Share

Pelukan

"Tentu." Dengan yakin Azman menjawab pertanyaan Anisa. Hati kecilnya tidak berbohong, ia ingin menjadi ayah. Akan tetapi, jalannya tentu lumayan sulit. Mengingat Anisa belum tentu menginginkan hal yang sama dan mereka pun belum pasti bisa bersama selamanya.

Jawaban Azman tidak terlalu mengejutkan untuk Anisa. Wajar. "Begitu, ya, Pak." Kembali mengalihkan pandangan ke arah jalan.

"Kalau kamu sendiri?" Azman masih penasaran. Berharap sang istri pun memiliki misi yang sama.

Anisa sejenak diam, kemudian berkata, "Entahlah, Pak. Saya belum berpikir sejauh itu."

Bagi Anisa, mengurusi hidupnya sendiri saja belum terlalu baik. Lantas atas dasar apa Anisa harus menghadirkan nyawa orang lain untuk diurusi? Mungkin bukan tidak ingin, tetapi belum sepenuhnya siap. Takut tidak bisa bertanggung jawab.

"Maaf, Kak. Pesanannya." Tiba-tiba seorang pelayan datang membawa dua piring steak lengkap dengan jus jeruk.

Anisa menoleh, memperhatikan tangan karyawan itu dengan teliti menyimpan satu per-satu pir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status