.
.
.
Suasana ruangan operasi terlihat mencengkram. Kepanikan dokter Da Suan dan beberapa kru terlihat sangat jelas dengan mata yang saling melotot tatkala mendengar suara nyaring alat monitor yang menunjukan garis lurus.
Dokter Da Suan langsung melakukan tindakan pertolongan Cardiopulmonary Resuscitation(CPR). Namun, setelah beberapa kali mencoba tetap tidak menunjukan hasil yang maksimal.
"Cepat siapkan defibrillator, kita lakukan kardeoversi!" ujarnya setelah menganalisis jika masih ada sedikit kehidupan dan kemungkinan untuk wanita itu selamat.
Alat kejut jantung siap digunakan dan dokter Da Suan pun memperhitungkan waktu yang tepat melakukan resusitasi jantung paru.
Setelah kejut jantung dilakukan terlihat semua petugas medis yang berada di dalam ruangan menahan nafas mereka dalam-dalam.
Semua orang saling menatap dengan wajah yang sendu dan tak berdaya. Ketika berada di situasi harapan pupus, sebuah keajaiban muncul begitu saja di depan mata mereka.
Tepat pukul 03:00 sebuah alat monitor kembali menunjukan tanda-tanda kehidupan telah kembali.
Semua orang bertepuk tangan dan saling memeluk erat karena merasa terharu atas keberhasilan mereka.
..........
Setelah operasi usai, kini sebuah ruangan ICU memperlihatkan sebuah wajah setengah di perban perlahan-lahan mengejapkan mata. Gaiyyun Bai memperhatikan sekitarnya dan menyadari dirinya masih selamat dan hidup kembali.
Gaiyyun Bai terlihat tidak memperdulikan lukanya yang masih basah, ia menarik infus di tangannya dan dengan nekat turun dari ranjang meninggalkan rumah sakit dengan tertatih-tatih. Meskipun keringat dingin keluar dari setiap pori-pori tapi tetap saja Gaiyyun Bai bersikukuh untuk pergi.
Seorang perawat yang mengurus Gaiyyun Bai langsung menjatuhkan nampan di tangannya berisi obat-obatan ketika melihat pasien yang awalnya sedang koma kini sudah tidak ada di ranjangnya.
Perawat lari menuju ruang dokter.
"Dok, pasien yang anda bawa hilang!" seru perawat menjelaskan dengan wajah panik.
"Kemana dia pergi?" tanyanya.
"Tidak tahu, Dok!" sahut perawat menggelengkan kepalanya.
Dokter Da Suan langsung menuju ke ruang cctv untuk melihat ke mana hilangnya gadis yang sudah ia tolong.
Dari cctv menjelaskan jika Gaiyyun Bai pergi dengan sendirinya dengan keadaan yang masih belum stabil. Terlihat Gaiyyun Bai begitu nekat meksipun ia jatuh bangun untuk segera ingin meninggalkan rumah sakit.
"Biarkan saja dia, itu adalah pilihannya memilih untuk pergi dari rumah sakit. Simpan rekaman ini untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu dengan gadis itu kita memiliki bukti jika dia memang pergi dengan sendirinya," titah Dokter Da Suan kepada kepala pengaman.
"Baik, Dok!"
.........
Beberapa hari telah berlalu dengan cepat. Terlihat dokter Da Suan sedang menikmati sebuah minuman bersoda di dalam bar seorang diri. Dia meratapi kesepiannya di dalam keramaian.
Bersamaan di tempat yang sama namun di ruangan yang berbeda terlihat Gaiyyun Bai yang sudah sehat kembali sedang beradu nyali dengan seorang pria kekar.
Tendangan pria kekar itu membuat tubuh Gaiyyun Bai terpental sampai keluar ruangan dan kejadian itu dilihat oleh dokter Da Suan dan pengunjung lainnya.
Beberapa orang berhamburan karena ketakutan, namun dokter Da Suan justru merasa penasaran dan ingin melihat keributan lebih jelas. Setelah dia memastikan sesuatu, barulah dokter Da Suan menyadari jika wanita yang terpental itu adalah gadis yang pernah dia tolong sebelumnya.
Gaiyyun Bai ingin mengeluarkan pistol dari balik bajunya, namun ia mengurungkan niatnya karena tiba-tiba saja dokter Da Suan melayangkan botol anggur ke arah pria kekar.
"PRANG!" suara botol mengenai kepala pria kekar.
"Hei! Dasar pria pecundang! Beraninya sama wanita saja, sini lawan aku jika berani!" Dokter Da Suan langsung melonggarkan kerah bajunya. Penampilannya saat ini terlihat sangat meyakinkan sekali.
Tapi tiba-tiba saja kakinya bergetar hebat tatkala beberapa orang pria lainnya keluar dan berdiri di belakangnya pria kekar.
"Heh! Apa kalian pikir aku takut!?" Dokter Da Suan masih terlihat sangat percaya diri. Namun langkah kakinya terus berjalan mundur ketika para preman itu berjalan maju ke arahnya sambil memainkan sebuah botol kosong di tangan mereka.
Gaiyyun Bai tiba-tiba saja memegang tangan dokter Da Suan dan mendekatkan bibirnya ke telinga dokter Da Suan lalu berkata, "lari!" bisiknya.
Dokter Da Suan yang sedari awal sudah ketakutan pun langsung memegang erat tangan Gaiyyun Bai dan langsung menariknya kuat dan berlari secepat mungkin.
"KEJAR!" seru preman menyusul.
"Lari.... Cepat lari!" Dokter Da Suan terus berlari tanpa memikirkan ke mana langkah kakinya melangkah.
Kepanikan dokter Da Suan menyebabkan malapetaka karena dia berlari menuju ke tempat gang sepi dan sunyi. Di tambah di depan mereka adalah gang buntu.
Para preman yang mengejar tertawa puas.
"Hahaha! Sekarang kalian mau lari ke mana lagi?" Preman kekar itu mengkretekkan lehernya membuat dokter Da Suan meringis merasa linu.
"Dia tidak ada masalahnya dengan urusan kita!" Gaiyyun Bai maju dan melindungi dokter Da Suan ke belakangnya.
"Tidak masalah, aku suka keramaian, tambah satu membuat permainan akan semakin seru!" Preman itu memainkan lidahnya menatap Gaiyyun Bai, terlihat sangat menjijikkan.
"Hai! Jaga sikap kalian, dasar pria c4bul!" Dokter Da Suan melangkah maju dan menunjuk-nunjuk preman kekar yang memainkan lidahnya kepada Gaiyyun Bai.
Tapi tiba-tiba saja preman itu melayangkan sebuah botol ke arah dokter Da Suan.
"Awas!"
..."PRANG!" suara botol pecah setelah menghantam kepala dokter Da Suan bagian samping. "Nguuuuung!" Seketika kupingnya berdengung dan pandangan dokter Da Suan mulai memburam. Gaiyyun Bai langsung meraih tubuh dokter Da Suan dengan tangan kanannya dan tangan lainnya dengan cekatan mengambil pistol dari balik bajunya. Gerakan sepersekian detik memutuskan siapa yang akan memenangkan permainan. Lawan bergerak cepat ke arahnya dengan membawa parang. Gaiyyun Bai melepaskan tembakan dengan sangat cermat sehingga tidak ada satupun peluru yang meleset meskipun ia menembak menggunakan tangan kiri. Lima preman bertubuh kekar tumbang satu persatu. Gaiyyun Bai masih memegangi tubuh dokter Da Suan yang sudah tidak sadarkan dengan satu tangannya. Posisi seperti ini menampilkan otot Gaiyyun Bai yang kekar. Gaiyyun Bai menatap pria yang terlihat sudah tidak berdaya dan menghela nafas. "Haaah! Merepotkan saja!" gumamnya menggelengkan kepala. Nampaknya Gaiyyun Bai tidak mengenali pria yang s
...Sebuah telapak tangan membekas di pipi dokter Da Suan menandakan betapa kerasnya hantaman yang dia terima.Dokter Da Suan memegangi pipinya dan menjilat darah dari sudut bibirnya yang telah pecah. "Apa ini balasanmu kepadaku?" tanya dokter Da Suan membuang wajahnya. "Balasan apa? Kamu selalu datang tiba-tiba dan merusak semua pekerjaanku!" pekik Gaiyyun Bai menahan kesal. "Jadi aku adalah perusak? Jika aku tidak datang, apakah kamu pikir kamu akan hidup sampai saat ini!" Dokter Da Suan mengingatkan Gaiyyun Bai. "Asal kamu tahu, aku adalah Gaiyyun Bai, aku tidak akan mati dengan mudah!" tandas Gaiyyun Bai sama sekali belum menyadari siapa pria yang ada di depannya. Dokter Da Suan yang sudah pernah bergulat untuk menyelamatkan nyawanya pun hanya tersenyum. Sungguh dia sangat geli mendengar keangkuhan seseorang yang pernah dia selamatkan. Namun dokter Da Suan menahan kekesalannya dan bersikap profesional layaknya janji dokter yang akan selalu mengutamakan nyawa pasien terlepa
Bab 05"BYUUUR!"Suara benda jatuh ke dalam air. "IBU.......!" Gaiyyun Bai berlari dan langsung melompat ke dalam air. "BYUUUR"Dokter Da Suan yang sedari awal menyimak pun dengan cekatan langsung ikut terjun ke dalam danau. Dia takut jika Gaiyyun Bai tidak bisa berenang namun nekat nyemplung demi menyelamatkan ibunya. "BYUUUR!"Dokter Da Suan lompat ke dalam air dan melihat ke mana Gaiyyun Bai dan ibunya tenggelam. Air yang tidak terlalu jernih membuat pandangan dokter Da Suan sedikit terhambat. Namun kejeliannya mengarah pada gerakan gelombang air yang semakin konstituen. Ia pun masuk ke dalam dan mendapati Gaiyyun Bai yang terus mengejar ibunya yang semakin jatuh ke dalam air. Ibunya Gaiyyun Bai nampak panik membuat Gaiyyun Bai kewalahan dan mereka justru terus tenggelam ke dalam air. Beruntung dokter Da Suan dapat meraih tangan Gaiyyun Bai dan menariknya ke atas. Gaiyyun Bai memegang erat-erat baju ibunya dan perlahan mereka naik ke atas permukaan.Sesampainya di tepi Danau
DHORDHORDHORTiga kali suara tembakan dari dalam penginapan membuat Gaiyyun Bai dan dokter Da Suan membeku sesaat karena kaget. Mata Gaiyyun Bai seketika memerah dan ia menjatuhkan plastik berisi ikan segar. Langkah kakinya melaju dengan cepat dan dia berlari dengan panik masuk ke dalam pondok penginapan. "IBU!" Gaiyyun Bai masuk ke dalam dan matanya tidak dapat mempercayai apa yang dilihatnya. Dokter Da Suan menyusul dan juga menatap heran dengan apa yang ada di depannya."Apa yang membuat kalian terlihat begitu khawatir?" tanya ibunya Gaiyyun Bai dengan santainya meniup asap dari ujung pistol yang baru saja ia mainkan. Dia duduk dengan santai dan menyilangkan ke dua kakinya. Gayanya sangat persis seperti preman yang berkelas. "Ibu, tolong dengarkan Gaiyyun Bai. Kita bisa bicarakan ini baik-baik!" Gaiyyun Bai perlahan berjalan memutar. Dia sedikit menoleh ke arah dokter Da Suan untuk membantunya mengambil obat penenang di dalam tasnya yang ada di atas meja pojok ruangan. "Anak
"KALIAN!" pekikan suara yang cukup keras."Apa yang kalian lakukan?" Seorang wanita berpakaian modis menatap dengan heran.Dokter Da Suan dan Gaiyyun langsung menjauh. Raut wajah kepanikan terlihat dari mimik Gaiyyun Bai. Sedangkan dokter Da Suan, ia terlihat sangat tenang sekali. "Ni Lian, kenapa kamu ada di sini?" tanya dokter Da Suan berjalan mendekati wanita yang dikenalnya. "Kenapa? Kamu tanya kenapa? Jelas aku ke sini mau menemui kamu dan ingin menemani kamu liburan. Kenapa kamu tidak memberi kabar padaku jika kamu akan liburan di sini! Kamu tahu, aku harus ke sana ke sini untuk bertanya sama semua orang yang terlibat sama kamu untuk menanyai keberadaan kamu. Tapi, sekarang apa? Kamu bermain gila dengan wanita lain di belakang aku!" Ni Lian memekik kesal. Dokter Da Suan melihat situasinya tidak mendukung. Dia takut jika Gaiyyun Bai akan tersinggung dengan ucapan Ni Lian. "Dengarkan aku, Ni Lian-" Da Suan terlihat ragu untuk sesaat.Gaiyyun Bai melihat jika dua orang butuh pr
Gaiyyun Bai, dengan penuh ketangguhan memijakkan salah satu telapak kakinya dengan benar ke lantai. Tangannya menumpu tubuhnya dan bersiap untuk menerjang seseorang yang berdiri di luar ruangan. Dari kejauhan sosok misterius mengintip secara sembunyi-bunyi. Sialnya, Gaiyyun Bai dapat mencium keberadaannya. Dokter Da Suan melihat sesuatu yang tidak beres membuatnya langsung mencoba untuk menenangkan Gaiyyun Bai."Hei! Kamu melihat apa? Tenangkan dirimu, ada aku di sini." Dokter Da Suan merangkul pundak Gaiyyun Bai. Gaiyyun Bai tidak merespon bujukan dari dokter Da Suan. Ia terus menatap pada satu titik. Dendam terlihat sangat mendalam di lubuk hatinya. Sepertinya, kematian ibunya tidak wajar. Sebagai seorang pembasmi, jelas Gaiyyun Bai tidak akan melepaskan mangsa yang sudah berani bermain-main dengannya. Gaiyyun Bai melepaskan tangan Dokter Da Suan yang melekat pada pundaknya. Dokter Da Suan bingung. Gaiyyun Bai berdiri dan berjalan menuju sosok yang menggunakan masker dan topi
Situasi macam apa ini. Di hari duka seseorang dengan bodoh melamar dengan serius. Gaiyyun Bai, dia tidak tahu harus larut dalam kesedihannya atau berbahagia hati karena mendapatkan keseriusan dari prianya. Gaiyyun Bai tidak dapat mengekspresikan wajahnya dengan benar. Ia hanya bisa mematung tidak tahu harus bagaimana dan merespon seperti apa. Da Suan mengerti apa yang menjadi kebimbangan kekasih hatinya. Da Suan berdiri dan meraih ke dua tangan yang terlihat kotor oleh tanah basah kuburan ibunya. Dokter Da Suan tidak langsung mengutarakan isi hatinya. Dia beralih merangkul pundak Gaiyyun Bai dan menatap kuburan sang ibu yang masih basah. "Ibu, aku di sini sebagai Da Suan, ingin meminta restu untuk membahagiakan dan memberikan kehidupan yang baik untuk kekasih hatiku, Gaiyyun Bai. Dengan cincin ini aku berikan bukti keseriusan kepada Gaiyyun Bai. Ibu, aku mohon restu darimu. Maaf, karena aku sedikit terlambat, aku benar-benar minta maaf." Dokter Da Suan langsung melirihkan suaranya
Sebuah pipi memerah bekas tamparan keras yang mendarat ke pipinya. Gaiyyun Bai menoleh ke arah lawan yang sangat berani memprovokasinya di depan umum. "Ni Lian! Apa yang kamu lakukan?" Da Suan menahan amarahnya. Wanita bernama Ni Lian kembali muncul dengan versi yang lebih tidak masuk akal. "Nona, apa masalahmu denganku?" tanya Gaiyyun Bai. Ni Lian masih terdiam dan menatap Gaiyyun Bai dengan tatapan penuh dengan kebencian. "Kamu!" Ni Lian mendekatkan wajahnya ke Gaiyyun Bai. "Adalah seorang perebut!" bisiknya. Da Suan tidak dapat mendengar apa yang dibicarakan. Tapi Da Suan sangat tahu jika yang dikatakan pasti bukanlah kata-kata yang baik. Ni Lian tersenyum kepada Da Suan. "Sayang." Ni Lian memegang tangan Da Suan. "Kakek sudah menentukan tanggal untuk pernikahan kita. Aku harap kamu bisa menjaga dirimu sebaik mungkin. Aku tidak ingin melihatmu sakit ketika hari pernikahan kita tiba." Da Suan langsung menatap Gaiyyun Bai yang menahan nafas setelah mendengar keseriusan hubun
Nyonya Su Arra dan Gaiyyun Bai menyeret Ni Lian ke hadapan Kakek, wajahnya penuh kemarahan.Nyonya Su Arra melemparkan Ni Lian ke depan Kakek, membuatnya terjatuh. "Ahh!" Ni Lian meringis kesakitan.Kakek terkejut, "Arra, apa yang terjadi?"Nyonya Su Arra menjelaskan, "Pah, lihatlah kakiku! Wanita licik ini sengaja menabrak mobilku, berencana mencelakai aku. Berkat Gaiyyun Bai, aku selamat!"Ni Lian berusaha membela diri, "Tidak, Kakek! Aku tidak sengaja!"Gaiyyun Bai maju, "Kakek, lihatlah rekaman ini." Dia menampilkan bukti rekaman dari mobilnya. "Terlihat jelas Ni Lian menabrak mobil Kak Arra dan berusaha kabur."Kakek memandang rekaman tersebut, wajahnya penuh kekecewaan dan kemarahan.Ni Lian gemetar, bersujud di kaki Kakek yang selama ini membelanya."Kakek, ampunilah aku! Ini semua gara-gara Gaiyyun Bai yang merebut kasih sayang Tante, membuat Tante membenciku. Aku tidak rela Da Suan bersama Gaiyyun Bai. Aku mencintai Da Suan, Kek!" tangis Ni Lian.Kakek terkejut dan kecewa men
Kepergian Da Suan ke Amerika membawa kelegaan bagi Gaiyyun Bai. Dia sekarang memiliki kesempatan untuk menyelesaikan konflik lamanya dengan grup Shenzhen yang ternyata telah mengkhianati keluarganya.Gaiyyun Bai mengemudikan mobilnya menuju gubuk terlantar yang pernah menjadi markas ayahnya. Tempat itu jauh dari perkampungan dan perkotaan, sunyi dan terlupakan. Dia melangkah masuk, menyusuri debu tebal yang menutupi kenangan masa lalu.Dengan tekun, Gaiyyun Bai mencari petunjuk tentang markas persenjataan ayahnya yang masih belum ditemukan. Saat mengobrak-abrik ruangan, dia mendengar suara aneh dari bawah kakinya.Rasa penasaran mendorongnya membuka karpet usang, dan di bawahnya terkuak ruang bawah tanah tersembunyi.Gaiyyun Bai menyelusuri ruang bawah tanah dengan langkah percaya diri, menerangi jalannya dengan cahaya ponsel. Saat menemukan saklar lampu, dia menyalakannya dan terkejut melihat persenjataan yang tersimpan rapi di depannya."Ayah menyimpan semuanya di sini?" Gaiyyun Bai
Di tengah malam, Gaiyyun Bai memarkir mobilnya di semak-semak dan mematikan lampu untuk menghindari kecurigaan. Ia memandang tembok tinggi markas grup Shenzhen dengan cermat.Dengan lincah, Gaiyyun Bai memanjat tembok dan memasuki ruang ketua. Matanya mengawasi sekitar, mencari informasi tentang pengkhianatan grup Shenzhen.Saat mencari, Gaiyyun Bai tidak sengaja menarik kain besar yang menutupi peta. Ia mencermati peta tersebut dan menemukan arah tujuan grup Shenzhen: markas senjata ayahnya di bekas ladang kosong yang kini menjadi pabrik tekstil. "Apa markas ayah ada di sini?" Gaiyyun Bai tertegun, curiga.Suara dari luar membuatnya panik. Ia cepat menutup peta dan bersembunyi di belakangnya. Suara pintu terbuka, dan Gaiyyun Bai menahan napas."Boss mengatakan kita harus menangkap Gaiyyun Bai," kata anak buah Shenzhen. "Apakah dia sudah tahu tentang ketua kita?""Tidak penting," jawab temannya. "Yang penting kita dapatkan peta asli dari Gaiyyun Bai untuk menguasai persenjataan negara
Mata Kakek tidak dapat mempercayai apa yang dilihatnya. Di depannya, cucunya yang sudah dijodohkan malah berciuman dengan wanita lain."Da Suan! Apa yang terjadi ini? Apa yang kamu lakukan dengan wanita itu!" Kakek memekik dengan sekuat tenaga yang mulai melemah.Da Suan terkejut dan langsung melepaskan ciumannya dari Gaiyyun Bai."Kakek?" katanya dengan terkejut.Nyonya Su Arra, yang baru mengetahui ayahnya sudah mendengar tentang wanita yang dibawa Da Suan, langsung berlari ke arah mereka."Pah, aku sudah mengambil keputusan: Da Suan akan membatalkan perjodohannya dengan Ni Lian. Wanita yang Da Suan bawa, aku mengenalnya dan sangat menyukainya. Dia adalah temanku yang menyelamatkanku!" Nyonya Su Arra mencoba membujuk ayahnya.Kakek melotot mendengar putrinya membela pembelot dalam keluarga mereka. Membatalkan perjodohan adalah hal yang sangat memalukan baginya. Sebagai orang tertua, ia merasa tertampar dengan pembangkangan ini."Langkahi dulu mayatku jika kalian ingin membatalkan pe
Langkah kaki Gaiyyun Bai langsung berhenti ketika telinganya mendengar sebutan yang sangat istimewa baginya.Nyonya Su Arra berjalan ke arah Gaiyyun Bai dan tersenyum. Terlihat sangat bahagia sekali. Pembangkangan anaknya ternyata tidak sia-sia. "Aku tidak pernah menduga jika kamu benar-benar akan menjadi calon menantuku. Gaiyyun Bai, aku benar-benar sangat senang sekali!" Nyonya Su Arra jingkrak-jingkrak senang seperti anak kecil yang mendapatkan lolipop. Gaiyyun Bai menahan keterkejutannya menatap Da Suan yang juga terpaku karena kaget karena ibunya mengenal kekasihnya. "Mah, apa mamah yakin dia adalah teman Mamah?" tanya Da Suan memastikan."Kenapa ekspresi wajahmu seperti itu?" Nyonya Su Arra tersinggung dengan ekspresi Da Suan yang terlihat curiga. "Apa kamu berfikir wanita tua seperti Mamah tidak pantas berteman dengan wanita muda seperti Gaiyyun Bai?" lanjutnya kesal."Tidak-tidak! Bukan begitu, Mah. Emm ... Jadi, apa Mamah akan merestui hubungan kita?" Da Suan tidak pernah
Gaiyyun Bai yang sudah siap dengan gaun hitamnya menatap Da Suan dengan tatapan curiga karena Da Suan memegang ponselnya. "Da Suan?" Gaiyyun Bai menegurnya.Da Suan spontan langsung meletakan ponsel Gaiyyun Bai ke atas meja. Gaiyyun Bai meliriknya. "Hai!" Da Suan langsung mematung menatap betapa cantik wanitanya. Gaiyyun Bai mengambil ponselnya dan bertanya pada Da Suan. "Apa yang kamu lakukan dengan ponselku?" tanyanya. "Oh, itu penipu yang menelpon. Nomor asing, mengatakan tentang kecelakaan, namun itu hanya penipuan yang ingin memeras kita!" jelas Da Suan sangat percaya diri dengan kesimpulannya. "Kamu tahu dari mana kalo itu adalah penipuan?" tanya Gaiyyun Bai memasukan ponselnya ke dalam tas.Namun sebenarnya Gaiyyun Bai sedang menahan nafas dan kepanikannya. Ia takut jika anak buahnya berkata sesuatu yang membuat Da Suan curiga padanya. "Aku pernah menerima telepon dari nomor tidak dikenal. Dia mengatakan jika ayahku kecelakaan dan meminta uang untuk proses ini dan itu. T
Pergulatan dengan segala perasaan yang berkecamuk, mencabik-cabik keinginan yang telah di pupuk dengan segala rasa. Tapi apa daya, sebesar apapun perasaannya, akan terhalang oleh ilalang yang selalu tumbuh di mana bunga ditanam. Da Suan, terus menggedor-gedor pintu rumah Gaiyyun Bai yang terlihat tertutup rapat. "Gaiyyun Bai, dengarkan aku. Aku sungguh benar-benar sungguh tidak ada hubungan apapun dengan Ni Lian. Dia adalah wanita pilihan kakek. Aku akan meminta kakek untuk menikahinya saja. Aku mohon dengarkan aku!" Da Suan terus berceloteh di depan pintu yang tertutup rapat. Suara geluduk terdengar menyambar beberapa di bagian bumi, termasuk di mana kaki Da Suan berpijak. "Baiklah, jika ini yang kamu inginkan, aku akan berdiri di depan sini meskipun hujan turun membasahi tubuhku. Aku tidak perduli aku sakit atau mati, yang aku mau adalah kamu mau memaafkan aku!" Da Suan bersimpuh di bawah guyuran hujan yang benar-benar ingin menguji keberanian Da Suan. DHOAR!Tiba-tiba saja sua
Sebuah hunian mewah bernuansa klasik terlihat menjulang tinggi di kawasan komplek Hometeen, sebuah kawasan yang hanya memiliki 150 rumah dengan segala aspek kehidupan yang sangat terjamin kenyamanan, kebersihan dan juga kemewahan. Mobil Da Suan masuk ke dalam hunian dengan perasaan malas bersama dengan ibunya yang baru pulang dari rumah sakit. Da Suan dan Nyona Su Arra masuk ke dalam rumah dan bayangan mereka di sambut baik oleh kakek yang sudah lama menunggu mereka. "Da Suan, akhirnya, kamu datang juga!" Kakek menyambut cucunya yang sudah beberapa akhir ini tidak mau pulang ke rumah dan memilih untuk tinggal di apartemen dengan alasan lebih dekat dengan rumah sakit. Da Suan hanya memberi hormat dan tidak mengatakan apapun. Kakek melihat wajah putrinya yang lembab di bagian pelipis. "Arra! Wajahmu?" Kakek langsung memeriksa dengan teliti. "Ayah, aku tidak apa-apa. Ini hanya luka kecil. Aku tadi dijambret, dan jambret itu memukul aku." Nyonya Su Arra terlihat masih enggan mengung
Kaki jenjang Gaiyyun Bai dengan kuat menerjang dada sang preman sampai tubuhnya menghantam kursi kayu. Wajah kesakitan tidak bisa preman itu tahan dan sembunyikan. Seketika dadanya terasa nyeri dan ia pun kesulitan bernafas. Tidak menunggu respon dari lawan, Gaiyyun Bai langsung berlari dan melakukan gerakan lompat untuk menerjang satu preman lainnya yang terlihat sangat ketakutan.BUGH! Sebuah gigi dengan mudah lepas dari cengkeramannya. Tidak hanya itu, ada yang lebih menyakitkan, sepertinya rahang preman saksi telah berbelok sedikit dari tepat semula. Gaiyyun Bai menatap dua orang preman yang sudah sangat berani memprovokasi dirinya. Sekarang, lihatlah mereka, bahkan Gaiyyun Bai belum mengeluarkan seperempat dari kekuatannya, tapi lawan sudah terlihat loyo dan tidak berkutik. Gaiyyun Bai menyalakan earphone bluetooth di telinganya."Sia-sia aku meminta kalian datang. Sekarang kalian pulanglah, ini hanya seekor kucing yang ingin bermain-main." Beberapa orang yang menunggu di b