Beranda / Romansa / Dynasia / Bab 20: Part 4

Share

Bab 20: Part 4

Penulis: Dina Sylvia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Sibuk banget, sih, nggak kangen apa sama gue,”

Rico hanya tersenyum kecil saja. Terlihat disana ada seorang gadis yang sudah rindu ingin bertemu.

“Ya ampun gue mah sibuk kuliah. Nggak kayak lo galaunya sampai ke luar negeri. Nggak sekalian sampai Afrika supaya dia nggak bisa nyariin lo?”

Nafisah hanya bisa mengalihkan pandangannya. Bisa nggak sih, Rico tuh diam nggak usah bawa – bawa Dylan. Padahal kan sekarang enaknya mengumpulkan foto buat di unggah ke medsos.

“Males banget gue lah gue usah dibahas! Bikin gue nggak mood makan, nih,”

Rico bisa mengetahui seperti apa raut wajah dari Nafisah saat ini. Pasti dengan bibir manyun wajah kesal hingga keringat dingin. Pasti lucu banget dan nggak sabar untuk ketemu sama Nafisah.

“Gue kangen lah sama lo, masa nggak kangen. Tapi kangenannya nanti lagi ya gue mau ujian tahu,” keluh Rico.

Nafisah hanya tersenyum saja, sekarang h

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dynasia   Bab 21: Part 1

    Asia baru putus dengan Nanda..Ehh?Kok putus, sih? Ya bukanlah..Ini harus diperbaiki, nih. Bukan putus, sih, sebenarnya karena emang nggak pernah pacaran sama Nanda. Tapi kan, ya, hanya pura – pura demi melupakan Dylan. Tapi ya sayangnya hati Asia sudah terlanjur sayang sama Dylan.Ya, sejak berakhirnya hubungan antara Nanda dan Asia, Asia harus menjomblo kembali seperti dulu. Tapi kali ini lebih nyaman karena sudah nggak ada lelaki yang mendekati Asia, sekarang juga sudah tidak ada wajah menyebalkan seperti Dylan. Dan satu lagi Nanda yang paling sabar dan selalu menuruti permintaan Asia walaupun sekarang hanya tinggal kenangan saja.Sekarang ia lebih memilih untuk fokus dengan pekerjaannya saja. Pagi hari sampai menjelang malam dia harus kerja dan malam harinya bisa istirahat atau mengerjakan apa yang disukainya saat ini. Sampai akhirnya dia berhasil melupakan sosok yang masih dicintainya sampai saat ini yaitu Dylan.Bahkan pemuda i

  • Dynasia   Bab 21: Part 2

    Perlahan – lahan Dylan mulai melupakan kehadiran dari Asia, ia mulai bisa sedikit beristirahat sejenak. Walaupun dia tahu masih ada satu gadis lagi yang masih menjadi misteri, Nafisah Larasati. Ia tahu dulu dia dan Nafisah pernah menjalin hubungan rumah tangga, tetapi kini ia hanya ingin berdamai dengan wanita ini.Hanya Nafisah Larasati yang belum bisa dihilangkan dari hidupnya sekarang.Wanita ini pernah menjalin hubungan percintaan dengannnya, saat ini masih berstatus sebagai menghilang secara tiba – tiba. Kalau boleh ingin rasanya meminta bantuan orang lain, tetapi sekarang dia hanya sendiri di sini. Tapi kalau dipikir – pikir mencari seorang diri di sebuah provinsi yang luas itu tidak mudah.Dibandingkan Indonesia NTT memang lebih kecil tapi itu juga luas kalau dicari seorang diri.Ahh.. sekarang dia kebingungan ingin mulai dari mana, bahkan dia tidak memiliki jejak terakhir dari Nafisah.Orangtuanya pun pasti sibuk dengan di

  • Dynasia   Bab 21: Part 3

    “Bisa nggak sih, sehari nggak usah nyusahin gue gitu!” degus Ardi yang baru saja datang bersama sang kekasihnya. Cowok itu sedang menemani pacarnya belanja di Mall saat Dylan mulai meneleponnya.”Lo jadi temen nggak tahu waktu banget, gue lagi pacaran masih aja diganggu. Untung temen, kalau bukan temen, udah gue tendang lo ke Afrika!” katanya sambil meletakkan barangnya.“Hai kak Natasha, cantik banget,” goda Dylan yang sengaja memanasi hati Ardi yang justru meliriknya dengan sinis saat Dylan menggoda kekasihnya, Natasha.“Hilih..malah goda-godain pacar gue lagi! Pergi aja lo kudanil!” kata Ardi yang langsung beralaga posesif saat di depan pacarnya. Sedangkan Natasha hanya tersenyum saja saat melihat tingkah mereka berdua.“Lo tumben datang kesini, pasti ada maunya,” Ardi mulai duduk di kursi sofa hitam sedangkan Dylan berada di ujung kanannya. Ia juga meminta pacarnya untuk duduk di samping kirinya yang

  • Dynasia   Bab 21: Part 4

    “Btw ya lo mau gue bantuin apa nih sekarang?” tanya Ardi yang masih kebingung dengan bantuan yang dimaksudkan oleh Dylan.“Itu lho buat hubungin teman Nafisah,”Setelah mengetahui alasannya, Ardi masih bingung kenapa harus dia yang menghubungi temannya Nafisah. Bukannya itu urusan Dylan, lebih baik Ardi tidak usah ikut campur dengan hubungan mereka. Kenyataannya Dylan meminta bantuan kepada Ardi, karena hanya Ardilah yang belum diketahui oleh Rico dan Nafisah.“Lah apa urusannya sama gue? Gue juga nggak ada hubungannya sama mereka,”“Justru bagus kalau nggak kenal. Kan bisa gampang urusan gue nanti,”Ardi masih tidak mengerti dengan perkataan Dylan.Ah.. tapi ya sudahlah.Lalu Dylan mulai menyusun rencana dengan detail agar tidak ada kesalahan yang dilakukan oleh mereka berdua. Seolah sepertinya ini adalah masalah yang serius layaknya perang dunia ketiga.Ardi mulai mendengarkan p

  • Dynasia   Bab 22: Part 1

    “Rico bukan? Manajernya Nafisah?”Setelah mendengar namanya disebut, Rico mulai menegok dan terlihat seorang pemuda yang ia duga mungkin Ardi Dirgantara.“Ardi Dirgantara, kan?” Ardi mulai ikut berdiri saat melihat kedatangan dari Rico.Lalu Ardi mulai mengulurkan tanggannya kepada Rico dan Rico pun melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.“Panggil Rico aja, kak,” katanya.“Oke oke.. jadi gini kenalin dulu ini pacar saya namanya Natasha Rain. Dia salah satu orang yang punya bisnis di mana – mana. Nah, kedatangan dia disini mau endorse barang untuk Nafisah, bisa nggak ya?” kata Ardi yang melirik ke arah Natasha yang tiba – tiba mulai tersenyum saat membicarakan dirinya.“Gimana ya.. tapi masalahnya dia udah nggak mau menerima endorse lagi sejak beberapa bulan lalu. Apalagi sekarang dia lagi di luar kota, jadi aku ngak bisa jamin masalah ini,” tutur Rico yang sepertinya

  • Dynasia   Bab 22: Part 2

    “Jadi gimana nih rencana kita?” tanya Dylan yang masih penasaran dengan kelanjutan cerita dari Ardi dan Natasha. Karena hanya mereka lah salah satu harapan Dylan saat ini.“Lo tahu nggak, sih, pacar gue ngasih apa buat mantan istri lo itu? Kalung sama tas bermerek itu,” repet Ardi yang baru saja memberitahu sahabatnya itu.“Iya berapa sih? Coba kasih ke gue harganya, mau lihat gue semahal apa, sih,” kata Dylan yang langsung meminum minumannya. Sejak melihat itu, Ardi masih tidak habis pikir dengan tingkah Dylan yang satu ini.Melihat kesombongan Dylan, Natasha langsung memberi tahu harga tas dan kalung yang terlihat di ponsel miliknya. “Nih, bisa kan bayar?”“Uhuk!” Dylan hampir saja tersedak minuman saat melihat harga dari dua benda itu yang diperlihatkan oleh Natasha. Ternyata nominal yang diberikan pun tidak tanggung – tanggung, bagaimana caranya dia membayar semua barang – barang

  • Dynasia   Bab 22: Part 3

    “Heh? Bego ambil. Gila itu mahal banget, gue aja nggak sanggup belinya. Ambil pokoknya Ric, pokonya punya gue itu nggak boleh diambil sama yang lain. Cepet! Gimana pun caranya gue harus punya itu! Nggak masalah gue harus endorse beda pulau pun gue rela deh!”Baru kali ini Nafisah seperti itu, sudah lama rasanya tidak mendengar omelan dari Nafisah. Ya, kalau dipikir – pikir omelannya ini seperti tidak ada napasnya. Untungnya dari dulu udah sahabatan dari kecil, coba kalau enggak habis deh.“Iya iya nanti gue konfirmasi sama orangnya dulu ya. Tapi lo bisa nggak kalau ke Bogor gitu?”“Mau ke Bogor atau ke Papua, gue bakal pesen tiket nanti! Jangan sampai lepas pokonya, gue bakal cakar – cakar lo nanti!”Rico hanya bisa terdiam. Tidak apa – apa lah harus mendengar omelan dari Nafisah, yang penting dia senang.“Iya tuan putri, siap dilaksanakan ya khusus buat princess seorang,&rdq

  • Dynasia   Bab 22: Part 4

    Asia hanya bisa bersedih saat ini. Sudah lama rasanya dia tidak bisa melihat sosok pria pujaannya, Dylan. Entah kenapa dia menghilang begitu saja, dia tahu Dylan dan dirinya sekarang bukan siapa – siapa. Tetapi masih di dalam satu kantor, hari ini Dylan juga tidak masuk kantor entah ada apa alasannya.Rapat membuat mereka menjadi jarang bertemu satu sama lain. Iya memang bagus, tapi bagaimana dengan hatinya. Apa sudah bisa mengikhlaskan pria itu atau tidak, ia tahu ada hal yang harus dilakukannya saat ini.Iya tapi hatinya berkata lain. Sekarang apa yang harus dilakukan saat ini, mencari Dylan dimana? Dia juga tidak mengetahui dimana jejak terakhirnya saat ini, ia sekarang hanya bisa menunggu sampai pemuda itu berhasil keluar dari persembunyiannya. Lantai 2 merupakan tempat yang paling tepat baginya untuk menunggu, karena ini merupakan tempat yang paling aman. Jarang sekali diketahui oleh banyak orang, ada banyak hal yang bisa dilakukan Asia kali in

Bab terbaru

  • Dynasia   Bab 27: Part 5

    Asia hanya bisa terdiam!Ia hanya ingin tahu bukan hanya dia yang mencintai pemuda itu. Dia hanya menginginkan pemuda itu juga mencintainya tetapi sayangnya itu tidak terjadi. Lagian Dylan susah banget, sih, ngomong cinta aja gengsinya setinggi langit.“Bodoh!” batinnya. “Bodoh banget sih lo, Dyl!”Asia mulai berdiri dari tempat tidurnya, dia ingin menutup pintu yang sengaja dibuka lebar oleh Dylan. Tetapi saat ingin keluar, tak sengaja tubuh mereka saling bertabrakan hingga jatuh ke lantai.“Duhh..”Lalu Dylan datang menghampiri gadis itu untuk mencari tahu apakah ada yang terluka. “Kamu ada masalah?”“Ehemm..jangan bikin baper kenapa bang! Kasian tahu kalau cinta mah perjuangin kali,” katanya.Dylan ingin sekali memberikan pelajaran kepada adik tercintanya ini.“Bodoh banget sih bang. Kalau cinta itu ya diperjuangin bukan malah ditinggalin, parah banget lo udah

  • Dynasia   Bab 27: Part 4

    Hufft!Si Asia ada ada aja kalau lagi galau. Masa masalah jendela aja sampai teriak - teriak, untung nggak rusak kuping bang Rizky. Coba kalau bermasalah gimana, gue juga kan yang repot. Batin Rizky.“Ehh.. gelap banget sih kok ditutup segala. Kan gue minta tadi dibuka bang?” protes Asia yang berteriak kencang dari tadi.“Ehh abangg,” erang Asia dengan suara bangun tidur khasnya.”Ya ampun dimintain tolong kayak mau minta hutang aja,”Asia mulai kesal dengan tingkah laku abangnya, dia mulai membuka matanya perlahan - lahan. Lalu dia tidak menyangka kenapa ada Dylan, pria yang disukainya selama ini. Apakah ini nyata atau fiksi?Asia mulai menyadarkan diri, apa mungkin ini mimpi? Dia lalu mengerjapkan matanya kembali dan pandangannya tetap sama itu Dylan.“Kaa..kamu kenapa?”Kata Dylan yang seolah memberikan hipnotis kepada Asia, ia tahu pemuda itu memang masih ada di kamarnya. Mata Asia se

  • Dynasia   Bab 27: Part 3

    Dylan langsung jalan perlahan – lahan ke kamar Asia. Ya, seingetnya kamar Asia memang ada di atas. Dulu, dia sama Asia sering mengobrol di kamar Asia entah itu membicarakan pekerjaan atau membicarakan hal yang lainnya. Sudah lama sekali, ia tidak berkunjung ke kamar gadis itu.Dia mulai memutar kenop pintu kemudian membuka kamar Asia perlahan – lahan. Kamarnya terlihat seperti biasa, dengan jendela yang masih terbuka lepat.Dylan hanya bisa tersenyum saja lalu memandang gadis itu di tempat tidur. Sudah tahu lagi sakit, bandel banget sih!Ia lalu mulai berjalan dan ingin menutup jendela kamar Asia. Lalu dia tidak sengaja melihat gadis itu sedang tertidur lelap layaknya seorang puteri.Cantik sekali!Memang cantik sekali gadis itu, jadi wajar saja kenapa Dylan bisa terpesona dengan wajah cantiknya. Tetapi dia tidak sengaja melihat Asia sedang memeluk sebuah benda, benda yang sepertinya dikenalinya.Boneka doraemon.Iya, bone

  • Dynasia   Bab 27: Part 2

    Dylan yang masih khawatir dengan kondisi Asia, dia langsung masuk saja melewati Rania dan pacarnya yang masih memakan potongan mangga yang sempat diberikan oleh abangnya Asia. Disana ia masih melihat Asia sedang terbaring lemas di kasurnya, sedangkan Rania asik berpacaran dengan kekasihnya.Kok bisa sih dia asik bermesraan di depan orang yang lagi sakit!“Bang Rizky kemana sih?” katanya. Sejak mendengar ucapan Dylan, keduanya langsung terkejut dan mulai berjauhan antara satu sama lain.“Aa..an.u..di ruang tamu bang,” kata Denny yang mulai terbata – bata.“Heh.. jangan deket – deketan belum halal kalian tuh. Jangan sampai kalian nikah duluan sebelum gue sama Asia nikah dulu, inget ya gue nggak kasih lampu hijau nanti,” kata Dylan yang mulai meninggalkan mereka berdua.Setelah kepergian Dylan, mereka berdua mulai terlihat rona merah di pipinya. Tak hanya itu, mereka pun mulai memberikan ucapan kesalnya.

  • Dynasia   Bab 27: Part 1

    “Ma, suapin dong,” Dylan mulai membuka mulutnya dan sang mama mulai memberikan suapan salad buah yang baru saja dibuat.“Ihh curang banget, papa juga mau,” kata sang Papa yang cemburu melihat kedekatan antara Dylan dan sang mama.Subhanallah sudah pada besar, manjanya nggak hilang – hilang. Untung aja Mama Shita ada kalau enggak bisa berantem kali.“Tuh ada di meja jangan manja,” kata Mama Shita yang kembali memberikan sepotong salad kepada anaknya. Sedangkan Dylan merasa menjadi tuan rumahnya saat ini dan hanya memberikan senyuman kecil kepada papanya.“Nyebelin banget kamu dyl, lihat aja nanti awas aja,” kata Papa yang mulai kesal dengan tingkah laku anaknya itu.Saat ingin mengunyah salad itu, tiba – tiba telepon dari adiknya pun berdering. Setelah mendengar panggilan itu, Dylan jadu khawatir apa yang terjadi dengan adiknya, Rania.“Ehh, kamu kenapa?”“Se

  • Dynasia   Bab 26: Part 5

    “Eh kak Asia kenapa kok jadi kurus kering gini sih?” kata Rania yang terkejut melihat Asia sedang terbaring lemah.Asia masih terbaring lemah dengan mata panda hingga tubuh yang mirip seperti lidi. Ia hanya bisa mendengar pembicaraan gadis itu, tanpa mimik wajah yang jelas ia hanya tersenyum. Coba deh kalau Dylan menerima gue, nggak bakal kayak gini nih jadinya! Batin Asia dalam hati.“Tahu nggak kak? Aku sudah lama banget nggak ketemu kakak, kangen aja gitu,” Rania yang mulai mengelus – elus badan Asia. Sedangkan pacarnya hanya bertugas untuk mengantarinya saja hari ini.“Oh iya, kemarin aku habis jalan – jalan lho dan kebetulan habis ketemu makanan kesukaan kakak. Nanti harus dimakan ya nggak boleh kayak gini kurus banget”“Permisi gadis yang cantik, hari ini udah waktunya Asia untuk minum obat. Diminum ya adik aku tercinta, Asia Armelina,” kata Abangnya dari kejauhan yang mulai menghampiri mer

  • Dynasia   Bab 26: Part 4

    “Tumben banget sudah rapi pagi – pagi, mau kemana?” kata Mamanya yang lalu melirik ke anak bungsunya itu. Sedangkan sang Papa yang masih sibuk dengan laptopnya sendiri untuk mengerjakan pekerjaan kantornya.“Ini lho kebetulan kemarin aku nggak sengaja lihat makanan kesukaan kak Asia. Dan kebetulan aku mau beliin,” katanya sambil membawa – bawa oleh – oleh makanan itu. “Boleh kan, Ma? Kebetulan kan sudah lama nggak ketemu kak Asia jadi kangen,” Iya, sudah lama sekali mereka bertemu mungkin terakhir mereka bertemu saat Asia masih bersama dengan Dylan. Ya, dan di saat itu juga dia mulai kehilangan teman. Bukan sebagai teman kakaknya, melainkan teman sehari – hari yang selalu bersama Asia. Sekarang ia sadar, semuanya pasti akan berubah dan hanya menunggu waktunya saja.Dylan yang sejak tadi mendengar kata Asia hanya bisa diam saja dan melirik. Sudah lama memangnya dia tidak berjumpa dengan gadis itu. Ya, itu justr

  • Dynasia   Bab 26: Part 3

    Kini Mama Asia mulai kebingungan, ia tahu ada beberapa pria yang bersama dengan Asia dulu sebut saja Dylan dan Nanda.Tak hanya Mama Asia yang kebingungan bagaimana menanggapi anaknya, Asia Armelina. Mama Dylan pun sama seperti itu, ia hampir kehilangan cara bagaimana menasihati sang anak, Dylan Jalaludin Akbar.Padahal dulu Dylan sering sekali bercerita tentang apapun yang terjadi di hari itu. Mulai dari cerita bahagia, sedih, galau tetapi kini yang didapatkan oleh Mama Dylan hanya kehampaan belaka. Anaknya sudah berubah drastis 100 persen, entah apa yang harus dilakukanya saat ini.Sedangkan sang anak, Dylan masih saja mengaduk – ngaduk mienya di mangkuk. Sedangkan tatapannya hanya kosong seperti sedang ada masalah. Ya, kalau gini jadinya mienya bisa jadi surut kan?Perempuan setengah abad itu hanya bisa membuang napasnya. Sekarang mie rebus itu sudah layaknya seperti mie yang dicincang – cincang. Dan rasanya pasti sekarang sud

  • Dynasia   Bab 26: Part 2

    Liburan hari ini sepertinya menjadi hari – hari yang menakutkan bagi seorang Asia. Asia yang dulu ceria, bersemangat dan selalu mewarnai hari – harinya itu sudah tidak terlihat lagi. Melainkan beberapa hari ini dia selalu memberikan wajah yang murung dan seperti tidak memiliki semangat untuk hidup. Tak hanya itu, ibunya juga pernah melihat saat Asia membersihkan lantai. Malah kain pelnya yang tidak dikeringkan, alhasil semua lantai tidak ada satu pun yang kering malah basah semua seperti air yang sengaja ditumpahkan.Air – air kain pel itu menyebabkan sang ibunda hampir jatuh. Abang dan ayahnya sampai kebingungan ada apa dengan Asia yang sebenarnya.Tak hanya itu, dia juga mulai membantu sang ibu untuk belanja ke pasar. Tetapi dia selalu pulang terlambat, entah kemana. Mama Asia langsung kebingungan tak biasanya anaknya pulang terlambat. Padahal dulu kalau pulang dari tempat manapun selalu cepat.Tetapi yang didapatkannya sekarang, hanya rasa p

DMCA.com Protection Status