"Benar, masuk akal juga. Gimana kamu bisa membuktikan bahwa resep yang kamu berikan ini, efeknya benar-benar seperti yang kamu bilang?" tanya para pemegang saham lainnya yang juga merasa ragu.Tirta tertawa sinis. "Kalian kira aku mengeluarkan resep ini adalah untuk memohon supaya kalian bisa untung besar? Menggelikan sekali.""Tentu saja kalian boleh memilih untuk nggak percaya, aku nggak maksa kalian. Tapi, aku bisa saja meracik pil ini sekarang dan kalian lihat saja sendiri apakah efeknya berkhasiat atau nggak."Rudi dan Ezra saling memandang sekilas. Mereka juga sebenarnya mulai tergiur. Melihat tampang Tirta yang begitu percaya diri, mereka mulai meragukan apakah resep yang dipegangnya itu benar-benar seberharga itu?Kedua orang yang cerdik itu pun lantas mengangguk setuju, "Oke. Kalau Pil Kecantikan ini benar-benar sehebat yang kamu bilang, kami akan tetap tinggal di sini dan membiarkan Bu Agatha tetap jadi direktur."Tanpa basa-basi, Tirta langsung menarik Agatha. "Oke, kalau be
Agatha awalnya berniat menelan pil itu dengan bantuan air. Namun siapa sangka, pil tersebut langsung larut begitu masuk ke mulutnya. Aroma yang kuat langsung meledak di dalam mulut Agatha, bahkan memenuhi seluruh ruangan kantor dan bertahan cukup lama."Hmm .... Pil ini ternyata langsung larut di mulut, nggak pahit sama sekali, malah enak rasanya," kata Agatha. "Seluruh tubuhku terasa seperti dipenuhi aliran hangat. Dimulai dari perut bagian bawah dan perasaan ini menyebar ke seluruh tubuh. Nyaman sekali."Efek dari Pil Kecantikan itu sangat nyata. Sebelumnya, Agatha memiliki sedikit lingkaran hitam di bawah matanya karena kelelahan mengurus perusahaan dan penampilannya terlihat lelah dan kusam. Namun setelah mengonsumsi Pil Kecantikan ini, tidak perlu menunggu beberapa hari untuk melihat efeknya.Kulit Agatha menjadi lebih halus dan cerah. Penampilannya tampak lebih segar dan bersemangat. Wajahnya yang memang sudah cantik, kini tampak semakin cemerlang. Semua masalah kecil pada kulitn
Kedua orang itu langsung menunjukkan senyuman palsu. "Efek Pil Kecantikan ini ajaib sekali. Kalau begitu, potensinya pasti akan sangat besar kelak.""Benar sekali. Bu Agatha, sebelumnya kami memang bersalah. Kami bersedia mengikuti Bu Agatha sebagai pemimpin. Semoga Bu Agatha nggak perhitungan sama kami. Kami akan mengelola Pil Kecantikan ini dengan baik supaya bisa lebih berkembang lagi ke depannya.""Nggak. Dengan khasiat Pil Kecantikan ini, memasuki pasar internasional adalah hal yang sangat mudah."Kedua orang ini hanya berpura-pura patuh pada Agatha, tetapi dalam hati mereka sebenarnya masih tetap berniat buruk. Mereka ingin mencari cara untuk mendapatkan resep Pil Kecantikan ini.Namun, mereka tidak terburu-buru. Tidak masalah jika membiarkan Agatha duduk lebih lama di posisi Direktur Farmasi Santika. Siapa juga yang tidak ingin mendapat banyak uang di dunia ini? Jika bisa bersabar lebih lama, semua keuntungan akan menjadi milik mereka.Memikirkan hal ini, Rudi dan Ezra saling me
Namun, ketidakpuasan para pemegang saham ini terhadap Agatha sedikit berbeda dari Rudi dan Ezra. Mereka tidak terlalu peduli dengan posisi Direktur Farmasi Santika. Selama bisa menghasilkan uang, menjadi bawahan pun tidak masalah bagi mereka.Dalam bisnis, tidak ada yang memalukan selama bisa menghasilkan uang. Oleh karena itu, para pemegang saham ini buru-buru mengangguk setuju. "Kami bisa menerima syarat ini," kata mereka.Tirta tersenyum tipis dan memanggil Agatha. "Kak Agatha, kamu bisa mulai siapkan kontraknya."Dengan penuh kegembiraan, Agatha segera pergi untuk menyusun kontrak. Tak lama kemudian, dia kembali dengan setumpuk kontrak tebal dan membagikannya kepada para pemegang saham untuk ditandatangani. Dengan adanya kontrak ini, siapa pun yang mencoba untuk berbuat curang akan dikeluarkan dari perusahaan dengan mudah.Tidak butuh waktu lama, hampir semua pemegang saham telah menandatangani kontrak tersebut. Namun, Rudi dan Ezra tetap diam dan belum melakukan apa pun. Tirta lal
"Jangan pernah menurunkan kualitas bahan-bahan ini dan nggak boleh lebih ataupun kurang. Kalau nggak, efeknya jadi nggak ada. Resepnya cukup diingat saja, jangan sampai bocor. Ini adalah cara terbaik untuk mengendalikan para pemegang saham.""Kalau resep ini bocor, mereka pasti akan cari kesempatan untuk keluar dan bekerja sendiri. Kalau mereka menjualnya ke perusahaan farmasi lain demi uang, dampaknya pada Farmasi Santika akan sangat besar."Dengan mata berkaca-kaca, Agatha memeluk leher Tirta erat-erat. Matanya berkaca-kaca dan air matanya mulai berlinang di kerat Tirta."Ini semua salahku karena nggak cukup kompeten. Kalau bukan karena ingin membantuku mengendalikan para pemegang saham, kamu nggak perlu mengorbankan resep yang begitu berharga. Kamu datang untuk membantuku saja sudah membuatku cukup terharu. Demiku, kamu bahkan ...."Agatha mulai menangis sambil memeluk Tirta. Tirta memeluk Agatha sambil menghiburnya, "Kamu ini wanitaku. Masalah ini bukan salahmu. Memang begitulah ka
Agatha berkata dengan malu-malu, "Menyebalkan sekali. Aku lagi nyetir nih. Setidaknya cari tempat yang sesuai dulu."Sebelumnya, Agatha selalu membantu Tirta memenuhi kebutuhan batinnya di mobil. Hal ini membuat Agatha merasa akrab dengan suasana di mobil. Bermesraan dengan Tirta di dalam mobil tampaknya memberikan suasana yang lebih romantis dan menggairahkan.Meskipun berkata demikian, Agatha tetap tidak menghentikan gerakan Tirta. Tirta meletakkan tangannya di dalam pakaian Agatha dan menjelajahi semua sudut di balik payudaranya yang menawan itu.Gerakannya ini membuat Agatha tidak dapat menahan diri di dalam mobil. Wajah Agatha memerah dan tubuhnya mulai bergerak gelisah. Jelas bahwa dia mulai terpengaruh oleh hasrat."Tirta, tunggu sebentar lagi ya? Sudah hampir sampai, kamu bisa lakukan apa pun yang kamu mau di rumah," ucap Agatha dengan tersipu.Mendengar ucapan Agatha, Tirta merasa sekujur tubuhnya menjadi panas. Pada akhirnya, dia baru melepaskan tangannya yang jahil itu....
Keempat preman ini sama sekali tidak menganggap serius Tirta. Mereka bahkan sudah mulai mendiskusikan mau menggunakan gaya apa untuk memuaskan Agatha dan bersenang-senang dengan payudaranya yang montok itu.Tirta tertawa sinis dan tidak terlihat panik sama sekali. "Siapa yang mengutus kalian? Kalau kalian bilang sekarang, mungkin aku bisa memberi kalian kematian yang nggak menyiksa."Beberapa orang itu mendengus, "Untuk apa basa-basi sama orang yang sudah mau mati? Kamu nggak perlu tahu, yang penting kamu mati saja.""Mati sana!"Tanpa ragu-ragu, keempat preman itu langsung menebaskan pisau ke arah Tirta. Tirta masih tetap tenang. Bukannya mundur, dia justru menyambut tebasan keempat preman itu dengan tangan kosong."Tirta, awas!" teriak Agatha dengan ketakutan.Melihat Tirta yang menghadapi mereka dengan tangan kosong, keempat preman itu langsung menanggapinya, "Bocah sialan, kamu yang cari mati sendiri!"Dua bilah pisau yang panjang langsung mengayun menuju kepala Tirta. Tirta bergeg
Ekspresi Tirta membuat para preman itu gemetar ketakutan. Mereka belum pernah melihat orang sekejam Tirta. Dari pecahan pisau yang tertancap, mengalir darah yang semakin deras. Jika dibiarkan terus seperti ini, kedua orang itu pasti akan tewas.Melihat kedua preman yang terkejut hingga terpaku di tempat, Tirta berkata, "Tentu saja, kalian boleh terus menolak untuk bicara, tapi aku juga punya cara untuk membuat kalian merasakannya semua."Tirta mengulurkan dua jarinya, lalu mencengkeram pecahan yang menancap di luka mereka dan bersiap-siap untuk memutar pecahan itu 360 derajat. Luka tersebut akan menjadi sangat mengerikan dan pasti akan mengoyak daging mereka.Namun, sebelum Tirta sempat memutar pecahan itu, kedua preman itu langsung menyerah dan mengakui segalanya."Jangan, Kak. Kumohon ampuni kami. Kami akan bilang semuanya. Hadi yang menyuruh kami ke sini.""Sepertinya dia punya dendam besar denganmu dan wanita ini, makanya membayar sejumlah besar uang pada kami untuk menyergapmu di
"Ah .... Ayah, Ayah ....""Kamu bunuh ayahku!" Di belakang, Azhar menyaksikan adegan ini dengan mata kepalanya sendiri.Azhar yang merasa terkejut dan marah, ingin segera menerjang ke arah Tirta dan bertarung sampai mati. Namun, dia juga takut bagaimana jika Tirta juga membunuhnya dengan satu tamparan seperti ayahnya?Dengan perasaan tak berdaya dan dipenuhi amarah, dia jatuh berlutut di tanah dan meninju permukaan tanah dengan sekuat tenaga sambil meraung marah!Amarah yang membara hampir membuatnya kehilangan akal.Tiba-tiba, tatapannya tertuju ke arah belakang. Di dalam paviliun, terlihat Kimmy yang sedang berdiri seorang diri ...."Pemuda ini kejam sekali. Apa dia nggak takut ayah Keshwan, si Harun yang sudah lama bersemedi secara tertutup itu akan datang membalas dendam padanya?""Dendam karena anaknya dibunuh itu nggak akan bisa dimaafkan!"Pada saat bersamaan, para pesilat kuno dari dunia misterius yang hadir, merasakan hawa dingin merayap di punggung mereka saat menyaksikan keb
"Jangan-jangan, bocah ini sudah tingkat semi abadi .... Semua yang menyerangnya tadi itu adalah tujuh pesilat kuno energi internal tahap sempurna.""Tapi, dia bisa mengalahkan mereka semua semudah itu! Mungkin, memang karena dia sudah tingkat semi abadi, makanya Kurnia jadi sehormat itu sama dia!"Beberapa pesilat kuno dari dunia misterius yang berkerumun menyaksikan pertarungan itu, mulai membuat spekulasi terhadap kemampuan bertarung Tirta."Tapi, dengan usianya saat ini, kalaupun dia sudah mulai berlatih sejak dari orok, tetap saja nggak mungkin bisa mencapai tingkat semi abadi secepat ini!""Pesilat tingkat semi abadi di dunia misterius yang paling muda saja baru menerobos tingkatan di usia 87 tahun!""Kalau dia bukan tingkat semi abadi, gimana caranya dia bisa mengalahkan tujuh pesilat energi internal tahap sempurna semudah itu?""Aku penasaran siapa gurunya yang sanggup mengajarkan murid sehebat ini!"Semua orang semakin merasa penasaran terhadap kemampuan dan identitas Tirta."B
Tirta berbicara sambil melangkah santai. Bahkan, melihat tubuh murid wanita yang seksi itu, dia meremasnya dengan kasar di hadapan semua murid Sekte Aswad."Ah .... Dasar cabul! Aku ...."Energi vital murid wanita itu telah terkuras habis oleh Genta yang berada dalam tubuh Tirta. Oleh karena itu, kondisinya memang sudah sangat lemah. Kini, karena perbuatan Tirta, tubuhnya melemah hingga langsung pingsan!"Ckck .... Untung saja montok. Kalau nggak, bokongnya pasti kesakitan!" ucap Tirta sambil menatapi bokong sintal murid wanita yang terjatuh pingsan itu."Keterampilan pemuda ini cekatan sekali, meskipun sepertinya kemampuannya nggak terlalu hebat.""Tapi, dia bisa menggunakan keterampilannya yang gesit itu menghadapi semua murid-murid Sekte Aswad tanpa terkecuali. Bahkan, dia masih sempat menggoda murid wanita dari Sekte Aswad!""Sungguh luar biasa!""Hehe, menurutku, murid Sekte Aswad yang nggak berguna. Bayangkan, tujuh atau delapan orang nggak sanggup mengalahkan seorang pemuda, mal
Praktisi ilmu mistis sangat dihormati di Negara Yumai. Kemampuan praktisi ilmu mistis yang paling hebat adalah berkomunikasi dengan alam. Mereka bisa mengendalikan makhluk halus dengan Teknik Elemen yang misterius.Yara lahir di keluarga praktisi ilmu mistis yang berstatus tinggi, yaitu Keluarga Gomies. Sejak kecil, Yara diajarkan sebuah prinsip, Teknik Elemen adalah fondasi praktisi ilmu mistis dan tidak boleh dibocorkan.Biarpun Negara Yumai adalah tempat asal praktisi ilmu mistis, hanya sedikit orang yang berhasil menjadi praktisi ilmu mistis dan menguasai Teknik Elemen.Praktisi ilmu mistis sangat langka. Jadi, saat Yara melihat Tirta mengerahkan Teknik Pengendali Angin, dia sangat terkejut.Orang Negara Yumai di samping Yara berseru sambil memelotot, "Master Yara, jelas-jelas dia itu berasal dari Negara Darsia. Mana mungkin dia menguasai teknik rahasia praktisi ilmu mistis dari Negara Yumai?"Yara membalas, "Nggak mungkin salah. Dia memang mengerahkan Teknik Angin Kilat dari Tekni
Namun, Tirta tidak takut. Saat dia hendak bertarung dengan Keshwan, Kurnia bergegas menghampiri Keshwan dan menegur, "Pak Keshwan, kamu harus kalahkan aku dulu sebelum melawan Tirta!"Keshwan memang merasa tidak puas dengan sikap Kurnia sebelumnya. Sekarang Kurnia juga menghalanginya.Amarah Keshwan memuncak, lalu dia memperingatkan Kurnia, "Pak Kurnia, biarpun pencuri ini punya hubungan denganmu, dia sudah melumpuhkan putraku! Hari ini aku harus bunuh dia. Kalau kamu berani menghalangiku lagi, itu berarti kamu bermusuhan denganku!"Keshwan menghindari Kurnia dan lanjut menyerang Tirta. Kurnia berbalik, lalu menghalangi Keshwan lagi. Dia mengingatkan, "Pak Keshwan, kamu nggak sanggup menghadapi Pak Tirta. Dengarkan saranku, sebaiknya kamu jangan buat perhitungan lagi.""Konyol sekali! Orang ini sudah melumpuhkan putraku, masa aku nggak buat perhitungan? Pak Kurnia, jangan kira aku takut padamu!" timpal Keshwan.Keshwan langsung bertarung dengan Kurnia. Dia sudah bertekad untuk membalas
Azhar menceritakan apa yang dialaminya kepada Keshwan sambil menangis histeris, "Ayah, orang itu yang tampar aku. Dia bukan cuma tampar aku, tapi juga menyerap energi di dalam tubuhku. Kimmy juga mau putus denganku karena dia ...."Azhar melanjutkan, "Ayah, sekarang aku cuma orang biasa yang nggak punya kekuatan apa pun. Kamu harus bantu aku balas dendam!"Melihat pesilat muda berbakat dari dunia misterius yang meluapkan kesedihannya, para pesilat kuno yang awalnya berencana memilih kandidat turnamen bela diri mulai mengerumuni Azhar. Mereka sibuk berkomentar."Ternyata pemuda ini melumpuhkan Azhar!""Mana mungkin Sekte Aswad mengampuninya?""Sepertinya Pak Kurnia sangat menghormati pemuda ini. Menurut kalian, Pak Kurnia akan mengorbankan dia atau membelanya?"Seseorang dalam kerumunan yang tampak familier mengamati Tirta dengan penuh minat. Dia adalah Yara yang memakai topeng Bryan. Yara menceletuk, "Pemuda ini kelihatan mengintimidasi. Aku seperti bertemu dengan orang yang mirip deng
Melihat situasi ini, para pemimpin sekte dan pesilat kuno energi internal tahap puncak yang awalnya mengira Tirta adalah murid baru Kurnia mulai mengamati Tirta dengan ekspresi bingung. Mereka juga berkomentar."Apa latar belakang pemuda itu?""Pak Kurnia malah membiarkan pemuda itu duduk di kursi pemimpin sekte. Dia sendiri duduk di samping.""Apa ... Pak Kurnia takut pada pemuda itu?"Sementara itu, Tirta tidak peduli dengan mereka. Dia hendak bertanya kepada Kurnia mengenai turnamen bela diri.Tiba-tiba, seorang pria paruh baya yang berusia sekitar 50 tahun menghampiri Kurnia. Dia terlihat mirip dengan Azhar.Pria paruh baya itu bertanya seraya mengernyit, "Pak Kurnia, kita baru nggak bertemu sehari. Siapa yang berani melukaimu? Apa orang itu juga pesilat kuno tingkat semi abadi?"Keshwan adalah pemimpin Sekte Aswad. Ayahnya juga merupakan pesilat kuno tingkat semi abadi. Keshwan tentu kenal dengan Kurnia.Selain itu, putra Keshwan adalah tunangan Kimmy. Jadi, Keshwan berani menanya
Tirta menyahut tanpa berpikir panjang, "Nggak seru kalau lihat-lihat saja. Tentu saja aku mau mengikuti turnamen bela diri."Tujuan utama Tirta mengikuti turnamen bela diri adalah memberi Genta kesempatan untuk menyerap lebih banyak energi dari tubuh pesilat kuno. Tentu saja, Tirta juga ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk mengasah kemampuannya.Merebut energi pesilat kuno lain memang bukan tindakan yang baik. Namun, Tirta hanya berencana menyerap energi pesilat kuno yang arogan dan meremehkan orang biasa.Jika bertemu dengan pesilat kuno yang ramah, Tirta berencana berdiskusi dengan Genta. Dia berharap Genta setuju untuk tidak menyerap energi dari tubuh pesilat kuno yang ramah.Melihat Tirta bersikeras mengikuti turnamen bela diri, Kurnia menyarankan, "Pak Tirta, kamu membutuhkan identitas yang layak untuk mengikuti turnamen bela diri. Bagaimana kalau kamu menyamar menjadi murid sekteku untuk sementara waktu?""Aku sudah membuat persiapan untuk masalah identitas. Kamu nggak usah ta
Kimmy tidak berharap kepada Azhar lagi. Dia memohon kepada Tirta hanya karena tidak ingin melihat Azhar mati dibunuh Tirta.Kurnia melihat Tirta sekilas, lalu menggeleng kepada Azhar dan menjelaskan, "Azhar, kamu nggak bisa menyinggung Pak Tirta. Jangankan merebut Kimmy darimu dan melumpuhkanmu, biarpun Pak Tirta membunuhmu di depanku, aku hanya bisa mengabaikannya."Tirta mengingatkan, "Kalau kamu mau hidup, sebaiknya kamu dengar saran Kimmy untuk minta maaf pada Pak Tirta."Nyawa Kurnia dan Kimmy dikendalikan oleh Tirta. Jadi, Kurnia tidak berani melawan Tirta. Berdasarkan ucapan Azhar tadi, Kurnia sudah cukup menghormati ayah dan kakek Azhar karena tidak langsung membunuh Azhar dan memutuskan hubungan dengannya.Hanya saja, Azhar tidak memahami tindakan Kurnia. Dia meninju tanah dan berkata dengan geram, "Apa? Kakek Kurnia, kamu itu temannya kakekku. Ayahku juga sangat menghormatimu!"Azhar meneruskan, "Sekte Aswad dan Sekte Delapan Cakrawala beraliansi. Sekarang kamu malah suruh ak