Beranda / Romansa / Don't Stop Me Now / What You Didn't Say

Share

What You Didn't Say

Penulis: Aprilliask
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-28 16:41:09

Namanya juga orang kaya kadang gak punya etika, tapi gak semuanya gitu. Bisa jadi orang yang saling mengasihi sesama manusia, cuma sayangnya aku belum nemu yang demikian. Semisal ada pun sudah yakin itu karena orang tersebut mencintai aku. Suatu saat nanti, mungkin, kak Takdir akan menjadi orang kaya pertama yang aku temuin dengan perilaku yang sangat baik.

Di kamar ku yang tidak luas ini, aku mondar-mandir kebingungan. Harus bawa apa aja kalau berlibur 2 hari. Maklum, aku belum pernah diajak berpergian jauh sama teman. Sewaktu disekolah lama ku itu, sepertinya semua orang disana tidak menyukai aku. Mereka tak ada yang mau menemaniku bahkan untuk sekedar duduk sebangku saat jam pelajaran. 

Sepi menjadi temanku yang paling lengket, tapi aku gak ngerasa kesepian. Aku punya selalu punya pacar, meskipun sebentar atau baru saja putus. Gosip-gosip disekolah lama ku rasanya sudah kelewatan. Entah siapa yang memulai kalau yang ingin menjadi pacarku adalah mereka yang haus akan seks.

Untungnya aku punya sifat percaya diri yang kuat. Aku berasumsi kalau-kalau mereka hanya iri pada ku yang punya wajah cantik dan termasuk siswa cerdas. Prestasi-prestasiku menjadi perisai untuk aku menguatkan pertahanan diri dilingkungan yang buruk itu. Setahun aku disana sama seperti 53725 abad. Lama banget.

Akhirnya aku berani untuk meminta pindah sekolah, meskipun ya cukup sulit juga. Berbagai cara aku lakukan untuk meyakinkan kedua orangtua ku, bahwa aku tidak memiliki masalah apapun disana. Hanya kurangnyaman dengan sistem belajarnya. Biasa, biar kelihatan ambis aja.

Dan aku memilih sekolah ini, tanpa alasan. Ternyata memang sesuatu yang aku pilih itu baik untuk kesehatan jiwa. Selain teman yang asik, ada juga lelaki tampan yang gak boleh aku lewatkan. Lelaki yang kini sedang duduk diruang tamu menunggu aku yang sedang siap-siap. Padahal aku masih bingung harus memasukkan apa saja ke dalam ransel.

"Kak, bawa apalagi ya selain baju tidur, baju main, baju santai, pakaian dalam, skincare, make up, body care, jaket, apalagi dong?" tanyaku pada kak takdir yang ku hampiri sedang memainkan ponselnya dengan serius.

"Mau pindahan?" dia balik tanya.

"Namanya juga perempuan, Kak. Emang kakak bawa apa aja?"

"Badan aja"

"KENAPA GAK BAWA APA-APA?!" teriakku padanya.

"RUMAHKU KAN DISANA WAHAI PENGIKUT ABU JAHAL"

"Ohiya yah" jawabku sambil mengangguk-anggukkan kepala.

"Yaudah berangkat sekarang aja, gimana?"

"Bentar, handuk. Iya, aku lupa, hehe" jelasku

"Astaga, Kiblat Imani. Disana juga handuk mah banyak"

"Gak dong, aku gak mau pakai bekas orang lain. Itu kotor. Kita gak tahu orang lain bagaimana, maka harus siap sedia untuk membawa keperluan pribadi" jelasku lagi.

"YAUDAH CEPET ATAU GUE TINGGALIN."

Aku paham, dia pasti kesal padaku. Ya gak apa-apa, memang dia saja yang bisa membuat orang lain kesal dan bersabar menghadapi kekesalan? Aku juga bisa. Aku tahu ini egois. Gak apa-apa, sekali ini doang.

Kami meluncur menggunakan mobil kesayangan kak Takdir untuk menjemput pasangan yang sedang dilema berat antara melanjutkan hidup sebagai siswa atau orang tua. Kasihan sih, tapi aku juga tidak bisa memberikan solusi untuk mereka.

Sesampai di rumah kak Thawaf yang sangat megah dan mewah ini, aku duduk di teras rumahnya. Ku lihat seorang perempuan memakai dress pink menggemaskan sedang duduk melihat ke arahku. Aku langsung melempar senyum, dia pun membalas. Aku tarik tangan kak Takdir agar masuk juga, kemudian kami duduk berdekatan.

"Mana Thawaf?" tanya kak Takdir

"Masih di kamar, bentar ya, Dir" jawab perempuan itu.

Aku tebak kalau dia adalah pacarnya kak Thawaf, tapi jujur dia sangat cantik. Ramah dan anggun. Tidak lupa rambutnya dikuncir satu kebelakang membuatnya terlihat sangat rapi. Apalagi kulitnya yang putih mulus bagai bidadari, mirip iklan di tv. Aku minder sekali setelah membandingkan kulitku dengannya lewat kedua mataku sendiri.

"Kak Takdir, nanti dijalan kita beli makan dulu yuk?" ajak ku.

"Gak usah, lama"

"Ih tapi aku laper"

"Tahan dulu, cuma 2 jam doang kok"

"Ttttt-tapi 2 jam itu sama dengan 120 menit, kak" jelasku.

"Iya memang, kamu kenapa gak makan dulu?" tanya kak Takdir.

"Kakak yang buru-buru!"

"Temenku gak diajak, kak? Padahal mereka pasti senang bisa liburan sama aku" lanjutku.

Kak Takdir hanya melirikku, lalu membetulkan posisi duduknya, Tanpa merespon ucapanku. Kesalkan menjadi aku? Sedikit-sedikit didiamkan, seolah tidak dipedulikan. Untung aku bermental baja, begini doang mah aku gak nge-down.

Kak Thawaf membuka pintu kamar dengan menenteng 2 buah tas ransel besar. Aku kira bukan hanya aku yang terlihat seperti mau pindahan. Sebab kak Thawaf pun begitu. Tanpa basa-basi kak Thawaf segera menuju mobil untuk menyimpan barang-barangnya. Diiringi langkah kami, termasuk pacar kak Thawaf yang pake dress pink itu.

"Langsung berangkat wae?" tanya Kak Takdir.

"Iya. Sudah sore ini." jawab kak Thawaf.

"Yang, duduknya jangan jauh-jauh dari aku, oke?"

"Yaelah, gakkan ilang kali, Kak" timpalku meledek.

Kak Takdir hanya tersenyum tipis. Dia memang dingin, makanya jarang sekali aku bercanda dengan lelaki ini. Kaku, seperti kanebo kering.

Sedangkan pacarnya kak Thawaf, ah iya Tiara namanya. Hampir aku lupa. Dia tersenyum senang sambil menatap kak Thawaf. Rupanya kakak kelas ku yang satu ini sangatlah romantis kepada pasangannya, bertolak belakang dengan lelaki yang aku cintai. Lelaki dingin penuh misteri, tetapi tak sanggup ku lepas atau ku biarkan bersama wanita lain.

Kebetulan hari ini hari sabtu, jalanan cukup macet. Malas sebenarnya berpergian jauh begini kalau bukan untuk bersama kak Takdir, aku lebih baik tidak. Jangan tanya bagaimana hubunganku dengan kak Takdir, aku tak bisa menjelaskan lebih selain kami saling ketergantungan.

Rasanya memang seperti orang yang sedang berpacaran, tetapi kami sangat tahu betul kalau kami berdua bukanlah sepasang kekasih. Berkali aku ingin meyakinkan kalau dia punya bagian berbeda dari teman-teman lelaki ku, tapi mungkin kak Takdir sudah tahu makanya dia tidak pernah cemburu.

Meski diawal kami kenal, kak Takdir selalu memberikan rasa sakit yang luar biasa. Aku cukup sadar kalau aku memang bukan yang utama saat itu, bahkan sampai sekarang. Aku sudah lupa kejadian menuju pantai tentang lagu yang diberikan oleh mantannya itu. Tidak mau mengingat lagi, tepatnya.

"Kalian pacaran?" tanya Tiara.

Hening.

Tidak ada jawaban dariku ataupun kak Takdir.

Didalam mobil kini menjadi gerah dan dadaku berdebar begitu cepat. Sungguh. Rasanya ingin sekali mendengar kak Takdir berbicara iya. Tetapi harapanku padam oleh suara klakson dari arah belakang. Mobil avanza dengan kecepatan super berhasil menyalip mobil yang kami tumpangi.

"ANJING?!" teriak kak Takdir.

Bab terkait

  • Don't Stop Me Now   Just 2 B With U

    Kemudian, Kak Takdir menginjak gas untuk menambah kecepatan laju mobil. Terlihat dari samping raut wajahnya tampak kesal atas kejadian tadi yang hampir saja mencelakai kami semua. Aku baru mendengarnya mengucapkan kata binatang saat sedang marah. Pikiranku malah kesana kemari, karena ketakutanku kalau-kalau suatu hari nanti dibentak dan dimaki pakai bahasa kasar oleh kak Takdir.Kak Takdir berusaha mengejar mobil avanza tadi, mengakibatkan tubuh kami terombang-ambing seperti dalam kapal yang diterjang badai. Perasaan takut kian memeluk lebih kencang. Untung saja, dari bangku belakang kak Thawaf bisa memperingatkan kak Takdir yang sedang diselimuti kekesalan."Dir, pelan-pelan saja. Biarin mobil tadi mungkin sedang buru-buru!""Lihat Kiblat! Dia pasti ketakutan" lanjutnya.Kak Takdir melirik ke arah ku, lalu menghembuskan nafas dan selang beberapa detik akhirnya mengurangi kecepatan. Namun kami semua terdiam. Tidak ada yang berbicara sepatah kata pun

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-05
  • Don't Stop Me Now   With U

    Setelah sekian jam melanjutkan perjalanan, akhirnya kami sampai di tempat tujuan, kami semua kelelahan diperjalanan, karena asik bersenda gurau dan bernyanyi. Halaman yang cukup luas bisa untuk parkir mobil, motor, bahkan kalau ada tukang parkir bisa ikut sekalian bangun pos parkir. Semua turun dari mobil. Aku sibuk mengeluarkan semua barang-barang, kak Thawaf pun sama. Berbeda dengan kak Tiara yang langsung duduk selonjoran diteras rumah, pasti sangat capek. Sebab aku juga merasakannya, kalau boleh aku ingin segera menuju kamar mandi. Lengket banget badan ku, seperti habis olahraga lari maraton. "Capek ya?" tanya ku kepada kak Tiara. "Sama aku juga" lanjutku. "Belum dijawab padahal kan?" tanya kak Tiara. "Ya, gak apa-apa. Pasti capek kok, aku udah tahu, hehe" Aku duduk disamping kak Tiara, setelah memasukkan semua barang-barang ke ruang tamu. Di teras rumah yang dingin, aku, kak Tiara, dan kak Thawaf duduk bersama tanpa alas menunggu tuan rumah yang entah kemana setelah kami sam

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27
  • Don't Stop Me Now   Telusur

    BRAKKKK!!!Suara pintu yang dibanting dari kamar sebelah. Aku yakin dari kamar Kak Thawaf dan Kak Tiara. Hampir aku keluar kamar saking penasarannya, tapi kuurungkan hanya untuk meratapi perasaan sakit dan kecewa atas apa yang sudah telingaku dengar. Pernyataan yang tidak pernah kuharapkan, terlebih dilontarkan oleh orang yang aku cinta dengan sangat.Aku sedang tidak ingin peduli dengan orang lain. Ada perasaan yang harus kutenangkan sendirian. Perasaan yang tidak pernah bisa kujelaskan, karena semuanya terasa seperti mimpi. Tapi aku harus tetap waras dengan keadaan yang saat ini sedang ku alami. Meski sebenarnya, semua orang akan menjadi gila ketika jatuh cinta.Dalam kamar yang cukup luas bagiku ini, masih terasa pengap karena dipenuhi udara cemburu. Hawa panas yang tidak biasanya menyelimuti setiap sudut ruangan. Aku yang terkapar lemas tak berdaya, mau tidak mau harus menutup hari dengan rasa paling bajingan yang pernah ada. Namun satu sisi, aku harus mafhum bahwa aku hanya orang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Don't Stop Me Now   Rotbaq

    GRUKGUK! GRUKGUK!Aku mengelus perutku sembari melihat tukang roti bakar di seberang sana. Ciri khas gerobaknya yang berwarna putih, body mulus, dan glowing membuatku terpana ingin segera menepuk pundak si penjual roti dan bilang, “Mang, keju ya dua!”Lalu si Amang menyahut, “Siap, Neng!”Melihat tangan si Amang yang sudah berkeriput sedang memarut keju hingga gravitasi bumi membuat butir-butir parutan keju tadi tertabut diatas roti yang telah diolesi mentega, jatuh begitu tak beraturan, namun sangat estetis, tiba-tiba ada suara lembut terdengar dekat sekali dengan telingaku.“Punten, Neng!”Aku langsung menoleh ke arahnya. Lelaki yang berseragam sama dengan ku begitu terlihat keren, ku tebak tingginya sekitar 170 cm. Kita saling tatap beberapa detik sebelum akhirnya sadar kalau pesanan roti bakar ku hanya khayalan semata.“Iya maaf.” ucapku sambil bergeser dua langkah.“K

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Don't Stop Me Now   Sensation

    Hari ke-2 aku belajar disekolah ini. Rasanya senang, karena sekarang ada teman baru. Namanya Tarekha Alanam, orangnya cantik, baik, pintar, dan disekolah ini yang suka sama dia bukan hanya angkatan kita, tetapi kakak kelas juga. Aku saja yang perempuan tidak bosan-bosan melihat wajahnya, apalagi lelaki.“Kha, kantin yuk?” ajak Uca.Uca ini teman ku juga. Nama aslinya Kautsar. Udah, itu saja. Singkat, padat, dan jelas. Panggil saja, Uca. Selain jago dibidang matematika, Uca juga jago dibidang pergibahan. Dia akan membongkar semua gossip-gossip yang beredar disekolah ini. Bahkan, gossip yang lagi hangat-hangatnya dibicarakan, dia tahu detailnya seperti apa. Uca sudah punya pacar, teman sekelas kita. Namanya Satrio Wira. Biasa dipanggil Iyo.“Yuk!” jawab Tarekha yang langsung menggandeng aku dan Uca.Di koridor sekolah udah banyak siswa-siswi yang keluar kelas untuk memenuhi egonya, yaitu makan sepuasnya di kantin. Sepuasnya sampai me

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Don't Stop Me Now   Nawala Patra

    Sukabumi, hari ini.Aku memalukan. Baru saja berkenalan, sudah berani menitipkan harapan. Memang, susah sekali mengadaptasikan hati. Tidak mau mengerti. Berkali-kali diberitahu, tolong jangan kelewatan! Tetap saja keras kepala dan malah mengabaikan. Di lain waktu sudah diperingati, jangan berandai-andai! Tapi tetap tak mau mendengarkan. Seolah sedang berada dalam keadaan paling aman. Padahal disisi lain ada yang berusaha memberantakkan angan.Lemah sekali. Semoga tidak ku ulangi.“Kamu kenapa sih?” tanya Uca.Sebagai teman yang merasa telah begitu dekat. Aku menatap Uca dalam-dalam. Bibirku sudah manyun-manyun kedepan. Mataku sudah berkaca-kaca. Langsung saja ku peluk Uca, kemudian berteriak menangis tujuannya untuk membuat diri sendiri lega meskipun aku tahu teriakan ini tidak sehat bagi telinga orang lain.“Udah, Lat. Ada apaan sih?” tanya Tarekha.Aku tetap berteriak mena

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Don't Stop Me Now   I'll Take You Everywhere

    Tidak seperti biasanya. Hari ini aku sedang ada pengarahan dari wali kelas tentang banyak hal termasuk nilai. Semenjak kemarin beberapa orang ketahuan menyontek pada saat ulangan harian pelajaran Fisika. Serta betapa gaduhnya kelas kita hingga ditegur berkali-kali.Aku duduk dibarisan kedua dekat jendela. Kebetulan pintu kelas pun dibuka lebar. Aku melihat bayangan seseorang disana. Semakin memanjang dan mulailah raganya terlihat. Raga yang ingin sekali aku miliki. Takdir Abdala Jihad tanpa kedua temannya.“Assalamualaikum, Bu” ucap Kak Takdir sambil melangkahkan kaki menuju Bu guru.“Ada apa, Takdir?”“Bu, saya mau ijin berbicara sebentar dengan Kiblat.”Tentu saja. Ibu Guru dan semua teman-teman melihat ke arahku dengan tatapan aneh. Meski aku tak tahu betul apa yang ada dalam pikiran mereka.“Untuk apa?” tanya Bu Guru.“Ada hal serius yang harus saya sampaikan, Bu. Ini menyangku

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Don't Stop Me Now   Me First

    Bismilah, ucapku dalam hati. Dengan rasa percaya diri yang masuk kategori tinggi, aku berjalan menuju tempat yang diberitahu Kak Takdir melalui pesan singkat semalam. Sesampai dilokasi aku tercengang, karena tempatnya gak rapi dan kotor. Aku masih berdiri mematung melihat Kak Takdir dan teman-temannya yang sedang bersendagurau, terlihat nyaman sekali dengan tempat ini. Aku segera mengambil sapu yang berada disisi meja. Maksudnya mau membersihkan buat duduk ku saja, ya kali aku mau bersih-bersih tempat ini. Emangnya aku seksi kebersihan. Aku memperhatikan mereka. Ada yang sedang bermain ponsel, curiga sih lagi main domba hago. Ada yang pusing karena dapet kartu jelek alias lagi main remi pake duit dua ribuan. Ada yang sambil merokok, makan mie, makan cilok. Ada juga yang sambil tadarus dipojokan, kayaknya bertugas menjaga tongkrongan ini agar tidak banyak mahkluk astralnya. Kalau setan, jangan ditanya, ini lagi pada ngumpul. “Aku mau tunjukin sesuatu.” Ucap Kak Takdir. Belum dijawab

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-27

Bab terbaru

  • Don't Stop Me Now   Telusur

    BRAKKKK!!!Suara pintu yang dibanting dari kamar sebelah. Aku yakin dari kamar Kak Thawaf dan Kak Tiara. Hampir aku keluar kamar saking penasarannya, tapi kuurungkan hanya untuk meratapi perasaan sakit dan kecewa atas apa yang sudah telingaku dengar. Pernyataan yang tidak pernah kuharapkan, terlebih dilontarkan oleh orang yang aku cinta dengan sangat.Aku sedang tidak ingin peduli dengan orang lain. Ada perasaan yang harus kutenangkan sendirian. Perasaan yang tidak pernah bisa kujelaskan, karena semuanya terasa seperti mimpi. Tapi aku harus tetap waras dengan keadaan yang saat ini sedang ku alami. Meski sebenarnya, semua orang akan menjadi gila ketika jatuh cinta.Dalam kamar yang cukup luas bagiku ini, masih terasa pengap karena dipenuhi udara cemburu. Hawa panas yang tidak biasanya menyelimuti setiap sudut ruangan. Aku yang terkapar lemas tak berdaya, mau tidak mau harus menutup hari dengan rasa paling bajingan yang pernah ada. Namun satu sisi, aku harus mafhum bahwa aku hanya orang

  • Don't Stop Me Now   With U

    Setelah sekian jam melanjutkan perjalanan, akhirnya kami sampai di tempat tujuan, kami semua kelelahan diperjalanan, karena asik bersenda gurau dan bernyanyi. Halaman yang cukup luas bisa untuk parkir mobil, motor, bahkan kalau ada tukang parkir bisa ikut sekalian bangun pos parkir. Semua turun dari mobil. Aku sibuk mengeluarkan semua barang-barang, kak Thawaf pun sama. Berbeda dengan kak Tiara yang langsung duduk selonjoran diteras rumah, pasti sangat capek. Sebab aku juga merasakannya, kalau boleh aku ingin segera menuju kamar mandi. Lengket banget badan ku, seperti habis olahraga lari maraton. "Capek ya?" tanya ku kepada kak Tiara. "Sama aku juga" lanjutku. "Belum dijawab padahal kan?" tanya kak Tiara. "Ya, gak apa-apa. Pasti capek kok, aku udah tahu, hehe" Aku duduk disamping kak Tiara, setelah memasukkan semua barang-barang ke ruang tamu. Di teras rumah yang dingin, aku, kak Tiara, dan kak Thawaf duduk bersama tanpa alas menunggu tuan rumah yang entah kemana setelah kami sam

  • Don't Stop Me Now   Just 2 B With U

    Kemudian, Kak Takdir menginjak gas untuk menambah kecepatan laju mobil. Terlihat dari samping raut wajahnya tampak kesal atas kejadian tadi yang hampir saja mencelakai kami semua. Aku baru mendengarnya mengucapkan kata binatang saat sedang marah. Pikiranku malah kesana kemari, karena ketakutanku kalau-kalau suatu hari nanti dibentak dan dimaki pakai bahasa kasar oleh kak Takdir.Kak Takdir berusaha mengejar mobil avanza tadi, mengakibatkan tubuh kami terombang-ambing seperti dalam kapal yang diterjang badai. Perasaan takut kian memeluk lebih kencang. Untung saja, dari bangku belakang kak Thawaf bisa memperingatkan kak Takdir yang sedang diselimuti kekesalan."Dir, pelan-pelan saja. Biarin mobil tadi mungkin sedang buru-buru!""Lihat Kiblat! Dia pasti ketakutan" lanjutnya.Kak Takdir melirik ke arah ku, lalu menghembuskan nafas dan selang beberapa detik akhirnya mengurangi kecepatan. Namun kami semua terdiam. Tidak ada yang berbicara sepatah kata pun

  • Don't Stop Me Now   What You Didn't Say

    Namanya juga orang kaya kadang gak punya etika, tapi gak semuanya gitu. Bisa jadi orang yang saling mengasihi sesama manusia, cuma sayangnya aku belum nemu yang demikian. Semisal ada pun sudah yakin itu karena orang tersebut mencintai aku. Suatu saat nanti, mungkin, kak Takdir akan menjadi orang kaya pertama yang aku temuin dengan perilaku yang sangat baik.Di kamar ku yang tidak luas ini, aku mondar-mandir kebingungan. Harus bawa apa aja kalau berlibur 2 hari. Maklum, aku belum pernah diajak berpergian jauh sama teman. Sewaktu disekolah lama ku itu, sepertinya semua orang disana tidak menyukai aku. Mereka tak ada yang mau menemaniku bahkan untuk sekedar duduk sebangku saat jam pelajaran.Sepi menjadi temanku yang paling lengket, tapi aku gak ngerasa kesepian. Aku punya selalu punya pacar, meskipun sebentar atau baru saja putus. Gosip-gosip disekolah lama ku rasanya sudah kelewatan. Entah siapa yang memulai kalau yang ingin menjadi pacarku adalah mereka yang haus

  • Don't Stop Me Now   Me First

    Bismilah, ucapku dalam hati. Dengan rasa percaya diri yang masuk kategori tinggi, aku berjalan menuju tempat yang diberitahu Kak Takdir melalui pesan singkat semalam. Sesampai dilokasi aku tercengang, karena tempatnya gak rapi dan kotor. Aku masih berdiri mematung melihat Kak Takdir dan teman-temannya yang sedang bersendagurau, terlihat nyaman sekali dengan tempat ini. Aku segera mengambil sapu yang berada disisi meja. Maksudnya mau membersihkan buat duduk ku saja, ya kali aku mau bersih-bersih tempat ini. Emangnya aku seksi kebersihan. Aku memperhatikan mereka. Ada yang sedang bermain ponsel, curiga sih lagi main domba hago. Ada yang pusing karena dapet kartu jelek alias lagi main remi pake duit dua ribuan. Ada yang sambil merokok, makan mie, makan cilok. Ada juga yang sambil tadarus dipojokan, kayaknya bertugas menjaga tongkrongan ini agar tidak banyak mahkluk astralnya. Kalau setan, jangan ditanya, ini lagi pada ngumpul. “Aku mau tunjukin sesuatu.” Ucap Kak Takdir. Belum dijawab

  • Don't Stop Me Now   I'll Take You Everywhere

    Tidak seperti biasanya. Hari ini aku sedang ada pengarahan dari wali kelas tentang banyak hal termasuk nilai. Semenjak kemarin beberapa orang ketahuan menyontek pada saat ulangan harian pelajaran Fisika. Serta betapa gaduhnya kelas kita hingga ditegur berkali-kali.Aku duduk dibarisan kedua dekat jendela. Kebetulan pintu kelas pun dibuka lebar. Aku melihat bayangan seseorang disana. Semakin memanjang dan mulailah raganya terlihat. Raga yang ingin sekali aku miliki. Takdir Abdala Jihad tanpa kedua temannya.“Assalamualaikum, Bu” ucap Kak Takdir sambil melangkahkan kaki menuju Bu guru.“Ada apa, Takdir?”“Bu, saya mau ijin berbicara sebentar dengan Kiblat.”Tentu saja. Ibu Guru dan semua teman-teman melihat ke arahku dengan tatapan aneh. Meski aku tak tahu betul apa yang ada dalam pikiran mereka.“Untuk apa?” tanya Bu Guru.“Ada hal serius yang harus saya sampaikan, Bu. Ini menyangku

  • Don't Stop Me Now   Nawala Patra

    Sukabumi, hari ini.Aku memalukan. Baru saja berkenalan, sudah berani menitipkan harapan. Memang, susah sekali mengadaptasikan hati. Tidak mau mengerti. Berkali-kali diberitahu, tolong jangan kelewatan! Tetap saja keras kepala dan malah mengabaikan. Di lain waktu sudah diperingati, jangan berandai-andai! Tapi tetap tak mau mendengarkan. Seolah sedang berada dalam keadaan paling aman. Padahal disisi lain ada yang berusaha memberantakkan angan.Lemah sekali. Semoga tidak ku ulangi.“Kamu kenapa sih?” tanya Uca.Sebagai teman yang merasa telah begitu dekat. Aku menatap Uca dalam-dalam. Bibirku sudah manyun-manyun kedepan. Mataku sudah berkaca-kaca. Langsung saja ku peluk Uca, kemudian berteriak menangis tujuannya untuk membuat diri sendiri lega meskipun aku tahu teriakan ini tidak sehat bagi telinga orang lain.“Udah, Lat. Ada apaan sih?” tanya Tarekha.Aku tetap berteriak mena

  • Don't Stop Me Now   Sensation

    Hari ke-2 aku belajar disekolah ini. Rasanya senang, karena sekarang ada teman baru. Namanya Tarekha Alanam, orangnya cantik, baik, pintar, dan disekolah ini yang suka sama dia bukan hanya angkatan kita, tetapi kakak kelas juga. Aku saja yang perempuan tidak bosan-bosan melihat wajahnya, apalagi lelaki.“Kha, kantin yuk?” ajak Uca.Uca ini teman ku juga. Nama aslinya Kautsar. Udah, itu saja. Singkat, padat, dan jelas. Panggil saja, Uca. Selain jago dibidang matematika, Uca juga jago dibidang pergibahan. Dia akan membongkar semua gossip-gossip yang beredar disekolah ini. Bahkan, gossip yang lagi hangat-hangatnya dibicarakan, dia tahu detailnya seperti apa. Uca sudah punya pacar, teman sekelas kita. Namanya Satrio Wira. Biasa dipanggil Iyo.“Yuk!” jawab Tarekha yang langsung menggandeng aku dan Uca.Di koridor sekolah udah banyak siswa-siswi yang keluar kelas untuk memenuhi egonya, yaitu makan sepuasnya di kantin. Sepuasnya sampai me

  • Don't Stop Me Now   Rotbaq

    GRUKGUK! GRUKGUK!Aku mengelus perutku sembari melihat tukang roti bakar di seberang sana. Ciri khas gerobaknya yang berwarna putih, body mulus, dan glowing membuatku terpana ingin segera menepuk pundak si penjual roti dan bilang, “Mang, keju ya dua!”Lalu si Amang menyahut, “Siap, Neng!”Melihat tangan si Amang yang sudah berkeriput sedang memarut keju hingga gravitasi bumi membuat butir-butir parutan keju tadi tertabut diatas roti yang telah diolesi mentega, jatuh begitu tak beraturan, namun sangat estetis, tiba-tiba ada suara lembut terdengar dekat sekali dengan telingaku.“Punten, Neng!”Aku langsung menoleh ke arahnya. Lelaki yang berseragam sama dengan ku begitu terlihat keren, ku tebak tingginya sekitar 170 cm. Kita saling tatap beberapa detik sebelum akhirnya sadar kalau pesanan roti bakar ku hanya khayalan semata.“Iya maaf.” ucapku sambil bergeser dua langkah.“K

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status