Beranda / Romansa / ELEGI WANITA KEDUA / KENYATAAN MENYAKITKAN

Share

KENYATAAN MENYAKITKAN

Penulis: Raifiza27
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-26 18:13:59

Pagi menjelang. Saat Romy terbangun. Dia sudah tak mendapati Salsa disampingnya. Tak berapa lama pintu kamar terbuka perlahan.

"Mas Romy, aku buatkan kopi untuk kamu."

"Jam berapa ini, Sa?"

"Jam tujuh, Mas. Kenapa?"

"Aku ada janji sama klien jam sembilan, Sa. Taruh situ aja kopinya. Mau mandi dulu!"

"Oke, Mas. Jangan lupa diminum!"

Romy berjalan mendekati Salsa.

"Maaf, semalam aku khilaf sama kamu, Sa. Sebenarnya aku tak ingin melakukannya."

"Kenapa? Bukankah kita sama-sama menikmatinya?"

"Karena aku masih tak ingin punya anak, Sa. Kuharap kamu mau mengerti! Kecuali--"

Deg!

Raisa merasakan jantungnya berdegup kencang.

"Kecuali apa, Mas?" Suara Salsa bagai tertahan.

"Kita bisa melakukannya tanpa harus jadi anak," ucap Romy tanpa ada perasan bersalah sama sekali.

Kalimat itu bagai tamparan yang keras bagi Salsa. Seketika hatinya yang berbunga layu. Ada sakit yang tak tertaha

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ELEGI WANITA KEDUA   MENEMUI SANTI

    Salsa terbangun. Lalu duduk dengan pikiran yang terus melayang ke mana-mana."Jangan sampai itu terjadi. Aku enggak mau banget. Sampai mereka berdua bersatu lagi!"Salsa mulai gelisah dan cemas."Apa yang harus aku lakukan sekarang?"Buru-buru Salsa bangun dan keluar kamar. Dia melihat pintu kamar Romy terbuka. Saat mendorongnya, dari raut wajah terlihat Salsa kecewa."Dia enggak pamit? Keterlaluan Mas Romy."Salsa melongok, melihat ke arah cangkir bekas kopi. Lalu dia tersenyum. Cukup membuatnya senang. Kopi yang dia suguhkan tandas."Setidaknya masih ada perhatian sama aku. Aku mungkin harus lebih bersabar lagi kayaknya."Dia pun membereskan cangkir. Salsa pun tak ingin terlalu lelah. Memilih istirahat sambil menonton TV.***Tepat jam makan siang. Romy keluar kantor. Sengaja dia memilih suatu tempat makan di cafe kesukaannya. Saat dia duduk. Terdengar ponselnya berbunyi.Ting!Terdapat pesan

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-27
  • ELEGI WANITA KEDUA   ATAS NAMA CINTA

    Saat Romy menyembul di balik pintu. Senyum Santi mengembang lebar."Hai, Rom! Duduklah kemari," ajak Santi. "Ada perlu apa nih?" Tatapnya tajam mengarah pada lelaki tampan ini."Kurasa kamu sudah tau, apa tujuan aku kemari San. Jadi enggak usah pura-pura!"Romy duduk di kursi yang berhadapan dengan Santi."Kenapa kamu bilang seperti itu?""Sudah, San. Pasti kamu yng kirim gambar-gambar Amelia. Punya berapa nomer kamu?""Ahhh! Menurut kamu bagaimana dengan foto yang aku kirim itu?""Kau sengaja bikin aku panas. Iya 'kan?""Enggak juga, lah! Ngapain?"Romy hanya menyeringai masam. Dia tahu apa yang sedang dimainkan Santi."Aku bisa baca pikiran kamu, San. Bilanglah kalau kamu memang mencintai Adrian. Enggak usah munafik dah!"Santi memalingkan muka."Aku pernah dia permalukan. Jadi aku ingin membalasnya.""Yakin tanpa cinta?"Wanita berparas ayu itu kembali terdiam. Tak ada yang tau hatin

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-27
  • ELEGI WANITA KEDUA   BERSAMA SANTI

    "Kau masih bisa nekat memperjuangkan apa yang ingin kau miliki." Santi pun mencondongkan tubuhnya mendekat ke arah Romy. "Sesekali berbuat kegilaan, tak ada salahnya, Rom!"Romy kembali terdiam. Dia mencerna setiap perkataan Santi yang terdengar konyol. Akan tetapi menurutnya masuk akal.'Kenapa aku enggak mencobanya?'Sepertinya Romy mulai termakan semua perkataan Santi. Yang membakar emosi jiwanya. Tanpa dia sadari tangannya mengepal kuta. Santi melihat perubahan pada wajah Romy, tersenyum lebar.'Dengan kau laksanakan niat kamu ini, Rom. Kau sudah memuluskan jalan agar Adrian hanya menjadi milikku seorang. Tak ada yang beoleh memilikinya. Siapa pun juga!' tegas Santi dalam hatinya.Santi bisa mendengar desah napas yang berat. Berulang kali Romy melakukannya. Menghela napas panjang.Dia mencoba berpikir setiap kata yang terlontar dari bibir Santi."Sepertinya kau masih bingung, Rom?""Iya, San. Apa yang haru

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-28
  • ELEGI WANITA KEDUA   YANG HILANG

    Tampak Salsa yang semula terlihat baik-baik saja. Tiba-tiba mnegernyitkan dahi. Sembari kedua matanya berusaha untuk mengamati arah mobil Romy."Siapa yang ada dalam mobil Mas Romy tadi? Kayak cewek sih? Tapi--"Salsa terdiam. Dia mencoba untuk berpikir tenang."Tak mungkin itu tadi Amelia. Enggak mungkin banget," bisik Salsa ragu.Setelah mobil Romy tak terlihat. Salsa berjalan gontai. Sesekali dia melihat tas plastik yang berada di tangan."Makasih, Mas. Kamu masih ingat kalau ada aku yang kelaparan."Bergegas Salsa membuka pembungkusnya. Ada beberapa menu makanan kesukaannya. Terlihat manik mata Salsa berkaca-kaca.Walau hanya dengan perhatian Romy yang sangat remeh. Namun mampu membuat Salsa bahagia sesaat. Meluruhkan kesedihan dan kecurigaannya."Siapa pun wanita itu, kuharap Mas Romy tak berbuat macam-macam lagi."***"Kayaknya istri kamu perhatiin mobil ini tadi. Mungkin dia juga lihat kalau ada wanita dala

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-28
  • ELEGI WANITA KEDUA   PENGAKUAN

    "Aku mungkin butuh waktu untuk melupakan kenangan bersamamu. Walau itu sulit. Dan, kamu tahu hal ini. Jika sedikit saja kau beri aku sebuah kesempatan. Akan aku pergunakan kesempatan itu sebaik-baiknya." _Romy Pradipta_***Tepat pukul sebelas malam. Romy sampai di apartemen. Dia mengira Salsa sudah tertidur, ternyata Romy salah.Salsa menyambut dirinya dengan senyuman hangat."Kok malam Mas?""Tadi, kan aku sudah bilang.""Mas sudah makan?""Sudah. Kamu?"Salsa mengangguk."Mas Romy mau dibuatin kopi?""Enggak perlu, Sa."Romy langsung pergi menuju kamar. Diikuti oleh Salsa yang berdiri di ambang pintu. Pandangan matanya terus tertuju pada Romy yang melepas kemejanya."Kamu mau ganti pakaian?" tanya Romy."Tadi, aku belajar pakai sendiri Mas.""Ya, udah. Apa masih perlu tidur sama aku?""Bukannya Mas udah janji 'kan?""Ya, aku cuman tanya. Kali aja kamu mau tidur di kamar

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-29
  • ELEGI WANITA KEDUA   NOMER ASING

    Kali ini Romy tertunduk dalam. Pandangan matanya mengarah pada lantai yang dia pijak."Aku tadi dari rumah Amelia!""Ru-rumah Amelia, Mas?"Romy mengangguk. Tak bisa dipungkiri oleh Salsa. Ada setangkup gejolak rasa yang membuatnya perih. Dan semakin nyeri.Salsa pun hanya bisa tertunduk. Tak ada lagi kata yang mampu terucap. Selain air mata yang menetes."Mas Romy ingin menemuinya?""Aku hanya ingin menyelesaikan semua yang ada di antara kami, Sa.""Lalu, nantinya akan pergi meninggalkan aku?"Romy tak bisa menjawab pertanyaan itu."Aku juga enggak tau, bagaimana hubungan kami sebenarnya. Apa aku masih bisa mendapatkan dia atau tidak?"Sekian detik berlalu. Suasana kamar menjadi hening dan sunyi. Tak ada percakapan yang terjadi di antara mereka."Maaf, buat kamu sudah menangis, Sa. Tapi, ini lah aku. Sudah lama aku ingin mengatakan ini semua. Tapi, aku harus menunggu waktu yang tepat.""A-aku ... me

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-30
  • ELEGI WANITA KEDUA   JANJI BERTEMU

    "Aku enggak peduli kalau Mas Romy marah." {Ke kantor aja lah. Atau mungkin kau ingin ke rumah aku aja, Rom?} {Mending di rumah aja. Bisa bebas. Sekitar jam tujuh malam gimana?} Tampak Salsa menunggu balasan dengan gelisah. {Oke, Rom. Jam tujuh aku tunggu. Ini alamat aku. Kalau kau mencari nama Santi enggak ada yang paham} {Terus pakai nama apa?} {Panggilan aku sejak kecil. Alexia} {Oke} Jantung Salsa semakin berdebar sangat kencang. Dia tak menyangka ada seseorang yang mendukung hubungan Romy dan Amelia. "Santiii? Alexia?" Sekian detik Salsa terdiam. Lalu memperhatikan pesan yang masuk di nomernya beberapa bulan lalu. "Ohhh, dia juga yang ternyata mengirimkan gambar-gambar Amelia dan Romy. Ta-tapi kenapa dia mengirimkannya? Untuk apa?" Semua yang dirasakan Salsa begitu aneh. Selain membuka pesan dari nomer yang tak dikenal. Salsa juga mencari pesan dari nama Santi. "Ini diaaa," de

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-30
  • ELEGI WANITA KEDUA   SEBUAH RENCANA

    {Apa kamu tahu dia menyukai siapa, Lind?} {Denger-denger nih, dia suka sama Adrian. Kasak kusuknya begitu} "Ohhh, jadi ini semua karena Adrian?" bisik Salsa. Kedua tangan Salsa semakin mengepal erat. Dia mulai memahami jalan pikiran Santi. Wanita licik seperti ular. "Aku mulai tahu ke arah mana yang kamu rencanakan, San. Aku akan ikuti apa mau kamu? Nanti malam tunggu aja kedatangan aku, San!" Gurat wajahnya memancarkan kemarahan. Dia benar-benar kesla dengan Santi yang telah ikut campur dalam rumah tangganya. "Bisa-bisanya dia menyuruh Romy untuk mendekati Amelia yang sudah mau menikah dengan Adrian. Hemmm ... aku tau! Kalau Romy bisa merebut dari Adrian. Pasti Amelia akan bisa menerima Romy lagi. Begitu kan San?" Salsa pun berdecak penuh rasa heran. Tak menyangka orang seperti Santi mau melakukan hal seperti ini. Licik dan penuh kesalahan. "Kurang ajar betul dia. Dulu dia mengirimkan foto-foto itu agar aku sama Romy m

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-30

Bab terbaru

  • ELEGI WANITA KEDUA   BULAN MADU

    “Saya terima nikahnya dan kawinnya Amelia Pratiwi binti Assobri dengan maskawinnya tersebut, tunai karena Allah.”Suara Adrian terdengar tegas dan lantang."Sah?!" teriak penghulu. Disambut dengan jawaban serempak para undangan yang hadir, "Sah!""Alhamdulillah, Tabarakallah. Aamiin."Kali ini perhatian kembali tertuju pada pasangan pengantin Adi Hermansyah dan Salsa Munandar.“Saudara Muhammad Adi AlQorni bin H. Ahmad Komarudin. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Salsa Munandar, dengan maskawinnya berupa seperangkat alat sholat dan uang seratus juta, tunai!”“Saya terima nikahnya dan kawinnya Salsa Munandar binti Munandar, dengan maskawinnya yang tersebut, tunai karena Allah.”"Bagaimana, sah?""Sah!!!""Alhamdullillah." Rumah Maya dan Hartono terdengar riuah dengan ucapan doa yang penuh kebahagiaan. Begitu juga terpancar dari wajah-wajah penuh cinta dan kasih sayang.

  • ELEGI WANITA KEDUA   MENUJU PERNIKAHAN

    _Dua bulan berlalu_Sejak kematian Romy Pradipta. Membawa duka yang mendalam bagi Maya dan Hartono. Begitu juga bagi Salsa dan Amelia. Walau pernah menoreh luka bagi mereka. Namun, anak yang dititipakan oleh Romy, membuat Salsa dan Amelia akan selalu teringat padanya.Hingga Maya dan Hartono meminta pada Salsa dan Amelia untuk melangsungkan pernikahan mereka di Semarang. Secara bersamaan. Walau awalnya Adrian menolak, pada akhirnya dia mencoba untuk mengerti.Karena bagi Amelia, Maya dan Hartono satu-satunya keluarga bagi dirinya. Tepat di hari jumat akad nikah akan dilangsungkan. Tak ada acara besar, atau pun pesta meriah. Karena baik Amelia maupun Salsa tak menginginkan hal itu.Pada hari kami pagi. Amelia beserta Adrian dan Dita serta Rini sudah berada di hotel yang tak terlalu jauh dari rumah Maya. Dia meletakkan kebaya pengantin milik Renata dulu. Mengusapnya perlahan dari ujung leher hingga ujung paling bawah."Ren ... mungkin aku tak p

  • ELEGI WANITA KEDUA   ANUGERAH TERINDAH

    "Maaa ... Mama!""A-ada apa, Sa?""Perut Salsa kok sakit ya, Ma?""Sa-sakit gimana?""Sepertinya mau melahirkan, Ma.""Haaahhh?!"Maya pun kelihatan panik. Dia memanggil beberapa saudara dan kerabatnya. Untuk segera mengantar Salsa ke rumah sakit terdekat."Sa, semisal menunggu Papa pulang gimana?""Salsa udah enggak kuat, Ma. Kok sakit banget.""Apa pakaian semuanya sudah kamu siapkan?""Sudah, Ma. Di kamar."Maya berjalan cepat menuju kamar. Dia mengambil tas yang ada di atas kasur. Sesaat Maya terpaku dalam diam. Selintas kenangan Romy masih membayang di matanya. Terbayang saat dia masih sakit dan terbaring di atas kasur."Haahhh! Ya Allah, anakku Romy!" desahnya.Teringat akan Salsa yang kesakitan. Buru-buru dia keluar kamar."Sa, ayo aku gandeng!" Salsa yang tak bisa jalan cepat, dibantu Maya berjalan ke luar rumah. Dari arah dalam Bulek Titut berlari ke arah mereka."Bulek!

  • ELEGI WANITA KEDUA   ADA KEMATIAN ADA KEHIDUPAN

    Sengaja Adrian tak langsung memberitahukan kematian Romy, pada Amelia. "Bapak Adrian!" Segera dia mendatangi seorang perawat. "Silakan Bapak kalau mau ke kamar Bu Amelia. Baru saja dipindah kamar." "Baik, Sus. Di sebelah mana Sus?" "Bapak lurus dan belok kanan. Ada Pavilium mawar nomer 2, itu kamar Bu Amelia." "Maksih, Sus." "Sama-sama." Adrian menghampiri Dita dan Rini. "Ayo ke kamar Mama, Dit!" "Mama sudah di kamar?" "Sudah!" tegas Adrian. Mereka mengikuti langkah lebar Adrian yang berjalan mendahului. Pintu kamar terbuka lebar. Seorang perawat masih membantu Amelia pindah ranjang. "Nanti jangan terlalu banyak gerak dulu ya Bu. Besok pagi, kita rangsang ASInya buat Dedek bayi." "Iya, Sus." Amelia masih terlihat lemah. Wajahnya terlihat kuyu dan lelah. "Dita, adek kamu cowok apa cewek?" "Cowok, Ma." Amelia tersenyum senang. "D

  • ELEGI WANITA KEDUA   KEMATIAN

    Pandangan Romy terlihat bersinar terang. Tak lagi hampa dan kosong, seperti sebelumnya."Mas Rom! Mas Romy bisa dengar Salsa?"Namun, Romy seperti tak mendengar. Dia masih menggerakkan tangan perlahan. Terus membelai, entah apa yang ada dalam pandangannya saat ini. Sembari senyum yang tak lepas dari wajahnya."Rooom, ini Mama Nak. Coba lihat Mama, Sayang!"Namun tak ada respon yang ditunjukkan Romy. Dia terus memandang ke atas. Maish terus tersenyum.Tiba-tiba, seisi kamar terkejut dibuatnya. Mereka sampai tak percaya setelah sekian lama, tak mendengar Romy bicara."Amel ... Amelia," desis Romy. "Amelia ... Amelia."Romy terus menyebut nama Amelia terus menerus."Salsa, co-coba kamu telponkan Amelia. Mungkin dia ingin mendnegar suaranya.""Ba-baik, Ma."Saat Salsa mengambil ponslenya. Terdengar Romy yang terbatuk-batuk, hingga muntah darah. Membuat semua terperanjat."Dok! Kenapa Romy?""

  • ELEGI WANITA KEDUA   KELAHIRAN

    Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Kontraksi yang dirasakan oleh Amelia, intervalnya mulai teratur. Sakit yang dia rasa berkisar 30 sampai 70 detik."Adrian kayak ada yang merembes di kaki aku.""Haaahhh?!!!" Adrian tersentak. Sekilas dia melihat pada bagian perut kebawan yang tampak basah. "Tenang, Mel." Wajah Adrian semakin tegang. Dia terus membunyikan klakson agar mobil di depannya memberikan ruang untuk dia lewat."Mama enggak apa-apa ya Om?" tanya Dita ikut panik."Enggak apa-apa Dita. Semua jangan ikutan panik kayak Om ya.""Mas Adrian jangan panik dong. Kita jadi ikutan cemas juga," sahut Rini, smabil mendekap Dita. Yang ikut panik."Enggak apa-apa, mulesnya mulai berkurang kok," lanjut Amelia. "Adrian, nanti aku minta tolong.""Apa?""Tolong adzankan anakku ini.""I-iya, Mel. Aku udah siapin soal itu.""Makasih, Adrian."Hampir dua puluh menit perjalanan. Mobil memasuki pelataran parkir ru

  • ELEGI WANITA KEDUA   KETEGANGAN

    Dalam kepanikan mereka, Salsa memberi kabar kalau Dokter Helmi akan datang ke rumah."Dia langsung ke sini, Sa?""Iya, Ma. Kata Dokter mungkin sepuluh sampai lima belas menit.""Ya, udah kalau gitu, kita tunggu."Hartono yang cemas, hanya bisa mondar mandir di dalam kamar Romy. Sedangkan Maya semakin gelisah dengan suhu tubuh Romy yang masih tinggi. Tak lama, Salsa masuk membawa Dokter Helmi ke kamar."Ohhh, syukurlah Dok. Saya udah cemas sekali.""Biar saya periksa dulu!""Dari tadi, Romy enggak bangun-bangun Dok," ucap Salsa kalut. Sedari tadi dia meremat jemari tanganya yang dingin. Lalu menghampiri Maya yang hanya bisa bungkam."Kita harus bawa ke rumah sakit. Ini Mas Romy bukan cuman tidur biasa.""Maksud Dokter?" tanya Hartono mengejar."Saya masih belum bisa pastikan, Pak Hartono. Cuman kalau di rumah sakit, Mas Romy bisa terbantu dengan obat yang masuk lewat selang infus. Saya yang langsung tangani di sana

  • ELEGI WANITA KEDUA   PANAS TINGGI

    Langkah Salsa bergerak cepat menuju arah kamar. Sekilas dia mendapati Maya yang menangis di ruang tengah. Sedang ditenangkan oleh Hartono."Kamu mau ke kamar, Sa?""Iya, Pa.""Panggilah Yono, biar dia yang angkat di atas kasur.""Baik, Pa."Maya masih terlihat sesenggukkan."Memangnya kamu ini kenapa sih, Ma?""Aku sedih, Pa. Barusan aku telponan sama Amelia. Mama jadi merasa semua ini salah kita.""Hussst! Apa maksud Mama bilang kayak gitu?"Bukan malah tangisannya berhenti. Maya semakin terisak, hingga beranjak pergi meninggalkan Hartono yang ikut sedih. Maya melangkah cepat menuju kamar. Diikuti oleh Hartono.Maya menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Menelungkupkan wajahnya di bantal."Maksud kamu tadi apa, Ma?""Mungkin ini teguran buat kita juga, Pa. Terlalu memaksakan kehendak kita, pada Romy.""Bukan, Ma. Mama jangan merasa bersalah kayak gitu.""Entahlah Pa. Mama merasa bersala

  • ELEGI WANITA KEDUA   TELEPON AMELIA

    Selepas kepulangan Adi, tampak Salsa masih berdiri termenung di depan pagar. Dia menoleh pada taman samping rumah. Sepertinya Maya sedang mengajak Romy jalan-jalan. Bergegas Salsa mengejar langkah mereka."Ma ... Mama!""Ehhh ... kamu kok nyusul ke sini?""Iya, Ma. Mas Adi sudah pulang kok.""Ka-kamu ... apa mencintai dia?"Wajah Salsa memerah. Dia tersipu saat mendapat pertanyaan itu."Kenapa Mama tanya kayak gitu?""Mama tidak bisa menuntut apa pun dari kamu, Sa. Kebaikan yang kamu berikan pada keluarga kami, itu tak ternilai buat Mama. Sama Papa juga. Apalagi cinta dan sayang kamu pada Romy masih terlihat nyata di mata Mama."Salsa langsung memeluk wanita itu dari samping."Maafkan Salsa, Ma. Yang mungkin enggak bisa selamanya menemani Mas Romy.""Mama tahu, Sa. Dan sangat paham sekali.""Makasih atas semuanya ya.""Iya, Ma. Salsa juga makasih sama Mama, yang mau menganggap Salsa anak sendiri."

DMCA.com Protection Status