Share

Bab 416

Penulis: Hazel
Kedua orang itu langsung menunjukkan senyuman palsu. "Efek Pil Kecantikan ini ajaib sekali. Kalau begitu, potensinya pasti akan sangat besar kelak."

"Benar sekali. Bu Agatha, sebelumnya kami memang bersalah. Kami bersedia mengikuti Bu Agatha sebagai pemimpin. Semoga Bu Agatha nggak perhitungan sama kami. Kami akan mengelola Pil Kecantikan ini dengan baik supaya bisa lebih berkembang lagi ke depannya."

"Nggak. Dengan khasiat Pil Kecantikan ini, memasuki pasar internasional adalah hal yang sangat mudah."

Kedua orang ini hanya berpura-pura patuh pada Agatha, tetapi dalam hati mereka sebenarnya masih tetap berniat buruk. Mereka ingin mencari cara untuk mendapatkan resep Pil Kecantikan ini.

Namun, mereka tidak terburu-buru. Tidak masalah jika membiarkan Agatha duduk lebih lama di posisi Direktur Farmasi Santika. Siapa juga yang tidak ingin mendapat banyak uang di dunia ini? Jika bisa bersabar lebih lama, semua keuntungan akan menjadi milik mereka.

Memikirkan hal ini, Rudi dan Ezra saling me
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Hans Silalahi
***** mantap syaratnya Lanjut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 417

    Namun, ketidakpuasan para pemegang saham ini terhadap Agatha sedikit berbeda dari Rudi dan Ezra. Mereka tidak terlalu peduli dengan posisi Direktur Farmasi Santika. Selama bisa menghasilkan uang, menjadi bawahan pun tidak masalah bagi mereka.Dalam bisnis, tidak ada yang memalukan selama bisa menghasilkan uang. Oleh karena itu, para pemegang saham ini buru-buru mengangguk setuju. "Kami bisa menerima syarat ini," kata mereka.Tirta tersenyum tipis dan memanggil Agatha. "Kak Agatha, kamu bisa mulai siapkan kontraknya."Dengan penuh kegembiraan, Agatha segera pergi untuk menyusun kontrak. Tak lama kemudian, dia kembali dengan setumpuk kontrak tebal dan membagikannya kepada para pemegang saham untuk ditandatangani. Dengan adanya kontrak ini, siapa pun yang mencoba untuk berbuat curang akan dikeluarkan dari perusahaan dengan mudah.Tidak butuh waktu lama, hampir semua pemegang saham telah menandatangani kontrak tersebut. Namun, Rudi dan Ezra tetap diam dan belum melakukan apa pun. Tirta lal

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 418

    "Jangan pernah menurunkan kualitas bahan-bahan ini dan nggak boleh lebih ataupun kurang. Kalau nggak, efeknya jadi nggak ada. Resepnya cukup diingat saja, jangan sampai bocor. Ini adalah cara terbaik untuk mengendalikan para pemegang saham.""Kalau resep ini bocor, mereka pasti akan cari kesempatan untuk keluar dan bekerja sendiri. Kalau mereka menjualnya ke perusahaan farmasi lain demi uang, dampaknya pada Farmasi Santika akan sangat besar."Dengan mata berkaca-kaca, Agatha memeluk leher Tirta erat-erat. Matanya berkaca-kaca dan air matanya mulai berlinang di kerat Tirta."Ini semua salahku karena nggak cukup kompeten. Kalau bukan karena ingin membantuku mengendalikan para pemegang saham, kamu nggak perlu mengorbankan resep yang begitu berharga. Kamu datang untuk membantuku saja sudah membuatku cukup terharu. Demiku, kamu bahkan ...."Agatha mulai menangis sambil memeluk Tirta. Tirta memeluk Agatha sambil menghiburnya, "Kamu ini wanitaku. Masalah ini bukan salahmu. Memang begitulah ka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 419

    Agatha berkata dengan malu-malu, "Menyebalkan sekali. Aku lagi nyetir nih. Setidaknya cari tempat yang sesuai dulu."Sebelumnya, Agatha selalu membantu Tirta memenuhi kebutuhan batinnya di mobil. Hal ini membuat Agatha merasa akrab dengan suasana di mobil. Bermesraan dengan Tirta di dalam mobil tampaknya memberikan suasana yang lebih romantis dan menggairahkan.Meskipun berkata demikian, Agatha tetap tidak menghentikan gerakan Tirta. Tirta meletakkan tangannya di dalam pakaian Agatha dan menjelajahi semua sudut di balik payudaranya yang menawan itu.Gerakannya ini membuat Agatha tidak dapat menahan diri di dalam mobil. Wajah Agatha memerah dan tubuhnya mulai bergerak gelisah. Jelas bahwa dia mulai terpengaruh oleh hasrat."Tirta, tunggu sebentar lagi ya? Sudah hampir sampai, kamu bisa lakukan apa pun yang kamu mau di rumah," ucap Agatha dengan tersipu.Mendengar ucapan Agatha, Tirta merasa sekujur tubuhnya menjadi panas. Pada akhirnya, dia baru melepaskan tangannya yang jahil itu....

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 420

    Keempat preman ini sama sekali tidak menganggap serius Tirta. Mereka bahkan sudah mulai mendiskusikan mau menggunakan gaya apa untuk memuaskan Agatha dan bersenang-senang dengan payudaranya yang montok itu.Tirta tertawa sinis dan tidak terlihat panik sama sekali. "Siapa yang mengutus kalian? Kalau kalian bilang sekarang, mungkin aku bisa memberi kalian kematian yang nggak menyiksa."Beberapa orang itu mendengus, "Untuk apa basa-basi sama orang yang sudah mau mati? Kamu nggak perlu tahu, yang penting kamu mati saja.""Mati sana!"Tanpa ragu-ragu, keempat preman itu langsung menebaskan pisau ke arah Tirta. Tirta masih tetap tenang. Bukannya mundur, dia justru menyambut tebasan keempat preman itu dengan tangan kosong."Tirta, awas!" teriak Agatha dengan ketakutan.Melihat Tirta yang menghadapi mereka dengan tangan kosong, keempat preman itu langsung menanggapinya, "Bocah sialan, kamu yang cari mati sendiri!"Dua bilah pisau yang panjang langsung mengayun menuju kepala Tirta. Tirta bergeg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 421

    Ekspresi Tirta membuat para preman itu gemetar ketakutan. Mereka belum pernah melihat orang sekejam Tirta. Dari pecahan pisau yang tertancap, mengalir darah yang semakin deras. Jika dibiarkan terus seperti ini, kedua orang itu pasti akan tewas.Melihat kedua preman yang terkejut hingga terpaku di tempat, Tirta berkata, "Tentu saja, kalian boleh terus menolak untuk bicara, tapi aku juga punya cara untuk membuat kalian merasakannya semua."Tirta mengulurkan dua jarinya, lalu mencengkeram pecahan yang menancap di luka mereka dan bersiap-siap untuk memutar pecahan itu 360 derajat. Luka tersebut akan menjadi sangat mengerikan dan pasti akan mengoyak daging mereka.Namun, sebelum Tirta sempat memutar pecahan itu, kedua preman itu langsung menyerah dan mengakui segalanya."Jangan, Kak. Kumohon ampuni kami. Kami akan bilang semuanya. Hadi yang menyuruh kami ke sini.""Sepertinya dia punya dendam besar denganmu dan wanita ini, makanya membayar sejumlah besar uang pada kami untuk menyergapmu di

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 422

    "Oke, aku tunggu kamu di rumah. Kujamin akan kasih kejutan untukmu. Tapi, apa nggak bahaya kamu pergi sendirian? Kalau nggak, kita pikirkan lagi cara lain?" Agatha menatap Tirta dengan penuh kecemasan.Tangan Tirta menggerayangi payudara Agatha dengan lancar, sambil berkata dengan nada yang sangat santai, "Dengan kemampuanku, mana mungkin pecundang itu bisa melukaiku? Kamu siapkan saja kejutan untukku. Aku nggak akan membuatmu menunggu terlalu lama."Agatha mengangguk dengan wajah malu-malu, "Oke."Setelah menenangkan Agatha, Tirta pun pergi sendirian menuju alamat yang diberikan oleh para preman tersebut. Berdasarkan alamat itu, Tirta tiba di sebuah bangunan yang terbengkalai. Hal ini membuat Tirta merasa kebingungan."Aneh, apa ada orang yang tinggal di sini? Mau sembunyi sampai gimana pun, Hadi nggak mungkin tinggal di tempat seperti ini, 'kan?"Pada saat itu, Tirta melihat sebuah mobil mewah yang berhenti di dekat pintu masuk sebuah ruang bawah tanah yang tak jauh dari sana. Bebera

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 423

    Melihat sikap kasar kedua orang itu, Tirta hanya tertawa sinis. "Uang? Aku punya banyak uang. Pokoknya aku harus masuk hari ini."Melihat Tirta yang bersikeras ingin masuk, kedua penjaga itu mulai emosi. Mereka ini memang bukan orang baik-baik, semuanya adalah orang-orang bermasalah yang dikumpulkan oleh Panther. Bahkan ada beberapa di antaranya yang sudah sering dipenjara."Bocah tengik, jangan nggak tahu diri. Berani sekali kamu cari masalah di sini? Biar kutunjukkan siapa yang seharusnya kamu takuti!"Usai bicara, kedua penjaga bertubuh kekar itu melayangkan tinju ke arah wajah Tirta. Melihat gerakan mereka yang lambat, tatapan Tirta berkilat dingin. "Sepertinya kalian yang nggak tahu diri. Mau dihajar ya? Kalau begitu akan kukabulkan keinginan kalian."Sesabar apa pun Tirta, kini dia sudah tidak bisa menahan emosi lagi. Bagaimanapun, lawan sudah melayangkan tinju padanya, tidak mungkin Tirta akan berdiam diri dihajar oleh kedua orang ini. Dengan gerakan secepat kilat, Tirta melanca

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 424

    Tirta melirik sekilas pemimpin itu sebelum melangkah masuk ke arena tinju bawah tanah. Arena ini sangat luas. Di tengah-tengah arena, terdapat sebuah kandang segi delapan yang terbuat dari baja.Begitu seseorang masuk ke kandang tersebut, hanya satu yang bisa keluar hidup-hidup. Tidak ada aturan yang membatasi. Segala macam trik kotor bisa digunakan, dengan tujuan satu-satunya adalah untuk membunuh lawan.Jika seorang petarung tidak bisa mengalahkan lawannya dan memilih untuk menyerah, itu sama saja dengan bunuh diri. Para bos yang merugi akibat kekalahan, tentunya tidak akan membiarkan petarung itu tetap hidup. Jadi pada dasarnya, tidak ada perbedaan antara kalah atau menyerah di sini.Petarung yang menang bukan hanya akan mendapatkan semua yang diinginkannya, nilai dirinya juga akan berlipat ganda. Meski demikian, pertarungan ini sama saja dengan menempatkan nyawa di ujung tanduk. Mati di dalam kandang segi delapan itu hanyalah masalah waktu.Lantai di dalam kandang segi delapan itu

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1407

    Di sisi lain, Tirta menelepon Ayu setelah Idris dan Rasmi pergi. Setelah panggilan terhubung, Ayu yang sudah 2 hari tidak bertemu Tirta tentu merasa khawatir. Dia terus menanyakan kondisi Tirta.Tirta menjelaskan kondisinya dengan singkat, "Bi, Susanti terancam bahaya. Jadi, aku langsung naik pesawat untuk mencari Susanti. Tapi, kamu nggak usah khawatir. Sekarang semuanya sudah aman."Tirta memberi tahu Ayu pemikirannya, "Aku berencana membawa Susanti menemuimu setelah dia bangun, lalu kita dan Bi Elisa langsung kembali ke Desa Persik. Kita tinggal di sana untuk beberapa waktu."Mendengar ucapan Tirta, Ayu yang khawatir bertanya, "Ha? Tirta, kalau kamu mau kembali ke Desa Persik, tentu saja aku dan Elisa nggak keberatan. Masalahnya, gimana caranya kamu menjelaskan pada Bu Bella?"Ayu menambahkan, "Bagaimana kalau Bu Bella mau ikut kita kembali ke Desa Persik? Aku rasa berdasarkan sifat Bu Bella, dia pasti nggak terima kalau tahu kamu punya banyak kekasih.""Aku yang akan jelaskan pada

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1406

    "Aku rasa otakmu bermasalah karena terlalu lama tinggal di Provinsi Naru!" bentak Rasmi. Ucapannya menunjukkan dia tidak menyukai Tirta."Rasmi, kenapa kamu bicara seperti itu? Pak Tirta itu saudara Ayah. Bukannya sudah seharusnya kita bersikap hormat padanya? Lagi pula ...," sahut Idris.Idris berniat menceritakan pada Rasmi bahwa Tirta sudah membantunya menyelesaikan masalah mereka yang tidak bisa mempunyai keturunan.Namun, sebelum Idris selesai bicara, Rasmi menyela, "Apa? Aku nggak marah kalau nggak ungkit masalah itu! Ayah sudah pikun, makanya dia mengakui pemuda itu sebagai saudaranya."Rasmi melanjutkan, "Waktu Ayah menceritakan masalah ini padaku, aku sudah sarankan dia cepat batalkan keputusannya. Ayah pikun karena tua, masa kamu juga sama? Kalau waktu itu Ayah mengakui anak 3 tahun jadi saudaranya, apa kamu juga mau memuja anak kecil itu?"Rasmi menambahkan, "Aku nggak peduli! Apa pun caranya, kamu harus usir pemuda itu dari rumah kita secepatnya! Aku nggak mau tinggal di ho

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1405

    Begitu melontarkan perkataannya, Marila baru merasa kurang pantas. Dia berbisik lagi dengan wajah memerah, "Pak Tirta, bukan itu maksudku. Jangan salah paham."Tentu saja Tirta tahu Marila tidak bermaksud seperti itu. Dia tertawa, lalu menanggapi, "Oke. Aku tunggu Bu Marila pulang setelah beli bahan obat-obatan."Sesudah itu, Tirta tidak mengatakan apa pun lagi. Mendengar perkataan Tirta, Marila baru merasa tenang. Kemudian, Marila berpamitan dengan Idris.Tirta merasa bosan saat menunggu Marila. Dia kembali ke kamar untuk menemani Susanti. Tirta duduk di samping tempat tidur. Pikirannya sangat kacau.Tirta mendesah dan bergumam, "Setelah Susanti bangun, aku bawa dia cari Bi Ayu, lalu langsung kembali ke Desa Persik. Kak Nabila, Kak Melati, Kak Arum, Kak Farida, dan lainnya pasti merindukanku."Sebenarnya sebelum Susanti tertimpa masalah, Tirta berencana pergi ke ibu kota setelah meninggalkan Provinsi Dohe. Namun, masalah ini terjadi.Tirta juga memahami satu hal. Dia memang bisa menge

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1404

    "Aku nggak akan pergi lagi. Jangan tiduri aku, ya?" mohon Selina. Wajahnya memerah setelah mendengar ucapan Tirta.Selina berusaha menggerakkan pinggangnya untuk menjauhi sumber masalah itu. Napas Tirta yang hangat membuat wajah Selina merah padam.Tirta menegaskan, "Aku nggak peduli, pokoknya sekarang aku harus menidurimu sampai puas. Terserah kamu mau pergi atau tetap tinggal, aku tetap akan melakukannya!"Hasrat Tirta membara karena pinggang Selina terus bergerak. Dia segera mengerahkan 2 teknik. Yang pertama adalah Teknik Menghilang untuk menyembunyikan tubuhnya dan Selina. Yang kedua adalah Teknik Senyap untuk menutupi suara yang dikeluarkan Selina selanjutnya.Kemudian, Tirta langsung bersanggama dengan Selina. Sementara itu, Selina memelas, "Tirta ... jangan ... aku benci kamu ...."Biarpun mengeluh, tubuh Selina tetap terangsang. Jelas-jelas Tirta sudah melepaskannya, tetapi Selina tidak melepaskan Tirta dan tidak bergerak sedikit pun. Dia membiarkan Tirta memberinya kompensasi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1403

    Tirta menunggu sampai Selina berjalan keluar dari taman bunga kompleks tempat Idris tinggal. Dengan begitu, mereka berdua sudah menjauh dari pandangan Anton dan Yuli.Tirta baru maju dan berkata seraya memeluk Selina, "Bu Selina, aku tahu kamu pasti pergi bukan karena dipanggil atasan. Apa kamu punya masalah? Kamu bisa ceritakan padaku.""Aku nggak punya masalah. Pak Tirta, aku cuma ingin pulang untuk mengurus kasus. Selain itu, aku sudah merasa sangat bangga bisa mengenal tokoh hebat sepertimu. Aku nggak mau terus tinggal di sini dan mengganggu Pak Tirta," sahut Selina.Selina memohon, "Pak Tirta, tolong lepaskan aku. Kita berdua nggak punya hubungan apa pun. Kita lupakan masalah yang sudah berlalu."Mata Selina memerah. Dia berbicara sambil terisak dan ingin melepaskan Tirta.Sementara itu, Tirta yang merasa tidak berdaya mendesah dan menimpali, "Bu Selina, aku sudah paham. Kamu pasti merasa aku cuma berpura-pura dan mempermainkan perasaanmu setelah kamu tahu latar belakangku. Jadi,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1402

    Selain itu, perasaan Selina campur aduk saat melihat Tirta. Melihat ekspresi mereka yang terkejut, Idris tertawa dan bertanya, "Apa Pak Tirta nggak pernah beri tahu kalian?"Idris membatin, 'Pak Tirta sangat hebat. Biarpun nggak ada Pak Saba, Pak Tirta bisa mendekati petinggi negara yang lain asalkan dia mau.'Sayangnya, Idris sudah berjanji kepada Tirta tidak akan mengungkapkan kehebatannya. Kalau tidak, Idris akan menjadi pelindung Tirta dan memamerkan kehebatannya.Yuli masih merasa antusias. Bahkan, dia sangat bangga hingga memandangi Tirta seraya tersenyum lebar dan menjawab, "Nggak. Pak Tirta, kenapa kamu nggak beri tahu kami hal sepenting ini?"Sekarang Tirta terpaksa harus mengakuinya. Dia berdeham, lalu menanggapi dengan ekspresi tenang, "Karena aku merasa hal seperti ini nggak perlu diumbar. Aku juga nggak ingin memanfaatkan status Pak Saba untuk bertindak semena-mena."Kenyataannya memang seperti itu. Tirta tidak pernah berinisiatif mengatakan dirinya adalah saudara Saba.Yu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1401

    Tirta tertawa licik, lalu membalas, 'Oke. Kak, aku akan pergi. Nanti malam jangan berpikiran untuk menghabisiku lagi.'Kemudian, Tirta keluar dengan perasaan gembira. Dia melihat Idris yang antusias sedang duduk tegak sambil mengobrol dengan Marila, Yuli, dan Selina.Begitu Tirta keluar, Idris langsung berhenti bicara. Dia berdiri, lalu menyambut Tirta, "Pak Tirta ...."Yuli juga menghampiri Tirta dan menimpali sembari tersenyum, "Pak Tirta, apa kita bisa bicara sebentar? Ada yang ingin kutanyakan padamu.""Ada apa? Tentu saja boleh," sahut Tirta.Yuli sangat senang melihat Tirta menyetujui permintaannya. Dia segera menarik Tirta kembali ke kamar. Namun, sebelum Yuli membawa Tirta masuk ke kamar, Anton yang keberatan menghentikan Yuli, "Aduh, berhenti! Yuli, kamu gila, ya? Kenapa kamu nggak langsung bertanya pada Pak Tirta di sini saja? Untuk apa kamu bawa dia ke kamar? Kamu kira ini rumahmu?"Anton berucap pada Tirta dengan ekspresi canggung, "Pak Tirta, begini. Ibunya Susanti ingin

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1400

    Namun, bagian tubuh yang telah dipijat oleh Tirta terasa hangat dan nyaman, membuat Idris sangat rileks."Sudah beres. Pak Idris, masalahmu berasal dari kelelahan berkepanjangan ditambah dengan faktor bawaan, menyebabkan kondisi tubuhmu lebih lemah dari orang lain, makanya sulit menghasilkan sperma.""Dengan metode kedokteran barat, masalah seperti ini sangat sulit ditangani, bahkan sering kali tak terdeteksi.""Tapi di tanganku, ini bukan masalah besar. Kalau kondisi tubuh istrimu juga memungkinkan, aku jamin malam ini kamu bisa langsung tepat sasaran."Saat mengatakan itu, alis Tirta tiba-tiba berkerut. Dia baru teringat satu hal. Dia sudah berhubungan intim dengan begitu banyak wanita, tetapi sejauh ini belum ada satu pun yang hamil."Wah, terima kasih banyak, Pak Tirta! Kalau aku dan istriku benar-benar bisa punya anak, aku pasti akan undang kamu ke acara syukuran!"Idris yang tenggelam dalam euforia itu sama sekali tidak menyadari ekspresi aneh di wajah Tirta. Dia sangat bersyukur

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1399

    "Pak Idris, kalau memang ada sesuatu, lebih baik berdiri dan bicarakan saja. Selama bukan hal yang melanggar nurani dan hukum, aku pasti akan bantu." Melihat keadaan itu, Tirta hanya bisa menghela napas dengan pasrah."Benarkah? Kamu benaran bersedia membantuku, tanpa mengungkit kesalahan masa lalu? Tapi, permintaanku ini .... Aku ingin kamu membantuku dan istriku agar bisa punya seorang anak.""Kami sudah menikah 20 tahun, sampai sekarang belum juga punya keturunan. Aku dan istriku sudah pergi ke rumah sakit di seluruh negeri, tapi nggak ada yang bisa menemukan penyebab pastinya ...."Idris akhirnya berdiri dari lantai, tetapi suaranya masih penuh emosi dan sedikit tidak percaya. Dia merasa Tirta yang seperti dewa hidup pasti sulit didekati dan tak mudah diajak bicara. Itu sebabnya, sikapnya terhadap Tirta sangat sungkan."Kenapa nggak? Pak Idris, kamu dan Bu Marila sudah susah payah membantuku mencari Susanti. Aku tentu harus membantumu semaksimal mungkin.""Lagi pula, sekalipun buka

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status