Share

Bab 595

Author: Hazel
Jelas sekali, kesedihannya itu adalah karena kehadiran Susanti dan Agatha yang mendadak.

"Oke, Kak." Tirta berlari kecil ke arahnya. Melihat tidak ada orang di sekitarnya, Tirta memeluk pinggang Melati yang ramping. "Kak, dadamu masih sakit? Gimana kalau kupijat nanti setelah mereka semua tertidur?"

"Dasar berengsek. Kamu masih ingat dadaku sakit? Kukira setelah punya banyak wanita, kamu sudah lupa sama aku," balas Melati dengan sedih.

"Mana mungkin, Kak? Mau sebanyak apa pun wanitaku, aku tetap nggak mungkin melupakanmu. Kamu ini wanita pertama dalam hidupku." Tirta menyadari bahwa Melati sedang cemburu. Oleh karena itu, dia langsung mengecup bibir Melati tanpa aba-aba sama sekali.

Setelah berciuman selama sesaat dan merasakan gairah dari Tirta, Melati pun tidak merasa kesal lagi terhadapnya. Sebaliknya, dia malah merasa agak malu.

"Sudah, jangan cium lagi. Kita pulang untuk makan malam dulu. Kalau nunggu terlalu lama, nanti mereka khawatir. Nanti malam Kakak pergi cari kamu."

"Oke, a
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 596

    Tiba-tiba, Ayu yang sejak tadi berpura-pura tidur, menyadari gerakan Melati. Dia membuka matanya dan memanggil dengan pelan, "Melati, tunggu sebentar, kamu mau ke mana ...." Sambil berkata demikian, Ayu juga bangkit perlahan, berusaha untuk tidak menimbulkan suara."Eh, Bibi, aku ... cuma mau ke toilet sebentar, maaf sudah membangunkanmu ...," jawab Melati dengan gugup karena tidak mau mengungkapkan alasan sebenarnya. Meskipun mereka berdua sudah beberapa kali bersama-sama dengan Tirta, Melati merasa bersalah diam-diam menemui Tirta."Shh, jangan terlalu keras, kita bicara di luar," bisik Ayu. Melihat Melati hanya mengenakan pakaian tidur tipis tanpa membawa jaket, Ayu langsung tahu apa yang ingin dilakukan Melati. Sebenarnya, Ayu juga tidak bisa tidur, dia sendiri berniat untuk diam-diam menemui Tirta."Bibi mau bilang apa denganku?" tanya Melati dengan gugup setelah tiba di luar."Melati, kita berdua nggak perlu saling menutupi. Aku tahu kamu kangen sama Tirta. Ayo, kita temui dia sa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 597

    "Aku nggak bisa tidur. Kenapa kamu keluar?" tanya Tirta berpura-pura tidak tahu."Aku ... teringat dengan sindiran Susanti tadi siang, jadi hatiku agak kesal. Aku mau cari kamu untuk menemaniku. Ayo, kita duduk di dalam mobil saja .... Sudah lama kita nggak ketemu, aku sudah rindu," pinta Agatha sambil hendak membuka pintu mobil.Di dalam mobil.Ayu dan Melati yang melihat kondisi ini langsung tersentak. Tirta juga langsung merasa panik. Baru saja dia ingin menghalangi gerakan Agatha, tiba-tiba Agatha teringat sesuatu dan berbisik di telinga Tirta."Oh ya, Tirta. Kamu lihat Bibi dan Kak Melati nggak? Sepertinya tadi aku lihat mereka mau ke toilet. Kalau kita di mobil, apa akan ketahuan waktu mereka kembali dari toilet nanti?"Ternyata, Agatha juga sedang berpura-pura tidur saat Ayu dan Melati keluar tadi. Melihat ekspresinya yang cemas, jelas sekali Agatha khawatir akan tertangkap basah saat berhubungan intim nanti.Tirta langsung buru-buru menimpali, "Mungkin akan kelihatan. Tadi aku

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 598

    Mendengar hal itu, Susanti menarik tangan Tirta dari dada Agatha dengan kesal."Sebagai Direktur Farmasi Santika, kalau sampai ketahuan sama orang lain kamu keluar diam-diam di tengah malam untuk tidur sama Tirta, ini pasti akan jadi berita besar!"Susanti dan Agatha memang tidak pernah akur. Keduanya sama-sama berniat untuk tidur dengan Tirta. Melihat Agatha lebih dulu menemui Tirta, tentu saja Susanti kesal."Lalu bagaimana denganmu? Memangnya kamu mau ke toilet di tengah malam begini? Dilihat dari pakaianmu yang tipis itu, kamu juga pasti mau cari Tirta untuk tidur sama-sama, 'kan? Nggak ada yang perlu kamu sembunyikan dariku!" teriak Agatha dengan kesal."Kamu dan Tirta belum nikah, kalian cuma sebatas teman sejak kecil. Kalaupun aku mau tidur sama Tirta, kamu juga nggak berhak mengaturnya!" balas Susanti yang tidak mau kalah.Melihat perdebatan kedua orang ini, Tirta juga mulai pusing. Dia buru-buru maju untuk memisahkan kedua orang itu."Kalau mau, kalian berdua sama-sama saja su

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 599

    Pertarungan ini akhirnya berakhir untuk sementara, meskipun belum tentu semua orang bisa tidur dengan nyenyak malam itu."Tirta, kenapa masih melamun? Kamu juga cepat tidur," kata Ayu setelah melihat kedua orang itu kembali ke tempat tidur masing-masing. Sorot matanya menyiratkan sedikit kesedihan. "Aku tahu, Bibi. Aku akan tidur sekarang. Kalian juga istirahatlah lebih awal." Berhubung Agatha berada di sana, Tirta hanya bisa melemparkan tatapan penghiburan dan kembali ke mobil.....Malam yang penuh kekacauan ini akhirnya telah berlalu. Sekitar pukul enam atau tujuh keesokan paginya, Tirta menerima telepon dari Nabila."Tirta, sekitar satu atau dua jam lagi aku akan tiba di kota. Kamu bisa jemput aku sekarang. Maaf sudah membangunkanmu pagi-pagi begini. Setelah kamu datang nanti, aku akan kasih kompensasi." Suara Nabila terdengar sangat gembira."Oke, Kak Nabila. Aku siap-siap dulu untuk berangkat sekarang," jawab Tirta menyetujuinya.Setelah menutup telepon, Tirta buru-buru mandi di

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 600

    "Kak Farida, jangan panik dulu. Coba ceritakan pelan-pelan apa yang terjadi. Biar kupikirkan cara untukmu," bujuk Tirta setelah merasakan kejanggalan pada suasana hati Farida."Begini, Tirta. Bos proyek ini namanya Riza, dia orang dari daerah luar. Aku dan para pekerja di bawahku mulai bekerja untuknya sejak tahun lalu ....""Sampai sekarang, Riza ini sudah menunggak pembayaran kami sebesar 10 miliar. Kemarin kami menghubungi media untuk melaporkan masalah ini, tapi Riza malah marah besar dan mengirim orang-orangnya untuk memukuli para wartawan dan pekerjaku ....""Tadi pagi, aku bawa para pekerja ke instansi terkait untuk mencari solusi, tapi ternyata orang-orang di sana bekerja sama dengan Riza. Bukannya membantu, mereka malah nuduh kami sengaja membuat keributan. Kalau kami melanjutkan protes, mereka mengancam akan menangkap kami!""Aku benar-benar nggak punya cara lain lagi. Kalau nggak, aku juga nggak akan telepon untuk minta bantuanmu," ucap Farida dengan sedih.Uang senilai 10 m

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 601

    "Kenapa? Ada masalah apa?" tanya Riza sambil mengernyit."Pak Riza, perusahaan kita nggak kekurangan uang. Kenapa kamu malah memilih ngasih uang ke Pak Kangga daripada melunasi upah pekerja? Padahal jelas-jelas upah ini adalah hak mereka. Selain itu, kalau masalahnya jadi besar, nggak ada untungnya bagi perusahaan kita ...," ucap sekretaris itu dengan heran."Kamu yang bos atau aku? Memangnya aku nggak boleh nikmati sendiri uangnya kalau nggak kekurangan uang?""Lagian, bukan cuma aku seorang yang nunggak pembayaran upah! Pokoknya lakukan saja yang kuperintahkan, nggak usah banyak omong kosong! Keluar sana!" maki Riza sambil memukul mejanya.....Sekitar setengah jam kemudian, Tirta melihat papan nama bertuliskan "Grup Polar" dari kejauhan. Di depannya telah dikerumuni sekumpulan orang. Mereka adalah Farida dan 30 orang pekerja di bawahnya.Selain itu, ada juga beberapa pria tua dan muda yang mengenakan seragam sedang mengadang di pintu masuk. Kemungkinan besar, mereka adalah orang dar

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 602

    Mendengar hal itu, ekspresi para pria berseragam itu langsung menjadi muram."Kalian ngomong sembarangan apaan? Bos sudah jelaskan, belakangan ini perputaran dananya nggak bagus. Jadi, dia minta kalian untuk datang menagihnya setengah tahun lagi.""Sekalipun kalian terburu-buru, tetap saja harus menunggu sampai dia punya uang, 'kan? Masalahnya, kalian nggak mau dan malah memblokir pintu masuk perusahaan. Mau gimana perusahaannya bisa berjalan? Apa tindakan kalian ini bukan buat onar namanya?""Kami nggak langsung menahan kalian saja sudah termasuk menoleransi kalian. Kalian malah marah-marah sama kami. Dasar nggak tahu diri!" bentak salah seorang pria botak.Di lencana dadanya tertulis dengan huruf kecil, "Wakil Kepala Dinas Pengelolaan Bangunan, Kangga".Tiba-tiba, terdengar suara pesan masuk di ponsel Kangga. Dia segera membalikkan badan dan melihat ponselnya. Dahinya sedikit berkedut ketika dia melihat pesan itu ... ternyata satu miliar yang dijanjikan oleh Riza sudah masuk ke reken

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 603

    "Kami tahu, Pak Riza punya uang. Dua hari yang lalu kami lihat sendiri dia baru beli mobil Benz seharga 4 miliar! Kalau dia nggak punya uang, apa dia sanggup beli mobil semewah itu?" tanya seorang pekerja dengan lantang."Ya, kalau Pak Riza nggak punya uang, memangnya dia bisa beli mobil mewah?" sahut pekerja lainnya."Pak Riza pasti nggak punya uang beli mobil. Mungkin kalian salah lihat. Ada banyak orang yang punya wajah mirip di dunia ini. Sebaiknya kalian cepat pulang, jangan buat onar lagi," ucap Kangga membela Riza setelah menenangkan dirinya.Melihat Kangga yang keras kepala, emosi Tirta semakin meledak. Pada akhirnya, dia berkata dengan nada mengancam, "Pak Kangga, kutanyakan satu pertanyaan terakhir.""Kalau ada orang yang transfer satu miliar untukmu dan menyuruhmu melakukan sesuatu, apa kamu akan terima uang itu padahal jelas-jelas tahu itu hal yang melanggar hukum?" tanya Tirta."Huh! Bukannya itu omong kosong? Aku adalah orang yang jujur, tentu nggak akan terima uang itu."

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1197

    "Kenapa Anda nggak biarkan aku mati saja!" Yudha merosot lemas, bersandar pada tiang kayu dengan air mata bercucuran dan penuh penyesalan."Dasar bodoh .... Tentu saja aku ingin membunuhmu seribu kali, bahkan sepuluh ribu kali kalau bisa! Kamu memang pantas mati, tapi sekarang belum waktunya untukmu mati ....""Pergilah .... Segera kumpulkan 500 anak laki-laki dan perempuan yang berusia di bawah enam tahun! Aku butuh darah mereka untuk memulihkan kekuatan!"Kesadaran ular berkepala delapan yang lemah, berkata dengan terbata-bata."Baik .... Aku akan segera kumpulkan 500 anak untuk dikorbankan kepada Dewa Ular!"Mendengar perintah tersebut, Yudha langsung bangkit dari tanah. Dengan tubuh gemetar, dia segera berlari menuruni gunung dengan tergesa-gesa untuk mengatur semuanya."Tunggu sebentar ...." Tiba-tiba, suara serak ular berkepala delapan kembali terdengar dari belakangnya."Dewa Ular .... Apakah masih ada perintah lain?" Yudha langsung berhenti melangkah dan berlutut di tempat."Ma

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1196

    Ketika masih kecil, Yudha pernah dibawa ayahnya masuk ke pondok kecil ini. Saat itu, dia baru berusia lima tahun. Dia masih polos dan belum mengerti apa-apa.Namun, hingga kini, dia tidak pernah melupakan bagaimana ayahnya, Khairul Gomies, kepala Keluarga Gomies generasi sebelumnya, menatap patung Dewa Ular dengan tatapan yang hormat dan antusias."Yudha, Dewa Ular adalah dewa sejati yang telah melindungi dan menjaga kejayaan Keluarga Gomies agar tidak pudar selama dua ribu tahun!""Dewa Ular maha kuasa, dia adalah leluhur semua pendeta spiritual! Dia adalah dewa yang paling hebat di dunia ini!""Suatu hari nanti, kamu akan menjadi pelayan Dewa Ular. Jangan marah atau bersedih karenanya, kamu seharusnya merasa bahagia! Karena di dunia ini, tidak ada satu pun hal yang tidak bisa dilakukan oleh Dewa Ular!""Menjadi pelayan Dewa Ular adalah kehormatan tertinggi dalam hidupmu!"Kata-kata itu terukir dalam-dalam di lubuk hati Yudha. Seiring waktu, dia pun tumbuh dan menjadi seorang pendeta

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1195

    Akhir-akhir ini, Genta semakin sering berbicara dengan Tirta. Kepribadiannya juga tampak semakin mirip dengan manusia.Saat ini, dia bahkan mulai mempertimbangkan keadaan Tirta. Mungkin saja ini terjadi karena Tirta telah membantunya menyerap energi dari 80 pesilat kuno. Sebagai bentuk hadiah, mungkin itulah alasan dia memiliki pemikiran seperti ini."Ah, Kak, bisa nggak aku nggak menggunakan artefak sihir yang menjijikkan ini? Nanti, setelah aku mencapai tahap pembentukan fondasi, aku mau buat artefakku sendiri. Boleh nggak?"Dalam ingatan yang ditanamkan Genta pada Tirta, ada berbagai informasi mengenai artefak sihir. Tirta memahami betapa luar biasanya benda tersebut, tetapi dia benar-benar tidak menginginkan kipas lipat dengan shikigami itu."Dasar nggak tahu terima kasih. Kalau kamu nggak mau, aku akan serap energi spiritualnya untuk diriku sendiri." Nada Genta sangat tegas, bahkan terdengar sedikit kesal. Melihat Tirta begitu menolak, dia pun tidak berbicara lebih lanjut dan lang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1194

    "Sebelum berangkat, Yara sempat minta izin dariku untuk pergi ke Darsia. Tujuannya adalah menyelidiki keberadaan dunia misterius para pesilat kuno di sana.""Dia ingin menemukan lokasi dunia misterius dan mendapatkan ramuan spiritual serta batu energi untuk mempercepat pemulihan kekuatan Dewa Ular! Dan sekarang ... seseorang telah membunuh Yara!""Siapa pelakunya? Sebelum pergi, aku sudah memberinya kipas lipat yang berisi Shikigami! Itu bukan benda biasa, melainkan artefak spiritual yang diberikan langsung oleh Dewa Ular!""Selain itu, Yara juga membawa Air Mayat serta berbagai teknik rahasia pendeta spiritual untuk melindungi dirinya sendiri. Bahkan kalau para pesilat kuno Negara Darsia mengadangnya, seharusnya mereka nggak bisa membunuhnya.""Kalaupun Yara nggak bisa menang, paling nggak, dia seharusnya bisa melarikan diri dengan selamat! Siapa yang sebenarnya membunuh Yara…?"Setelah amarahnya sedikit mereda, Yudha mulai menganalisis secara mendalam siapa yang bisa menjadi pelaku p

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1193

    Tirta benar-benar tidak menyangka bahwa mereka akan menyetujui syarat yang dia ajukan semudah itu. Hal itu membuat suasana hatinya membaik secara drastis.Sebelum pergi, Tirta kembali melirik Kurnia, seakan ingin mengatakan sesuatu. "Pak Tirta, kalau ada perintah, silakan katakan saja," kata Kurnia dengan hormat sambil mengepalkan tangan sebagai tanda penghormatan."Kurnia, bagaimanapun juga, akulah yang membuat lenganmu patah. Aku punya resep obat yang bisa membuat lenganmu tumbuh kembali.""Tapi, mencari bahan-bahannya mungkin akan memakan waktu yang cukup lama. Kalau kamu bersedia menunggu, aku bisa membantumu memulihkan lenganmu sepenuhnya."Tirta mengingat teknik pengobatan ajaib yang diwariskan oleh Genta di dalam ingatannya, lalu menawarkan solusi itu kepada Kurnia."Aku bersedia! Tentu saja aku bersedia! Terima kasih atas kebaikanmu, Pak Tirta!"Mendengar hal itu, Kurnia begitu terkejut dan terharu hingga langsung berlutut di depan Tirta untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1192

    "Sudahlah, Laras. Tindakan nggak senonoh apa pun yang pernah kubuat padamu sebelumnya, setidaknya sekarang aku nggak pernah begitu lagi sama kamu, 'kan?""Kamu nggak boleh panggil aku bajingan mesum lagi. Kamu boleh panggil aku Tirta saja, atau Kak Tirta juga boleh. Kalau kamu nggak bisa lakukan itu, sebaiknya kamu kembali saja ke dunia misterius," kata Tirta sambil menarik napas dalam-dalam, berusaha menjaga reputasinya."Huh, kalau begitu aku panggil Tirta saja. Sepertinya kita juga sebaya!" jawab Laras sambil menoleh ke arah lain setelah berpikir sejenak."Kak Tirta, aku nggak akan panggil kamu bajingan mesum. Karena kamu adalah orang baik."Tina merasa ekspresi serius Tirta saat membela diri tadi cukup menggelikan. Dengan sedikit keberanian, dia menepuk lengan Tirta dan berkata demikian."Hehe, bagus! Tina memang paling penurut."Suasana hati Tirta menjadi semakin bagus. Dia mengusap rambut panjang Tina dengan lembut sebelum mengalihkan pandangannya ke Tina, Laras, serta Kimmy yang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1191

    "Nak, jangan persulit kami!"Para pesilat kuno yang berhasil selamat dan beberapa ketua sekte berusaha untuk bernegosiasi dengan Tirta."Persulit kalian? Hehe .... Kamu kira aku nggak tahu apa yang ada di pikiran kalian? Kalian cuma merasa batu alami terlalu berharga dan nggak mau memberikannya padaku, bukan?""Sejujurnya saja, semua sumber daya dunia fana ini sama sekali nggak menarik bagiku. Aku cuma menginginkan batu alami! Aku bisa menyelamatkan kalian, tapi aku juga bisa membunuh kalian!""Siapa pun yang nggak setuju, jangan salahkan aku kalau aku berubah menjadi musuh kalian!"Tirta menyeringai dingin sambil menatap para ahli seni bela diri kuno yang tersisa di sekelilingnya.Saat mengucapkan kata-kata itu, aura dingin dan niat membunuh yang mengerikan terpancar dari tubuhnya!"Cecunguk ini ternyata punya sedikit keberanian juga."Di dalam lautan kesadarannya, Genta berkomentar dengan nada santai. Jika dia yang berada di posisi Tirta sekarang, para pesilat kuno ini tidak akan sel

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1190

    "Yang penting jangan lupakan kamu ...," gumam Tirta. Permintaan Tina sangat sederhana. Dia benar-benar wanita yang polos.Tirta mendesah, lalu menyetujui permintaan Tina, "Oke, namamu Tina, 'kan? Kalau begitu, kamu ikut aku saja. Aku ... ada sesuatu yang nggak bisa kukatakan padamu sekarang. Nanti aku baru beri tahu kamu setelah pulang."Tina langsung berhenti menangis setelah Tirta menyetujui permintaannya. Dia menyeka air matanya, lalu berujar kepada Edwan dengan antusias, "Pak Edwan, Kakak setuju aku ikut dia. Aku ... nggak ikut kalian pulang lagi."Tina berpesan, "Pak Edwan, tolong sampaikan pada guruku. Kalau ada kesempatan, aku dan Kakak akan pergi ke dunia misterius untuk mengunjungi guruku.""Oke. Kalian berdua jaga diri baik-baik. Kami pamitan dulu," balas Edwan sambil tersenyum. Dia memberi hormat kepada Tirta, lalu membawa membawa murid Sekte Kebebasan meninggalkan puncak gunung.Setelah Edwan dan lainnya pergi, Tina berdiri di belakang Tirta. Dia mengamati wajah Tirta, lalu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1189

    Di puncak gunung, semua pesilat kuno yang diselamatkan Tirta memberi hormat kepadanya. Salah satu pesilat kuno berkata, "Sobat, kamu sudah menyelamatkan kami, tapi kami nggak tahu namamu. Apa kamu bisa beri tahu kami? Ke depannya, kami pasti akan mengunjungimu setelah beristirahat di dunia misterius."Tirta berpikir sejenak, lalu menanggapi, "Sebenarnya aku nggak perlu beri tahu kalian namaku. Kalau kalian mau membalasku, bantu aku cari batu spiritual setelah kalian kembali ke dunia misterius. Eh, salah. Maksudku cari batu alami."Tirta menambahkan, "Nantinya aku akan ambil batu alami itu waktu aku pergi ke dunia misterius."Tirta sudah merebut energi internal mereka. Biarpun sedikit keterlaluan, Tirta sudah menyelamatkan mereka. Tindakan Tirta sama seperti dokter yang mengangkat salah satu organ dalam pasien untuk menyelamatkannya.Pasien tidak akan menyalahkan dokter. Sebaliknya, pasien akan membayar biaya pengobatan setelah selamat. Jadi, batu alami yang diminta Tirta bisa dianggap

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status