Share

Bab 412

Penulis: Hazel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-08 18:00:00
Namun sekarang, dia malah berbalik untuk membela Agatha? Namun melihat tindakan Tirta yang mengerikan tadi, para pemegang saham lainnya sebenarnya bisa memahami tindakan Ezra. Setelah berpindah pihak, Ezra tampaknya semakin menikmati perannya.

Merasa sok adil, dia menuduh Rudi yang sedang diinjak di bawah kaki Tirta, "Semuanya gara-gara orang ini! Bukan cuma nggak hormat sama Bu Agatha, dia bahkan berniat buruk dengan menyogok para pemegang saham dengan uang dan wanita. Dia mau memaksa Bu Agatha turun dari posisinya dan menjadi direktur di sini."

"Orang nggak tahu terima kasih dan ambisius begini memang sudah seharusnya dikeluarkan dari Perusahaan Santika. Kalau pengacau seperti ini terus dibiarkan di sini, kelak pasti akan timbul makin banyak masalah. Benar nggak menurut kalian?"

Ezra langsung menghasut para pemegang saham lainnya untuk menyudutkan Rudi dan mengeluarkannya dari perusahaan.

Tirta hanya tertawa sinis. Mana mungkin dia tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Ezra? Orang in
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 413

    Rudi dan Ezra saling memandang sekilas. Seolah-olah sudah melupakan rasa sakit karena diinjak oleh Tirta tadi, Rudi mulai menyindir dengan sinis."Nak, Perusahaan Farmasi Santika sangat rumit. Selain itu, bisnis farmasi juga sangat rumit. Dengan kemampuanmu ini, kamu kira kami akan percaya hanya dengan sepatah kata darimu? Jangan bercanda."Ezra juga menyahut, "Kalau cuma sekadar omong, bukankah itu terlalu naif?"Rudi kembali menimpali, "Kalau benaran bisa membuat semua orang di sini mendapat keuntungan tambahan 60 miliar per tahun hanya dengan mengandalkan bocah tengik sepertimu, kami nggak keberatan memanggilmu kakek.""Tapi masalahnya, apa kamu punya kemampuan seperti itu? Jangan-jangan kamu mau kami semua ikut melakukan pertunjukan silat denganmu di luar sana?"Semua pemegang saham tertawa terbahak-bahak. Tirta juga tidak marah. Dia hanya berkata pada Agatha, "Kak Agatha, ambilkan kertas dan pena."Agatha langsung memberikan catatan kerjanya. Tirta mulai menuliskan sebuah resep di

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 414

    "Benar, masuk akal juga. Gimana kamu bisa membuktikan bahwa resep yang kamu berikan ini, efeknya benar-benar seperti yang kamu bilang?" tanya para pemegang saham lainnya yang juga merasa ragu.Tirta tertawa sinis. "Kalian kira aku mengeluarkan resep ini adalah untuk memohon supaya kalian bisa untung besar? Menggelikan sekali.""Tentu saja kalian boleh memilih untuk nggak percaya, aku nggak maksa kalian. Tapi, aku bisa saja meracik pil ini sekarang dan kalian lihat saja sendiri apakah efeknya berkhasiat atau nggak."Rudi dan Ezra saling memandang sekilas. Mereka juga sebenarnya mulai tergiur. Melihat tampang Tirta yang begitu percaya diri, mereka mulai meragukan apakah resep yang dipegangnya itu benar-benar seberharga itu?Kedua orang yang cerdik itu pun lantas mengangguk setuju, "Oke. Kalau Pil Kecantikan ini benar-benar sehebat yang kamu bilang, kami akan tetap tinggal di sini dan membiarkan Bu Agatha tetap jadi direktur."Tanpa basa-basi, Tirta langsung menarik Agatha. "Oke, kalau be

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 415

    Agatha awalnya berniat menelan pil itu dengan bantuan air. Namun siapa sangka, pil tersebut langsung larut begitu masuk ke mulutnya. Aroma yang kuat langsung meledak di dalam mulut Agatha, bahkan memenuhi seluruh ruangan kantor dan bertahan cukup lama."Hmm .... Pil ini ternyata langsung larut di mulut, nggak pahit sama sekali, malah enak rasanya," kata Agatha. "Seluruh tubuhku terasa seperti dipenuhi aliran hangat. Dimulai dari perut bagian bawah dan perasaan ini menyebar ke seluruh tubuh. Nyaman sekali."Efek dari Pil Kecantikan itu sangat nyata. Sebelumnya, Agatha memiliki sedikit lingkaran hitam di bawah matanya karena kelelahan mengurus perusahaan dan penampilannya terlihat lelah dan kusam. Namun setelah mengonsumsi Pil Kecantikan ini, tidak perlu menunggu beberapa hari untuk melihat efeknya.Kulit Agatha menjadi lebih halus dan cerah. Penampilannya tampak lebih segar dan bersemangat. Wajahnya yang memang sudah cantik, kini tampak semakin cemerlang. Semua masalah kecil pada kulitn

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 416

    Kedua orang itu langsung menunjukkan senyuman palsu. "Efek Pil Kecantikan ini ajaib sekali. Kalau begitu, potensinya pasti akan sangat besar kelak.""Benar sekali. Bu Agatha, sebelumnya kami memang bersalah. Kami bersedia mengikuti Bu Agatha sebagai pemimpin. Semoga Bu Agatha nggak perhitungan sama kami. Kami akan mengelola Pil Kecantikan ini dengan baik supaya bisa lebih berkembang lagi ke depannya.""Nggak. Dengan khasiat Pil Kecantikan ini, memasuki pasar internasional adalah hal yang sangat mudah."Kedua orang ini hanya berpura-pura patuh pada Agatha, tetapi dalam hati mereka sebenarnya masih tetap berniat buruk. Mereka ingin mencari cara untuk mendapatkan resep Pil Kecantikan ini.Namun, mereka tidak terburu-buru. Tidak masalah jika membiarkan Agatha duduk lebih lama di posisi Direktur Farmasi Santika. Siapa juga yang tidak ingin mendapat banyak uang di dunia ini? Jika bisa bersabar lebih lama, semua keuntungan akan menjadi milik mereka.Memikirkan hal ini, Rudi dan Ezra saling me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 417

    Namun, ketidakpuasan para pemegang saham ini terhadap Agatha sedikit berbeda dari Rudi dan Ezra. Mereka tidak terlalu peduli dengan posisi Direktur Farmasi Santika. Selama bisa menghasilkan uang, menjadi bawahan pun tidak masalah bagi mereka.Dalam bisnis, tidak ada yang memalukan selama bisa menghasilkan uang. Oleh karena itu, para pemegang saham ini buru-buru mengangguk setuju. "Kami bisa menerima syarat ini," kata mereka.Tirta tersenyum tipis dan memanggil Agatha. "Kak Agatha, kamu bisa mulai siapkan kontraknya."Dengan penuh kegembiraan, Agatha segera pergi untuk menyusun kontrak. Tak lama kemudian, dia kembali dengan setumpuk kontrak tebal dan membagikannya kepada para pemegang saham untuk ditandatangani. Dengan adanya kontrak ini, siapa pun yang mencoba untuk berbuat curang akan dikeluarkan dari perusahaan dengan mudah.Tidak butuh waktu lama, hampir semua pemegang saham telah menandatangani kontrak tersebut. Namun, Rudi dan Ezra tetap diam dan belum melakukan apa pun. Tirta lal

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 418

    "Jangan pernah menurunkan kualitas bahan-bahan ini dan nggak boleh lebih ataupun kurang. Kalau nggak, efeknya jadi nggak ada. Resepnya cukup diingat saja, jangan sampai bocor. Ini adalah cara terbaik untuk mengendalikan para pemegang saham.""Kalau resep ini bocor, mereka pasti akan cari kesempatan untuk keluar dan bekerja sendiri. Kalau mereka menjualnya ke perusahaan farmasi lain demi uang, dampaknya pada Farmasi Santika akan sangat besar."Dengan mata berkaca-kaca, Agatha memeluk leher Tirta erat-erat. Matanya berkaca-kaca dan air matanya mulai berlinang di kerat Tirta."Ini semua salahku karena nggak cukup kompeten. Kalau bukan karena ingin membantuku mengendalikan para pemegang saham, kamu nggak perlu mengorbankan resep yang begitu berharga. Kamu datang untuk membantuku saja sudah membuatku cukup terharu. Demiku, kamu bahkan ...."Agatha mulai menangis sambil memeluk Tirta. Tirta memeluk Agatha sambil menghiburnya, "Kamu ini wanitaku. Masalah ini bukan salahmu. Memang begitulah ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 419

    Agatha berkata dengan malu-malu, "Menyebalkan sekali. Aku lagi nyetir nih. Setidaknya cari tempat yang sesuai dulu."Sebelumnya, Agatha selalu membantu Tirta memenuhi kebutuhan batinnya di mobil. Hal ini membuat Agatha merasa akrab dengan suasana di mobil. Bermesraan dengan Tirta di dalam mobil tampaknya memberikan suasana yang lebih romantis dan menggairahkan.Meskipun berkata demikian, Agatha tetap tidak menghentikan gerakan Tirta. Tirta meletakkan tangannya di dalam pakaian Agatha dan menjelajahi semua sudut di balik payudaranya yang menawan itu.Gerakannya ini membuat Agatha tidak dapat menahan diri di dalam mobil. Wajah Agatha memerah dan tubuhnya mulai bergerak gelisah. Jelas bahwa dia mulai terpengaruh oleh hasrat."Tirta, tunggu sebentar lagi ya? Sudah hampir sampai, kamu bisa lakukan apa pun yang kamu mau di rumah," ucap Agatha dengan tersipu.Mendengar ucapan Agatha, Tirta merasa sekujur tubuhnya menjadi panas. Pada akhirnya, dia baru melepaskan tangannya yang jahil itu....

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 420

    Keempat preman ini sama sekali tidak menganggap serius Tirta. Mereka bahkan sudah mulai mendiskusikan mau menggunakan gaya apa untuk memuaskan Agatha dan bersenang-senang dengan payudaranya yang montok itu.Tirta tertawa sinis dan tidak terlihat panik sama sekali. "Siapa yang mengutus kalian? Kalau kalian bilang sekarang, mungkin aku bisa memberi kalian kematian yang nggak menyiksa."Beberapa orang itu mendengus, "Untuk apa basa-basi sama orang yang sudah mau mati? Kamu nggak perlu tahu, yang penting kamu mati saja.""Mati sana!"Tanpa ragu-ragu, keempat preman itu langsung menebaskan pisau ke arah Tirta. Tirta masih tetap tenang. Bukannya mundur, dia justru menyambut tebasan keempat preman itu dengan tangan kosong."Tirta, awas!" teriak Agatha dengan ketakutan.Melihat Tirta yang menghadapi mereka dengan tangan kosong, keempat preman itu langsung menanggapinya, "Bocah sialan, kamu yang cari mati sendiri!"Dua bilah pisau yang panjang langsung mengayun menuju kepala Tirta. Tirta bergeg

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 953

    Melihat respons Lutfi, Shinta tertawa dan mengomentari, "Kak Lutfi, apa Kak Tirta lebih hebat darimu?"Lutfi menyahut, "Bukan cuma lebih hebat dariku. Bahkan, guruku juga nggak berhasil melatih Tinju Harimau Ganas seperti Tirta."Lutfi yang penasaran bertanya, "Tirta, katakan dengan jujur, apa sebelumnya kamu sudah pernah berlatih Tinju Harimau Ganas? Aku baru saja memberimu buku-buku itu."Tirta yang merasa antusias menjawab, "Kak Lutfi, kamu salah paham. Sebelum kamu memberiku buku-buku itu, aku nggak pernah berlatih ilmu bela diri. Kemarin aku cuma melihatnya sekilas, aku juga nggak menyangka bisa menguasainya. Apa aku benar-benar lebih hebat dari gurumu?"Lutfi menanggapi dengan ekspresi kaget, "Kamu cuma melihatnya sekilas? Tirta, sepertinya kamu itu memang genius langka dalam dunia bela diri. Tinju Harimau Ganas ini memang terdengar biasa saja. Tapi, dibandingkan teknik lain dari buku-buku yang kuberikan padamu, Tinju Harimau Ganas paling sulit dilatih."Lutfi meneruskan, "Guruku

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 952

    Sebelum Niko sempat bicara, Lutfi menunjuk Karsa sambil marah-marah, "Sepertinya kamu masih nggak menyesali perbuatanmu! Awalnya kamu cuma dijatuhi hukuman tembak mati! Kalau kamu nggak takut mati, aku rasa lebih baik kamu dipenjara seumur hidup seperti dia!"Tindakan Lutfi sudah melanggar perintah Saba, tetapi seharusnya Saba tidak akan menyalahkan Lutfi. Sementara itu, Pinot sudah gila. Dia baru berusia 40-an tahun, tetapi harus menghabiskan sisa hidupnya di penjara.Ekspresi Ladim menjadi masam setelah mendengar ucapan Lutfi. Dia berseru, "Apa? Aku nggak mau dihukum seperti dia! Aku mohon, bunuh aku!"Jika tahu dirinya akan berakhir tragis, tadi Ladim pasti tidak akan berbicara. Sayangnya, semua sudah terlambat.Akhirnya, Ladim dan lainnya pun dipenjara. Niko baru tertawa terbahak-bahak, lalu pergi ke kantor Susanti.Setelah mendengar laporan Niko, Susanti tersenyum dan menanggapi, "Mereka memang pantas dihukum! Kalau mereka itu pemimpin yang memedulikan rakyat, mereka nggak akan be

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 951

    Biasanya Saba memang terlihat ramah, tetapi dia tidak akan memaafkan orang-orang seperti Ladim dan lainnya yang melakukan perbuatan keji.Begitu Saba melontarkan ucapannya, Ladim dan lainnya sangat terpukul. Biarpun mereka terus memohon kepada Saba, Lutfi juga tidak peduli. Dia memimpin anggotanya untuk membawa Ladim dan lainnya keluar dari klinik."Mereka memang pantas dihukum!" celetuk Tirta. Dia yang merasa puas memandang Saba sembari bertanya, "Kak Saba, sebenarnya ada yang mau kutanyakan."Saba kembali tersenyum. Dia menyahut, "Tirta, kamu langsung bilang saja. Nggak usah sungkan."Tirta mengungkapkan kebingungannya, "Bukannya kemarin kamu bilang sudah pensiun dan nggak punya jabatan apa pun lagi? Kenapa sekarang aku merasa kamu tetap berkuasa? Kamu nggak kelihatan seperti kehilangan jabatan."Saba tertawa, lalu menjelaskan, "Tirta, ini semua berkat kamu. Sebenarnya aku nggak berniat memberitahumu. Tapi, aku akan bicara jujur karena kamu sudah bertanya."Saba meneruskan, "Awalnya

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 950

    Ladim sungguh emosional sekarang. Dia menerjang ke arah Karsa dan menghajarnya. Dia ingin sekali menembak mati Karsa sekarang juga!"Karsa, akan kuhabisi kamu! Matilah kamu! Beraninya kamu menipuku untuk melawan teman Pak Saba! Kamu harus mati!"Pinot yang murka dan takut juga menyerbu ke arah Karsa dan menghajarnya habis-habisan."Ah ... ah .... Tolong berhenti! Aku nggak tahu dia teman Pak Saba!" teriak Karsa dengan kesakitan. Bagaimanapun, dia masih belum pulih dari cedera sebelumnya. Dia hampir tewas dibuat Ladim dan Pinot."Bagus, bagus sekali." Tirta menonton dengan seru, bahkan bertepuk tangan."Sialan! Kalau nggak ada Pak Saba, kamu bukan siapa-siapa!" Karsa memelototi Tirta dengan tatapan penuh kebencian dan keengganan."Kamu benar, kamu hebat. Tapi, asal kamu tahu, kalau bukan karena ada hukum di negara ini, kamu pasti sudah kubunuh kemarin. Kamu kira aku takut padamu?" sahut Tirta dengan suara rendah sambil maju. Tatapannya terlihat dingin.Seketika, jantung Karsa seperti be

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 949

    "Hehe, jadi kamu Tirta ya? Masih muda dan cuma rakyat jelata, tapi berani menyuruhku masuk untuk menemuimu? Benar-benar nggak tahu diri!" Setelah memasuki klinik, Pinot menatap Tirta dengan tatapan tajam. Sikapnya terlihat seperti pejabat tinggi yang penuh wibawa."Ayah Angkat, dia Tirta. Jangan lepaskan dia begitu saja! Tirta, ayah angkatku sudah datang. Kamu akan berakhir tragis. Setahun lagi akan menjadi hari peringatan kematianmu!" Karsa yang dibawa masuk langsung dipenuhi api kebencian setelah melihat Tirta. Setelah berbicara kepada Pinot, dia berteriak dengan marah kepada Tirta."Kamu ayah angkat Karsa? Huh, sudah tua dan mau mati, tapi masih saja bodoh. Pendiri negara, Pak Saba, ada di sini. Kamu malah berani sesombong ini?" Tirta sama sekali tidak peduli dengan Karsa, melainkan menatap Pinot dan tersenyum dingin."Pak Saba? Saba Dinata? Hahaha, kenapa nggak bilang dia raja saja? Kamu ini cuma orang kampung yang picik. Atas dasar apa kamu mengenal orang sehebat Pak Saba?" Pinot

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 948

    "Bu ... buset! Me ... mereka punya pistol!" Begitu melihat perubahan situasi yang mendadak, orang-orang itu pun terkesiap.Apalagi, aura yang dipancarkan oleh para pengawal Nagamas itu dipenuhi niat membunuh. Mereka ketakutan hingga memucat dan sekujur tubuh gemetar. Seketika, tidak ada yang berani bergerak.Saat ini, terdengar suara santai seseorang. "Aku Tirta. Beri tahu bos kalian, kalau mau menemuiku, suruh dia masuk sendiri. Mau aku yang keluar? Dia nggak pantas!"Tirta menyesap tehnya, lalu menyunggingkan senyuman meremehkan."Ya, cuma wali kota rendahan. Atas dasar apa dia menyuruh Kak Tirta keluar menemuinya? Dia saja yang merangkak masuk!" ucap Shinta yang memeluk anak harimau."Kita keluar!" Para bawahan itu tidak berani membantah karena mereka dibidik dengan pistol. Mereka berlari keluar dengan ketakutan."Hm? Aku suruh kalian bawa Tirta keluar. Kenapa kalian malah keluar secepat ini?" tanya Pinot dengan kesal saat melihat bawahannya keluar dengan tangan kosong."Ayah Angkat

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 947

    Semua orang mengikuti arah pandang Pinot. Begitu melihatnya, mereka semua terkejut. Bagaimana bisa mobil dengan plat nomor ibu kota muncul di tempat terpencil seperti ini?Bahkan, mobil yang berada di paling depan punya plat nomor yang begitu istimewa, A99999! Jelas, pemilik mobil ini bukan orang biasa!"Pak Pinot, aku rasa kamu berlebihan. Orang-orang di ibu kota itu nggak mungkin datang ke tempat jelek seperti ini. Ini nggak masuk akal. Mungkin saja, ini rekayasa Tirta. Jangan menakuti diri sendiri," ucap Ladim sambil tersenyum tipis setelah terpikir akan kemungkinan ini."Masuk akal. Kalau Tirta kenal tokoh besar di ibu kota, mana mungkin dia masih tinggal di tempat bobrok seperti ini?""Ayah Angkat, dia mungkin tahu kita bakal kemari untuk balas dendam. Dia takut, makanya ingin menakuti kita dengan cara seperti ini. Kamu jangan tertipu," ujar Karsa yang ingin sekali membalas dendam."Seharusnya begitu. Huh! Bocah ini licik juga! Kalian semua, masuk dan tangkap dia!" Setelah menghel

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 946

    "Pak Ladim, kalau kamu suka, kita bisa pindahkan dia ke Kota Lais supaya lebih dekat. Setelah kamu menundukkannya, jangan lupa kirim ke tempatku.""Ya, aku memang punya rencana seperti itu." Ladim tertawa terbahak-bahak.Saat ini, tenaga Karsa telah pulih banyak. Tatapannya dipenuhi kebencian. Dia mengertakkan gigi sambil berkata dengan susah payah, "Ayah Angkat, akhirnya kamu datang. Aku jadi cacat gara-gara mereka. Gimana aku bisa berbakti padamu di kemudian hari?""Kamu harus membantuku membalas dendam! Kalau nggak, aku nggak bakal bisa tenang seumur hidup!""Sebenarnya siapa yang membuatmu jadi begini? Kejam sekali." Pinot baru memperhatikan penampilan tragis Karsa. Bukan hanya patah tangan dan kaki, tetapi kelima jari di tangan kiri juga putus.Pinot tak kuasa menarik napas dalam-dalam saking terkejutnya. Kondisi Harto juga sama tragisnya."Nama bocah itu Tirta! Kami bertemu di kota kecil sekitar. Bukan cuma aku, tapi adikku juga! Ayah Angkat, Pak Ladim, kalian harus membalaskan d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 945

    Di sisi lain, di dalam kantor polisi.Wali Kota Hamza, Pinot, bersama dengan kepala kepolisian, Ladim, duduk dengan santai di aula utama. Mereka mulai bertanya kepala polisi yang berjaga di depan, Niko."Kapan atasan kalian keluar? Cuma menyerahkan penjahat, sepertinya nggak perlu terlalu lama, 'kan?" Yang berbicara adalah Ladim. Dia menerima banyak hadiah dari Karsa. Ketika ada masalah, dia tentu harus turun tangan."Huh, Bu Susanti sedang sibuk dan nggak punya waktu untuk bertemu dengan kalian. Kalian bisa kembali saja. Lagian, para penjahat itu ditangkap di wilayah kami. Tanpa izin dari Bu Susanti, aku nggak akan melepaskan mereka!"Niko jelas bisa merasakan bahwa mereka datang dengan niat buruk. Makanya, dia mendengus dan berkata dengan kesal."Hehe, memang benar kalian yang tangkap, tapi mereka semua berasal dari Kota Hamza. Jadi, sudah seharusnya diserahkan ke Kepolisian Kota Hamza untuk diproses. Kalian nggak punya hak untuk bernegosiasi denganku. Suruh atasan kalian keluar dan

DMCA.com Protection Status