Share

Maling

Anisa sibuk membaca di perpustakaan. Mengalihkan pikiran negatif serta sebagai menyalurkan marah terhadap Azman agar menghasilkan sesuatu yang positif.

Buku novel dari seorang penulis wanita ternama favoritnya pun menjadi pilihan Anisa. Ia bahkan takjub dengan rangkaian kata yang bersatu menjadi kalimat indah. Sungguh … diksi sederhana. Namun, manis untuk dibaca.

Perpustakaan itu memiliki empat buah jendela kaca yang bisa digunakan untuk melihat ke kebun belakang. Di kebun sana pun lebih indah. Berbagai bunga sedang mekar, seperti mawar, anggrek, bunga matahari, tulip dan masih ada yang lain.

Awal keadaan Anisa ke rumah ini cukup takjub dengan konsep yang dipilih Azman. Lelaki itu sepertinya menyukai bunga, sebab di beberapa sudut rumah pun terdapat bunga hidup sebagai pemanis.

Anisa melirik jam dinding di tembok kanan. Pukul tujuh lewat. Ia saja sudah menunaikan salat Isya, tetapi Azman tak ada tanda-tanda pulang. "Buat apa aku pikirkan? Dia sudah dewasa juga!" Anisa menghela napas
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status