“Apa sih lo, Al, gue serius nih. Percuma aja kan kalau gue usaha sebanyak apapun kalau dia nggak move on sama aja bohong. Bahkan gue kayaknya nggak pernah ada di pikiran dia, selalu tentang Dylan aja,”
“Huush..nggak boleh ngomong gitu tau. Siapa tahu beberapa waktu lagi Asia mau menerima lo. Masa lo mau putusin Asia begitu aja, apa nggak mau dibicarakan baik – baik dulu,”
Menurutnya, putus adalah pilihan terbaik saat ini.
Nanda hanya bisa menahan pilu. Sebenarnya masih bisa yang dilakukan Nanda yaitu sabar, tapi kalau nggak ada jalan lagi yang terakhir adalah putus. Ia tahu pacaran settingan dengan Asia memang tidak mudah, ibarat berjalan di tangga yang hampir putus. Begitulah hubungan pacaran antara Asia dengan Nanda. Capek banget lah ya kalau seperti itu!
“Lo tahu nggak, selama ini gue Cuma jadi temen makan sama temen nganterin dia kemana – mana. Dan yang ada dihatinya selalu Dylan, percuma aja gue dobrak nggak
Nanda mulai berada di salah satu meja Restoran di kawasan Bogor, Rewind Restaurant. Saat itu, ia hanya ditemani dengan lilin yang masih bercahaya dan dua tempat makan yang belum tersentuh.Hari itu, merupakan hari berakhirnya hubungan mereka. Dan akhirnya antara Nanda dan Asia bukan lah sebatas hubungan antara kekasih melainkan hanya teman.“Sebenarnya gue nih mau minta kepastian atau apa sih. Bodoh banget sih gue malah buat acara kayak gini,” kata Nanda sambil memukul – mukul kepalanya.Ia kesal kenapa hubungan asmaranya menjadi seperti ini.Ia juga menyesal kenapa dia langsung menerima gadis itu, padahal sudah jelas di hatinya masih ada Dylan. Dan bodohnya lagi Nanda malah membuat gadis itu semakin menjauh dari dirinya. Padahal dia sudah berusaha sekuat mungkin untuk mendekati gadis itu, tetapi kini usaha itu dibuang dia – sia. Dan hari ini adalah hari berakhirnya hubungan antara Asia dan Nanda,Tetapi di sisi lain, dia mu
Sampai makanan utama datang, Nanda masih berani mengenggam tangan wanita yang disukainya itu, Asia. Ia mulai menatap gadis itu rapat – rapat sampai membuat Asia menjadi salah tingkah. Tapi bukan seperti gadis lain yang pipinya berwarna merah karena malu, Asia tidak seperti itu. Asia masih bingung bagaimana caranya dia harus merespon pria yang ada di hadapannya saat ini, masih canggung rasanya. Bahkan mereka jarang sekali berkencan dengan suasana yang romantis seperti saat ini. Kata romantis mungkin ini sudah kelewatan dan lebih dari hal yang pernah dilakukan oleh Dylan kepadanya dahulu. Sebelumnya, gadis ini sempat menolak tapi sayangkan alasan itu tidak pernah didengarkan oleh Nanda. Tetapi hanya karena Nanda lah, dia bisa disini sekarang dia juga sudah memohon kepada Asia untuk pergi berkencan bersamanya. Ya, syukur – syukur ini salah satu hal yang dilakukan oleh Asia untuk membalas semua perbuatan baik dari Nanda. Akhirnya Asia pun datang dan lelaki itu mulai meng
“Bulan depan, kamu dapat cuti nggak? Berapa lama?” kata Mama Shita yang mulai menatap anak lelakinya itu. Di sana sudah ada ayahnya yang sedang membaca koran, Rania yang lagi di ruang tamu.“Cuma dua minggu mah, ada apa ya?” tanya Dylan yang masih kebingungan dengan pertanyaan ibunya. Dia mulai menggeser minumannya ke arah tengah.“Kan udah lama kita nggak liburan lagi. Lumayan, kan, kalau dua minggu di buat liburan, supaya kita bisa refreshing bareng,” kata Mama Shita.“Ahh.. iya mah Rania juga setuju,” ujar Rania.“Ihh.. rania kamu mah nggak usah,” ledek papanya.“Papa kok gitu sih,” kata Rania.“Gimana kalau ke Bandung, pasti seru deh!” kata Dylan yang mulai tersenyum dan bersemangat.Ini mah keuntungan Dylan banget, nggak perlu minta tapi dikabulin hehe. Baru saja Dylan mau minta liburan tetapi untung deh liburan bareng ke Bandung. Mana Dylan
“Sibuk banget, sih, nggak kangen apa sama gue,”Rico hanya tersenyum kecil saja. Terlihat disana ada seorang gadis yang sudah rindu ingin bertemu.“Ya ampun gue mah sibuk kuliah. Nggak kayak lo galaunya sampai ke luar negeri. Nggak sekalian sampai Afrika supaya dia nggak bisa nyariin lo?”Nafisah hanya bisa mengalihkan pandangannya. Bisa nggak sih, Rico tuh diam nggak usah bawa – bawa Dylan. Padahal kan sekarang enaknya mengumpulkan foto buat di unggah ke medsos.“Males banget gue lah gue usah dibahas! Bikin gue nggak mood makan, nih,”Rico bisa mengetahui seperti apa raut wajah dari Nafisah saat ini. Pasti dengan bibir manyun wajah kesal hingga keringat dingin. Pasti lucu banget dan nggak sabar untuk ketemu sama Nafisah.“Gue kangen lah sama lo, masa nggak kangen. Tapi kangenannya nanti lagi ya gue mau ujian tahu,” keluh Rico.Nafisah hanya tersenyum saja, sekarang h
Asia baru putus dengan Nanda..Ehh?Kok putus, sih? Ya bukanlah..Ini harus diperbaiki, nih. Bukan putus, sih, sebenarnya karena emang nggak pernah pacaran sama Nanda. Tapi kan, ya, hanya pura – pura demi melupakan Dylan. Tapi ya sayangnya hati Asia sudah terlanjur sayang sama Dylan.Ya, sejak berakhirnya hubungan antara Nanda dan Asia, Asia harus menjomblo kembali seperti dulu. Tapi kali ini lebih nyaman karena sudah nggak ada lelaki yang mendekati Asia, sekarang juga sudah tidak ada wajah menyebalkan seperti Dylan. Dan satu lagi Nanda yang paling sabar dan selalu menuruti permintaan Asia walaupun sekarang hanya tinggal kenangan saja.Sekarang ia lebih memilih untuk fokus dengan pekerjaannya saja. Pagi hari sampai menjelang malam dia harus kerja dan malam harinya bisa istirahat atau mengerjakan apa yang disukainya saat ini. Sampai akhirnya dia berhasil melupakan sosok yang masih dicintainya sampai saat ini yaitu Dylan.Bahkan pemuda i
Perlahan – lahan Dylan mulai melupakan kehadiran dari Asia, ia mulai bisa sedikit beristirahat sejenak. Walaupun dia tahu masih ada satu gadis lagi yang masih menjadi misteri, Nafisah Larasati. Ia tahu dulu dia dan Nafisah pernah menjalin hubungan rumah tangga, tetapi kini ia hanya ingin berdamai dengan wanita ini.Hanya Nafisah Larasati yang belum bisa dihilangkan dari hidupnya sekarang.Wanita ini pernah menjalin hubungan percintaan dengannnya, saat ini masih berstatus sebagai menghilang secara tiba – tiba. Kalau boleh ingin rasanya meminta bantuan orang lain, tetapi sekarang dia hanya sendiri di sini. Tapi kalau dipikir – pikir mencari seorang diri di sebuah provinsi yang luas itu tidak mudah.Dibandingkan Indonesia NTT memang lebih kecil tapi itu juga luas kalau dicari seorang diri.Ahh.. sekarang dia kebingungan ingin mulai dari mana, bahkan dia tidak memiliki jejak terakhir dari Nafisah.Orangtuanya pun pasti sibuk dengan di
“Bisa nggak sih, sehari nggak usah nyusahin gue gitu!” degus Ardi yang baru saja datang bersama sang kekasihnya. Cowok itu sedang menemani pacarnya belanja di Mall saat Dylan mulai meneleponnya.”Lo jadi temen nggak tahu waktu banget, gue lagi pacaran masih aja diganggu. Untung temen, kalau bukan temen, udah gue tendang lo ke Afrika!” katanya sambil meletakkan barangnya.“Hai kak Natasha, cantik banget,” goda Dylan yang sengaja memanasi hati Ardi yang justru meliriknya dengan sinis saat Dylan menggoda kekasihnya, Natasha.“Hilih..malah goda-godain pacar gue lagi! Pergi aja lo kudanil!” kata Ardi yang langsung beralaga posesif saat di depan pacarnya. Sedangkan Natasha hanya tersenyum saja saat melihat tingkah mereka berdua.“Lo tumben datang kesini, pasti ada maunya,” Ardi mulai duduk di kursi sofa hitam sedangkan Dylan berada di ujung kanannya. Ia juga meminta pacarnya untuk duduk di samping kirinya yang
“Btw ya lo mau gue bantuin apa nih sekarang?” tanya Ardi yang masih kebingung dengan bantuan yang dimaksudkan oleh Dylan.“Itu lho buat hubungin teman Nafisah,”Setelah mengetahui alasannya, Ardi masih bingung kenapa harus dia yang menghubungi temannya Nafisah. Bukannya itu urusan Dylan, lebih baik Ardi tidak usah ikut campur dengan hubungan mereka. Kenyataannya Dylan meminta bantuan kepada Ardi, karena hanya Ardilah yang belum diketahui oleh Rico dan Nafisah.“Lah apa urusannya sama gue? Gue juga nggak ada hubungannya sama mereka,”“Justru bagus kalau nggak kenal. Kan bisa gampang urusan gue nanti,”Ardi masih tidak mengerti dengan perkataan Dylan.Ah.. tapi ya sudahlah.Lalu Dylan mulai menyusun rencana dengan detail agar tidak ada kesalahan yang dilakukan oleh mereka berdua. Seolah sepertinya ini adalah masalah yang serius layaknya perang dunia ketiga.Ardi mulai mendengarkan p
Asia hanya bisa terdiam!Ia hanya ingin tahu bukan hanya dia yang mencintai pemuda itu. Dia hanya menginginkan pemuda itu juga mencintainya tetapi sayangnya itu tidak terjadi. Lagian Dylan susah banget, sih, ngomong cinta aja gengsinya setinggi langit.“Bodoh!” batinnya. “Bodoh banget sih lo, Dyl!”Asia mulai berdiri dari tempat tidurnya, dia ingin menutup pintu yang sengaja dibuka lebar oleh Dylan. Tetapi saat ingin keluar, tak sengaja tubuh mereka saling bertabrakan hingga jatuh ke lantai.“Duhh..”Lalu Dylan datang menghampiri gadis itu untuk mencari tahu apakah ada yang terluka. “Kamu ada masalah?”“Ehemm..jangan bikin baper kenapa bang! Kasian tahu kalau cinta mah perjuangin kali,” katanya.Dylan ingin sekali memberikan pelajaran kepada adik tercintanya ini.“Bodoh banget sih bang. Kalau cinta itu ya diperjuangin bukan malah ditinggalin, parah banget lo udah
Hufft!Si Asia ada ada aja kalau lagi galau. Masa masalah jendela aja sampai teriak - teriak, untung nggak rusak kuping bang Rizky. Coba kalau bermasalah gimana, gue juga kan yang repot. Batin Rizky.“Ehh.. gelap banget sih kok ditutup segala. Kan gue minta tadi dibuka bang?” protes Asia yang berteriak kencang dari tadi.“Ehh abangg,” erang Asia dengan suara bangun tidur khasnya.”Ya ampun dimintain tolong kayak mau minta hutang aja,”Asia mulai kesal dengan tingkah laku abangnya, dia mulai membuka matanya perlahan - lahan. Lalu dia tidak menyangka kenapa ada Dylan, pria yang disukainya selama ini. Apakah ini nyata atau fiksi?Asia mulai menyadarkan diri, apa mungkin ini mimpi? Dia lalu mengerjapkan matanya kembali dan pandangannya tetap sama itu Dylan.“Kaa..kamu kenapa?”Kata Dylan yang seolah memberikan hipnotis kepada Asia, ia tahu pemuda itu memang masih ada di kamarnya. Mata Asia se
Dylan langsung jalan perlahan – lahan ke kamar Asia. Ya, seingetnya kamar Asia memang ada di atas. Dulu, dia sama Asia sering mengobrol di kamar Asia entah itu membicarakan pekerjaan atau membicarakan hal yang lainnya. Sudah lama sekali, ia tidak berkunjung ke kamar gadis itu.Dia mulai memutar kenop pintu kemudian membuka kamar Asia perlahan – lahan. Kamarnya terlihat seperti biasa, dengan jendela yang masih terbuka lepat.Dylan hanya bisa tersenyum saja lalu memandang gadis itu di tempat tidur. Sudah tahu lagi sakit, bandel banget sih!Ia lalu mulai berjalan dan ingin menutup jendela kamar Asia. Lalu dia tidak sengaja melihat gadis itu sedang tertidur lelap layaknya seorang puteri.Cantik sekali!Memang cantik sekali gadis itu, jadi wajar saja kenapa Dylan bisa terpesona dengan wajah cantiknya. Tetapi dia tidak sengaja melihat Asia sedang memeluk sebuah benda, benda yang sepertinya dikenalinya.Boneka doraemon.Iya, bone
Dylan yang masih khawatir dengan kondisi Asia, dia langsung masuk saja melewati Rania dan pacarnya yang masih memakan potongan mangga yang sempat diberikan oleh abangnya Asia. Disana ia masih melihat Asia sedang terbaring lemas di kasurnya, sedangkan Rania asik berpacaran dengan kekasihnya.Kok bisa sih dia asik bermesraan di depan orang yang lagi sakit!“Bang Rizky kemana sih?” katanya. Sejak mendengar ucapan Dylan, keduanya langsung terkejut dan mulai berjauhan antara satu sama lain.“Aa..an.u..di ruang tamu bang,” kata Denny yang mulai terbata – bata.“Heh.. jangan deket – deketan belum halal kalian tuh. Jangan sampai kalian nikah duluan sebelum gue sama Asia nikah dulu, inget ya gue nggak kasih lampu hijau nanti,” kata Dylan yang mulai meninggalkan mereka berdua.Setelah kepergian Dylan, mereka berdua mulai terlihat rona merah di pipinya. Tak hanya itu, mereka pun mulai memberikan ucapan kesalnya.
“Ma, suapin dong,” Dylan mulai membuka mulutnya dan sang mama mulai memberikan suapan salad buah yang baru saja dibuat.“Ihh curang banget, papa juga mau,” kata sang Papa yang cemburu melihat kedekatan antara Dylan dan sang mama.Subhanallah sudah pada besar, manjanya nggak hilang – hilang. Untung aja Mama Shita ada kalau enggak bisa berantem kali.“Tuh ada di meja jangan manja,” kata Mama Shita yang kembali memberikan sepotong salad kepada anaknya. Sedangkan Dylan merasa menjadi tuan rumahnya saat ini dan hanya memberikan senyuman kecil kepada papanya.“Nyebelin banget kamu dyl, lihat aja nanti awas aja,” kata Papa yang mulai kesal dengan tingkah laku anaknya itu.Saat ingin mengunyah salad itu, tiba – tiba telepon dari adiknya pun berdering. Setelah mendengar panggilan itu, Dylan jadu khawatir apa yang terjadi dengan adiknya, Rania.“Ehh, kamu kenapa?”“Se
“Eh kak Asia kenapa kok jadi kurus kering gini sih?” kata Rania yang terkejut melihat Asia sedang terbaring lemah.Asia masih terbaring lemah dengan mata panda hingga tubuh yang mirip seperti lidi. Ia hanya bisa mendengar pembicaraan gadis itu, tanpa mimik wajah yang jelas ia hanya tersenyum. Coba deh kalau Dylan menerima gue, nggak bakal kayak gini nih jadinya! Batin Asia dalam hati.“Tahu nggak kak? Aku sudah lama banget nggak ketemu kakak, kangen aja gitu,” Rania yang mulai mengelus – elus badan Asia. Sedangkan pacarnya hanya bertugas untuk mengantarinya saja hari ini.“Oh iya, kemarin aku habis jalan – jalan lho dan kebetulan habis ketemu makanan kesukaan kakak. Nanti harus dimakan ya nggak boleh kayak gini kurus banget”“Permisi gadis yang cantik, hari ini udah waktunya Asia untuk minum obat. Diminum ya adik aku tercinta, Asia Armelina,” kata Abangnya dari kejauhan yang mulai menghampiri mer
“Tumben banget sudah rapi pagi – pagi, mau kemana?” kata Mamanya yang lalu melirik ke anak bungsunya itu. Sedangkan sang Papa yang masih sibuk dengan laptopnya sendiri untuk mengerjakan pekerjaan kantornya.“Ini lho kebetulan kemarin aku nggak sengaja lihat makanan kesukaan kak Asia. Dan kebetulan aku mau beliin,” katanya sambil membawa – bawa oleh – oleh makanan itu. “Boleh kan, Ma? Kebetulan kan sudah lama nggak ketemu kak Asia jadi kangen,” Iya, sudah lama sekali mereka bertemu mungkin terakhir mereka bertemu saat Asia masih bersama dengan Dylan. Ya, dan di saat itu juga dia mulai kehilangan teman. Bukan sebagai teman kakaknya, melainkan teman sehari – hari yang selalu bersama Asia. Sekarang ia sadar, semuanya pasti akan berubah dan hanya menunggu waktunya saja.Dylan yang sejak tadi mendengar kata Asia hanya bisa diam saja dan melirik. Sudah lama memangnya dia tidak berjumpa dengan gadis itu. Ya, itu justr
Kini Mama Asia mulai kebingungan, ia tahu ada beberapa pria yang bersama dengan Asia dulu sebut saja Dylan dan Nanda.Tak hanya Mama Asia yang kebingungan bagaimana menanggapi anaknya, Asia Armelina. Mama Dylan pun sama seperti itu, ia hampir kehilangan cara bagaimana menasihati sang anak, Dylan Jalaludin Akbar.Padahal dulu Dylan sering sekali bercerita tentang apapun yang terjadi di hari itu. Mulai dari cerita bahagia, sedih, galau tetapi kini yang didapatkan oleh Mama Dylan hanya kehampaan belaka. Anaknya sudah berubah drastis 100 persen, entah apa yang harus dilakukanya saat ini.Sedangkan sang anak, Dylan masih saja mengaduk – ngaduk mienya di mangkuk. Sedangkan tatapannya hanya kosong seperti sedang ada masalah. Ya, kalau gini jadinya mienya bisa jadi surut kan?Perempuan setengah abad itu hanya bisa membuang napasnya. Sekarang mie rebus itu sudah layaknya seperti mie yang dicincang – cincang. Dan rasanya pasti sekarang sud
Liburan hari ini sepertinya menjadi hari – hari yang menakutkan bagi seorang Asia. Asia yang dulu ceria, bersemangat dan selalu mewarnai hari – harinya itu sudah tidak terlihat lagi. Melainkan beberapa hari ini dia selalu memberikan wajah yang murung dan seperti tidak memiliki semangat untuk hidup. Tak hanya itu, ibunya juga pernah melihat saat Asia membersihkan lantai. Malah kain pelnya yang tidak dikeringkan, alhasil semua lantai tidak ada satu pun yang kering malah basah semua seperti air yang sengaja ditumpahkan.Air – air kain pel itu menyebabkan sang ibunda hampir jatuh. Abang dan ayahnya sampai kebingungan ada apa dengan Asia yang sebenarnya.Tak hanya itu, dia juga mulai membantu sang ibu untuk belanja ke pasar. Tetapi dia selalu pulang terlambat, entah kemana. Mama Asia langsung kebingungan tak biasanya anaknya pulang terlambat. Padahal dulu kalau pulang dari tempat manapun selalu cepat.Tetapi yang didapatkannya sekarang, hanya rasa p