Share

Bab 633

Author: Hazel
Seketika, ekspresi Betari langsung berubah menjadi muram dan mendorong Agus dengan kesal. "Dasar nggak tahu malu! Apa aku harus minum Pil Kecantikan dulu baru kamu mau bermesraan sama aku? Kamu menganggapku sudah tua sekarang ya?"

"Kuberi tahu ya, kalau kamu berani menyentuhku sedikit saja mulai hari ini, aku akan mengulitimu hidup-hidup!"

Setelah melontarkan ancaman tersebut, Betari langsung berbalik dan masuk ke kamar. Dia membanting pintu dengan keras dan menguncinya dari dalam, meninggalkan Agus yang masih berdiri di luar.

"Sayang, bukan itu maksudku. Sayang, dengarkan dulu penjelasanku ...," teriak Agus dengan malang.

....

Sementara itu, di tempat lain. Mauri baru saja tiba di kantor patroli dan memerintahkan untuk menahan Lukman beserta anak buahnya. Namun, sebelum dia sempat beristirahat, seorang petugas patroli masuk dengan tergesa-gesa.

"Gawat, Pak Mauri. Keluarga Dipo, Lukky, dan Fendi dari ibu kota mengutus orang untuk menemuimu .... Selain itu, kelihatannya mereka datang de
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 634

    Mauri tahu bahwa ucapannya ini telah memicu amarah dari Joshua dan yang lainnya. Namun, dia tetap mengatakannya untuk mempertegas pendiriannya yang berpihak pada Tirta. Jika dia merasa gentar karena masalah ini dan membebaskan Dipo serta kedua orang lainnya, bagaimana dia harus menghadapi Tirta nantinya?Benar saja, setelah mendengar ucapan Mauri, Joshua dan kedua orang lainnya langsung menjadi muram. Mereka awalnya berpikir, dengan status dan pengaruh mereka, meminta Mauri untuk membebaskan ketiga orang itu seharusnya merupakan tugas yang mudah. Namun, mereka tak menyangka bahwa Mauri akan menolak permintaan mereka tanpa ragu sedikit pun!Kenyataan bahwa Dipo dan yang lainnya ditangkap oleh kepala patroli tingkat kabupaten saja sudah cukup membuat keluarga mereka merasa malu. Kini, penolakan tegas dari Mauri hanya semakin menambah amarah mereka."Hehe, kalau begitu, Pak Mauri tungu sebentar." Joshua menahan kemarahan dalam hatinya, lalu tersenyum sinis sebelum berjalan keluar."Pak Am

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 635

    "Pak Mauri, kamu bahkan nggak hormati Pak Amal sama sekali?" teriak Joshua yang tidak bisa menahan amarahnya lagi."Untuk kasus ini, aku nggak akan hormati siapa pun. Kalau masih ada cara lain, silakan saja kalian gunakan semuanya!" bentak Mauri sambil memukul meja."Bagus, bagus sekali! Karena Pak Mauri punya nyali sebesar ini, kita lihat saja nanti!" Meski merasa marah dan kesal, Joshua tetap saja tidak mungkin berbuat onar di kantor patroli. Melihat sikap Mauri yang keras kepala, ketiga orang itu berbalik dan pergi dari tempat itu."Pak Joshua, si Mauri itu nggak mau bebaskan mereka. Apa kita perlu suruh orang untuk menerobos ke penjara untuk bebasin mereka?" tanya Toby setelah keluar dari kantor patroli."Nggak usah, itu cara bodoh. Aku telepon Amal lagi untuk suruh dia urus masalah ini." Amarah Joshua masih belum reda, sehingga dia melanjutkan, "Selain itu, kalian utus orang untuk selidiki bocah bernama Tirta. Alasan Dipo dipenjara berkaitan erat sama orang ini!"...."Pak Mauri,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 636

    Setelah merasakan kenikmatan berhubungan intim, Nabila tidak bisa melepaskan diri begitu saja. Apalagi, dia dan Tirta sudah lama tidak bertemu. Nabila tentu ingin tidur bersama Tirta.Hanya saja, Nabila merasa gelisah jika harus check-in di hotel kota. Dulu, pernah ada temannya yang difoto saat check-in."Kita ke hotel bintang lima saja. Nggak bakal ada yang diam-diam mengambil foto kita. Kamu sudah kenyang? Kalau sudah, kabari ayahmu, lalu kita langsung ke hotel," ujar Tirta.Tirta tidak terpikir akan masalah itu. Namun, karena Nabila mencemaskan hal ini, Tirta memberinya cara untuk mengatasi kecemasannya.Jika dihitung-hitung, Tirta sudah lama tidak menyentuh wanita. Apalagi ketika melihat Nabila tersipu begini, gairah Tirta mulai terbangkitkan.Tirta tidak bisa menahan diri untuk merangkul pinggang ramping Nabila. Meskipun dihalangi oleh pakaian, Tirta tetap bisa merasakan kelembutannya."Tadi aku sempat ngemil. Aku belum lapar. Aku telepon ayahku dulu." Nabila mulai berhasrat karen

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 637

    Saking gusarnya, Agus ingin sekali membeli obat kuat!Agus tiba-tiba teringat pada ucapan Betari. Dia menepuk pahanya dan berkata, "Oh ya, untung saja kamu ingatin aku. Kalau Tirta bisa buat Pil Kecantikan yang khasiatnya begitu luar biasa, dia pasti bisa buat obat kuat yang meningkatkan stamina! Aku bakal telepon dia dan suruh dia kembangkan obat seperti itu!"Setelah memikirkan ini, wajah Agus menjadi berseri-seri. Dia mengeluarkan ponsel dan benar-benar ingin menelepon Tirta."Nanti baru dibahas. Mereka berdua mungkin lagi bermesra-mesraan. Nggak usah terburu-buru. Lagi pula, kamu sudah bekerja keras hampir sepanjang hidup. Tunggu satu atau dua hari bukan masalah, 'kan?" Betari langsung merebut ponsel Agus dan mengerlingkan matanya."Hm ... benar juga. Sayang, biarkan aku istirahat sebentar. Kita main sekali lagi!" Agus menggaruk kepalanya dengan malu. Ketika melihat pesona Betari, Agus mulai nakal lagi.....Di sisi lain, setelah panggilan berakhir, Nabila berkata kepada Tirta deng

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 638

    "Hehe. Aku nggak nyangka kita bakal bertemu wanita secantik ini, padahal cuma jalan-jalan biasa.""Sepertinya Aaris bakal bersenang-senang malam ini."Para pemuda yang mengikuti pemuda bernama Aaris itu bertatapan dengan tatapan iri."Sebentar. Kami bisa ganti rugi kalau bajumu kotor. Tapi, kamu nggak boleh menyentuh seenaknya." Ketika Aaris hampir meraih pergelangan tangan Nabila, sebuah tangan besar tiba-tiba menghalangi.Tirta menahan lengan Aaris dan melindungi Nabila di belakangnya. Sebagai pria, Tirta tentu tahu pemikiran Aaris. Itu sebabnya, tenaganya cukup besar saat memegang lengan Aaris."Siapa kamu? Apa hubunganmu dengan wanita cantik ini? Harga bajuku 1 miliar. Memangnya kamu sanggup bayar? Kalau tahu diri, pergi sana! Jangan ganggu aku ngobrol dengan wanita cantik!" tegur Aaris. Karena tidak bisa melepaskan tangan Tirta, dia hanya memelotot dengan galak."Ya! Baju Aaris dibuat secara khusus dari toko bermerek. Kalau kamu ingin membela wanita cantik, setidaknya pikirkan dul

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 639

    "Buset! Bocah ini begitu hebat?" Aaris tanpa sadar bergidik ngeri. Di antara temannya ini, ada dua yang belajar taekwondo. Namun, Tirta malah menjatuhkan mereka dengan begitu mudah."Tunggu saja pembalasanku! Aku nggak bakal mengampunimu!" Setelah melontarkan ancamannya, Aaris langsung melarikan diri."Mau ke mana?" Tirta menyusul dengan mudah. Dia menahan bahu Aaris, lalu membalikkan tubuh Aaris."A ... apa maumu? Asal kamu tahu, kakekku ...." Aaris hanya bisa membeku. Perutnya sampai mulas. Dia mencoba menakuti Tirta dengan identitas kakeknya.Plak, plak, plak! Tirta menampar Aaris hingga membuatnya tidak bisa melanjutkan kata-katanya lagi. Dalam sekejap, wajah Aaris bengkak dan berdarah. Matanya berkunang-kunang. Penampilannya sungguh menyedihkan."Sebenarnya aku cuma mau ganti rugi bajumu, tapi kamu terlalu sombong. Kamu harus dihajar biar kapok. Lain kali kalau ketemu Kak Nabila, sebaiknya jaga mulutmu. Kalau nggak, yang kamu dapat bukan sekadar tamparan," tegas Tirta.Tanpa pedul

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 640

    "Ah! Tirta, jangan terburu-buru dong!" Nabila terkejut melihat Tirta yang melemparkan diri ke arahnya. Dia belum membuat persiapan!Namun, Tirta yang sudah tidak tahan lagi langsung memeluknya dengan erat dan menjamah seluruh tubuhnya. Seketika, wajah Nabila memerah."Kamu terlalu cantik, Kak. Aku nggak bisa tahan lagi!" gumam Tirta dengan suara yang tidak jelas. Mulut dan tangannya sama-sama bekerja.Sejak pergi ke Kota Barlin bersama Bella, Tirta belum berhubungan intim. Bisa dibayangkan betapa kelaparannya dia sekarang!Tidak berselang lama, tubuh Nabila terasa makin panas karena setiap sentuhan Tirta. Sorot matanya pun tidak bisa terfokus lagi.Nabila seperti orang yang mabuk. Dia menggunakan kewarasannya yang terakhir untuk bergumam, "Tirta ... kita lakukan di dalam selimut saja .... Aku takut difoto orang .... Tolong pelan sedikit ya ...."....Malam akhirnya berlalu. Nabila terbangun karena merasakan kemaluan Tirta yang menegang. Akan tetapi, Tirta masih tidur. Nabila juga tidak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 641

    "Guru! Aku nggak nyangka bakal bertemu denganmu pagi-pagi begini! Kamu mau ke mana?"Ternyata itu adalah Bima yang sudah lama tidak dijumpai Tirta. Hingga sekarang, Bima masih ingin berguru kepada Tirta.Bima sudah berusia 40 atau 50 tahun. Kepalanya bahkan sudah mulai botak. Namun, dia malah memanggil Tirta guru dan ekspresinya dipenuhi sanjungan. Tingkahnya ini memang lucu, sampai membuat Nabila tertawa."Haha. Tirta, siapa orang ini? Kenapa kelihatannya familier?""Bima, murid yang kuterima hari itu."Tirta juga menatap Bima dengan aneh dan tidak bisa menahan senyumannya saat melihat kelakuan Bima."Ya, ya. Kamu masih muda dan cantik. Kamu pasti pacar Guru, 'kan? Berarti aku harus panggil Ibu." Bima tidak lupa menyanjung Nabila saking senangnya."Ibu? Lucu sekali! Aku masih muda lho!" Nabila merangkul lengan Tirta sambil tergelak. Dia hampir kehilangan keseimbangannya."Gimana latihan titik akupunktur yang kuajari? Apa ada yang kamu nggak ngerti?" Karena mereka bertemu di sini, apal

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1197

    "Kenapa Anda nggak biarkan aku mati saja!" Yudha merosot lemas, bersandar pada tiang kayu dengan air mata bercucuran dan penuh penyesalan."Dasar bodoh .... Tentu saja aku ingin membunuhmu seribu kali, bahkan sepuluh ribu kali kalau bisa! Kamu memang pantas mati, tapi sekarang belum waktunya untukmu mati ....""Pergilah .... Segera kumpulkan 500 anak laki-laki dan perempuan yang berusia di bawah enam tahun! Aku butuh darah mereka untuk memulihkan kekuatan!"Kesadaran ular berkepala delapan yang lemah, berkata dengan terbata-bata."Baik .... Aku akan segera kumpulkan 500 anak untuk dikorbankan kepada Dewa Ular!"Mendengar perintah tersebut, Yudha langsung bangkit dari tanah. Dengan tubuh gemetar, dia segera berlari menuruni gunung dengan tergesa-gesa untuk mengatur semuanya."Tunggu sebentar ...." Tiba-tiba, suara serak ular berkepala delapan kembali terdengar dari belakangnya."Dewa Ular .... Apakah masih ada perintah lain?" Yudha langsung berhenti melangkah dan berlutut di tempat."Ma

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1196

    Ketika masih kecil, Yudha pernah dibawa ayahnya masuk ke pondok kecil ini. Saat itu, dia baru berusia lima tahun. Dia masih polos dan belum mengerti apa-apa.Namun, hingga kini, dia tidak pernah melupakan bagaimana ayahnya, Khairul Gomies, kepala Keluarga Gomies generasi sebelumnya, menatap patung Dewa Ular dengan tatapan yang hormat dan antusias."Yudha, Dewa Ular adalah dewa sejati yang telah melindungi dan menjaga kejayaan Keluarga Gomies agar tidak pudar selama dua ribu tahun!""Dewa Ular maha kuasa, dia adalah leluhur semua pendeta spiritual! Dia adalah dewa yang paling hebat di dunia ini!""Suatu hari nanti, kamu akan menjadi pelayan Dewa Ular. Jangan marah atau bersedih karenanya, kamu seharusnya merasa bahagia! Karena di dunia ini, tidak ada satu pun hal yang tidak bisa dilakukan oleh Dewa Ular!""Menjadi pelayan Dewa Ular adalah kehormatan tertinggi dalam hidupmu!"Kata-kata itu terukir dalam-dalam di lubuk hati Yudha. Seiring waktu, dia pun tumbuh dan menjadi seorang pendeta

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1195

    Akhir-akhir ini, Genta semakin sering berbicara dengan Tirta. Kepribadiannya juga tampak semakin mirip dengan manusia.Saat ini, dia bahkan mulai mempertimbangkan keadaan Tirta. Mungkin saja ini terjadi karena Tirta telah membantunya menyerap energi dari 80 pesilat kuno. Sebagai bentuk hadiah, mungkin itulah alasan dia memiliki pemikiran seperti ini."Ah, Kak, bisa nggak aku nggak menggunakan artefak sihir yang menjijikkan ini? Nanti, setelah aku mencapai tahap pembentukan fondasi, aku mau buat artefakku sendiri. Boleh nggak?"Dalam ingatan yang ditanamkan Genta pada Tirta, ada berbagai informasi mengenai artefak sihir. Tirta memahami betapa luar biasanya benda tersebut, tetapi dia benar-benar tidak menginginkan kipas lipat dengan shikigami itu."Dasar nggak tahu terima kasih. Kalau kamu nggak mau, aku akan serap energi spiritualnya untuk diriku sendiri." Nada Genta sangat tegas, bahkan terdengar sedikit kesal. Melihat Tirta begitu menolak, dia pun tidak berbicara lebih lanjut dan lang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1194

    "Sebelum berangkat, Yara sempat minta izin dariku untuk pergi ke Darsia. Tujuannya adalah menyelidiki keberadaan dunia misterius para pesilat kuno di sana.""Dia ingin menemukan lokasi dunia misterius dan mendapatkan ramuan spiritual serta batu energi untuk mempercepat pemulihan kekuatan Dewa Ular! Dan sekarang ... seseorang telah membunuh Yara!""Siapa pelakunya? Sebelum pergi, aku sudah memberinya kipas lipat yang berisi Shikigami! Itu bukan benda biasa, melainkan artefak spiritual yang diberikan langsung oleh Dewa Ular!""Selain itu, Yara juga membawa Air Mayat serta berbagai teknik rahasia pendeta spiritual untuk melindungi dirinya sendiri. Bahkan kalau para pesilat kuno Negara Darsia mengadangnya, seharusnya mereka nggak bisa membunuhnya.""Kalaupun Yara nggak bisa menang, paling nggak, dia seharusnya bisa melarikan diri dengan selamat! Siapa yang sebenarnya membunuh Yara…?"Setelah amarahnya sedikit mereda, Yudha mulai menganalisis secara mendalam siapa yang bisa menjadi pelaku p

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1193

    Tirta benar-benar tidak menyangka bahwa mereka akan menyetujui syarat yang dia ajukan semudah itu. Hal itu membuat suasana hatinya membaik secara drastis.Sebelum pergi, Tirta kembali melirik Kurnia, seakan ingin mengatakan sesuatu. "Pak Tirta, kalau ada perintah, silakan katakan saja," kata Kurnia dengan hormat sambil mengepalkan tangan sebagai tanda penghormatan."Kurnia, bagaimanapun juga, akulah yang membuat lenganmu patah. Aku punya resep obat yang bisa membuat lenganmu tumbuh kembali.""Tapi, mencari bahan-bahannya mungkin akan memakan waktu yang cukup lama. Kalau kamu bersedia menunggu, aku bisa membantumu memulihkan lenganmu sepenuhnya."Tirta mengingat teknik pengobatan ajaib yang diwariskan oleh Genta di dalam ingatannya, lalu menawarkan solusi itu kepada Kurnia."Aku bersedia! Tentu saja aku bersedia! Terima kasih atas kebaikanmu, Pak Tirta!"Mendengar hal itu, Kurnia begitu terkejut dan terharu hingga langsung berlutut di depan Tirta untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1192

    "Sudahlah, Laras. Tindakan nggak senonoh apa pun yang pernah kubuat padamu sebelumnya, setidaknya sekarang aku nggak pernah begitu lagi sama kamu, 'kan?""Kamu nggak boleh panggil aku bajingan mesum lagi. Kamu boleh panggil aku Tirta saja, atau Kak Tirta juga boleh. Kalau kamu nggak bisa lakukan itu, sebaiknya kamu kembali saja ke dunia misterius," kata Tirta sambil menarik napas dalam-dalam, berusaha menjaga reputasinya."Huh, kalau begitu aku panggil Tirta saja. Sepertinya kita juga sebaya!" jawab Laras sambil menoleh ke arah lain setelah berpikir sejenak."Kak Tirta, aku nggak akan panggil kamu bajingan mesum. Karena kamu adalah orang baik."Tina merasa ekspresi serius Tirta saat membela diri tadi cukup menggelikan. Dengan sedikit keberanian, dia menepuk lengan Tirta dan berkata demikian."Hehe, bagus! Tina memang paling penurut."Suasana hati Tirta menjadi semakin bagus. Dia mengusap rambut panjang Tina dengan lembut sebelum mengalihkan pandangannya ke Tina, Laras, serta Kimmy yang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1191

    "Nak, jangan persulit kami!"Para pesilat kuno yang berhasil selamat dan beberapa ketua sekte berusaha untuk bernegosiasi dengan Tirta."Persulit kalian? Hehe .... Kamu kira aku nggak tahu apa yang ada di pikiran kalian? Kalian cuma merasa batu alami terlalu berharga dan nggak mau memberikannya padaku, bukan?""Sejujurnya saja, semua sumber daya dunia fana ini sama sekali nggak menarik bagiku. Aku cuma menginginkan batu alami! Aku bisa menyelamatkan kalian, tapi aku juga bisa membunuh kalian!""Siapa pun yang nggak setuju, jangan salahkan aku kalau aku berubah menjadi musuh kalian!"Tirta menyeringai dingin sambil menatap para ahli seni bela diri kuno yang tersisa di sekelilingnya.Saat mengucapkan kata-kata itu, aura dingin dan niat membunuh yang mengerikan terpancar dari tubuhnya!"Cecunguk ini ternyata punya sedikit keberanian juga."Di dalam lautan kesadarannya, Genta berkomentar dengan nada santai. Jika dia yang berada di posisi Tirta sekarang, para pesilat kuno ini tidak akan sel

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1190

    "Yang penting jangan lupakan kamu ...," gumam Tirta. Permintaan Tina sangat sederhana. Dia benar-benar wanita yang polos.Tirta mendesah, lalu menyetujui permintaan Tina, "Oke, namamu Tina, 'kan? Kalau begitu, kamu ikut aku saja. Aku ... ada sesuatu yang nggak bisa kukatakan padamu sekarang. Nanti aku baru beri tahu kamu setelah pulang."Tina langsung berhenti menangis setelah Tirta menyetujui permintaannya. Dia menyeka air matanya, lalu berujar kepada Edwan dengan antusias, "Pak Edwan, Kakak setuju aku ikut dia. Aku ... nggak ikut kalian pulang lagi."Tina berpesan, "Pak Edwan, tolong sampaikan pada guruku. Kalau ada kesempatan, aku dan Kakak akan pergi ke dunia misterius untuk mengunjungi guruku.""Oke. Kalian berdua jaga diri baik-baik. Kami pamitan dulu," balas Edwan sambil tersenyum. Dia memberi hormat kepada Tirta, lalu membawa membawa murid Sekte Kebebasan meninggalkan puncak gunung.Setelah Edwan dan lainnya pergi, Tina berdiri di belakang Tirta. Dia mengamati wajah Tirta, lalu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1189

    Di puncak gunung, semua pesilat kuno yang diselamatkan Tirta memberi hormat kepadanya. Salah satu pesilat kuno berkata, "Sobat, kamu sudah menyelamatkan kami, tapi kami nggak tahu namamu. Apa kamu bisa beri tahu kami? Ke depannya, kami pasti akan mengunjungimu setelah beristirahat di dunia misterius."Tirta berpikir sejenak, lalu menanggapi, "Sebenarnya aku nggak perlu beri tahu kalian namaku. Kalau kalian mau membalasku, bantu aku cari batu spiritual setelah kalian kembali ke dunia misterius. Eh, salah. Maksudku cari batu alami."Tirta menambahkan, "Nantinya aku akan ambil batu alami itu waktu aku pergi ke dunia misterius."Tirta sudah merebut energi internal mereka. Biarpun sedikit keterlaluan, Tirta sudah menyelamatkan mereka. Tindakan Tirta sama seperti dokter yang mengangkat salah satu organ dalam pasien untuk menyelamatkannya.Pasien tidak akan menyalahkan dokter. Sebaliknya, pasien akan membayar biaya pengobatan setelah selamat. Jadi, batu alami yang diminta Tirta bisa dianggap

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status