Share

Nyut-nyutan

Penulis: Yuniartinoor
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-16 07:34:29

Pagi-pagi sekali handphone ku sudah berbunyi berulang-ulang, ternyata ada beberapa panggilan tak terjawab dan pesan masuk di sana.

"[Assalamualaikum Suster, ini Reza. Motornya sudah diantar ya.]"

"[Suster belum bayar ongkosnya.]"

"[Ongkosnya harus di bayar, nanti malam.]"

Gak sabaran banget nih Pak Polisi, pesannya belum di balas terus aja men

girim pesan.

"[ Waalaikumsalam, Pak Reza, maaf saya baru buka handphone. Berapa ongkos perbaikannya, Pak? Mohon maaf minta nomor rekening Bapak, saya akan transfer.]"

Pesan itu centang dua, dengan cepat dia membalas kembali pesanku.

"[Saya gak mau ditransfer, nanti malam saya mampir ke Rumah Sakit.]"

"[Baiklah terserah Bapak, terima kasih sudah membantu.]"

"[Sama-sama Suster.]" 

Baru saja disimpan di atas nakas handphoneku sudah berdering lagi. Rupanya telepon dari Mas Faiz.

"Assalamualaikum,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dokter Tampan di Pavilliun   Meminta izin Ayah

    Mataku membola menatap Pak Reza, tanpa kompromi denganku tiba-tiba dia minta izin pada Ayah untuk dekat denganku."Ayah silakan saja. Selama ini, tak pernah melarang Geeza dekat dengan siapapun. Untuk Ayah, yang penting tidak membawa pengaruh buruk untuk Geeza."Sementara dia tersenyum sangat manis mendengar jawaban Ayah."Saya tidak akan mengecewakan, Om, Saya janji." Pak Reza kembali menyalami tangan Ayah. "Saya permisi, assalamualaikum.""Waalaikumsalam," Ayah langsung masuk Rumah sementara aku masih mematung di teras."Cepat masuk, Istirahat!""Kenapa?? Pak Reza ....." ucapku terputus."Sudah, Za, jangan tanya alasannya. Aku suka sama kamu, itu jawabannya."Seenaknya saja dia berlalu bersama taksi online yang membawanya meninggalkan halaman rumahku sementara jantungku hampir saja meledak karena kelakuannya._________Hatiku tak karuan, ada rasa bersal

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16
  • Dokter Tampan di Pavilliun   Kembali ke Ciwidey

    Setelah kedatanganku hampir sebulan lalu Mas Deddy dan Mama Pak Dokter selalu bermimpi aneh. Pak Dokter datang ke mimpi mereka dan ingin aku yang merawatnya, dia menangis memandangi bunga kering yang kubingkai dalam frame silver yang aku berikan.Awalnya mereka hanya menganggap semua mimpi belaka, tapi ternyata mimpi itu datang setiap malam. Selama hampir tiga puluh hari berturut-turut."Maaf Mas, Bu, kalau untuk menjaga 24jam tidak mungkin. Aku bekerja di Rumah Sakit," jelasku."Bagaimana kalau dua hari sekali, Suster bisa?""Orang tuaku pasti khawatir. Tak akan ada izin pergi sendiri, Abang bekerja dan tidak akan selalu bisa mengantarku""Kami pasti bayar.""Bukan masalah bayaran, Bu. Saya ikhlas menolong Pak Dokter, bukan soal uang.""Mmm ... maaf sebelumnya, Mas, Bu saya punya saran. Bagaimana kalau dr. Doddy dipindah ke Bandung? jadi adik saya bisa tiap hari menengok.""Bagai

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16
  • Dokter Tampan di Pavilliun   Kepulangan Saina

    Beberapa hari yang lalu aku sudah menghubungi mas Faiz, menanyakan perihal gaun yang ia kirim untukku. Hari ini Pertunangan Keponakan Mas Faiz, putri sulung Bude Aruna, Mas Faiz memberikan gaun itu untuk acara malam ini.Alhamdulillah, kata Bude Aruna, Saina sudah siuman. Anak kecil yang berjuang melawan penyakitnya selama hampir dua tahun itu, bangun setelah koma hampir satu tahun. Lega rasanya mendengar kabar gembira itu, aku sudah tidak sabar menunggu gadis kecil itu kembali.Pantas saja dia tak pernah gentayangan lagi, biasanya dia berlari mengekor setiap langkahku di Rumah Sakit.Aku di jemput Mas Faiz setelah Maghrib, laki-laki berparas Arabian itu memindaiku dari atas hingga bawah, lalu ia lalu terlihat mengalihkan pandanga kearag lain."Maaf ya, Za, ini semua kerjaan Kak Aruna. Kak Aruna memang niat sekali menjodohkan kita," ujarnya."Kenapa minta maaf, Mas? Aku biasa saja, jodohkan sudah Allah atur

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-18
  • Dokter Tampan di Pavilliun   Dokter Doddy Membuka Mata

    Pagi hari yang cerah, walaupun tak secerah perasaanku yang campur aduk. Masih sangat sedih karena baru ditinggal Saina dan kesal sekali sama sikap Pak ... eh ... Bang Reza, maksudnya."Dekkk! Sudah bangun belum?" teriak Bang Gaza diluar kamar."Sudah, Bang. Masuk saja."Setelah mandi aku berdiri di balkon menghirup udara pagi sambil melihat orang lalu-lalang di jalanan sekitar komplek."Mas Deddy barusan telpon, 'deal' , katanya, Mas Deddy dan Mamanya setuju untuk membawa dr.Doddy ke kota. Lagi nyari tempat dulu, nanti sudah dapat tempat tinggal kita dikabari lagi.""Serius, Bang? Alhamdulillah aku senang sekali mendengarnya.""Oh iya, Dek. Ini celana jeans dari Pak Bachir, bonus katanya sama t-shirt nya juga.""Ini kan baju bekas pemotretan waktu itu? Wah ... Pak Bachir dan Mas Faiz baik sekali.""Memang, makanya dikasih ke kamu.""Dasar, Pak Bachir. Tapi lumayan deh

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-18
  • Dokter Tampan di Pavilliun   Ingatan Dokter Doddy

    Sudah empat hari aku bulak-balik Bandung-Lembang, meski belum bisa berbicara perkembangan dr.Doddy sangat siknifikan. Aku tetap semangat agar dr.Doddy juga semangat untuk sembuh.Lelah seusai bekerja sudah tak kuhiraukan yang ada dibenakku hanya janji dan tanggung jawabku untuk menepatinya. Cuaca yang tak bersahabat juga aku hadang semuanya demi pak Dokter.Setelah memarkirkan motor di depan Villa aku berpapasan dengan dr. Mayda, wajah judesnya yang begitu konsisten memindai penampilanku dari atas sampsi bawah. Dari awal memang sepertinya dia tidak menyukaiku. Peduli amat, aku memang hanya perawat jauh dengannya yang seorang Dokter tapi aku pastikan aku lebih istimewa dimata dr.Doddy."Siang Ma, Mas," sapaku."Siang, Suster ayo masuk. Mama senang, sekarang Doddy sudah bisa duduk.""Syukurlah, Ma. Geeza senang mendengarnya. Selamat siang, Dokter, makan yuk! Geeza suapi," ucapku.Matanya berbinar, seakan m

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-18
  • Dokter Tampan di Pavilliun   Penculikan

    Sebenarnya aku masih ingin berlama-lama bersama dr. Doddy tapi aku harus menghadiri acara pengajian di rumah Saina. selepas Ashar aku pamit pulang dari Lembang untuk mendoakan tujuh hari meninggalnya gadis manis itu.Sungguh masih berasa seperti mimpi kehilangan senyum centil itu tapi semuanya sudah jalan hidup Saina, gadis kecil itu harus pergi lebih dulu."Ma, Mas Deddy biasanya pulang jam berapa?""Kalau ke Semarang gak lama Suster, nanti malam sehabis Isya juga pulang," jawab mama dr.Doddy."Tolong sampaikan Geeza ingin bicara penting, nanti Geeza telepon Mas Deddy sekitar jam sembilan selesai acara pengajian," pesanku."Bicarakan saja sama Mama, nak. Jangan buat mama khawatir.""Mama gak usah khawatir, ini cuma obrolan biasa kok, bukan tentang kesehatan dr.Doddy. Mama lihat, 'kan Pak Dokter sehat sekali."Mama dr.Doddy tersenyum dan memelukku."Mama senang suster memanggil mama seperti Dody memanggil Mama!Mama rasa k

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-18
  • Dokter Tampan di Pavilliun   POV Doddy

    Aku harus bertanggung jawab atas kondisi bang Reza. Hari-hariku sekarang sepulang kerja, menjaga Bang Reza di Rumah Sakit. Peristiwa penculikan tempo hari, membuat bang Reza terluka parah karena menolongku.Sampai saat ini aku belum mencoba menghubungi dr. Doddy, aku tidak mau mengganggu therapy dan pengobatannya disana.Aku juga masih trauma, takut peristiwa seperti hari itu terjadi lagi sebab Bang Diki, dr. Mayda dan komplotannya bebas tunggang langgang tanpa hukuman apapun.Entahlah apa aku dan Bang Reza yang sekarang terbaring lemah di Rumah Sakit tidak bisa menjadi bukti kejahatan mereka, "katanya"."Abang, haus?" tawarku.Bang Reza menggeleng, dia menatapku lekat."Maafkan Abang, ya?""Untuk apa abang minta maaf? Harusnya Geeza, yang minta maaf, Abang sudah berkorban banyak untuk Geeza.""Za, apa Doddy yang kalian ributkan hari itu Doddy Khairril Ammar?" tanya bang Reza."Iya, Abang kok tahu?""Dia adik kelask

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-22
  • Dokter Tampan di Pavilliun   Doddy yang Baru

    Sudah menjadi kebiasaaan, kegiatanku beberapa bulan ini hanya pergi bekerja dan menonton drama korea di depan laptop. Hidupku kurang bersemangat setelah dr. Doddy pergi ke Singapura.Dua orang yang selalu setia menemaniku, bang Gaza dan bang Reza sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.Hari sabtu biasanya Bang Gaza dan Bang Reza main PS bareng di rumah karena Bang Reza sedang tugas ke Bogor jadi tidak ada yang main ke rumah."Ayah kemana, Bu. Kok sepi?" tanyaku."Ayah pergi gowes sama Abangmu, paling siangan pulangnya.""Kenapa Geeza gak diajak? Be-te di rumah terus.""Main, dong, ajak temennya main ke rumah.""Temanku pada masuk kerja, Bu. Kami bertiga jarang dapat libur bareng."Mengusir jenuh akupun pergi ke halaman, mengambil selang dari garasi dan menyiram tanaman bunga koleksi Ibu.Ada mobil hitam mengkilap berhenti di depan pagar, tapi bukan mobil Bang Reza. Kl

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-22

Bab terbaru

  • Dokter Tampan di Pavilliun   Mencoba untuk Ikhlas

    Setelah ini, Ageeza belum tahu untuk apa hidupnya. Gadis itu hanya berusaha untuk ikhlas dan bersahabat dengan takdir. Meratapi kepergian Mas Doddy begitu lama tak akan mengembalikannya. Ageeza masih bisa melihat makhluk lain yang kasat mata tapi entah mengapa ia tak pernah melihat Mas Doddy lagi? Dokter tampan itu seperti menjauh dan tak ingin menampakan lagi wujudnya pada Ageeza.Kekuasaan Sang Pencipta memang tidak akan pernah ada tandingannya, segala rencana dan mimpi Ageeza semuanya berubah seketika. Apalah artinya angan sepasang manusia dibanding Kuasa-Nya, bahkan bumi dan seluruh isinyapun bisa hancur dalam sekali tiupan saja.Hidup baru, semangat baru, mimpi dan harapan baru. Aggeza akan memulai lagi semuanya dari awal meniti kehidupan untuk mencapai semua asa yang selama ini ia angankan."Ceria sekali adik abang, mau kemana?" tanya Bang Gaza."Hari ini Geeza mau memulai semuanya dari awal lagi, Bang. Bukan Geeza melupakan Mas Doddy tapi Geeza mau

  • Dokter Tampan di Pavilliun   PoV Ageeza

    Entah berapa lama tak sadarkan diri, saat terbangun aku yang baru saja sadar tidak bisa melihat apapun. Sekeliling terasa gelap dan mata tak bisa melihat apapun. Aku berteriak histeris dan tidak bisa ditenangkan. Apa aku buta?"Istighfar, dek. Jangan teriak-teriak begini ... tenang ya, Abang disini jagain kamu." Bang Gaza berusaha menenangkan."Ibu mana, Bang? Kenapa Geeza gak bisa lihat Abang? Mata Geeza gelap, Bang, Geeza gak bisa melihat apapun," cerocosku."Ibu lagi Shalat dulu, benturan di kepalamu waktu kecelakaan sangat keras, Dek, syaraf yang ke mata terganggu jadi berakibat sama penglihatan kamu," terang Bang Gaza."Geeza mau ketemu Mas Doddy, Bang. Dia baik-baik saja, kan?" Aku penasaran.Bang Gaza tak menjawab, yang sekarang aku dengar malah suara Bang Reza. Bang Reza memeluk dan berbisik di telinga kalau aku tak perlu khawatir karena Mas Doddy baik-baik saja."Geeza gak bisa lihat, Abang!" keluhku pada Bang Reza, sambil men

  • Dokter Tampan di Pavilliun   Keterpurukan

    Butuh waktu lama bagi Ageeza untuk sembuh, luka hatinya teramat dalam sehingga ia sulit untuk bangkit dan hidup normal seperti dulu. Ageeza yang begitu ceria dan cerewet kini cenderung lebih pendiam. Setiap hari setelah pulang bertugas ia lebih memilih mengurung diri di kamar dibanding berkumpul dengan keluarga atau teman-temannya yang lain. Seminggu sekali setiap hari jumat, Ageeza tak pernah absen datang ke makam Mas Doddy untuk mendoakan dan menaburkan bunga mawar putih kesukaan Ageeza di atas pusara laki-laki yang pernah ia sayangi itu."Sampai kapan kamu mau begini, Za?""Bang Reza!" Ageeza kaget melihat Bang Reza datang dan berjongkok tepat di sampingnya."Percayalah, Doddy tidak akan suka melihat kamu begini. Mana Ageeza yang Abang kenal? Ageeza yang cerewet, periang dan selalu ceria?"Ageeza tak menjawab sepatah katapun, gadis itu hanya menunduk sambil terus menitikan air matanya."Lihat Abang! Abang sayang sama kamu, b

  • Dokter Tampan di Pavilliun   Kenyataan yang Menyakitkan

    Telapak tangan Ageeza mengusap tanah merah itu, ini nyata, dia tidak bermimpi. Kedua Abangnya satu persatu dia pandangi dan spontan keduanya berhambur memeluk Ageeza dari kanan dan kiri."Kamu kuat, Dek. Jangan takut masih ada abang dan bang Reza yang akan menjaga dan menemanimu. Doddy sudah tenang, dia sudah bahagia di syurga," ucap bang Gaza, menenangkan.Ageeza meraba gundukan bunga yang sudah mulai mengering diatas pusara Mas Doddy, sambil sesekali ia usap nisan bertuliskan nama orang yang amat dia sayang itu.Remuk ... seluruh tulang di tubuhnya rasanya hancur. Semua rencana yang telah ia susun bersama Mas Doddy kini hanyalah sebuah angan, tak ada lagi pernikahan impian dan villa masa depan."Doddy tak seutuhnya pergi, Sayang ...," ucap Bang Reza.Ageeza berteriak! Tangisnya pecah, kenapa saat matanya bisa melihat harus ini yang ia lihat? Dia bahkan tak melihat Mas Doddy mengembuskan nafas terakhirnya.Hancur tak bersisa. Rasanya

  • Dokter Tampan di Pavilliun   Kematian Mas Doddy

    Ageeza berteriak histeris, sampai Ibu dan Bang Gaza harus menenangkannya. Setelah memberi minum Bang Gaza menyeka keringat di pelipis Geeza."Kamu cuma mimpi, Dek. Gak usah khawatir Doddy baik-baik saja, sekarang tidur lagi, ya!"Dengan napas yang masih memburu Ageeza menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan, entah kenapa Ageeza merasa semuanya begitu nyata dan bukan sekedar mimpi.Sayup-sayup suara Ibunya melantunkan Ayat Suci mulai menenangkan perasaan Ageeza,Abang Gaza begitu yang begitu perhatian kembali memasangkan selimut hingga batas dada adiknya lalu ia cium kening Ageeza penuh sayang."Bismillah ... berdoa dulu, jadi nanti gak mimpi buruk lagi!" titah Bang Gaza.Ageeza membalas dengqn anggukan.Lantunan Ayat Suci yang Ibu baca dan elusan tangan Bang Gaza dipucuk kepalanya, mengantarka Ageeza kembali ke alam bawah sadarnya.*******Aggeza sudah bisa pul

  • Dokter Tampan di Pavilliun   Gelap

    Dingin menusuk ketulang, kabut pagi ini juga begitu tebal karena gerimis. Jarak pandang jadi terganggu, belum lagi jalan arah Ciwidey yang relaif kecil. Sekitar beberapa kilo dari villa tiga motor yang mereka tumpangi masih beriiringan tapi setelah memasuki daerah yang lumayan berkabut mereka terpisah.Masih di kawasan jalan Kabupaten Bandung, entah masih mengantuk atau karena kabut tebal yang mengurangi jarak pandang. Motor yang Mas Doddy kendarai menabrak pembatas jalan dan terjatuh ke semak-semak yang berada tepat di bawah jalan raya.Saat itu Geeza berteriak sambil memeluk erat tubuh Mas Doddy sebelum mereka tergelincir kesemak-semak cukup dalam sekitar 5 sampai 6 meter dari atas jalan raya."Za ... Ageeza ....," panggil Mas Doddy parau.Mas Doddy terdengar beberapa kali memanggil nama Geeza sebelum akhirnya mereka berdua sama-sama tak sadarkan diri.Medan yang lumayan terjal dan kabut yang sangat tebal hari itu menyulitkan pe

  • Dokter Tampan di Pavilliun   Api Unggun

    Hari sudah semakin gelap, berfoto ria sore ini disudahi. Mereka semua kembali menuju ke Villa, ke daerah perkebunan teh.Setibanya di villa dua orang pekerja Mas Doddy yang bertugas menjaga villa menyambut, Mang Burhan dan istrinya bi Marni membantu membawakan barang-barang mereka kedalam."Kayu bakar untuk api unggunnya sudah siap Den Doddy! Ayam sama ikannya juga sudah bibi kasih bumbu tinggal dibakar.""Iya, Mang. Terima kasih sekali."Di Villa ini ada empat buah kamar tapi tidak akan mereka pakai, karena mereka akan menghabiskan malam diluar sambil menikmati api unggun."Luas sekali, sejuk dan asri bikin betah ini mah," celetuk Bang Reza."Iya, Bang cocok buat semedi," canda bang Gaza.Maklum setiap hari aktivitas mereka berenam dihabiskan di pusat kota yang padat dan macet sana-sini. Di villa mereka merasa sangat nyaman, bisa merasakan tenangnya lingkungan sekitar sambil menikmati melodi alam dari su

  • Dokter Tampan di Pavilliun   Touring

    Pagi hari setelah sarapan bersama Ageeza pergi ke Rumah Sakit diantar Mas Doddy. Saat mobil yang mengantar Ageeza berhenti tepat di depan lobi, Bang Reza sudah berdiri disana sepertinya sedang menunggu Ageeza.Ageeza turun disusul Mas Doddy yang juga ingin menyapa Bang Reza."'Apa kabar, Bang?" sapa mas Doddy."Baik, Dod. Gimana jalan-jalannya, gue liat di Medsos Geeza, tempat hang-out di Ciwidey keren-keren ternyata.""Seru, Bang. Kapan-kapan kita jalan ke Ciwidey, kita menginap di Villa main api unggun.""Boleh, tuh. Nanti gue jadwalkan.""Siaap, Bang! Gue duluan ya, belum pulang soalnya," pamit Mas Doddy."Oke, hati-hati di jalan," jawab Bang Reza.Ageeza menyalami tangan Mas Doddy sebelum dia pulang setelah itu baru memulai obrolan dengan Bang Reza.___Ternyata dari semalam Bang Reza mencoba menelpon tapi handphone Ageeza tak bisa dihubungi karena kehabisan bate

  • Dokter Tampan di Pavilliun   First Kiss

    Bangun tidur sudah ada bucket mawar putih di atas tempat tidur Ageeza. Dari bau parfum yang tercium dapat di pastikan Mas Doddy ada di sana. Masih dengan piyama Ageeza segera turun kelantai bawah."Yah, seperti ada bau parfum Mas Doddy, tapi orangnya gak ada?" tanya Ageeza pada ayah."Doddy ada di atas sedang menata pot-pot bunga sam Ibu. Doddy bawa banyak tanaman yang lagi pada viral itu, Ibu sampe girang tuh," jawab ayah."Hmmm ... Mas Doddy bisa aja ambil hatinya Ibu."Ageeza segera menyusul ke lantai paling atas tempat bunga-bunga dan burung-burung koleksi Ayah berada."Senangnya yang di bawain tanaman." Ageeza memeluk Ibu dari belakang."'Iya, dong. Calon mantu Ibu ini memang paling the best, tau saja kesukaan calon mertuanya.""Jangan terlalu dipuji, Bu. Nanti hidung mancung Mas Doddy terbang." Ageeza melepas pelukan di pinggang Ibu lalu mencium tangan Mas Doddy."Gimana ker

DMCA.com Protection Status