Kebenaran bahwa Jack adalah Tuan Muda Roodenburg tentu sangat mengejutkan dan tidak terduga bagi Mary. Walau penyesalannya sampai menyentuh langit, ada rasa senang di hati Mary. Bukan karena Tuan Muda yang dikagumi adalah Jack, tetapi lebih karena akhirnya dia tahu siapa pewaris tunggal keluarga Roodenburg sebenarnya.Maka, menjadi sangat bagus untuk Mary karena Jack tinggal di Greenroad Villa, yang merupakan tempat Mary bekerja. Peluang baginya untuk mendekati Jack menjadi lebih besar. Mary akan berusaha keras supaya Jack menjadi tertarik padanya!Lalu, di tengah ide brilian yang baru saja muncul di kepala Mary, mengapa ucapan Bruce terdengar seperti hendak memberikan kabar buruk? "Aku pikir akan mengurus pengajuan pemecatan anda dari Greenroad Villa."Boom!Hati Mary seperti tertimpa bom atom yang meledak detik itu juga. Apa yang disampaikan Bruce tidak hanya buruk, tetapi juga menghancurkan seluruh impiannya."Tidak, tidak, anda tidak bisa melakukan itu padaku, Tuan. A-aku bekerj
Seorang penjaga mengernyitkan dahi ketika tanpa sengaja melihat ada wanita tengkurap di atas tanah di dekat area kebun stroberi. Dia memfokuskan pandangan untuk mengamati wanita yang kini merangkak mundur itu."Nona Mary?" lirih si penjaga mengenali wanita yang bertingkah sangat aneh itu. "Sedang apa dia di sana?"Penjaga tersebut lantas berjalan cepat menghampiri Mary untuk menanyakan apa yang terjadi. Sedangkan Mary terus merangkak mundur tanpa menoleh ke belakang sedikit pun.Akibatnya tanpa sengaja Mary menabrak si penjaga. Wanita itu kemudian menoleh pada si penjaga yang membungkuk sembilan puluh derajat.Si penjaga ingin menanyakan langsung kepada Mary apa yang sedang dia lakukan di sana. Akan tetapi, dia mengurungkannya karena Mary berteriak lebih dulu."Aaa!"Mary sampai terjatuh di tanah karena terlalu kaget. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangan seolah si penjaga hendak menyakitinya."Nona Mary, ada apa? Kenapa anda berbaring di sini? Lalu, kenapa anda berteriak?" Penjaga
Mary mempererat pelukannya. Dia merasa sangat hangat dan damai ketika menyandarkan kepalanya di punggung Jack.“Jack, aku tahu sudah membuat banyak kesalahan. Aku mengerti jika kamu tidak bisa memaafkan apalagi melupakan semuanya. Tapi, cobalah untuk mengerti keadaanku. Sungguh, aku tidak pernah benar-benar membenci dirimu. Aku bersikap sangat buruk semata-mata untuk mendukung Sophie. Kamu tahu benar bahwa dia adalah sahabatku.”Mary sengaja memanggil nama Jack langsung karena berpikir itu bisa mendekatkan emosi mereka. Dia dan Jack sudah lama kenal ‘kan? Jadi, semestinya hubungan mereka tidak canggung.Mary tidak tahu, di balik punggung yang sangat kokoh itu, Jack menyeringai. Pria itu melepaskan tangan Mary yang mendekapnya.Jack berbalik. Masih dengan senyum miring dia berkata, “Lucu sekali. Beberapa saat lalu kamu menyalahkanku atas rusaknya hubungan antara kamu dan Sophie, lalu sekarang? Kamu menyalahkan Sophie untuk membela dirimu di hadapanku.”“Bu-bukan seperti itu maksudku, J
Mary terbaring di atas tempat tidur di ruang gawat darurat Sunshine Hospital. Ada perban yang membalut dagu hingga kepalanya. “Apa proses penyembuhannya akan lama, Dokter?” tanya teman Mary yang bernama Lady dengan wajah cemas. “Biasanya pemulihan dislokasi rahang memerlukan waktu sekitar enam minggu. Tapi jangan khawatir, kami akan berusaha mempercepat pemulihan itu dengan perawatan rutin secara berkala.” Sebuah napas kabur dari teman Mary lainnya, yakni Grace. Dia melihat Mary dengan pandangan iba. “Bagaimana tulang rahangmu bisa bergeser, Mary?” “Aku jatuh dan pipiku membentur lantai,” jawab Mary dengan suara yang tidak begitu jelas karena dia membatasi pergerakan mulutnya. Meskipun demikian, apa yang dia katakan masih bisa dipahami. Tentu saja jawaban yang diberikan Mary bukanlah jawaban yang jujur. Mary masih sangat ingat, dia mengalami cidera atas kebodohannya sendiri. Dia tidak mengira jika George akan benar-benar menamparnya lagi. “Kalian tidak perlu khawatir, tulang raha
Mary menelan ludah. Kalimat pembuka dari Sophie ketika hendak membahas Jack membuat jantungnya berdetak cepat. Itu terdengar sangat menggantung.“Sebenarnya, setelah insiden pengusiran dari Greenroad Villa, aku dan David terlibat perkelahian. Ya kalian tahulah, kami saling menyalahkan karena di acara penting itu malah dipermalukan di hadapan semua orang. Kami bertengkar di dalam mobil. Sambil menyetir, David menyebutkan kesalahan-kesalahanku. Dan tidak mau kalah, aku juga melakukan hal yang sama, mengungkit segala hal buruk tentang dirinya. Akhirnya, David menjadi sangat kesal dan menurunkanku di jalan.”“Ya Tuhan, David menurunkanmu di jalan? Lalu, dia meninggalkanmu sendiri?” Grace bertanya dengan wajah tak percaya.“Begitulah yang terjadi. Dia menurunkan dan meninggalkanku di FleetLand. Kalian tahu tempat itu?” Kedua alis Lady bertaut seperti hampir menyatu. “Bukannya itu tempat tinggal para kriminal? Aku dengar, jika mau mencari para preman, pencuri, perampok, dan semacamnya, kem
Para wanita di ruangan itu refleks menoleh ke arah pintu. Mereka tampak terkejut melihat orang yang mereka bicarakan sedang menelepon di depan ruangan tersebut.Hidung Lady menjadi kembang kempis akibat amarah yang begitu besar. Kemurkaannya kepada Jack harus dilampiaskan. Dia menguncir rambutnya dengan sewot sebelum berkata, "Ini tidak bisa dibiarkan!""Kamu benar, Lady. Pecundang itu memang harus mendapat pelajaran berharga!"Lady dan Grace saling menatap satu sama lain. Mereka mengangguk kompak sebelum bersama-sama berjalan menuju pintu.Melihat perang akan segera pecah, Sophie berencana untuk turut mengikuti kedua temannya itu. Dia sangat yakin jika mereka hanya salah paham saja. Sedangkan dosa-dosa mereka selama ini kepada Jack sudah terlalu banyak. Masihkah perlu ditambah lagi? Sophie bahkan merasa malu jika bertemu dengan Jack."Mary kamu tunggu sebentar ya. Aku akan keluar mengikuti mereka. Meski sulit, aku akan berusaha untuk mencegah agar tidak terjadi keributan. Aku benar
Lady terduduk di lantai. Otot-ototnya terasa lemas. Batinnya seperti terguncang atas apa yang baru saja dialami.Sophie dan Grace yang melihat hal itu bergegas mendekat pada Lady. Sophie bertanya, "Apa kamu baik-baik saja, Lady?"Tapi Lady tetap diam. Wajahnya terlihat sangat rumit. Keningnya dipenuhi oleh keringat.Grace melihat Sophie sesaat sebelum menggenggam tangan Lady. Seketika itu pula pupilnya membesar. Grace merasakan tangan Lady sampai bergetar."Lady, tolong jangan diam saja. Cepat katakan sesuatu." Grace semakin khawatir."A-apa i-itu tadi Jack?" 'Ya! Tapi bukan Jack Marshall. Dia Jack Roodenburg, Tuan Muda Roodenburg!' sahut Mary cepat atas pertanyaan Lady yang diucapkan dengan terbata-bata.Namun, tentu saja Lady ataupun temannya yang lain tidak bisa mendengar apa yang Mary katakan. Sebab wanita itu berbicara pada dirinya sendiri.Sejujurnya Mary merasa cemburu. Mary masih sangat ingat, Jack begitu kesal ketika dia memeluknya dari belakang. Tapi tadi sang tuan muda mal
Di depan sebuah rumah sederhana bercat putih, Claire dan Jack berdiri. Mereka tampak berbincang. Paman Bob baru saja tiba di rumah dengan diantar mobil khusus dari rumah sakit. Dan Jack langsung berpamitan untuk pulang.“Apa kamu tidak bisa di sini lebih lama?” Suara Claire terdengar tidak rela jika Jack langsung pulang.Tapi Jack menggeleng. Dia tersenyum saat berkata, “Aku sudah mendengar banyak ceramah hari ini.” Dia menggoda Claire.Claire hanya mencebik mendengar ejekan sahabatnya. Lalu, dia memeluk Jack. “Besok aku mulai masuk kerja lagi. Hah, bekerja di King Pizza pasti akan membosankan karena tidak ada kamu di sana.”Jack menepuk-nepuk lengan Claire. “Jangan bicara seperti itu. Kamu tetap harus semangat bekerja demi Paman Bob, juga demi dirimu sendiri." Dia terdengar bijak. Namun, Jack kemudian melanjutkan, "Cobalah untuk mencari korban lain. Victor bukan orang yang buruk. Dia akan diam mendengar ocehanmu sepanjang jam kerja tanpa melawan. Jadi, jangan khawatir."Claire menden