-teman yang lain atau aku harus lebih baik dari mereka. Masa Elena kalah dengan para barisan emak-emak rempong."ucapnya sembari menyelesaikan laporan.Sejak tadi itu yang di pelototinya agar tidak membuat kesalahan. Kesalahan kecil saja bisa berakibat fatal nantinya. Bunyi telepon nyaring terdengar dari sudut ruangan menandakan jam sibuk kantor dengan jadwal yang padat.Kring,kring,kring..."Halo,ada yang bisa dibantu?"sahut salah seorang karyawan di ujung telpon.Hari semakin siang. Matahari pun mulai meninggi. Satu persatu karyawan tampak sudah meninggalkan meja kerja mereka masing-masing yang sejak pagi sudah mereka duduki. Yah, jam i

  • Elena   Pengagum Elena

    Ketika masih pagi-pagi benar, Elena terbangun dari tidurnya. Sebenarnya tidurnya tidak terlalu nyenyak, sesekali ia terbangun di tengah malam karena gelisah. Ia merasa takut kehilangan orang tua lagi setelah kepergian Ayahnya untuk selamanya beberapa tahun yang lalu.Ia mengingat janjinya sendiri bahwa ia akan segera menelpon Hana menanyakan keadaan keluarganya."Huh, kepengen rasanya segera hari Sabtu,kan bisa jenguk ibu. Tapi sekarang harus kerja. Kerja oh kerja,hidupku tiada hari tanpa bekerja."gerutu Elena.Kemudian dia nyanyikan sebuah lagu untuk menghibur dirinya sendiri agar lebih semangat kerja."Andai a a a ku jadi orang kaya. Andai a a a a ku punya banyak uang.""Enak kali ya kalau jadi orang kaya dan punya banyak uang,kapanpun bisa cuti,gak perlu ikut aturan kantor."Elena berandai-andai.Hari itu masih hari Jum'at,jadi masih hari kerja.Dia tidak bisa asal meninggalkan kerjanya walau hatinya ingin sekali menjenguk keluarganya untuk memas

Bab terbaru

  • Elena   Tak Direstui

    Suatu hari, telepon Hana berdering saat dia sedang mandi. Kebetulan Ibu Yuri mendengar deringnya.Ia berpikir telpon itu dari anaknya,Elena.Lagu salah satu penyanyi wanita masakini terus mengalun merdu sebagai nada dering hp Hana." Eh, hapenya bunyi. Mungkin anakku Elena yang menelpon. Lebih baik aku angkat saja." kata Bu Yuri.Ketika dia lihat nama pemanggil di hape nya , ekspresi wajahnya berubah dari senang jadi penuh curiga." Lho, siapa ini yang menelpon? Bu Yuri penuh tanya."Handi?" Ia berusaha mengingat sesaat nama itu. Tak berapa lama , akhirnya ia ingat, siapa Handi." Yah, aku ingat Handi, teman Elena dari Bandung itu. Dia seorang duda muda, teman sekantornya. Lebih baik aku angkat telponnya sekarang." Ucap Bu Yuri.Handi tidak sadar yang mengangkat telpon adalah Ibu Yuri."Halo,dik. Mas,kangen banget denganmu. Hari ini Mas senang karena target kerjaan mas sudah tercapai.Terima kasih ya buat dukunganmu." Ucap

  • Elena   Hubungan rahasia

    Sesampainya di rumah,Handi selalu terngiang dengan sosok Hana. Saat mandi dia teringat wajah Hana yang lembut tersenyum saat di Rumah Sakit. Saat makan, dia teringat dan membayangkan andai bisa makan berdua dan mengobrol santai dengannya dengan candaan mesra. Saat ia mau tidur, ia menginginkan sosok Hana berada di dekatnya di ranjang yang sama berbincang- bincang kecil disana, m3mbelai rambut penjangnya yang lembut serta membisikkan kata sayang di telinganya serta kata -kata mesra.Mungkin itulah yang disebut Cinta Pada Pandangan Pertama, persis seperti lirik lagu yang berkata aku mau makan ku ingat kamu, aku mau tidur kuingat kamu dan sebagainya.Bagaimana tidak Hana perempuan yang cantik dan baik. Kecantikannya natural,bukan polesan seperti perempuan-perempuan yang banyak dijumpainya di kota yang kebanyakan cantik karena coretan make up tebal.Bila make up di hapus,maka pudar jugalah cantiknya.Hana beda dengan perempuan- perempuan itu. Dia memang sudah c

  • Elena   Hubungan Rahasia

    Sesampainya di rumah,Handi selalu terngiang dengan sosok Hana. Saat mandi dia teringat wajah Hana yang lembut tersenyum saat di Rumah Sakit. Saat makan, dia teringat dan membayangkan andai bisa makan berdua dan mengobrol santai dengannya dengan candaan mesra. Saat ia mau tidur, ia menginginkan sosok Hana berada di dekatnya di ranjang yang sama berbincang- bincang kecil disana, m3mbelai rambut penjangnya yang lembut serta membisikkan kata sayang di telinganya serta kata -kata mesra. Mungkin itulah yang disebut Cinta Pada Pandangan Pertama, persis seperti lirik lagu yang berkata aku mau makan ku ingat kamu, aku mau tidur kuingat kamu dan sebagainya. Bagaimana tidak Hana perempuan yang cantik dan baik. Kecantikannya natural,bukan polesan seperti perempuan-perempuan yang banyak dijumpainya di kota yang kebanyakan cantik karena coretan make up tebal.Bila make up di hapus,maka pudar jugalah cantiknya. Hana beda dengan perempuan- perempuan itu. Dia memang suda

  • Elena   Pendekatan

    Sore itu juga Handi dan Elena pulang ke Bandung. Setelah menyelesaikan semua admistrasi Rumah Sakit dan memberi uang kepada adiknya Hana selama perawatan ibunya sampai sembuh. Sebenarnya,Elena merasa tidak tega meninggalkan ibunya dalam keadaan sakit namun bagaimana keadaan yang mendesaknya. Kalau ia tidak bekerja,tidak akan mampu membayar perobatan ibunya yang sudah menua dan gampang sakit. Elena minta maaf tidak dapat menunggui ibunya di rumah sakit. Hana berjanji akan merawat ibu mereka baik-baik. "Bu,Elena pulang ke Bandung. Ibu cepat sembuh ya,jangan sakit lagi. Elena harus kerja. Ada gurat kesedihan di wajahnya yang tak mapu ia sembunyikan walau bibirnya tersenyum. Mata ...ya matanya tak dapat berbohong, ada binar air mata yang hampir jatuh namun ia coba menahannya. Mata adalah gambaran perasaan yang ia rasakan di dalam hatinya. Orang yang ia sayangi dan hormati terbaring lemah di Rumah Sakit. "Oh, Tuhan lenyapkanlah penyakit ibuku." Ia berkata dalam ha

  • Elena   Pendekatan

    Sore itu juga Handi dan Elena pulang ke Bandung. Setelah menyelesaikan semua admistrasi Rumah Sakit dan memberi uang kepada adiknya Hana selama perawatan ibunya sampai sembuh. Sebenarnya,Elena merasa tidak tega meninggalkan ibunya dalam keadaan sakit namun bagaimana keadaan yang mendesaknya. Kalau ia tidak bekerja,tidak akan mampu membayar perobatan ibunya yang sudah menua dan gampang sakit. Elena minta maaf tidak dapat menunggui ibunya di rumah sakit. Hana berjanji akan merawat ibu mereka baik-baik."Bu,Elena pulang ke Bandung. Ibu cepat sembuh ya,jangan sakit lagi. Elena harus kerja. Ada gurat kesedihan di wajahnya yang tak mapu ia sembunyikan walau bibirnya tersenyum. Mata ...ya matanya tak dapat berbohong, ada binar air mata yang hampir jatuh namun ia coba menahannya. Mata adalah gambaran perasaan yang ia rasakan di dalam hatinya. Orang yang ia sayangi dan hormati terbaring lemah di Rumah Sakit. "Oh, Tuhan lenyapkanlah penyakit ibuku." Ia berkata dalam hat

  • Elena   Pertemuan

    Saat diperjalanan, Elena melihat banyak kios yang menjual buah-buahan dan makanan yang nampak menarik perhatian di pinggir jalan.Dia meminta Handi untuk singgah membeli oleh-oleh untuk ibunya. Dan Handi pun melalukannya dengan senang hati."Mas,kita singgah ya,mau beli oleh-oleh.Saya lihat buah-buahannya segar dan banyak cemilan enak sepertinya."pinta Elena."Baiklah,kita singgah. Handi memberhentikan mobil.Di lapak penjual"Hayu,neng.Buah-buahnya manis-manis. Ada apel,jeruk,anggur,mangga,pir,semangka,salak.Mau buah apa?"tanya pedagang."Manis gak,bu?" Ntar kecut lagi, kecewa deh."Dijamin atuh, kalau gak manis,gak bakalan Ibu jual. Boleh dicicip dulu"Setelah mencicip sebagian. Ia putuskan buah yang akan dibelinya." Ok. Saya mau apelnya 2 kg,jeruk 2 kg, Anggur 1 kg,pak. "sahut Elena."Berapa semuanya?"tanyanya lagi."180 ribu semua neng".jawab pedagang."ok.bentar ya."Saat Elena sedang mengambil dompet dari

  • Elena   Perjalanan Berdua

    Pagi itu matahari bersinar cerah. Pagi-pagi saja bunyi burung berkicau bersahut-sahutan dan memenuhi jalanan kota itu. Hari itu adalah akhir pekan. Kota Bandung di waktu weekend biasa dipadati oleh wisatawan dari kota Jakarta yang ingin sekedar jalan-jalan,wisata kuliner atau berbelanja. Ya, Bandung salah satu surga tempat berbelanja. Jalanan pun jadi padat.Sekitar pukul 05.30 pagi,telepon genggam Elena berdering saat ia masih tertidur lelap. Dia terbangun segera oleh deringan hp nya itu dan segera mengangkatnya. Telepon itu ternyata Handi yang bertelepon,mau menanyakan rencana mereka kemarin untuk menjenguk Ibu Yuri di kampung."Pagi,Elena. Kamu sudah bangun?"sapa Handi."Pagi,Pak Handi. Ini saya baru bangun..hehehe."sahut Elena agak malu."Gimana dengan rencana kita hari menjenguk ibumu,jadi kan? Saya sudah siap berangkat sekarang menjemputmu. Sekitar 20 menit lagi saya akan sampai di kosanmu."jelas Handi."Hah,mau jemput sekarang? Ta ta pi, tapi say

  • Elena   Pengagum Elena

    Ketika masih pagi-pagi benar, Elena terbangun dari tidurnya. Sebenarnya tidurnya tidak terlalu nyenyak, sesekali ia terbangun di tengah malam karena gelisah. Ia merasa takut kehilangan orang tua lagi setelah kepergian Ayahnya untuk selamanya beberapa tahun yang lalu.Ia mengingat janjinya sendiri bahwa ia akan segera menelpon Hana menanyakan keadaan keluarganya."Huh, kepengen rasanya segera hari Sabtu,kan bisa jenguk ibu. Tapi sekarang harus kerja. Kerja oh kerja,hidupku tiada hari tanpa bekerja."gerutu Elena.Kemudian dia nyanyikan sebuah lagu untuk menghibur dirinya sendiri agar lebih semangat kerja."Andai a a a ku jadi orang kaya. Andai a a a a ku punya banyak uang.""Enak kali ya kalau jadi orang kaya dan punya banyak uang,kapanpun bisa cuti,gak perlu ikut aturan kantor."Elena berandai-andai.Hari itu masih hari Jum'at,jadi masih hari kerja.Dia tidak bisa asal meninggalkan kerjanya walau hatinya ingin sekali menjenguk keluarganya untuk memas

  • Elena   Ibu sakit

    Saat itu,Elena sedang berada di kantornya membuat laporan dan tampak sedang serius. Matanya tak lepas dari komputer yang berada tepat di depannya."Let's finish it,baby. Ayolah, pasti bisa selesai hari ini juga. Target pencapaianku bulan ini lumayan juga,semoga bulan berikutnya lebih baik lagi. Aku harus bisa kejar teman-teman yang lain atau aku harus lebih baik dari mereka. Masa Elena kalah dengan para barisan emak-emak rempong."ucapnya sembari menyelesaikan laporan.Sejak tadi itu yang di pelototinya agar tidak membuat kesalahan. Kesalahan kecil saja bisa berakibat fatal nantinya. Bunyi telepon nyaring terdengar dari sudut ruangan menandakan jam sibuk kantor dengan jadwal yang padat.Kring,kring,kring..."Halo,ada yang bisa dibantu?"sahut salah seorang karyawan di ujung telpon.Hari semakin siang. Matahari pun mulai meninggi. Satu persatu karyawan tampak sudah meninggalkan meja kerja mereka masing-masing yang sejak pagi sudah mereka duduki. Yah, jam i

DMCA.com Protection Status