Bayu masih di depan ruang operasi. Sang ibu mengalami serangan jantung mendadak dan harus dioperasi secepatnya. Dia benar-benar merasa bersalah karena telah membuat ibunya kembali sakit dan kini harus berjuang mempertaruhkan nyawanya di meja operasi. Padahal ibunya belum lama pulang dari rumah sakit. Kini harus kembali merasakan sakitnya pisau bedah karena perbuatannya yang membangkang.
Sejak tadi Lea memperhatikan Bayu yang begitu tidak tenang dalam duduknya. "Pergilah ke mushola dan berdoa untuk keselamatan nyonya daripada kau mondar-mandir seperti setrikaan seperti itu. Bikin pusing kepala saja!" Sungut Lea merasa kesal dengan tingkah Bayu yang amat menyebalkan baginya.
Tampaknya Lea masih menaruh dendam kepada Bayu yang sudah mengatakan bahwa dirinya sebagai gadis pembawa sial. Dia begitu sensi pada lelaki dewasa yang kini menatap tajam kepadanya.
"Eh, begitukah sopan santunmu kepada orang yang sudah memberimu makan dan tempat tinggal serta gaji yang besar?" tegur Bayu yang merasa tidak nyaman dengan sikap yang menurutnya kurang ajar.
"Cih, aku makan dan tinggal di rumahmu karena aku bekerja dan memberikan jasa padamu. Hubungan di antara kita adalah hubungan mutualisme. Saling menguntungkan satu sama lain. Disini, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah!" Sahut Lea tetap dengan pendiriannya yang tidak ingin direndahkan oleh Bayu yang merasa hebat karena sudah bisa menggaji dirinya.
"Cih, Kau kira hanya kau saja yang bisa bekerja di rumahku? Jika aku mau, aku bisa mempekerjakan 10 orang sepertimu di rumahku. Jangan sombong kamu!" Sengit Bayu yang sudah mulai jengkel dan kehilangan kesabaran dengan kelakuan Lea yang gak mau hormat dan tunduk padanya.
Lea malah terkekeh mendengar perkataan Bayu yang menurutnya amat lucu. "Buktikan saja apa yang kau katakan! Eh, paling mereka hanya tahan satu bulan dua bulan. Ya kan?" sinis Lea sambil mengalihkan pandangannya dari Bayu.
Lea bukanlah type gadis yang akan diam saja ketika ditindas oleh seseorang. Bayu seketika kesulitan menelan salivanya sendiri. Pasalnya dia sangat sadar dengan apa yang dikatakan oleh Lea.
Menghadapi kedua anaknya yang sangat nakal dan ibunya yang sakit-sakitan. Hanya bisa berbaring di kasur dan harus selalu menggunakan kursi roda untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari. Memang tidak banyak orang yang mampu menjalankan tugas itu. Selama dua tahun ini Lea sudah bekerja dengan sangat baik dan Bayu mengakui kinerjanya.
"Kicep kan? Makanya jangan sombong!" Ucap Lea yang langsung berdiri ketika melihat dokter yang keluar dari ruangan operasi.
Bayu pun kemudian mengikuti Lea dan mendekati sang dokter untuk bertanya keadaan ibunya. "Dokter Bagaimana keadaan ibuku?" tanya Bayu dengan khawatir.
Sang dokter menghela nafas dengan begitu berat karena tak tega menyampaikan hasil operasinya yang bisa dikatakan gagal. " Maafkan saya tuan Bayu kami sudah berusaha sebaik mungkin untuk kesehatan ibu anda. Tapi, semuanya kembali kepada Tuhan yang menentukan kehidupan manusia. Silahkan anda menemui ibu Anda sebelum tuhan memanggilnya!" Ucapnya sambil menundukkan kepala karena prihatin dan merasa bersalah karena sudah gagal menjalankan operasi itu.
"Apa kau bilang! Dokter brengsek! Siapa kau yang berani menentukan kehidupan seorang manusia, hah? Siapa!!" Bayu yang sedang merasa resah tentang keadaan ibunya, tidak bisa lagi menahan emosinya yang sejak tadi dia tahan, sehingga langsung menonjok dokter tersebut dan membuat keributan di sana.
Lea langsung menenangkan Bayu yang tampak kalap karena kabar buruk yang disampaikan oleh dokter itu yang sekarang sudah ditangani oleh rekan kerjanya. "Tuan, Kenapa anda sebagai orang berpendidikan hanya bisa menggunakan bogem dalam menyelesaikan masalahmu? Nyonya pasti akan kecewa melihat kelakuan Anda ini!" Tegur Lea sambil berlalu dari hadapan Bayu menuju ruangan di mana Sulastri berada.
Wanita berusia 60 tahun itu terlihat begitu lemah dan menunggu kedatangan Bayu sebelum dia menghembuskan nafasnya yang terakhir. "Mama!" Bayu langsung menghambur ke dalam pelukan ibunya dan terus-terusan minta maaf atas kesalahannya yang sudah membuat ibunya sampai berada di titik saat ini.
"Maafkan Bayu yang sudah membuat Mama berada di sini. Maafkan Bayu!" Bayu memeluk Sulastri dengan air mata yang berderai di pipinya. Hatinya sakit dan belum siap untuk kehilangan Ibu tercinta.
Sulastri terlihat hendak berbicara tetapi amat kesulitan. "Bayu, penuhilah permintaan Mama untuk yang terakhir kali. Tolong kau menikah dengan Lea. Jadikan dia sebagai istrimu sehingga kalian ada yang menjaga. Mama bisa pergi dengan tenang jika Lea yang jadi istrimu! Mama mohon!" Ucap Sulastri dengan susah payah. Wanita tua itu terus menyentuh pipi putranya yang amat dia sayangi.
"Maafkan Mama yang sudah membuat hidupmu sekarang seperti ini. Pasti karena Nita yang tidak menyukai mama, makanya dia berselingkuh darimu. Maafkan mama. Mama sungguh berdosa kepadamu dan juga anak-anak kamu. Maafkan mama!" Sulastri begitu kepayahan untuk bisa menyampaikan pesan-pesan terakhirnya kepada Bayu.
Bayu menangis terisak melihat ibunya yang di ujung usianya. Wajah beliau bahkan sudah begitu pucat dan nafas yang terengah. "Nyonya, beristirahatlah! Tolong jangan mengatakan hal-hal yang berat. Nyonya pasti bisa keluar dari rumah sakit seperti sebelumnya. Saya percaya Nyonya wanita yang kuat dan hebat!" Bahkan air mata sudah mengalir dari pipi Lea karena merasa begitu sedih akan kehilangan wanita yang sudah begitu baik padanya.
Selama dia bekerja di kediaman Sulastri dia tidak pernah merasa diperlakukan seperti layaknya seorang pengasuh. Sulastri begitu memuliakannya. Walaupun dia hanya pegawai rendahan di rumah itu. Wanita tua itu selalu memperlakukannya seperti cucunya sendiri dan memberikan kehidupan yang baik kepada Lea yang selama ini sebatang kara.
"Lea, berjanjilah padaku untuk menikah dengan putraku yang malang ini dan mempertahankan pernikahan kalian walau apapun yang terjadi. Nenek mohon!" Pinta Sulastri dengan nafas yang terengah-engah.
Bayu dan Lea saling menatap satu sama lain. Hati keduanya mencelos melihat keadaan Sulastri yang sangat memprihatinkan. Dari liar tiba-tiba saja masuk seorang gadis yang tampaknya baru saja pulang dari kampusnya kalau dilihat dari penampilannya. Dia adalah Farida yang merupakan adik kandungnya Bayu.
"Mama bicara apa sih? Kenapa sembarangan sekali meminta Kak Bayu untuk menikah dengan pengasuh rendah seperti dia?" protes Farida yang merasa tidak suka dengan keinginan ibunya.
Bayu melotot sempurna melihat kelancangan adiknya terhadap ibu mereka yang sekarang sedang berjuang melawan maut. "Farida! Kau diamlah! Sebelum kau menyesali apa yang kau lakukan pada Mama kita!" Tegur Bayu sambil melotot ke arah Farida yang merasa kesal kepada kakaknya.
Farida melirik ke arah Lea yang sejak tadi hanya menunduk dan tidak menanggapi perkataannya Yang selalu merendahkan dia. Pada dasarnya Lea sudah terbiasa dengan karakter Bayu maupun Farida yang 11 12. Sama-sama menyebalkan dan sangat sombong. Entah kenapa mereka berdua memiliki sifat yang bertolak belakang dengan Sulastri yang begitu baik dan sayang padanya.
"Kau pikir aku mau menikah dengan kakakmu? Ya Tuhan!! Masih begitu banyak lelaki perjaka yang tampan dan lebih segalanya dari kakakmu yang duda lapuk itu! Astaga!" Jawab Lea yang merasa jengkel luar biasa dengan perkataan Farida yang sudah menyakiti harga dirinya.
Bayu melotot sempurna mendengar perkataan leak yang begitu berani terhadapnya. "Kau.. Kau!! Apa sudah bosan hidup hah?" Bayu mengepalkan kedua tangannya di hadapan Lea yang begitu berani menantangnya.
Atensi mereka berdua teralihkan ketika mendengar Sulastri yang menangis. "Mama hanya mempunyai permintaan terakhir pada kalian. Tapi tampaknya Mama tidak begitu penting sehingga kalian tidak ingin mewujudkan permintaan terakhir itu. Ya Allah! Betapa gagalnya hamba dalam hidup ini! Lebih baik kau cabutlah nyawa hamba sekarang. Supaya mereka semua bahagia!" Isak Sulastri dengan terus memukul dadanya yang terasa begitu sakit dan sesak.
Karena monitor yang terus berbunyi, gegara kondisi Sulastri yang mulai drop kembali dokter pun berdatangan bersama suster. "Apa yang sudah kalian lakukan kepada pasien? Kenapa kalian membuat pasien begini? Apakah begitu sulit untuk memenuhi keinginan terakhir dari ibu kalian? Sungguh anak-anak durhaka yang sangat mengecewakan!" Dokter pun kemudian mengusir mereka semua untuk keluar dari ruangan itu.
"Pergi Kalian semua kami harus segera menyelamatkannya!" Dokter tampaknya begitu kecewa kepada Bayu maupun Farida yang tetap bersikeras untuk menolak keinginan Sulastri penghujung usianya.
Bayu akhirnya menerima permintaan ibunya untuk menikah dengan Lea. Walaupun awalnya Bayu menolak dengan keras karena tidak memiliki rasa cinta kepada Lea. Rasa cintanya kepada ibunya akhirnya mengalahkan segalanya. Mereka menikah sebelum Sulastri menghembuskan nafas yang terakhir.
Disaat terakhir Sulastri menghembuskan nafasnya yang terakhir, dia tersenyum setelah melihat ijab qabul antara Lea dan Bayu. Berbeda dengan pasangan baru yang menikah karena keterpaksaan itu, mereka sama-sama cemberut dan kesal. Bayu bahkan menolak untuk mencium kening Lea ketika diminta oleh penghulu setelah Ijab sah selesai. Lea tidak masalah sama sekali dengan hal itu karena dia juga tidak ingin disentuh oleh Bayu yang tidak dia cintai. Dia juga menikahi Bayu karena keterpaksaan. Dia merasa kasihan dan tidak tega kepada Sulastri yang memohon kepadanya untuk mau menikah dengan anaknya yang sudah menduda 8 tahun lamanya. 'Nasibku memang sial, karena terpaksa menikah dengan duda lapuk yang masih belum move on dari mantan istri dia,' batin Lea dengan lemas saat dia melirik Bayu yang memandangnya dengan sinis."Kakak kenapa mau aja disuruh oleh Mama untuk menikahi gadis miskin ini? Kenapa kak?" protes Farida pada Bayu yang terlihat begitu frustasi dengan kelakuan adiknya itu. Bisa-bisa
Lea sadar kalau pernikahannya dengan Bayu tak akan mudah, melihat suaminya yang masih belum bisa lepas dari kehilangan ibunya dan belum bisa move on dari bayang istri pertama yang telah mengkhianatinya dengan kejam."Kamu boleh memilih untuk tidur di kamarmu yang dulu atau di kamar tamu. Terserah padamu. Bagiku yang penting kamu tidak boleh masuk ke dalam kamarku. Aku paling ga suka ada orang lain yang lancang dan mengganggu privasiku. Paham kamu?" tegas Bayu dengan menatap tajam ke arah Lea yang sejak tadi tak sabar untuk segera istirahat.Lea langsung pergi saja tanpa merespon apapun yang dikatakan oleh Bayu. Tapi Bayu langsung menarik tangannya ketika melihat dia masuk ke dalam kamar utama. "Kamu ga denger apa yang aku katakan tadi? Kamu silahkan pilih tidur di kamarmu yang dulu atau di kamar tamu. Bukan di kamarku!" Sentak Bayu dengan suara menggelegar di tengah malam buta. Lea menyenangkan tangan Bayu dan mengacuhkan sama sekali apa yang dia katakan. "Kamu? Benar-benar sangat be
Tok tok tokSuara ketukan pintu diluar kamarnya mengagetkan Lea yang masih merasakan dilema saat ini. Jika dia bangun dan diam saja saat tahu dirinya ada dalam pelukan Bayu, pasti lelaki itu akan kegedean rasa, mengira dirinya mengharap sentuhan suaminya. Tapi kalau ributpun dia pasti malu mengingat mereka sudah sah sebagai suami istri.'Duh, gimana ini?' batin Lea masih berusaha untuk tetap pura-pura tidur. Dia sebenarnya merasa sesak karena lengan kekar Bayu yang melingkar di pinggang rampingnya dengan begitu nyaman, 'aih, dasar duda lapuk! Bilang jangan dekat-dekat malah dia yang main nyosor kek gini. Bikin aku kesulitan nafas kek gini, gimana ini?' keluh Lea dalam hati.Tok tok tok"Kak Bayu, bangunlah! Kenapa sudah siang belum juga pada keluar sih? Kak Bayu!" Teriak Farida yang sudah tidak sabar menunggu seseorang membuka pintu kamar sang kakak tercinta. "Kak Bayu, apa pengasuh itu membuat kamu ga bisa tidur semalam?" tanya Farida yang mulai kesal.Bayu yang merasa terganggu den
"Apa benar kalau Mas Bayu sudah menikah lagi? Dengan siapa?" tanya Nitha pada Farida yang hari itu menelponnya."Ya, Mbak! Nyebelin banget sih. Padahal aku kan berharap banget mas Bayu bisa rujuk sama Mbak. Mama menyebalkan banget. Mau meninggal aja bikin rusuh hidup anaknya. Kesel banget aku tuh Mba!" Adu Farida dengan suara manjanya. Lea yang kebetulan lewat di depan kamar Farida tanpa sengaja mendengarkan percakapan mereka berdua karena pintu kamar yang memang tidak tertutup rapat. Entah disengaja atau memang lupa karena terlalu asyik mengobrol dengan Nitha yang sejak dulu amat dipuja dan disayangi oleh Farida."Kamu kenapa ga suka sama istri baru Mas Bayu? Bukannya itu bagus ya, si kembar jadi ada yang mengurus?" tanya Nitha masih biasa saja menanggapi perihal pernikahan Bayu, mantan suaminya yang sudah bercerai dengan ya 8 tahun yang lalu."Ih, bagus apaan? Dia itu cuma anak panti asuhan yang tidak memiliki orang tua. Dia itu pengasuh mama dan si kembar. Mama yang sudah memaksa
"Apa kabar kamu, Mas? Lama sekali kita tak bertemu." Nitha mengulurkan telapak tangannya untuk bersalaman dengan Bayu.Bayu hanya melengos pergi sambil menggandeng tangan Lea dengan mesra tanpa perduli pada Nitha yang auto pucat wajahnya. , Lea tentu saja kaget dengan kelakuan Bayu yang tidak diduga sebelumnya, "Sayang kita pindah mall aja ya? Disini banyak lalat soalnya, Mas ga suka!" Bisik Bayu di telinga Lea tapi masih bisa didengarkan oleh Nitha dan Farida.Nitha meremas telapak tangannya dengan kesal. Dia merasa sakit hati karena Bayu menyamakan dirinya dengan lalat. Apakah Bayu sebenci itu padanya sehingga tidak ingin berada di satu tempat bersamanya? Nitha merasakan tubuhnya begitu lemas karena harapan untuk bisa rujuk kembali seakan tertutup rapat.Sebenarnya Nitha sudah berpisah dengan suaminya yang baru karena mendapatkan sang lelaki yang berselingkuh dia sengaja pulang ke Indonesia karena ingin kembali merayu Bayu yang dia kira masih menunggu dirinya. Tidak disangka setelah
"Kenapa kamu bersikap begitu kasar kepada mantan istrimu?" tanya Lea ketika mereka sudah berada di dalam mobil.Si kembar tampak sudah terlelap di kursi belakang. Mereka kelelahan setelah berjalan-jalan di mall seharian demi mendapatkan kostum yang akan mereka gunakan di acara sekolah."Itu bukan urusanmu! Kamu tidak usah merasa geer karena masalah tadi. Aku hanya tidak mau kalau Nitha kembali masuk ke dalam hidupku. Aku ga akan pernah mengizinkan wanita itu untuk mendekati kedua anakku." Jawab Bayu dengan dingin.Lea sebenarnya ingin mendebat suaminya. Tetapi dia melihat raut wajah Bayu yang begitu lelah dan kesal. Dia akhirnya memilih untuk diam dan tidak menanggapinya lagi. Tapi Lea sesekali melirik ke arah Bayu yang begitu fokus dengan jalanan. Lea tidak mengetahui bagaimana masa lalu mereka. Akan tetapi, melihat si kembar yang tampak begitu asing dengan Nitha, dia bisa tahu bagaimana Nitha memperlakukan mereka di masa lalu."Kenapa si kembar tidak mengenali ibunya sendiri?" "Buk
Bayu tak pernah anggap Lea sebagai istri. Dia selalu memperlakukan Lea sebagai pembantu ataupun pengasuh anaknya. Tapi hari ini agak berbeda. Entah kenapa begitu. "Apa karena ada Mbak Nitha yang membuatmu mendadak kayak gini? Biasanya kan jahat sama aku!" Bayu mendengus kesal di hadapan Lea, "kenapa serba salah berhadapan denganmu? Aku galak salah, romantic salah, lalu, aku harus bagaimana menghadapi Nyonya Bayu?" tanya Bayu sambil mendekatkan wajahnya kepada Lea yang langsung tersipu.Dari arah ruang tamu, terlihat Nitha dan Farida terus memperhatikan mereka. Farida bahkan hampir saja melabrak Lea kalau seandainya tidak dicegah oleh Nitha. "Sabarlah! Jangan bertindak gegabah dihadapan perempuan itu kalau tidak Kakakmu malah makin ilfil padaku. Kita harus bertindak cepat untuk mengalahkan dia." Pesan Nitha sambil berbisik di telinga Farida yang tak sabar dengan adegan romantis yang dipertunjukkan oleh Bayu pada mereka.Entah kenapa Farida begitu benci dengan Lea. Padahal Lea selama i
Lea tahu kalau dia hanya sedang memperjuangkan sesuatu yang tidak mungkin. Begitu banyak hal yang membuat hatinya terluka dan ingin menyerah dengan pernikahannya bersama Bayu.Seperti hari ini Lea harus mengelus dada saat melihat Nitha yang terus saja berusaha untuk mendekati Bayu dan menggodanya dengan segala cara. "Eh, mereka lagi? Apakah mereka sebenarnya masih saling mencintai? Aku lihat Mas Bayu masih belum bisa melupakan sakit hati dia kepada mantannya itu. Apakah kalau Mas Bayu tahu mantannya sudah bercerai, dia akan kembali padanya? Secara kan, dia sampai ga menikah selama 8 tahun lamanya setelah mereka cerai.' monolog Lea.Sangking asyiknya melamun tentang mereka berdua, Lea sampai tidak menyadari ketika Bayu menghampirinya. "Sayang, kita jalan-jalan yuk!" Tiba-tiba saja Bayu sudah berada di sampingnya sambil merangkul pinggang dan juga bahunya.Deg!!!Lea terpana beberapa saat lamanya. Sejak kehadiran Nitha di dalam rumah itu, Bayu sering sekali membuatnya terkejut dengan ti
Masalah Nitha dulu adalah kelengahan Bayu yang terlalu mempercayai asistennya untuk mengurus segala keperluan Nitha ketika dia berada di luar negeri maupun luar kota. Dari sana Bayu banyak belajar untuk lebih waspada dalam memberikan kepercayaan kepada orang lain. Bayu sekarang melarang karyawan datang ke mansionnya. Semua urusan pekerjaan harus diselesaikan di kantor."Kayaknya kali ini Lea memang sudah sukses menaklukan hati bosku. Bagus juga kalau mereka bisa kembali bersama. Lama-lama, capek juga aku. Jika harus selalu menjadi sasaran tuan Bayu ketika dia marah dan frustasi gegara Lea," lirihnya sambil terus menatap ke arah Bayu yang saat ini sedang berjalan menuju ke arah Lea yang sedang bersama dengan Rahman. Bayu langsung duduk disebelah Lea, mengalungkan tangannya di bahu sang istri tanpa merasa berdosa sama sekali. Bayu juga dengan begitu percaya diri langsung mengambil sendok yang ada di tangan Lea, kemudian menyendokan isinya ke mulutnya sendiri. Lea dan Rahman membelalaka
Pikiran dan hati benar-benar sudah tidak sinkron lagi. Akal sehatnya mengatakan bahwa dia harus meninggalkan Bayu tetapi hatinya menginginkan mereka untuk bersama lagi. Bayu merasa begitu bahagia mendapatkan respon dan kepasrahan dari Lea. Dia merasa yakin jika dirinya memiliki harapan untuk kembali bersama Lea. Dia bisa merasakan ada kesedihan di hati Lea yang disembunyikan darinya . "Aku mencintai kamu, Sayang. Apakah kamu tidak bisa memberikan kesempatan kepadaku satu kali lagi demi calon anak kita?" tanya Bayu di sela-sela ciuman panas mereka.Nafas keduanya memburu. Karena kehabisan nafas saat berciuman tadi. Mereka dikagetkan dengan suara pintu yang sibuk dari luar. Mereka menoleh ke arah samping dan begitu kaget saat melihat petugas UKS yang tiba-tiba masuk tanpa permisi."Ya Allah, maaf sudah mengganggu kalian!! Silahkan dilanjutkan!" Wanita paruh baya itu pun kemudian langsung berpamitan karena tidak ingin mengganggu dua sejoli yang sedang mabuk asmara.Wanita itu rasanya be
"Maafkan kami, pah!" jawab Sakti sambil menundukkan kepalanya.Nitha merasa bahagia sekali dengan apa yang dilakukan oleh kedua anaknya. Dia merasa seperti ada harapan untuk bisa kembali merengkuh rumah tangganya bersama Bayu."Lea, aku mohon padamu! Lepaskanlah Mas Bayu agar aku bisa kembali lagi bersama dia untuk bisa merawat kedua anak kami bersama-sama! Aku mohon, Lea!" pinta Nitha dengan begitu percaya diri.Brakkk!!!!"Hentikan omong kosong kamu, Nitha! Selamanya Aku tidak akan pernah mau kembali padamu. Jangan pernah bermimpi!!" sengit Bayu yang terlihat begitu marah dengan apa yang dilakukan oleh Nitha dengan mempengaruhi Lea untuk meninggalkannyaSemua orang dikagetkan dengan bunyi dari arah samping dan suara teriakan Bayu yang menggelegar memecah kesunyian. Lea sampai terbelalak matanya saat melihat Bayu yang menghempaskan tangannya ke kaca jendela mobilnya hingga retak. Darah segar mengucur melalui sela-sela jarinya."Astaghfirullah Mas! Apa yang kau lakukan?" Lea langsung
Setelah mengetahui keberadaan Lea, Bayu pun mulai beraksi dan membujuk istrinya untuk kembali ke sisinya. Bayu mencoba untuk mengerti kondisi psikis dan mental Lea yang masih labil karena usianya yang masih muda. Bayu yang sudah dewasa tentu harus bisa membimbing istrinya agar lebih terbuka tentang masalah yang menimpa keluarga kecil mereka yang masih seumur jagung. Bayu membujuk Lea untuk mau kembali kepadanya dan kembali menjalankan biduk rumah tangga bersamanya. Lea yang sudah merasa nyaman dan bahagia hidup jauh dari Bayu terus menolak mentah-mentah permintaan itu."Aku tidak mau menjadi duri di dalam hubungan Mas bersama ibu dari anak-anakmu. Pergilah, Mas!! Aku baik-baik saja tanpamu, jangan kawatir!" tegas Lea pagi itu.Lea berusaha untuk tegar dan terus menekan dadanya yang terasa sesak dan sakit setiap kali dia membayangkan perpisahan dengan Bayu. Duda meresahkan yang telah mengusik hatinya sejak pertama kali dia melangkahkan kaki di kediaman keluarga Herlambang."Kamu kenap
Bayu akhirnya mencari informasi tentang Lea dengan bantuan anak buahnya. Bayu merasa bersalah karena membiarkan Lea pergi dari rumahnya begitu saja. "Aku pasti bisa membawa istriku kembali," tekad Bayu kala itu.Bayu mendatangi Panti Asuhan untuk membuat kesepakatan dengan Lea. Lea tak mau kalah dari suaminya yang keras kepala dan arogan. "Kenapa kamu masih belum menyuruh anak buahmu untuk pergi dari Panti Asuhan ini?" tanya Lea kesal.Bayu mendekati Lea. "Kenapa aku harus menyuruh anak buahku pergi dari sini?" tanya Bayu sambil duduk di depan Lea. Tangan Bayu terus mempermainkan rambut Lea yang amat dia sukai.Lea yang merasa kesal dengan kelakuan Bayu pun akhirnya menepisnya dengan kasar. "Lepaskan aku! Pergilah untuk merayu mantan istrimu! Kenapa kau mana membuang waktumu dengan berada di sini? Aneh!" Cecar Lea yang tampaknya masih belum bisa melupakan kejadian yang dia lihat di restoran itu. Hati Lea masih sakit tiap kali ingat hal itu.Bayu tampak mengerutkan keningnya karena tid
Bayu benar-benar merasa tersinggung dengan apa yang dilakukan oleh Lea yang lebih memilih orang lain daripada dirinya yang masih sah sebagai suaminya.Bayu memutuskan untuk mencari keberadaan Lea dengan menggunakan informasi panti asuhan yang dia baca di bus pariwisata tempo hari. Bayu tidak akan membiarkan Lea bertindak sesuka hati dan mempermalukan dirinya sebagai seorang suami."Aku akan memberikan pelajaran kepada pemuda itu yang berani bermain-main dengan istriku. Dia akan tahu siapa itu Bayu Herlambang! Aku gak akan mengizinkan siapapun menyentuh apa yang sudah menjadi milikku!" Ujannya geram.Bayu sebenarnya merasa bingung dengan dirinya sendiri yang merasakan kecemburuan saat melihat Lea yang begitu akrab dengan Rahman. "Apakah aku jatuh cinta pada gadis miskin itu? Ah, tidak! Tidak mungkin semudah itu bagi diriku untuk mencintainya. Pasti ini hanya karena harga diriku yang tinggi dan tidak rela sesuatu yang menjadi miliki untuk orang lain!" sangkal Bayu dengan mata sayu. Dia
"Lea, ayo pulanglah denganku. Aku adalah suami kamu. Kenapa kamu main pergi begitu saja dari rumahku? Apakah aku memiliki kesalahan padamu?" tanya Bayu sambil menatap wajah Lea yang masih saja cuek dan acuh padanya.Lea masih merasakan sakit hatinya ketika mengingat kejadian itu. Saat melihat Bayu yang terlihat begitu bahagia di samping Nitha yang menjadi mantan sang suami. Lea berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis di hadapan Bayu."Lea, aku menunggumu di sana ya. Kasihan juga anak-anak kalau pulangnya lama-lama." Pamit Rahman pada Lea.Lea yang merasa tidak memiliki kepentingan apa-apa dengan Bayu, lebih memilih mengikuti Rahman. Bayu langsung menarik tangan Lea untuk mengikutinya ke mobil. Bayu merasa kesal sekali dengan kelakuan Lea yang begitu Acuh padanya."Lepas, Mas! Kamu apa-apaan sih? Udah sana! Kumpul saja bersama dengan mantanmu dan anak kalian! Aku udah iklas, Mas! Kamu segera urus perceraian kita berdua. Aku ga mau jadi istri kamu lagi!" Cicit Lea dengan hati yang b
Bab 18. Cemburu itu indahBayu yang mengajak jalan-jalan Sakti dan Bima ke sebuah kebun binatang tanpa sengaja bertemu dengan Lea. Disana Bayu melihat Lea yang begitu bahagia mengatur anak-anak panti asuhan bersama seorang pemuda. 'Tampaknya Lea begitu bahagia berpisah denganku. Lalu kenapa aku begitu resah memikirkan dia? Siapa lelaki yang bersama Lea? Apakah karena lelaki itu yang membuat saya memutuskan untuk meninggalkan aku?' monolog Bayu yang merasa cemburu melihat kedekatan istrinya dengan lelaki yang lebih muda dan tampan. Bayu sadar kalau dirinya sudah tak semuda dulu lagi apalagi dia sudah memiliki dua orang anak. Wajar kalau Lea tidak menerima pernikahan mereka. Apalagi permasalahan Nitha yang seperti menjadi duri di dalam rumah tangga mereka. Tapi Bayu dan Lea sudah pernah menghabiskan malam bersama sebagai suami istri. Sampai saat ini Bayu tidak bisa melupakannya begitu saja. Sejak malam itu Bayu sudah bertekad akan berjuang untuk rumah tangganya bersama Lea."Pah, buka
Firman langsung menutup teleponnya ketika melihat Bayu yang mendekat. "Kamu menelpon siapa sih? Kenapa terkesan misterius begitu?" tanya Bayu agak heran pada Firman yang langsung grogi dan salah tingkah ketika melihat dia semakin mendekat padanya."Tuan sudah bangun? Maafkan kalau saya terlalu lama menelpon teman saya. Saya kira Tuan masih membutuhkan waktu yang lama untuk tidur dan beristirahat. Saya tahu kalau Tuan terlalu lelah setelah mencari Nyonya Lea seharian ini," Firman berusaha untuk menenangkan dirinya agar Bayu tidak curiga.Firman tampaknya lupa kalau dia belum mengakhiri panggilan telepon bersama Lea. Di Seberang sana, Lea menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara yang bisa membuat Bayui menyadari keberadaan dia di telpon. Lea sebenarnya Ingin menutup panggilan telepon tersebut karena takut pada Bayu. Tetapi entah apa yang sedang merasuki dirinya, Lea masih begitu setia mendengarkan pembicaraan antara Bayu dan Firman.'Apakah benar kalau kau sedang mencariku, Mas? T