Beranda / CEO / Dua Istri CEO / Bab 69 Semakin Salah Paham

Share

Bab 69 Semakin Salah Paham

Penulis: bundaRey
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-27 09:27:34

Brian mengembuskan napas panjang saat Vio melewatinya begitu saja tanpa menyapanya seperti biasa. Gadis itu entah pulang dari mana sejak meninggalkan apartemen sejak tadi.

"Kamu dari mana saja?!" tanya Brian dengan suara tegasnya. Namun, bukannya menjawab, Vio justru masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintu dengan keras. Seolah gadis itu sedang mengajukan protes pada sang suami.

Merasa diabaikan, Brian mengerang kesal. Tangannya mengepal kesal. Masalah datang tak ada habisnya. Dimulai dari Azzura yang tiba-tiba pergi, penculikan Kyra, dan sekarang rumah tangganya sedang tidak baik-baik saja.

"Dosa apa yang telah aku perbuat, Tuhan ...?" Brian menengadah dengan mata yang menatap langit-langit. Lelaki itu sedikit terkaget saat mendengar bunyi pintu kamar mandi dibuka. Vio muncul dengan wajah segar sehabis mandi dan hanya mengenakan bathrobe saja.

Vio yang melihat Brian tengah melihatnya kembali memalingkan muka. Brian pun hanya mendesah kasar. Kenapa wanita selalu sulit untuk dimen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dua Istri CEO   Bab 70 Rapunzel di Atas Menara

    "Kyra mau pulang, Opa ...." Seorang gadis remaja sedang merengek pada sang kakek karena tidak diperbolehkan pergi ke mana pun. Bahkan untuk sekolah pun, Wijaya mendatangkan guru privat ke rumah. Dia sama sekali tidak mengizinkan sang cucu pergi selangkah pun dari rumahnya."Di sini juga rumah kamu, Sayang." Wijaya masih berusaha bersikap lembut pada Kyra. Meski dia terlihat sangat keras di luar, tetapi jika menyangkut anak dan cucunya, Wijaya akan berlaku selembut mungkin. Meski kadang dia harus tetap tegas biar terlihat berwibawa, tetap saja tidak bisa meninggikan suara saat berbicara dengan Kyra."Bukan! Ini bukan rumah Kyra! Ini adalah penjara yang telah Opa buat untuk Kyra!" jerit Kyra protes atas perlakukan Wijaya. Lelaki paruh baya itu meletakkan koran yang dia pegang sedari tadi dan langsung menatap lurus ke arah sang cucu. Meski wajahnya terlihat tenang, tetapi entah kenapa Kyra merasakan aura di sekitarnya mendadak gelap.Gadis remaja itu menelan ludahnya kasar, tubuhnya tiba

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-29
  • Dua Istri CEO   Bab 71 Amarah Brian

    Kyra langsung terduduk saat Wijaya telah benar-benar keluar dari kamarnya. Dia melirik ke arah makanan yang sengaja Wijaya tinggalkan untuk sang cucu. Tanpa sadar Kyra menelan ludahnya kasar. Dia benar-benar lapar, apalagi semalam dia melewatkan makan malam. "Nggak!" Kyra menggeleng pelan. "Aku sedang marah. Aku tidak boleh tergoda oleh makanan itu." Buru-buru remaja itu sadar tentang protes yang tengah dia lakukan. Kyra pun akhirnya memilih untuk memalingkan wajah. Tak ingin kalah dengan rasa lapar yang dia rasakan. Namun, sepertinya cacing dalam perut Kyra tidak bisa diajak kompromi. Kyra memejamkan mata saat mendengar bunyi perutnya sendiri yang menandakan jika saat ini dia benar-benar kelaparan. "Argh ...! Kenapa kamu protes sih? Aku 'kan belum mau makan," keluhnya sembari mengelus perut kecilnya yang semakin mengempes. Meski mulutnya mengucapkan penolakan, nyatanya tangan gadis itu melakukan hal yang sebaliknya. Dia dengan cepat meraih piring yang diletakkan Wijaya tadi. "Maa

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-03
  • Dua Istri CEO   Bab 72 Perselisihan

    Vio yang melihat sorot kemarahan di mata Brian pun mencoba untuk meredam emosi lelaki itu. "Mas ... tenang dulu. Jangan gegabah!" Vio mengelus bahu sang suami, berharap amarah Brian surut. Namun, ternyata hal itu tidak terlalu berdampak buktinya Brian malah semakin terlihat murka."Tenang?! Kamu suruh aku untuk tenang saat tahu anakku di sana tersiksa?!" ucap Brian dengan intonasi yang sedikit tinggi. Matanya yang menyala merah menghujam tajam ke arah Vio membuat wanita itu merasa takut."Bu-bukan gitu maksudku, Mas." Suara Vio bergetar menandakan jika aura Brian benar-benar mengerikan."Aku kira kamu selama ini tulus, ternyata semua itu hanya topeng. Menyesal aku memberikan perasaanku padamu!" Setelah mengucapkan hal itu, Brian berlalu begitu saja dari hadapan Vio. Tidak memberi kesempatan bagi wanita itu untuk menjelaskan kesalahpahaman di antara mereka.Vio meremas dadanya yang sesak karena ucapan Brian. Ternyata lelaki itu belum mempercayainya sepenuhnya. Padahal maksud dia menga

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-05
  • Dua Istri CEO   Bab 73 Masih Kalah

    Vio sedari tadi berusaha menghubungi Brian, tetapi lelaki itu sama sekali tidak menggubris panggilannya. Hal itu tentu saja membuat Vio semakin kepikiran. Dia pun lantas mencoba untuk menghubungi Azzura, tetapi nomor wanita itu malah tidak bisa dihubungi."Mbak Zura ke mana sih?" Wanita itu bediri panik di depan pintu apartemen. Sesekali dia berjalan mondar-mandir seolah berharap Brian agar segera kembali.Setelah menimbang banyak hal, akhirnya Vio memutuskan untuk datang ke kediaman Brian dan Azzura. Dia harus memberi tahu Azzura tentang Brian yang pergi dalam kondisi marah.Dengan naik taksi, Vio tiba juga di rumah besar yang pernah dia tinggali. Meski hanya singkat, tetapi ada banyak kenangan di sana.Karena semua pekerja di sana sudah mengetahui tentang Vio, maka tidak susah bagi wanita itu untuk masuk ke dalam. Saat berpapasan dengan salah satu pelayan, Vio pun menanyakan tentang Azzura. Dan dari sana dia jadi mengetahui tentang pertengkaran Brian dan Azzura. Dia juga mendengar k

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-06
  • Dua Istri CEO   Bab 74 Opa Jahat!

    "Pa! Papa!""Kyra!"Dua bodyguard langsung menangkap Kyra dan membawa masuk ke dalam kamarnya. Hal itu tentu saja membuat gadis itu berontak. Brian yang berusaha melepaskan diri dari beberapa orang, tidak bisa berbuat apa-apa. Tubuhnya terkunci dan sama sekali tidak bisa melepaskan diri. Brian terus berteriak memanggil sang anak yang telah menghilang di balik pintu. Brian heran, kenapa untuk ketemu anaknya sendiri, sesusah itu? Perasaan ini bukan kisah cinta Romeo dan Juliet, kenapa malah lebih rumit dari itu?Pengawal membawa Brian keluar dari rumah itu. Pelayan yang berpapasan dengannya hanya mampu menunduk dan seolah tak melihat apa-apa. Mereka juga kasihan dengan Brian, tetapi mereka tidak bisa melawan perintah Anthony Wijaya."Argh ...!" Brian menendang ban mobil miliknya yang telah berada di luar gedung dengan keras. Amarahnya sama sekali belum reda. Lelaki itu menjambak rambutnya ke belakang, merasa frustrasi dengan keadaannya saat ini. Sang istri pergi dengan lelaki lain, kin

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-11
  • Dua Istri CEO   Bab 75 Siapa Dia?

    Brian berangkat ke kantor dengan perasaan yang lebih baik. Meski dia belum bisa membawa Kyra pulang, tetapi dia yakin Kyra akan baik-baik saja bersama kakeknya. Tidak mungkin Wijaya akan mencelakai sang cucu kesayangan."Jam sebelas ada pertemuan dengan perwakilan dari PT Mekar Mulia. Jam satu nanti ada pertemuan dengan pemegang saham. Jam ...." Risa membacakan jadwal Brian untuk hari ini. Laki-laki itu hanya menyimak dengan pandangan kosong. Entahlah. Raganya memang di sini, tetapi pikirannya entah di mana.Setelah selesai, Risa melirik sejenak ke arah Brian, merasa aneh dengan sikap atasannya yang tidak seperti biasanya."Bapak sakit?" tanya Risa."Memang aku terlihat sakit?" Bukannya menjawab, Brian malah ganti bertanya pada sang sekretaris."Bapak kelihatan pucat. Mau saya buatkan jadwal bertemu dengan dokter?"Brian menggeleng. "Aku nggak papa." Dia mengibaskan tangan di depan wajah. "Sudah! kamu lanjut kerja! Jangan lupa persiapkan materi untuk pertemuan dengan pemegang saham."

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • Dua Istri CEO   Bab 76 Trauma Sarah

    "Jangan sampai hal ini bocor!" Dua orang laki-laki dengan setelan jas mahal berjalan di lorong rumah sakit dengan langkah lebar seolah ada hal penting yang ada di depan sana. "Baik, Tuan." Lelaki yang di belakang hanya bisa mengangguk saat lelaki yang di depannya berbicara. Dia tersentak dan langkahnya langsung terhenti saat lelaki yang di depannya tiba-tiba berhenti.Dia pun melihat ke arah depannya dan ikut menoleh ke arah di mana lelaki di depannya melihat. "Ada apa, Tuan?" tanyanya yang kebingungan karena tidak menemukan hal menarik di sana. Bukan juga melihat orang yang mereka kenal.Lelaki yang dipanggil 'Tuan' menggeleng lantas berkata, "Sepertinya aku melihat seseorang, tetapi ... sudahlah! Mungkin aku salah liat." Lelaki itu kembali melanjutkan langkahnya diikuti pria muda di belakangnya.Namun, baru beberapa langkah, ada seseorang yang memanggilnya. "Pak! Bapak Mark Sutopo!"Lelaki yang ternyata Mark Sutopo itu pun berhenti dan menoleh. Matanya memicing saat melihat lelaki

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-08
  • Dua Istri CEO   Bab 77 Perseteruan Brian-WIjaya

    Bunyi suara ponsel berdering dengan sangat keras hingga membuat kedua manusia yang sedang bergelut dengan kehangatan segera membuka mata. Brian terjaga pertama dan langsung meraih ponsel yang ada di atas nakas. Matanya mengerjap beberapa kali saat melihat siapa yang meneleponnya pagi-pagi seperti ini?Sudah pasti bukan urusan pekerjaan karena Brian membedakan nomor untuk urusan bisnis dan pribadi. Dan yang berbunyi saat ini adalah ponsel yang untuk urusan pribadi.Matanya memicing saat melihat kontak sang mertua yang tertera di sana. Dia sampai mengerjap beberapa kali untuk memastikan jika saat ini bukan mimpi."Siapa, Mas?" tanya Vio sembari merenggangkan ototnya yang terasa kaku karena semalaman memeluk Brian. Brian menoleh ke arah Vio singkat meski setelahnya dia sama sekali tidak menjawab pertanyaan Vio. Lelaki itu mendudukkan diri. Berdehem beberapa kali baru setelahnya dia mengangkat panggilan itu."Halo, Pa."Vio yang tidak mendapat balasan ikut duduk dan membuka telinganya leb

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-09

Bab terbaru

  • Dua Istri CEO   Bab 103 Ending

    Udara terasas berat seolah sisa oksigen di udara hanya tersisa sedikit. Jam dinding berdetak pelan, bunyi setiap detiknya seperti abad. Lima orang di sana saling diam dan terkurung dalam pemikirannya sendiri.Pada sofa panjang, duduk Anthony Wijaya bersama sang istri, Wening. Mereka menatap tajam ke arah Brian yang terlihat kusut di depannya. Lelaki itu sedari tadi tak henti bergerak gelisah karena sang istri histeris karenanya. Di sebelah Brian ada Kyra yang masih terlihat shock, melihat kenyataan tentang sang ibu.Di sudut ruangan, ada Adrian yang berdiri sembari menyandarkan punggungnya pada tembok. Kedua tangan dia lipat di depan dada dengan mata yang terus melihat ke arah empat orang di depan sana. Suasana ruangan itu menjadi lebih mencengkam dari pada pemakaman. Bahkan bagi Adrian ini lebih horor dari pada bertemu dengan hantu.Meski dia sahabat dan juga dokter Azzura, dia merasa bingung dengan keadaan ini. Kedua belah pihak masing-masing belum bisa berdamai. Meski Tuan Wijaya s

  • Dua Istri CEO   Bab 102 Azzura Melupakan Kyra

    Ayah dan anak itu saling menatap cukup lama. Ada rasa rindu yang disampaikan oleh tatapan mata Brian pada Kyra. Dia ingin langsung berlari dan memeluk gadis itu tetapi dia juga ketakutan jika Kyra menolaknya. "Papa ....!" Hingga akhirnya Brian merasa lega ketika Kyra mendatanginya terlebih dahulu. Gadis itu berlari dan kemudian memeluknya. Dengan senang hati Brian membalas pelukan Kyra. Dia memeluk Kyra erat seolah tidak ingin melepaskannya lagi."Kyra, Papa kangen." Satu kata yang bisa menjelaskan semua yang dia rasakan selama ini. Mereka memang beberapa kali bertemu tetapi kedekatan sebagai ayah dan anak sudah lama hilang. "Maafkan Kyra, Pa. Maafkan karena selama ini selalu menyalahkan Papa. Maafkan karena Kyra tidak bisa mengerti Papa." Sebuah ungkapan permintaan maaf tulus keluar dari bibir mungil Kyra. Dia juga merindukan hal seperti ini, memeluk sang ayah dengan perasaan kasih dan sayang."Tidak, sayang. Papa yang minta maaf sama kamu karena sudah bersikap egois dan tidak pern

  • Dua Istri CEO   Bab 101 Kyra Tiba di Swiss

    Kyra hanya diam setelah bertemu dengan Vio. Dia masih memikirkan apa yang dikatakan oleh Vio. Selama ini dia memang menutup mata dan telinga tentang apa yang terjadi pada kedua orang tuanya. Dia hanya ingin menyalahkan Vio atas apa yang terjadi.Kyra masih memegang surat perjanjian itu di tangannya. Beberapa kali dia hanya melihat dan takut untuk membukanya kembali. Dia masih tidak percaya jika ibunya yang telah merencanakan ini semua. Dia masih mengingkari jika sang ibu menderita Skizofrenia.Kyra menggeleng. "Ini pasti tidak benar, kan?" tanya Kyra yang lebih untuk dirinya sendiri. Gadis itu menarik napas panjang dan setelahnya mengangkat wajahnya yang sedari tadi menunduk.Kyra kembali teringat tentang sang kakek yang beberapa hari ini ada di Swiss. Vio tadi bilang jika saat ini sang ayah sedang berada di Swiss untuk menjemput sang ibu. Apa mungkin kakeknya selama ini bersama dengan ibunya?"Pak! Bisa lebih cepat?" Kyra memberi perintah pada pak sopir yang dibalas anggukan. Laju mo

  • Dua Istri CEO   Bab 100 Mencoba Memperbaiki

    Setelah mendengar semuanya dari Handoko, Vio pun berniat mengunjungi makan sang ibu. Selama ini, Handoko memang tidak pernah memberitahukan tentang ibunya. Handoko selalu menyembunyikan kenyataan tentang sang ibu. Dan Vio menjadi terbiasa untuk tidak bertanya. Yang terpenting baginya adalah dia memiliki seorang ayah yang hebat.Sudah beberapa saat Vio duduk di depan batu nisan tanpa mengucapkan apa pun. Dia tidak tahu bagaimana harus menyapa sang ibu karena dia tidak pernah melakukannya seumur hidup.Masih dengan mulut yang tertutup, Vio mulai menggerakkan tangannya untuk mencabut rumput di atas gundukan tanah. Sesekali ekor matanya melirik ke arah nama yang ada di batu nisan."Maafkan aku baru bisa datang, Bu. Aku baru mengetahui tentangmu." Vio menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan air mata yang hendak jatuh. Meski dia tidak mengenal apa pun tentang ibunya tetapi Vio bisa merasakan kesedihan yang dialami sang ibu. Untung ada Handoko yang akhirnya membuat ibunya bertahan meski

  • Dua Istri CEO   Bab 99 Kenyataan Tentang Vio

    Setelah kejadian itu, Wijaya tidak melarang kedatangan Brian. Dia senang karena Azzura menjadi semakin ceria. Meski sesekali dia kumat dan mengamuk tetapi Azzura lebih sering tersenyum. Brian setiap hari datang bersama dengan Adrian dan selalu menemani Azzura. Entah itu membaca novel atau merajut. Lelaki itu begitu sadar dan telaten menemani Azzura hingga dia melupakan keberadaan Vio. Dia bahkan belum menghubungi Vio lagi sejak hari itu.Vio terus-terusan melihat ke arah ponselnya. Sudah berhari-hari suaminya pergi dan belum memberi kabar padanya. Tentu saja dia khawatir terjadi hal buruk pada Brian. Brian hanya menghubungi sekali ketika lelaki itu keluar dari bandara dan dalam perjalanan menuju hotel."Ada apa, Nak? Kenapa kamu terlihat gelisah? Apa Brian belum menghubungimu?" Handoko muncul dari dalam kamarnya. Tangan kanannya menekan sebuah tombol sehingga kursi roda miliknya berjalan dengan otomatis.Vio hanya meringis. Dia bahkan tidak menceritakan hal ini pada ayahnya tetapi ken

  • Dua Istri CEO   Bab 98 Kesadaran Wijaya

    Wijaya berjalan cepat ke arah ranjang Azzura. Dia lantas menarik bagian belakang kemeja yang dikenakan Brian dan mendorong lelaki itu hingga membentur tembok. Masih belum puas, Wijaya kembali mendekati Brian dan menarik wig yang lelaki itu gunakan. Wajah Wijaya langsung merah padam ketika mengetahui jika Brian yang sedari tadi bersama dengan anaknya.Sejak melihat lelaki yang menggendong Azzura, Wijaya sudah mencurigai jika itu adalah Brian. Pasalnya tidak mungkin Adrian memperbolehkan lelaki lain menyentuh Azzura. Dan kali ini kecurigaannya terbukti. Wijaya benar-benar marah ketika mengetahui jika Adrian telah menipunya."Apa yang kamu lakukan di sini? Bukankah sudah aku katakan untuk tidak mencari Azzura lagi?" bentak Wijaya pada Brian. Darahnya naik karena dia enggan Brian menyentuh Azzura lagi. Meski Wijaya mengetahui jika pernikahan kedua Brian adalah keinginan Azzura tetapi dia belum merelakan hal itu. Dia sudah tidak peduli Brian bersama siapa saat ini tetapi dia tidak ingin Br

  • Dua Istri CEO   Bab 97 Brian dan Wijaya

    "Ada apa, Adrian?" Suara seseorang yang sangat mereka kenal, membuat mereka terhenti. Baik Brian maupun Adrian merasa takut hingga tidak ada satu pun yang menoleh. "Adrian! Kenapa kamu diam saja!" Terdengar langkah kaki mendekat dan Adrian pun terpaksa membalik badan. Dia tesenyum menyambut Tuan Wijaya yang semakin mendekat. Dia tidak menyangka jika lelaki tua itu akan datang lebih awal dari biasanya. "Ehm ... saya membius Azzura karena dia tadi mengamuk, Om," jelas Adrian sembari menggeser tubuhnya menutupi punggung Brian. Meski Brian masih menyamar tetapi tidak menutup kemungkinan Tuan Wijaya bisa mengenali menantunya tersebut. Walau bagaimana pun mereka telah menjadi ayah mertua dan menantu dalam waktu yang cukup lama.Tuan Wijaya menghela napas panjang. "Apa ada pengobatan yang bisa menyembuhkannya secara penuh? Aku akan membayarnya berapa pun itu." Itu adalah sebuah keputus asaan dari seorang ayah terhadap keadaan putrinya. Azzura adalah anak satu-satunya dan dia adalah duniany

  • Dua Istri CEO   Bab 96 Melepaskan Azzura

    Suara klakson dari mobil Adrian membuat penjaga yang ada di pos melongok. Ketika tahu jika itu mobil Adrian, mereka pun membukakan pintu."Apa Tuan Wijaya telah datang?" tanya Adrian pada penjaga yang membukakan pintu untuknya. Sebelum menjawab, penjaga itu melirik ke arah lelaki yang duduk di sebelah Adrian. Keningnya berkerut tanda jika dia memiliki keraguan tentang orang yang dibawa Adrian.Adrian yang menyadari lantas menoleh sekilas ke arah Brian. "Ah ... ini adalah asistenku. Aku mengajaknya karena aku membutuhkan bantuannya. Keadaan Azzura sudah sangat buruk, dan aku takut dia melukaiku."Brian termenung ketika mendengar ucapan Adrian. Apakah keadaan istrinya sudah seburuk itu? "Jangan buat keributan!" Brian menoleh saat Adrian mengucapkan sesuatu. Adrian baru saja menutup kaca jendela mobil dan hendak menjalankan mobilnya kembali.Brian masih diam seperti orang kebingungan. Hingga akhirnya dia membuka mulutnya dan bertanya, "Apa keadaan Azzura memang seburuk itu?" Separuh jiw

  • Dua Istri CEO   Bab 95 Bantuan Adrian

    Brian mengemudi dengan ugal-ugalan meski cuaca sangat buruk. Salju turun dengan lebat sehingga mengganggu pandangan. Namun meski begitu Brian bisa menyusul mobil Adrian dan memotong jalan hingga Adrian terpaksa menghentikan mobilnya mendadak.Brian menutup pintu mobil dengan keras hingga menimbulkan bunyi. Dia segera berjalan ke arah Adrian dan kembali menggedor kaca mobil lelaki itu."Adrian! Keluar kamu!" Emosi telah menguasai Brian sehingga dia tidak bisa bersikap sabar. Dia sebagai suami Azzura tidak diperbolehkan bertemu dengan wanita itu tetapi kenapa Adrian bisa bertemu dengannya?Adrian ciam cukup lama. Dia mengatur napasnya berusaha untuk tetap tenang dan setelah beberapa saat dia pun membuka pintu mobilnya."Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bersikap seperti preman?" Adrian mengangkat wajahnya, menyiratkan jika dia tidak takut dengan Brian. Keduanya saling menatap tajam, seolah masing-masing menyimpan kebencian.Amarah telah menguasi Brian hingga dia tidak bisa bersikap ten

DMCA.com Protection Status