Sepeninggal Rookie dari ruang kerjanya, Bima termenung agak lama. Lelaki itu memandangi berkas yang beberapa saat lalu menjadi fokusnya tetapi aslinya isi dari pikirannya sama sekali tidak berpusat di berkas tersebut. Dia tanpa sadar mencengkram ujung kertas yang dia pegang dengan agak keras sampai sisi-sisinya membentuk kerutan. Sampai dia mendengar ada ketukan dari balik pintu yang membuat Bima sadar dan terkesiap atas ulahnya yang membuat berkas di tangan jadi berkerut.“Pak Presdir ini saya, ada laporan yang harus saya berikan,” ujar seseorang dari balik pintu yang tidak lain adalah asistennya.“Masuk,” sahut Bima yang membuat sosok seorang perempuan memasuki ruangannya. Pembawaannya sangat tenang dan elegan, kemudian dia berdiri dihadapan Bima dan sesaat melihat ke arah berkas yang berkerut di atas meja. Wanita itu tidak banyak bertanya, dia hanya melirik lalu kemudian kembali pada tujuan awalnya sebagai pekerja.“Ini laporan yang saya maksud,” ujar wanita itu menunjukan beberapa
“Lucy?” panggil Rookie begitu dia sampai di apartment Kenny. Rookie tampak sangat sumringah, dia merasa senang begitu dirinya punya waktu kosong yang bisa dia habiskan bersama wanita itu. Namun begitu tiba di kamar Kenny, lelaki itu mendapati kamar yang beberapa saat lalu ditempati oleh Lucy sudah kosong melompong. Bahkan sudah rapi.Mendadak jantung Rookie dipaksa terpacu keras dan terasa mencelos keluar. Rookie langsung bergerak mengobrak abrik seisi apartment Kennya dan berteriak histeris berulangkali memanggil nama wanita itu. Dia berkeliling tempat itu, menyisir semua ruangan mulai dari kamar mandi, beranda, gudang, dapur, dan ruang tengah yang berulang kali dia lewati selama melakukan pencarian. Tetapi dari semua ruangan yang sudah Rookie lewati, tidak ada satu pun yang meninggalkan jejak wanita itu. Kemana sebenarnya wanita itu pergi? apakah dia tidak marah dan tidak senang atas keputusan yang dibuat oleh Rookie?Rookie nyaris frustasi begitu menyadari bahwa sebenarnya apartmen
Rookie melepaskan jas dan dasinya. Kini dia hanya tinggal memakai kemeja berwarna putih yang dia lepaskan kancing teratasnya dan dia gulung tinggi bagian lengannya hingga mencapai siku. Setelah perbincangan yang berat dengan Lucy, Rookie membiarkan perempuan itu sendirian. Mencerna segalanya dan membuat keputusan. Setelah dititik ini dia sudah mengatakan apa keinginannya dan apa yang dia harapkan kedepannya untuk mereka berdua. Dia tentu saja jauh dilubuk hati mengharapkan Lucy mau mempertimbangkan segalanya. Tetapi Rookie juga sadar bahwa keinginannya yang sangat egois itu jelas cukup sulit bagi Lucy mengingat dia sudah memiliki keterikatan hubungan dengan lelaki lain.Dalam hal ini kalau pun mereka berakhir bersama, mereka akan mematahkan hati seseorang. Dia bersimpati pada lelaki itu, tetapi disaat yang bersamaan Rookie juga ingin bersaing dengannya dan menginginkan kebahagiaannya. Terlebih Lucy mencintai dia, seharusnya cukup mudah bagi perempuan itu untuk membuat sebuah keputusan
Rookie kelihatan bingung terhadap sesuatu. Lelaki itu yakin bahwa dia menaruhnya di lemari pakaian. Karena selama ini tidak pernah terlihat, jadinya Rookie pikir semuanya ada disana. Tetapi sialnya ketika dia mengecek ulang, kenapa justru sekarang tiba-tiba tidak ada?Ada sedikit kecenderungan dan kecurigaan muncul ke permukaan. Dia berasumsi bahwa barangkali perempuan itu yang mengambilnya ketika dia menginap. Itu mungkin saja… tapi Rookie berusaha untuk tetap positif dan berharap apa yang dia cari ada.“Rookie? Kau yakin kau punya?” ujar Lucy dari dalam kamar mandi pribadi Rookie.Karena mereka berdua basah kuyup, dan tidak tahu kemana harus pergi dalam kondisi seperti itu. Makanya Rookie mengajak Lucy untuk pergi ke apartment-nya sendiri. Tidak terlalu memakan banyak waktu, tapi di satu sisi sekarang masalahnya justru jadi semakin pelik. Sebab …“Rookie?” Merasa diabaikan yang memanggil-manggil sejak tadi akhirnya muncul sendiri dan keluar dari dalam kamar mandi dengan tubuh yang b
Semua terjadi begitu saja, ketika secara perlahan tangan Rookie yang bebas terulur ke depan dan mendorong leher Lucy supaya menunduk terhadapnya. Rookie juga sedikit memajukan wajahnya guna memperpendek jarak diantara mereka. Lucy memang mulanya sangat terkejut dan bahkan sempat berusaha untuk menghindari. Tetapi pegangan Rookie terhadapnya cukup erat sehingga dia tidak bisa lari sama sekali. Dia membiarkan sisi dalam dirinya mengambil alih, sisi dimana secara naluriah dirinya memang tidak pernah menolak Rookie sama sekali. Hingga kemudian jarak diantara mereka berdua terleminasi begitu sempurna.Rookie mengecup bibir yang memang selalu menggoda dan memenuhi pikirannya sejak lama. Bibir dari wanita yang dia cintai sejak dulu kala.Lucy pun bereaksi sama, dia membelasa kecupan yang diberikan oleh sang pria dengan gairah yang sama. Kecupan kecupan ringan yang dilakukan secara bertubi-tubi tersebut lantas berubah menjadi sebuah lumatan yang lembut. Seakan mereka berdua ingin saling mengh
Tangan mungil Lucy secara perlahan, satu persatu mulai membuka kancing kemeja yang kala itu dikenakan oleh Rookie. Sang pria menatapnya dengan penuh damba dan senyuman yang penuh dengan arti diatasnya. Rookie lantas melepaskan kemeja yang telah berhasil Lucy buka guna memperlihatkan dada bidangnya yang tentu saja membuat wajah Lucy merona merah tidak karuan. Lucy memang sudah gila sekarang, dia telah melangkah ke jalan yang salah dan sialnya dia tidak lagi peduli dengan apa yang dimaksudkan dengan salah atau pun benar. Godaan Rookie terhadapnya membuat dia kehilangan arah hingga titik dimana dia sudah tidak lagi merasa perlu untuk berpikir logis. Dia justru malah memutuskan untuk melupakan segala hal di belakang sana tanpa terkecuali. Baginya sekarang, tidak ada seorang pun yang boleh merenggut kembali kebahagiaan yang baru saja dia rasakan. Tidak ada seorang pun.Bibir Rookie kemudian secara perlahan mulai turun ke leher putih Lucy. Rintihan kecil terdengar tak lama setelah bibir itu
Rookie teramat mengingikan Lucy, dia ingin bersemanyam dalam tiap jengkal nadi wanita yang kini berada dalam dominasinya. Menjadi satu kubikel darah yang mengalir ke tubuh, raup serakah sampai ke akarnya hanya untuk memiliki Lucy.Erangan dan desah keluar seiring pergerakannya. Dia terus meronta akan nikmat ragawi yang dia dapati dari Rookie. Rintihannya mengudara kian lantang terdengar ketika Rookie melahap bagian pribadinya di bawah sana. Menjahili dinding sensitif Lucy dengan lidahnya yang menari lincah. Dia menjelajah setiap senti, membuat Lucy menengadah dengan mulut enggan mengatup. Rangsangan yang tercipta membuat wanita itu kesulitan bernapas, dia melampiaskannya dengan jambakan pada rambut sang pria selagi hantaman surga dunianya menghampiri. “Ahhh—Rookie! I—iya … disitu … nghh!”Seprei di remas kian mengisut, mana kala liuk-liuk lidah Rookie mencapai liang yang lebih dalam lagi. Nirwana itu segera datang menarik sang cinta untuk terbang menyapa bintang-bintang. Netranya terp
Bisikan Lucy tidak Rookie abaikan. Malah pria itu meraih tangan kiri Lucy guna melepaskan cincin pernikahan sebagai simbol bahwa wanita itu milik suaminya. Lucy terkejut dengan apa yang baru saja Rookie perbuat, tetapi alih-alih melakukan sesuatu Lucy justru diam saja. Dia memutuskan untuk menunggu dan melihat apa arti dari gesture yang dilakukan oleh pria itu beberapa saat yang lalu.“Mulai sekarang, akulah pria yang akan melindungimu. Bukan suamimu, bukan orang lain. Jadi, kau tidak perlu lagi memakai cincin ini,” ungkap Rookie penuh dengan percaya diri.Lucy menatap lekat-lekat pria itu. “Kau tahu betul apa artinya bila kau melepaskan cincin itu dari jemariku,” sahut Lucy dengan serius.Lelaki itu mengangguk. “Tentu saja, karena memang itu artinya. Kita sudah melampaui batas. Jadi apa artinya cincin di jari manismu, karena kau sendiri bahkan tidak bisa menjaga kesetiaan. Dibandingkan kau kembali padanya dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Sebaiknya kau ceraikan dia dan datangla