Home / Romansa / Drama Cinta Sang Duda / Ratna kalah saing lagi

Share

Ratna kalah saing lagi

Author: Galuh Arum
last update Last Updated: 2022-06-11 08:26:52

Selama di perjalanan mereka tak banyak bicara, apalagi saat percakapan tentang cinta. Rinjani pun tak mau membahas masalah itu dengan Erik. 

Ratna semakin uring-uringan saat Rinjani datang bersama Erik. Begitu halnya dengan Tama yang sudah sejak awal merasa cemburu dengan kedekatan Rinjani dengan pria baru. Pengantin baru itu masih tinggal di rumah kedua orang tuanya.

“Kamu kenapa, sih?” tanya Ratna pada sang suami yang sejak tadi tak tenang.

Ratna mulai curiga dengan kehadiran Rinjani bersama Erik. Ia mengendus kecemburuan yang membuat sang suami terus seperti orang galau.

“Tama, kamu kenapa kok cuek sama aku?”

“Aku lagi malas bicara.”

Tama hanya menjawab singkat, selanjutnya ia kembali mengambil ponsel dan memainkannya sembari tiduran tanpa menghiraukan kehadiran Ratna. Sang istri merasa tidak suka saat dirinya diabaikan.

“Kamu cemburu sama Rinjani?” Ratna langsung mencecarnya.

Tama masih bergeming. Ia tahu jika dirinya menjawab akan sama saja, Ratna tetap saja emosi dalam menghadapi beberapa masalah. Dirinya hanya memilih diam untuk menghindar dari perdebatan.

Ratna terus menggoyangkan tubuh Tama hingga pria itu merasa kesal. Apalagi sang istri terus saja bertanya hal sepele yang akan membuatnya kembali bertengkar.

“Kamu kenapa? Aku malas membahasnya,” ujar Tama kesal.

“Apa susahnya kamu jawab, kami cemburu sama Rinjani?” Kembali Ratna bertanya dengan emosi.

“Apa yang harus aku jawab? Dia bukan siapa-siapa aku lagi, apa yang harus aku cemburukan?” Tama menarik napas panjang, menjawab bukan salah, menjawab benar semakin marah. Ia hanya diam tak mau ribut dengan masalah Rinjani itu.

Ratna masih sangat emosi, tetapi bukan karena melihat Tama. Namun, karena ia kesal dengan kekasih baru sang adik. Kenapa harus dengan bos di kantornya? Pemilik perusahaan yang pernah ia taksir, tetapi gagal ia dapatkan.

Namun, dirinya berpikir mengapa begitu mudah sang adik mendapatkan bos besar itu? Lagi, ia hanya bisa meluapkan emosi pada sang suami.

“Terserah apa kata kamu, saat ini aku sudah menjadi suami kamu, untuk apa masih takut jika aku masih menyimpan rasa pada Rinjani?”

Ratna bergeming, harusnya Rinjani yang menyimpan kekesalan, bukan Ratna yang telah merusak kebahagiaan sang adik.

“Lebih baik kamu tenang, kasihan janin dalam kandungan kamu,” titah Tama.

Pria itu masuk ke kamar mandi lalu mengguyur kepalanya yang terasa panas. Benar kata Ratna, ia memang sedang cemburu. Namun, bukan haknya lagi mencemburui Rinjani karena dirinya telah mengkhianati Rinjani.

***

“Jadi, kalian berbeda 20 tahun?” Budi—ayah Rinjani langsung bertanya tentang umur Erik membuat Rinjani merasa tidak enak.

Namun, Erik merasa biasa saja. Ia malah yang baru tahu jika umur Rinjani masih muda sekali. Gadis itu baru saja lulus kuliah dan bekerja sebagai guru magang di sebuah sekolah menengah ke atas.

“Tapi kelihatan masih muda, ya, Pa?” Ibu Rinjani ikut bicara.

“Kalau kata orang duren,” timpal ayah Rinjani.

“Apaan, tuh, Om?” tanya Erik.

“Duda keren.” Budi menjawab santai, tetapi membuat Rinjani merasa malu mendengar penuturan sang ayah

Mereka terlihat sangat akrab, tetapi Rinjani malah cemas mengapa sang ayah bisa langsung menerima Erik. Bukannya usianya jauh dibanding dirinya.

Erik pun terlihat cepat akrab, ayahnya dan pria itu saling bertukar pikiran. Kebetulan ayah Rinjani juga berkecimpung dalam dunia bisnis yang sama dengan Erik. Keakraban dua pria itu di lihat Ratna hingga membuat wanita itu merasa iri.

Tidak beberapa lama, Erik pamit untuk pulang. Rinjani mengantarnya sampai ke halaman. Sesekali ia memperhatikan duda itu dengan menyelidik. Wajah tuanya tidak terlihat jelas.

“Om, terima kasih”

“Untuk apa?”

“Bisa membuat kedua orang tua saya tertawa. Saya melihat mereka bahagia, setelah beberapa bulan mereka seperti tertekan dengan banyak masalah.”

Rinjani mengingat beberapa bulan lalu, perusahaan kecil ayahnya harus guling tikar akibat penipuan. Namun, Erik mengatakan akan memberikan modal dan wajah sang ayah menjadi semringah.

“Tawaran Investasi itu tidak ada udang di balik batu, kan? Om ikhlas membantu Papa saya?” tanya Rinjani takut-takut.

Erik tertawa, ia begitu lucu mendengar apa yang dikatakan oleh Rinjani. Keputusan untuk menanam modal bukan karena Rinjani atau ada udang di balik batu. Namun, memang Erik tertarik dengan apa yang dikatakan ayah Rinjani.

“Memang kamu pikir saya akan menukar modal dengan menikahi kamu?” Erik sedikit menggoda Rinjani.

Wajah Rinjani memerah mendengar ucapan Erik. Lagi-lagi ia dibuat tak berkutik dengan ucapan maut sang duda.

“Saya pulang dulu, kalau ada waktu saya mampir lagi.”

“Buat apa?”

“Ketemu Papa kamu, bukan kamu.”

Rinjani memamerkan deretan gigi putihnya. Setelah itu ia masuk ke rumah saat Erik sudah menghilang dari pandangannya.

Ratna sudah menunggu Rinjani di dalam. Ada yang ingin ia bicarakan melihat kedatangan Erik. Sang kakak masih sangat panas menerima kenyataan jika Erik dan Rinjani adalah pasangan kekasih.

“Apa yang kamu berikan sama Pak Erik sampai dia mau sama kamu? Ke dukun mana kamu?” Pertanyaan Ratna membuat Rinjani emosi.

Untuk apa dirinya membayar mahal dukun untuk mengguna-guna Erik. Sementara, jika dia mau, pria yang lebih muda dan kaya bisa ia kejar.

“Kalau aku pakai dukun, sepertinya bukan Erik yang aku guna-guna. Tapi, Tama, biar dia nggak bisa tanggung jawab sama anak haram Kakak!” Rinjani menunjuk perut Ratna.

Rinjani menangkap tangan Ratna yang hampir saja menampar wajahnya. Netra mereka bersirobok, sang adik begitu benci dengan wanita yang sudah jelas merebut kekasih dan berbuat zina dengannya.

“Tangan kotor Kakak, nggak boleh menyentuh pipi aku.”

Rinjani mendorong Ratna hingga tersudut di pojok tembok. Sang Kakak seketika meringis kesakitan saat melihat Tama menghampiri mereka.

“Aduh, perut aku kontraksi,” ucap Ratna.

Tama gegas menghampiri Ratna, keributan keduanya juga terdengar orang tua mereka hingga membuat ayah dan ibunya menghampiri mereka.

“Ratna kenapa Rinjani?” tanya sang ibu.

“Kena azab, Ma. Biarin aja, bagus kalau keguruan, kasihan anaknya nanggung dosa orang tua,” ujar Rinjani santai.

“Jani, aku tahu kamu marah sama aku, tapi nggak bisa juga kamu melakukan hal ini pada Ratna. Di dalam perutnya ada anak aku,” tutur Tama.

Rinjani tersenyum miris. Mendengar penuturan Tama kembali membuat dirinya sakit hati. Begitu berartikah anak itu di mata Tama sampai ia pun bertanggungjawab atas kehamilan Ratna?

“Bukan urusan aku, mau seperti apa pun. Makanya punya mulut di jaga. Aku yang punya pacar baru, dia yang sibuk nuduh-nuduh. Kenapa? Iri? Mau merebut lagi, hah?”

“Cukup Jani, sudah masuk kamar saja!” titah sang ayah.

Sesaat Rinjani menatap tajam kedua pengkhianat itu, kemudian masuk ke kamarnya dengan melangkah gontai.

“Papa harap kalian bisa bersikap baik. Bagaimana pun, kalian salah pada Jani. Kalau bisa, secepatnya kalian cari rumah kontrakan,” pinta sang ayah.

Tama dan Ratna bergeming. Setelah itu, Budi mengajak sang istri untuk masuk ke kamar lagi. Tama membantu sang istri untuk berbaring di kasur.

Melihat kemarahan Rinjani, Tama kembali merasa tidak enak hati. Keputusan paling bodoh adalah menikah dengan Ratna. Apalagi, saat mereka mulai dekat dan akhirnya melakukan hal di luar batas.

***

Comments (1)
goodnovel comment avatar
juliana dewi
knp jadi beda umur 20 th... ? kan umur erik 35 trs rinjani nya 24....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Drama Cinta Sang Duda   Ajakan Makan Malam

    Bel sekolah sudah berbunyi, Rinjani kembali dalam aktivitas mengajarnya. Sebagai guru Akuntansi di sebuah sekolah menengah atas, membuat ia harus terus fokus dalam pekerjaannya. Walau beberapa bulan ia dalam keadaan tidak baik, apalagi saat menghadiri pernikahan mantan kekasihnya.Jam mengajar masih cukup lama, pukul 10.30 ia baru masuk ke kelas XI IPS II. Rinjani masih sibuk mengoreksi nilai anak didiknya. Beberapa kali ia memijit pelipisnya saat melihat sebuah nilai yang kurang memuaskan baginya.“Astaga, anak ini. Sengaja apa memang bodoh?” Rinjani bergumam sendiri sembari mencoreti lembaran tugas.“Bu Jani, ada kelas jam berapa?” tanya Pak Albert—guri olah raga.“Sebentar lagi, Pak.” Rinjani tersenyum sembari memamerkan giginya.Pak Albert masih saja memperhatikan Rinjani. Pria dengan wajah Baby face itu terkenal sebagai guru olah raga paling kece di sekolah itu. Usianya tidak tua juga tidak muda, pedomannya mampu membuat beberapa siswa meleleh saat ia menebarkan senyum.Namun, ba

    Last Updated : 2022-06-11
  • Drama Cinta Sang Duda   Penyitaan Ponsel

    Setelah menolak ajakan Pak Albert, Rinjani merasa tidak enak. Namun, ia masih trauma dengan sebuah hubungan. Apalagi, mungkin Pak Albert memang menjurus ke arah hubungan lebih lanjut. Rinjani hanya mencoba untuk tidak memberikan harapan palsu. Ia melangkah memasuki ruang kelas XI IPS II. Suara keributan pun kemudian hening.Sudah setengah bulan ini ia menjadi guru tambahan di sebuah sekolah swasta karena bantuan sang dosen di kampus. Nilai baik Rinjani membuat nilai plus dirinya untuk mencari pengalaman sebagai guru sekolah dasar. Walau sebenarnya ia ingin bekerja di kantoran, tetapi tawaran sang dosen untuk menggantikan salah satu guru yang sedang cuti pun ia sanggupi.Melihat kegaduhan ruang kelas setiap hari pun ia merasa geram. Namun, ia berhasil membuat beberapa siswa tenang. Fabian masih sibuk dengan ponsel miliknya walau sejak tadi Rinjani sudah duduk manis di kursi guru.“Anak itu lagi, heran, nggak pernah berubah. Model apa sih orang tuanya, setiap datang, pasti Tantenya atau

    Last Updated : 2022-06-12
  • Drama Cinta Sang Duda   Duda Meresahkan

    Senyum semringah masih terpancar di wajah pria itu dengan sempurna. Memasuki rumah sang ibu, ia lalu mencari anaknya. Sepertinya ia harus berterima kasih karena sang anak tak datang tadi. Dengan kejadian itu, ia bisa kembali bertemu dengan Rinjani.“Duren senyum-senyum lagi kenapa, tuh, Ma?” Meli menyenggol sang ibu yang sibuk mengecek pemasukan dagang online miliknya.“Tanya aja sendiri. Mungkin ketemu jodoh,” jawab sang ibu asal.Erik hanya tersenyum karena tebakan sang ibu benar. Akan tetapi, ia memilih diam dan akan memberitahu jika memang benar mereka berjodoh nanti. Ia memacu langkah menghampiri Bian di kamarnya.Pintu kamar anak laki-laki itu memang tidak pernah di kunci. Erik bisa langsung masuk tanpa harus mengetuk lebih dahulu. Dahinya mengernyit melihat sang anak yang sibuk membaca buku. Tidak seperti biasanya yang setiap saat bermain ponsel.“Lagi ulangan?” tanya Erik.“Nggak, Pa. Lagi bosan aja nggak ada ponsel.” Bian menjawab tanpa menoleh pada sang ayah.“Ponselmu ke ma

    Last Updated : 2022-06-12
  • Drama Cinta Sang Duda   Guru Akuntansi

    Pak Albert menunggu Rinjani yang baru saja datang. Pria itu masih saja terus mencari celah untuk mendekatinya walau sudah jelas Rinjani seperti menghindar. Bu Ani—guru Biologi sering mengingatkan untuk tidak terlalu memaksa karena wanita tidak suka di kejar.“Bu Rinjani,” sapa Pak Albert saat Rinjani datang.“Iya, ada apa, Pak?”“Bu Rinjani, Papa saya datang untuk mengambil ponsel saya. Dia tidak bisa lama, mau bicara di mana?”Bian datang dengan tergesa-gesa karena sang ayah sudah menunggu di mobil. Rinjani sampai terkesiap dengan kedatangan Bian yang menyelak pembicaraan dirinya dan Pak Albert. Seolah-olah tidak terima, Pak Albert meminta Bian untuk kembali nanti.“Bian, saya sedang ada urusan dengan Bu Rinjani. Bisa nanti bicaranya?”“Pak, orang tua saya datang untuk mengambil ponsel. Dia sibuk, masih untung mau datang, Bu, bagaimana?” tanya Bian.“Pak, saya bicara dulu dengan orang tua Bian. Setelah itu saya akan bicara dengan Bapak,” ujar Rinjani.“Bian, ikut saya. Saya tunggu di

    Last Updated : 2022-06-12
  • Drama Cinta Sang Duda   Calon Ibu Tiri

    Rinjani terdiam sembari memainkan pulpen di meja. Beberapa murid pun memperhatikan dirinya dari tempat duduk. Terutama Bian juga ikut melihat keanehan di wajah guru Akuntansinya. Tidak seperti biasa Rinjani diam dan tidak banyak bicara.Edi—teman sebangku Bian menyenggol lengan Bian hingga ia tersadar dari lamunan.“Masih waras, kan? Lu nggak suka sama Tante-tante, kan?” tanya Edi.Bian mencebik saat Edo mengira dirinya menyukai Rinjani.“Sarap, ya. Gua masih normal, ya. Masih suka gadis se umuran, bukan Tante-tante apalagi dia guru.” Bian melirik kesal.“Tami?” Pertanyaan Edi malah membuat Bian membulatkan mata.“Lu pikir gua sama Joni berantem karena berebut dia? Ogah, amat,” tutur Bian.“Kiraiin, terus lu kenapa memperhatikan Bu Jani macam itu?”Bian masih bergeming. Entah benar atau tidak yang ada di pikirannya kali ini.“Gua lagi memikirkan, Bu Jani anteng dan nggak banyak ngomong, apa efek habis ketemu bokap gua, seperti yan sudah-sudah setelah bokap datang, terbitlah guru-guru

    Last Updated : 2022-06-12
  • Drama Cinta Sang Duda   Lamaran Dadakan

    Semua telah diungkapkan Erik. Sebuah kekesalan masa lalu juga membuatnya tidak bisa memaafkan perselingkuhan Anindi. Jelas di depan matanya dia bermesraan dengan pria lain dan meninggalkan kodratnya sebagai seorang ibu. Semua sudah di cukupi olehnya, entah wanita itu memilih pria lain untuk bermesraan.“Tuhan saja maha pengampun. Jangan sombong hanya jadi manusia,” tutur Anindi.“Wajar aku sombong, aku tampan, menarik, kaya dan bisa saja kapan saja menikah dengan wanita yang aku mau. Tapi, aku bukan kamu yang biasa bergonta-ganti pacar.” Lagi, Erik sengaja membuat hati Andini sakit.Erik berpikir jika Andini harus tahu bagaimana sakit dan sulitnya bangkit dari terpuruk saat wanita itu mempermainkan biduk rumah tangganya.“Kamu—“ Bibir Andini bergetar saat netra mereka saling bertemu. Baru kali ini ia menyesal dengan apa yang ia perbuat. Kesalahan yang tidak pernah ia akui karena merasa selalu benar.Perselingkuhan itu terjadi karena kurangnya waktu Erik bersamanya. Keinginan bersama s

    Last Updated : 2022-06-12
  • Drama Cinta Sang Duda   Simbiosis Mutualisme

    Rinjani mengajak sang duda ke luar untuk berbicara empat mata. Ia takut jika masih ada yang menguping. Dirinya tidak mau sampai Ratna dan Tama mengetahui jika mereka hanya berpura-pura.Sebuah kafe romantis di pilih Erik untuk berbicara dengan Rinjani. Alunan lagu dari band pengisi acara membuat suasana semakin sangat romantis. Sebelum itu, Erik memesan dua milk shake untuk pemanis mulut.Rinjani memindahi sekitar yang ia anggap sudah aman. Lalu, ia kembali fokus pada apa yang akan mereka bahas.“Om, ini jelaskan maksud Om bagaimana bisa datang-datang melamar saya?” tanya Jani.Terpaksa Duda itu harus bercerita. Di mulai dari kedatangan Andini. Lalu, Erik terus bercerita tentang proses ia bercerai dengan mantan kekasih. Rinjani mendengarkan dengan serius pria di depannya bercerita. Ia tidak mau melewatkan cerita kehidupan si duda itu.“Begitu ceritanya.”“Om, ini pernikahan bukan main-main, loh. Kalau hanya ingin memanfaatkan saya, sepertinya Om salah orang deh.” Rinjani agak sedikit

    Last Updated : 2022-06-12
  • Drama Cinta Sang Duda   Perbincangan Ayah dan Anak

    Sesampainya di rumah, Erik langsung menemui sang ibu. Ia juga meminta sang adik untuk duduk bersama. Namun, Bian tak diikutsertakan karena ia ingin berbicara pelan dengan anak laki-lakinya itu.Meli menatap lekat sang kakak. Dari wajahnya, gadis itu bisa menebak jika akan ada kabar baik karena terlihat kakak laki-lakinya sangat semringah.“Ada apa, Ka?” tanya Meli.“Aku akan menikah,” tuturnya.Kedua wanita di hadapannya saling pandang menatap tidak percaya. Erik tidak pernah membawa wanita, tapi kini ia mau menikah. Meli tertawa sembari menepuk pundak Erik yang tegang. Begitu pun sang ibu, wanita tua itu hanya menggeleng.“Memangnya punya calon?” tanya Meli seraya menggoda.“Kalau nggak punya, untuk apa aku mau menikah. Besok kukenalkan pada kalian, setelah itu lamarkan dia untukku, Bu,” pinta Erik.“Ka, kamu serius, kan? Bukan prank untuk kita, kan? Bian bagaimana?” Lagi, Meli memastikan.“Nanti aku bicara padanya. Yang penting aku sudah bicara dengan kalian.”Setelah mengumumkan pe

    Last Updated : 2022-06-12

Latest chapter

  • Drama Cinta Sang Duda   Akhir Yang Indah

    Sebulan sudah permasalahan itu berlalu. Rinjani pun sudah tidak begitu memikirkan tentang masalah itu lagi. Wanita cantik itu lebih memilih fokus untuk mengurus kehidupannya sendiri serta keluarga kecilnya. Dia juga sangat menjaga dirinya bahkan jarang dan hampir tidak pernah bertemu dengan Tama. Dia ingin menjaga hubungannya dengan Erik dan Ratna. Tidak ingin ada kesalahpahaman yang akan membuat kakaknya ataupun suaminya kembali marah dan berpikiran buruk tentangnya. Rinjani sama sekali tidak merasa marah dan keberatan jika pada kenyataannya kakaknya itu masih menyimpan rasa dendam atau apa pun itu pada dirinya. Yang terpenting bagi dirinya saat ini adalah kehidupannya dan juga dirinya yang sudah semaksimal mungkin menjauhi segala sesuatu yang bisa menimbulkan semua kesalahpahaman itu sendiri. Namun, hal tidak terduga terjadi. Ratna kini, sudah mulai berbicara lagi padanya. Dan Rinjani sangat bersyukur akan hal itu. Sepertinya kakaknya itu sudah memaafkan dirinya. D

  • Drama Cinta Sang Duda   Mengalah

    Ratna dan Rinjani masih berdebat sengit. Kedua wanita cantik itu sama sekali tidak ada yang mau mengalah. Keduanya sama-sama ingin menang sendiri. Memenangkan pertengkaran itu dan tidak ada yang ingin disalahkan. Rinjani merasa dirinya yang paling benar. Begitu pun sebaliknya. Ratna merasa hal yang sama. Hingga ayah mereka masuk ke ruangan Ratna. Laki-laki paruh baya itu menghela napas sejenak sebelum mendekat ke arah anak-anaknya itu. Setelah itu, ayah Rinjani mendekat dan mencoba melerai pertengkaran kedua anaknya itu. Rinjani dan Ratna pun hanya terdiam membisu. Pertengkaran yang tadi memanas kini hilang sudah, terganti dengan keterdiaman. Ayah Rinjani yang melihat itu pun mengembuskan napas lega. Setelahnya, laki-laki paruh baya itu berjalan menuju sofa yang ada di ruang rawat Ratna dan mendudukkan diri di sana. Sementara itu Rinjani masih berada di samping sang kakak. Rinjani menatap ke arah ayahnya, setelah itu mendekat pada Ratna yang terbaring di ranjang dan b

  • Drama Cinta Sang Duda   Perdebatan Sengit

    Perdebatan SengitSuasana antara Rinjani dan Erik menjadi canggung. Erik masih saja diam, sedangkan Rinjani masih menyiapkan hatinya untuk kembali berbicara. Membicarakan masalah Tama. Seseorang yang menjadi sumber masalah di antara keduanya sekarang ini. Bukan apa, Rinjani hanya ingin agar masalah ini cepat selesai dan tidak berlarut-larut. Rinjani tidak mau jika kesalahpahaman yang kecil ini akan menjadi bumerang dalam rumah tangganya dan berakhir dengan adanya masalah yang lebih besar di rumah tangganya nanti. Hanya itu yanh Rinjani inginkan dan juga pikirkan.Apalagi tidak baik jika seorang istri dan suami saling memendam kemarahan. Itu yang selalu Rinjani ingat dari ibunya. Wanita tak bersayapnya, Rinjani banyak belajar tentang bagaimana menjadi seorang istri dan juga ibu yang baik pada ibunya.“Mas, aku minta maaf kalau memang ini semua bikin kamu marah. Tapi ini Cuma kesalahpahaman dan aku gak mau kalau kita bertengkar hanya karena masalah sepele ini,” ujar Rinjani.Namun, masi

  • Drama Cinta Sang Duda   Gantian Erik Cemburu

    Ratna langsung beringsut ke arah Tama, suaminya. Tama yang tidak mengerti dengan tingkah istrinya yang terlihat aneh hanya diam dan menurut saat istrinya itu menariknya menuju kamar mereka.Sesampainya di kamar, Ratna menghempaskan tangan Tama dengan sedikit kasar. Kekesalan memenuhi pikirannya. Melihat suaminya dan asiknya datang bersamaan dan berada di dalam mobil yang sama membuat Ratna tidak bisa menyembunyikan kekesalannya.Baru saja kemarin dirinya berdamai dengan dirinya sendiri dan mulai meyakinkan jika Tama dan Rinjani tidak memiliki hubungan apa pun. Namun, hari ini semua usahanya gagal hanya karena melihat suaminya dan adiknya datang bersama. Tak hanya itu, tadi dirinya juga sempat melihat keduanya berbincang dan saling berbalas senyum. Itu semakin menambah kecemburuannya.“Kamu kenapa sih, Ratna?” tanya Tama yang sedang dilanda kebingungan karena sikap istrinya yang tiba-tiba berubah.Napas Ratna tidak teratur, kedua bahunya naik turun akibat kesal.“Kamu masih tanya aku k

  • Drama Cinta Sang Duda   Kecemburuan Ratna

    Pagi ini, Bian, anak Erik sudah rapi dengan pakaian kasualnya. Namun, hal itu membuat Erik bertanya-tanya saat melihatnya. Karena hal tersebut adalah hal yang sangat jarang dilakukan oleh Bian. Biasanya anak itu akan lebih memilih tidur dan bersantai di rumah bukan pergi dan keluar bersama teman-temannya. Bian lebih suka berada di rumah daripada di luar.“Kamu mau ke mana, Bi?” tanya Erik yang duduk di kursi kayu dengan koran yang ada di tangannya. Kebiasaan Erik setiap pagi sebelum pergi ke kantor adalah membaca koran, tak lupa ditemani oleh secangkir teh lemon.Bian yang mendengar pertanyaan Erik, ikut mendudukkan diri di kursi tempat Erik duduk.“Mau ketemu Mama, Pa,” jawab Bian.Perkataan Bian membuat Erik terkejut. Untuk apa Bian bertemu Andini? Itu yang ada di pikiran Erik. Ya, Mama yang dimaksud Bian adalah Andini, ibu kandungnya.Erik meletakkan korannya dengan sedikit kasar, lalu menatap Bian penuh selidik.“Mau apa bertemu dia?” tanya Erik.“Entah, Mama Cuma bilang mau ketem

  • Drama Cinta Sang Duda   Emosi Yang Belum Reda

    Pukul lima sore, Erik keluar dari kantor. Dia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Kekesalan masih menguasai dirinya. Erik sudah tidak sabar ingin segera sampai di rumah.Sesampainya di rumah, Erik mengetuk pintu. Rinjani yang mendengar pintu diketuk pun tergopoh-gopoh menghampiri dan membukanya. Di sana, Erik suaminya datang, wajahnya kusut. Dengan terheran-heran, Rinjani mengajak Erik untuk segera masuk ke dalam.“Duduk dulu, Mas,” ujar Rinjani. Erik menurut dan duduk di sofa. Dirinya pun melepas sepatu yang dipakainya dan meletakkannya di rak yang berada tepat di samping ruangan itu.Tak berapa lama, Rinjani kembali dengan nampan dan juga segelas minuman dingin. Rinjani meletakkannya di meja, setelahnya dirinya mendudukkan dirinya di sofa sebelah Erik duduk.“Minum dulu, Mas,” kata Rinjani. Erik pun segera mengambil gelas itu dan meneguk isinya hingga tandas. Tak bisa Erik mungkiri jika setelah minum, hatinya terasa jauh lebih tenang.Erik menyandarkan punggung

  • Drama Cinta Sang Duda   Di ganggu mantan Istri

    Setelah malam pertama mereka, Rinjani dan juga Erik masih berada di hotel. Di salam kamar, Rinjani kebingungan karena alat pengering rambutnya yang entah hilang ke mana.“Ke mana sih, pengering rambut itu! Gak mungkin aku keluar dengan rambut basah kayak gini! Dasar pengering rambut!” gerutu Rinjani karena sudah sejak tadi dirinya mencari benda itu. Namun, tak kunjung dirinya temukan. Dirinya kesal karena benda yang sangat dibutuhkannya tiba-tiba menghilang. Dirinya malu jika harus keluar kamar masih dengan rambut yang basah.Tiba-tiba pintu diketuk dari luar, membuat Rinjani yang sedari tadi mencari pengering rambutnya berhenti. Dirinya menatap bingung, siapa yang mengetuk pintu kamar hotelnya dan juga Erik di jam-jam seperti ini?Rinjani menghela napasnya sedikit kasar, niatnya yang tidak ingin keluar kamar dengan rambut basah harus gagal. Setelah beradu dengan pikirannya sendiri, Rinjani akhirnya memutuskan untuk membuka pintu kamarnya. Melihat siapa orang yang datang ke kamar hote

  • Drama Cinta Sang Duda   Pernikahan

    Rinjani tak sadarkan diri saat mendengar kabar jika Erik mengalami kecelakaan. Sang ibu begitu cemas begitu pun Ratna yang juga berada di sisinya. Tama mencoba menghubungi Bian kembali.Pria itu seperti menarik napas lega saat terdengar suara menjawab di seberang telepon. Setelah itu, ia kembali masuk ke kamar Rinjani dan minta Ratna untuk mengoleskan minyak kayu putih.“Tapi kamu sudah telepon Bian, kan? Apa katanya, bagaimana Erik?” Ibu mertuanya terus saja mendesak ia bicara. Namun, ia mengelus lembut punggung ibu mertuanya dan mengajaknya bicara di depan.“Bu, tenang, ini hanya salah paham,” tutur Tama.“Maksud kamu salah paham itu bagaimana?” Kini Ratna yang bicara.“Erik memang kecelakaan, tapi hanya terjatuh dari motor. Dan dia setelah itu mengurus ke rumah sakit karena karyawannya itu juga mengalami tabrakan yang sama.” Tama mulai menjelaskan.Tama kembali menceritakan kronologinya membuat Ratna dan ibu mertuanya mengerti. Pria itu pun mengatakan Erik dan Bian sedang on the wa

  • Drama Cinta Sang Duda   Restu Dari Sang anak

    “Kalian tidak bisa menjawab?” Bian kembali bertanya. “Papa jelaskan sama kamu, duduk dulu,” pinta Erik. Tidak lama, Erik menceritakan semuanya. Awal bertemu dengan Rinjani, sampai memulai sebuah hubungan baru karena memang merasa nyaman. Namun, Bian masih merasa aneh dengan keduanya. Seolah-olah masih ada yang di tutupi. “Jadi, kalian akan menikah tanpa cinta?” Lagi, Bian bertanya. “Awalnya, tapi semakin lama Papa mulai ada rasa. Jadi, Papa memutuskan memulai dari nol dengan Rinjani. “Saat tidak sengaja bertemu dengan mama kamu di sana. Reflek saat ada Rinjani, tanpa Papa mengaku pacarnya,” ujar Erik sembari tertawa mengingat kejadian saat itu. Rinjani pun sama, ia seakan teringat pertama kali mereka bertemu. Memang jodoh, mereka kembali dipertemukan.“Mama kamu datang bersama kekasih barunya. Papa tidak mau terlihat seperti belum move on atau jomblo ngenes seperti yang Andre selalu katakan. Eh, entah tangan ini malah menarik Rinjani dan memperkenalkan pada Mama kamu.”“Dan Mama

DMCA.com Protection Status