Beranda / Romansa / Dynasia / Bab 19: Part 1

Share

Bab 19: Part 1

Penulis: Dina Sylvia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sejak bertemu dengan Asia saat itu, Dylan sudah tidak mengusik hidup Asia kembali. Bahkan Dylan sudah tidak berani mendekati gadis itu kembali. Walaupun dengan jarak kurang dari satu meter.

Jika dibandingkan dengan masa lalu, ia hanya ingin berteman dengan Asia. Lagi pula sudah tidak ada kesempatan lagi bagi Asia dan Dylan untuk saling berhubungan. Kini ia hanya bisa melihat Asia dari kejauhan saja meskipun tidak bisa bersama lagi.

Mungkin inilah karma yang harus didapatkan oleh Dylan, mencintai tapi tidak bisa memiliki.

Ia tahu berat rasanya tetapi tidak ada jalan yang lain.

Sekarang ia hanya bisa memandang gadis yang amat dicintai. Hanya diam dan tanpa suara di ruangannya, lalu sibuk mengerjakan pekerjaannya. Dalam keheningan, ia hanya fokus kepada layar komputer yang ada di hadapannya.

Ternyata mencintai dalam diam itu lebih mudah dibandingkan harus memiliki.

Ia juga selalu memalingkan wajahnya setiap Nanda dan Asia saling bertemu. Ia tah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dynasia   Bab 19: Part 2

    “Pasti pak. Pasti ketahuan, kan, siapa saja yang bisa menarik perhatian klien?” kata Dimas yang berada di bagian paling ujung. Ya sudah pasti si Dimas ini memang sombong banget, belum tahu aja siapa yang berhasil di acc projectnya. “Ya Dimas, kan, jago nih coba buktiin dong. Mau lihat siapa yang berhasil nanti,” celetuk Dylan sambil melirik ke arah sahabatnya, Ardi. “Sudah sudah.. saya akan akhiri pertemuan hari ini. Semoga hasil dari kerja keras yang kita lakukan bisa berhasil. Semangat tim,” kata Pak Rian seolah menutup rapat bersama timnya. Sedangkan Dylan masih tersenyum saja melihat kesombongan dari Dimas. Dimas ini dari dulu sikapnya memang tidak pernah berubah. Kita sabar aja, tunggu tanggal mainnya!Di tempat lain, terlihat Asia baru saja dijemput oleh pacarnya, Nanda. Gadis itu hanya bisa menghela napas dengan lelah saja lalu beranjak masuk ke ruangan kerjanya. Jujur Dylan selalu melihat pemandanga

  • Dynasia   Bab 19: Part 3

    Sampai saat ini Nanda tidak tahu kenapa Asia bisa menjadi seperti ini. Ibaratnya dia hanya sebagai supir yang menemani Asia kemanapun. Tetapi hanya kesunyian yang didapat oleh Nanda. Entah sudah lama sekali sepertinya Asia tidak tersenyum dan tertawa kembali.Nanda juga baru sadar selama ini usaha yang dilakukan sepertinya percuma. Buat apa dia berusaha keras jika hati Asia masih ingin bersama Dylan. Selama ini hanya dia yang bekerja keras dan Asia tidak melakukan apa – apa. Jangankan tersenyum, membalas pesan saja lama sekali.Seberapa keras usaha Nanda tetap saja sia – sia. Buat apa dipaksakan jika Asia tidak cinta kepada Nanda, hanya membuang waktu yang percuma. Selebihnya di pikiran Asia hanya Dylan, dan bukan Nanda! Saat ditanya, ada banyak alasan yang dibicarakan oleh Asia mulai dari ketiduran, lembur atau alasan lainnya.Terkadang Nanda seringkali merenung. Apa usahanya selama ini tidak pernah diberikan perhatian sedikit saja? Sampai – s

  • Dynasia   Bab 19: Part 4

    “Ehh. . tumben banget datang kusut banget. Biasanya bahagia banget abis jalan sama Asia,” ledek Asia yang langsung menawari minuman kepada Nanda.Sebenarnya mereka ini temen satu ukm dulu waktu kuliah, dan kebetulan sering bareng. Jadi, wajar saja kalau Alya lah yang menjadi mak comblang antara Nanda dan Asia. Belum lagi, Nanda waktu itu mengakui bahwa dia tertarik dengan Asia.Tetapi sayangnya waktu itu hubungan antara Asia dan Dylan masih dekat, Nanda hanya menunggu saja dari jauh. Ia tahu tidak baik menganggu hubungan orang yang saling mencintai, contohnya seperti Dylan dan Asia ini. Sudah pasti kesempatan yang dimilikinya juga sudah kurang.Saat itu, Nanda tiba – tiba saja ditawari oleh Alya untuk membantu sahabatnya move on. Sejak mendengar itu, semangat dari Nanda semakin menggebu – gebu. Ya kapan lagi, ini kesempatan langka bagi Nanda untuk mendekati Asia. Tidak ada yang tahu, bisa saja bukan hati Asia berpaling kepada Anda. Ya, lu

  • Dynasia   Bab 19: Part 5

    “Apa sih lo, Al, gue serius nih. Percuma aja kan kalau gue usaha sebanyak apapun kalau dia nggak move on sama aja bohong. Bahkan gue kayaknya nggak pernah ada di pikiran dia, selalu tentang Dylan aja,”“Huush..nggak boleh ngomong gitu tau. Siapa tahu beberapa waktu lagi Asia mau menerima lo. Masa lo mau putusin Asia begitu aja, apa nggak mau dibicarakan baik – baik dulu,”Menurutnya, putus adalah pilihan terbaik saat ini.Nanda hanya bisa menahan pilu. Sebenarnya masih bisa yang dilakukan Nanda yaitu sabar, tapi kalau nggak ada jalan lagi yang terakhir adalah putus. Ia tahu pacaran settingan dengan Asia memang tidak mudah, ibarat berjalan di tangga yang hampir putus. Begitulah hubungan pacaran antara Asia dengan Nanda. Capek banget lah ya kalau seperti itu!“Lo tahu nggak, selama ini gue Cuma jadi temen makan sama temen nganterin dia kemana – mana. Dan yang ada dihatinya selalu Dylan, percuma aja gue dobrak nggak

  • Dynasia   Bab 20: Part 1

    Nanda mulai berada di salah satu meja Restoran di kawasan Bogor, Rewind Restaurant. Saat itu, ia hanya ditemani dengan lilin yang masih bercahaya dan dua tempat makan yang belum tersentuh.Hari itu, merupakan hari berakhirnya hubungan mereka. Dan akhirnya antara Nanda dan Asia bukan lah sebatas hubungan antara kekasih melainkan hanya teman.“Sebenarnya gue nih mau minta kepastian atau apa sih. Bodoh banget sih gue malah buat acara kayak gini,” kata Nanda sambil memukul – mukul kepalanya.Ia kesal kenapa hubungan asmaranya menjadi seperti ini.Ia juga menyesal kenapa dia langsung menerima gadis itu, padahal sudah jelas di hatinya masih ada Dylan. Dan bodohnya lagi Nanda malah membuat gadis itu semakin menjauh dari dirinya. Padahal dia sudah berusaha sekuat mungkin untuk mendekati gadis itu, tetapi kini usaha itu dibuang dia – sia. Dan hari ini adalah hari berakhirnya hubungan antara Asia dan Nanda,Tetapi di sisi lain, dia mu

  • Dynasia   Bab 20: Part 2

    Sampai makanan utama datang, Nanda masih berani mengenggam tangan wanita yang disukainya itu, Asia. Ia mulai menatap gadis itu rapat – rapat sampai membuat Asia menjadi salah tingkah. Tapi bukan seperti gadis lain yang pipinya berwarna merah karena malu, Asia tidak seperti itu. Asia masih bingung bagaimana caranya dia harus merespon pria yang ada di hadapannya saat ini, masih canggung rasanya. Bahkan mereka jarang sekali berkencan dengan suasana yang romantis seperti saat ini. Kata romantis mungkin ini sudah kelewatan dan lebih dari hal yang pernah dilakukan oleh Dylan kepadanya dahulu. Sebelumnya, gadis ini sempat menolak tapi sayangkan alasan itu tidak pernah didengarkan oleh Nanda. Tetapi hanya karena Nanda lah, dia bisa disini sekarang dia juga sudah memohon kepada Asia untuk pergi berkencan bersamanya. Ya, syukur – syukur ini salah satu hal yang dilakukan oleh Asia untuk membalas semua perbuatan baik dari Nanda. Akhirnya Asia pun datang dan lelaki itu mulai meng

  • Dynasia   Bab 20: Part 3

    “Bulan depan, kamu dapat cuti nggak? Berapa lama?” kata Mama Shita yang mulai menatap anak lelakinya itu. Di sana sudah ada ayahnya yang sedang membaca koran, Rania yang lagi di ruang tamu.“Cuma dua minggu mah, ada apa ya?” tanya Dylan yang masih kebingungan dengan pertanyaan ibunya. Dia mulai menggeser minumannya ke arah tengah.“Kan udah lama kita nggak liburan lagi. Lumayan, kan, kalau dua minggu di buat liburan, supaya kita bisa refreshing bareng,” kata Mama Shita.“Ahh.. iya mah Rania juga setuju,” ujar Rania.“Ihh.. rania kamu mah nggak usah,” ledek papanya.“Papa kok gitu sih,” kata Rania.“Gimana kalau ke Bandung, pasti seru deh!” kata Dylan yang mulai tersenyum dan bersemangat.Ini mah keuntungan Dylan banget, nggak perlu minta tapi dikabulin hehe. Baru saja Dylan mau minta liburan tetapi untung deh liburan bareng ke Bandung. Mana Dylan

  • Dynasia   Bab 20: Part 4

    “Sibuk banget, sih, nggak kangen apa sama gue,”Rico hanya tersenyum kecil saja. Terlihat disana ada seorang gadis yang sudah rindu ingin bertemu.“Ya ampun gue mah sibuk kuliah. Nggak kayak lo galaunya sampai ke luar negeri. Nggak sekalian sampai Afrika supaya dia nggak bisa nyariin lo?”Nafisah hanya bisa mengalihkan pandangannya. Bisa nggak sih, Rico tuh diam nggak usah bawa – bawa Dylan. Padahal kan sekarang enaknya mengumpulkan foto buat di unggah ke medsos.“Males banget gue lah gue usah dibahas! Bikin gue nggak mood makan, nih,”Rico bisa mengetahui seperti apa raut wajah dari Nafisah saat ini. Pasti dengan bibir manyun wajah kesal hingga keringat dingin. Pasti lucu banget dan nggak sabar untuk ketemu sama Nafisah.“Gue kangen lah sama lo, masa nggak kangen. Tapi kangenannya nanti lagi ya gue mau ujian tahu,” keluh Rico.Nafisah hanya tersenyum saja, sekarang h

Bab terbaru

  • Dynasia   Bab 27: Part 5

    Asia hanya bisa terdiam!Ia hanya ingin tahu bukan hanya dia yang mencintai pemuda itu. Dia hanya menginginkan pemuda itu juga mencintainya tetapi sayangnya itu tidak terjadi. Lagian Dylan susah banget, sih, ngomong cinta aja gengsinya setinggi langit.“Bodoh!” batinnya. “Bodoh banget sih lo, Dyl!”Asia mulai berdiri dari tempat tidurnya, dia ingin menutup pintu yang sengaja dibuka lebar oleh Dylan. Tetapi saat ingin keluar, tak sengaja tubuh mereka saling bertabrakan hingga jatuh ke lantai.“Duhh..”Lalu Dylan datang menghampiri gadis itu untuk mencari tahu apakah ada yang terluka. “Kamu ada masalah?”“Ehemm..jangan bikin baper kenapa bang! Kasian tahu kalau cinta mah perjuangin kali,” katanya.Dylan ingin sekali memberikan pelajaran kepada adik tercintanya ini.“Bodoh banget sih bang. Kalau cinta itu ya diperjuangin bukan malah ditinggalin, parah banget lo udah

  • Dynasia   Bab 27: Part 4

    Hufft!Si Asia ada ada aja kalau lagi galau. Masa masalah jendela aja sampai teriak - teriak, untung nggak rusak kuping bang Rizky. Coba kalau bermasalah gimana, gue juga kan yang repot. Batin Rizky.“Ehh.. gelap banget sih kok ditutup segala. Kan gue minta tadi dibuka bang?” protes Asia yang berteriak kencang dari tadi.“Ehh abangg,” erang Asia dengan suara bangun tidur khasnya.”Ya ampun dimintain tolong kayak mau minta hutang aja,”Asia mulai kesal dengan tingkah laku abangnya, dia mulai membuka matanya perlahan - lahan. Lalu dia tidak menyangka kenapa ada Dylan, pria yang disukainya selama ini. Apakah ini nyata atau fiksi?Asia mulai menyadarkan diri, apa mungkin ini mimpi? Dia lalu mengerjapkan matanya kembali dan pandangannya tetap sama itu Dylan.“Kaa..kamu kenapa?”Kata Dylan yang seolah memberikan hipnotis kepada Asia, ia tahu pemuda itu memang masih ada di kamarnya. Mata Asia se

  • Dynasia   Bab 27: Part 3

    Dylan langsung jalan perlahan – lahan ke kamar Asia. Ya, seingetnya kamar Asia memang ada di atas. Dulu, dia sama Asia sering mengobrol di kamar Asia entah itu membicarakan pekerjaan atau membicarakan hal yang lainnya. Sudah lama sekali, ia tidak berkunjung ke kamar gadis itu.Dia mulai memutar kenop pintu kemudian membuka kamar Asia perlahan – lahan. Kamarnya terlihat seperti biasa, dengan jendela yang masih terbuka lepat.Dylan hanya bisa tersenyum saja lalu memandang gadis itu di tempat tidur. Sudah tahu lagi sakit, bandel banget sih!Ia lalu mulai berjalan dan ingin menutup jendela kamar Asia. Lalu dia tidak sengaja melihat gadis itu sedang tertidur lelap layaknya seorang puteri.Cantik sekali!Memang cantik sekali gadis itu, jadi wajar saja kenapa Dylan bisa terpesona dengan wajah cantiknya. Tetapi dia tidak sengaja melihat Asia sedang memeluk sebuah benda, benda yang sepertinya dikenalinya.Boneka doraemon.Iya, bone

  • Dynasia   Bab 27: Part 2

    Dylan yang masih khawatir dengan kondisi Asia, dia langsung masuk saja melewati Rania dan pacarnya yang masih memakan potongan mangga yang sempat diberikan oleh abangnya Asia. Disana ia masih melihat Asia sedang terbaring lemas di kasurnya, sedangkan Rania asik berpacaran dengan kekasihnya.Kok bisa sih dia asik bermesraan di depan orang yang lagi sakit!“Bang Rizky kemana sih?” katanya. Sejak mendengar ucapan Dylan, keduanya langsung terkejut dan mulai berjauhan antara satu sama lain.“Aa..an.u..di ruang tamu bang,” kata Denny yang mulai terbata – bata.“Heh.. jangan deket – deketan belum halal kalian tuh. Jangan sampai kalian nikah duluan sebelum gue sama Asia nikah dulu, inget ya gue nggak kasih lampu hijau nanti,” kata Dylan yang mulai meninggalkan mereka berdua.Setelah kepergian Dylan, mereka berdua mulai terlihat rona merah di pipinya. Tak hanya itu, mereka pun mulai memberikan ucapan kesalnya.

  • Dynasia   Bab 27: Part 1

    “Ma, suapin dong,” Dylan mulai membuka mulutnya dan sang mama mulai memberikan suapan salad buah yang baru saja dibuat.“Ihh curang banget, papa juga mau,” kata sang Papa yang cemburu melihat kedekatan antara Dylan dan sang mama.Subhanallah sudah pada besar, manjanya nggak hilang – hilang. Untung aja Mama Shita ada kalau enggak bisa berantem kali.“Tuh ada di meja jangan manja,” kata Mama Shita yang kembali memberikan sepotong salad kepada anaknya. Sedangkan Dylan merasa menjadi tuan rumahnya saat ini dan hanya memberikan senyuman kecil kepada papanya.“Nyebelin banget kamu dyl, lihat aja nanti awas aja,” kata Papa yang mulai kesal dengan tingkah laku anaknya itu.Saat ingin mengunyah salad itu, tiba – tiba telepon dari adiknya pun berdering. Setelah mendengar panggilan itu, Dylan jadu khawatir apa yang terjadi dengan adiknya, Rania.“Ehh, kamu kenapa?”“Se

  • Dynasia   Bab 26: Part 5

    “Eh kak Asia kenapa kok jadi kurus kering gini sih?” kata Rania yang terkejut melihat Asia sedang terbaring lemah.Asia masih terbaring lemah dengan mata panda hingga tubuh yang mirip seperti lidi. Ia hanya bisa mendengar pembicaraan gadis itu, tanpa mimik wajah yang jelas ia hanya tersenyum. Coba deh kalau Dylan menerima gue, nggak bakal kayak gini nih jadinya! Batin Asia dalam hati.“Tahu nggak kak? Aku sudah lama banget nggak ketemu kakak, kangen aja gitu,” Rania yang mulai mengelus – elus badan Asia. Sedangkan pacarnya hanya bertugas untuk mengantarinya saja hari ini.“Oh iya, kemarin aku habis jalan – jalan lho dan kebetulan habis ketemu makanan kesukaan kakak. Nanti harus dimakan ya nggak boleh kayak gini kurus banget”“Permisi gadis yang cantik, hari ini udah waktunya Asia untuk minum obat. Diminum ya adik aku tercinta, Asia Armelina,” kata Abangnya dari kejauhan yang mulai menghampiri mer

  • Dynasia   Bab 26: Part 4

    “Tumben banget sudah rapi pagi – pagi, mau kemana?” kata Mamanya yang lalu melirik ke anak bungsunya itu. Sedangkan sang Papa yang masih sibuk dengan laptopnya sendiri untuk mengerjakan pekerjaan kantornya.“Ini lho kebetulan kemarin aku nggak sengaja lihat makanan kesukaan kak Asia. Dan kebetulan aku mau beliin,” katanya sambil membawa – bawa oleh – oleh makanan itu. “Boleh kan, Ma? Kebetulan kan sudah lama nggak ketemu kak Asia jadi kangen,” Iya, sudah lama sekali mereka bertemu mungkin terakhir mereka bertemu saat Asia masih bersama dengan Dylan. Ya, dan di saat itu juga dia mulai kehilangan teman. Bukan sebagai teman kakaknya, melainkan teman sehari – hari yang selalu bersama Asia. Sekarang ia sadar, semuanya pasti akan berubah dan hanya menunggu waktunya saja.Dylan yang sejak tadi mendengar kata Asia hanya bisa diam saja dan melirik. Sudah lama memangnya dia tidak berjumpa dengan gadis itu. Ya, itu justr

  • Dynasia   Bab 26: Part 3

    Kini Mama Asia mulai kebingungan, ia tahu ada beberapa pria yang bersama dengan Asia dulu sebut saja Dylan dan Nanda.Tak hanya Mama Asia yang kebingungan bagaimana menanggapi anaknya, Asia Armelina. Mama Dylan pun sama seperti itu, ia hampir kehilangan cara bagaimana menasihati sang anak, Dylan Jalaludin Akbar.Padahal dulu Dylan sering sekali bercerita tentang apapun yang terjadi di hari itu. Mulai dari cerita bahagia, sedih, galau tetapi kini yang didapatkan oleh Mama Dylan hanya kehampaan belaka. Anaknya sudah berubah drastis 100 persen, entah apa yang harus dilakukanya saat ini.Sedangkan sang anak, Dylan masih saja mengaduk – ngaduk mienya di mangkuk. Sedangkan tatapannya hanya kosong seperti sedang ada masalah. Ya, kalau gini jadinya mienya bisa jadi surut kan?Perempuan setengah abad itu hanya bisa membuang napasnya. Sekarang mie rebus itu sudah layaknya seperti mie yang dicincang – cincang. Dan rasanya pasti sekarang sud

  • Dynasia   Bab 26: Part 2

    Liburan hari ini sepertinya menjadi hari – hari yang menakutkan bagi seorang Asia. Asia yang dulu ceria, bersemangat dan selalu mewarnai hari – harinya itu sudah tidak terlihat lagi. Melainkan beberapa hari ini dia selalu memberikan wajah yang murung dan seperti tidak memiliki semangat untuk hidup. Tak hanya itu, ibunya juga pernah melihat saat Asia membersihkan lantai. Malah kain pelnya yang tidak dikeringkan, alhasil semua lantai tidak ada satu pun yang kering malah basah semua seperti air yang sengaja ditumpahkan.Air – air kain pel itu menyebabkan sang ibunda hampir jatuh. Abang dan ayahnya sampai kebingungan ada apa dengan Asia yang sebenarnya.Tak hanya itu, dia juga mulai membantu sang ibu untuk belanja ke pasar. Tetapi dia selalu pulang terlambat, entah kemana. Mama Asia langsung kebingungan tak biasanya anaknya pulang terlambat. Padahal dulu kalau pulang dari tempat manapun selalu cepat.Tetapi yang didapatkannya sekarang, hanya rasa p

DMCA.com Protection Status