Share

Bab 36

Author: Hazel
"Ada apa, Bi?" tanya Tirta. Setelah dipanggil beberapa kali, dia baru memberanikan diri untuk mendatangi rumah Ayu. Hanya saja, dia tidak berani menatap wajah wanita itu.

Rumah Ayu sama sederhananya dengan rumah Tirta. Meja, ranjang, dan kursinya terbuat dari kayu. Meski begitu, rumah ini sangat wangi. Ruangan di dalamnya juga berkali lipat lebih bersih dan tertata daripada rumah Tirta.

"Kenapa kamu lelet sekali datangnya?" tanya Ayu. Dia masih berbaring dengan wajah lesu di ranjang, terlihat seakan-akan kurang tidur semalaman.

Tirta bertambah gugup saat melihat posisi Ayu sekarang. Dia beralasan, "Aku baru bangun, belum sadar sepenuhnya tadi."

"Bibi mau tanya sesuatu padamu. Apa kamu dengar suara-suara aneh semalam?" tanya Ayu sambil mengernyit.

"Suara apa? Aku nggak dengar tuh. Aku tidur pulas banget kemarin,"  sahut Tirta seraya menggeleng berulang kali. Dia mengira suara desahan Melati kemarin terlalu keras hingga terdengar Ayu. Namun, ucapan Ayu selanjutnya membuatnya kebingungan.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (10)
goodnovel comment avatar
hans
***** penasaran lanjut
goodnovel comment avatar
Teguh Budiono
ribed-ribed
goodnovel comment avatar
alim bakhri
masih penasaran mantap
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 37

    Setelah mendengar pertanyaan Tirta, beberapa wanita membalas dengan wajah yang merah."Hmph! Kamu membawa begitu banyak bahan obat kemari untuk dijual. Klinikmu pasti sudah mau bangkrut, 'kan?""Benar! Dia orang yang pelit. Kliniknya pantas bangkrut!""Bukan urusan kalian!" sahut Tirta. Dia malas meladeni mereka dan berjalan ke dalam melewati kerumunan."Tirta, kemari!" teriak Nabila. Ternyata dia juga ada di sini. Begitu melihat Tirta, dia segera melambaikan tangannya dengan gembira. Gadis ini sepertinya telah melupakan kejadian tentang Tirta yang membuatnya menangis kemarin.Hari ini, Nabila mengenakan gaun putih bermotif bunga. Namun, warna kulitnya lebih putih dibandingkan pakaiannya. Rambutnya diikat kuncir kuda dengan poni yang sedikit berantakan di dahinya. Dia terlihat seperti gadis lugu. Tirta merasa sangat gemas melihat penampilannya.Ketika hendak menyapanya, Tirta melihat Agus yang berdiri di samping Nabila dengan tatapan mengerikan.Setelah memelototi Tirta, Agus mengomeli

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 38

    "Aku bilang aku memberimu harga 600 ribu karena kasihan padamu yang sudah nggak punya orang tua. Kalau bukan karena itu, aku nggak mungkin mau membeli bahan obatmu. Kalaupun dikasih gratis, aku juga nggak mau!" timpal Malvin dengan lantang.Ketika minum-minum bersama Agus kemarin, Malvin mendengar bahwa Tirta hidup sebatang kara. Dia juga sudah tidak bisa memiliki keturunan. Kini, Tirta hanya hidup bersama orang buta. Dengan latar belakang seperti ini, bagaimana mungkin Malvin takut pada Tirta? Malvin justru akan membalas Tirta karena telah memukulnya kemarin."Untuk apa kasihan? Aku nggak butuh dikasihani!" teriak Tirta dengan gusar. Lantaran sudah tidak bisa menahan amarahnya, dia langsung meraih kerah baju Malvin dan meninju mulutnya.Jika Agus tidak segera melerai mereka, Tirta mungkin akan mematahkan semua gigi Malvin. Meskipun sudah dilerai, Tirta sempat menghajar Malvin hingga wajahnya memar dan tidak bisa berdiri tegak."Tirta, apa kamu sudah gila? Cepat minta maaf pada Malvin!

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 39

    "Mercedes ... Maybach ...," ujar Malvin yang tercengang. Ini adalah mobil mewah seharga miliaran. Harganya berkali-kali lipat lebih mahal dari mobil Mercedes-Benz bekas miliknya. Apa wanita ini merupakan tokoh hebat? Bukan! Dia pasti wanita matre dan Mercedes Maybach itu hanya mobil sewaan.Malvin yakin Tirta yang miskin tidak mungkin mengenal wanita kaya. Setelah memikirkan hal ini, Malvin tidak takut lagi. Malvin maju dan membentak, "Aku yang menyuruh Tirta berlutut dan minta maaf! Apa urusannya denganmu?"Agatha menampar Malvin dan menegur dengan ekspresi dingin, "Memangnya kamu siapa? Beraninya kamu menyuruh Tirta berlutut dan minta maaf!Malvin tertegun. Dia bukan hanya dipukul Tirta, sekarang Agatha juga memukulnya! Namun, Malvin tidak mampu melawan Tirta. Dia yang kesal langsung mengeluarkan ponsel dan mengancam, "Kalau kalian berani, jangan pergi dulu! Sekarang aku akan menelepon ayahku untuk menyuruh bawahannya datang ke sini!"Agatha melipat kedua tangannya di dada sambil ter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 40

    "Ayah, aku nggak mau hidup susah ...," kata Malvin. Dia terduduk di tanah sambil menangis.Benny membentak, "Kalau begitu, cepat minta ampun kepada Bu Agatha dan temannya itu! Kalau nggak, keluarga kita pasti akan hidup susah!""Oke!" sahut Malvin. Kemudian, dia berlutut di depan Agatha dan Tirta, lalu meminta maaf sembari menampar wajahnya sendiri, "Bu Agatha, aku memang salah. Seharusnya aku nggak menindas orang. Tolong ampuni aku ....""Ada apa ini?" tanya Agus dan beberapa penduduk desa. Mereka terkejut melihat perubahan situasi yang mendadak ini.Kenapa Malvin yang sangat arogan sebelumnya malah meminta ampun sekarang setelah menjawab panggilan telepon? Para penduduk desa tidak paham dengan apa yang terjadi, tetapi Tirta tahu. Ternyata sekarang Agatha adalah direktur baru Farmasi Santika! Agatha benar-benar hebat!Kemarin, Tirta hampir meniduri Agatha. Dia juga menyentuh seluruh tubuhnya. Bahkan, Agatha juga membantu Tirta dengan tangan .... Seketika, Tirta merasa sangat puas!Aga

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 41

    Sejujurnya, Tirta tidak ingin memedulikan Agus yang tidak berpendirian. Namun, dia terpaksa menanggapi karena menghargai Nabila, "Itu hanya masalah sepele. Aku nggak akan menyalahkanmu. Pak Agus, sebaiknya kamu pulang saja."Agus menyergah seraya mengernyit, "Aku lagi bicara dengan Agatha! Untuk apa kamu ikut campur? Minggir kamu!"Agatha menimpali dengan tegas, "Pak Agus, Tirta itu teman baikku. Aku harap kamu bisa menghormatinya."Agus tidak menyangka Agatha sangat protektif kepada Tirta. Tubuh Agus berkeringat dingin, dia berucap, "Oh ... iya, aku memang salah ...."Nabila yang kesal menegur, "Ayah, jangan membuatku malu lagi! Cepat pulang!"Agus juga merasa malu. Dia berpesan kepada Nabila sebelum pergi, "Kamu jangan pulang dulu. Aku harap kamu bisa berteman dekat dengan Agatha."Seketika, hanya tersisa Tirta, Agatha, dan Nabila di alun-alun desa yang luas. Melihat Agus sudah pergi, Nabila segera berpesan kepada Tirta, "Tirta, untung saja hari ini Agatha membantumu. Kamu harus meng

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 42

    Tirta menggaruk kepalanya dan berkata, "Oh, ya? Seharusnya bukan ...." Tentu saja, Tirta tahu Agatha marah. Namun, Nabila ada di sampingnya. Tentu saja Tirta tidak berani membujuk Agatha. Tirta pun merasa cemas saat melihat mobil Agatha sudah melaju pergi.Nabila mencubit lengan Tirta dan menegur, "Kamu ini benar-benar bodoh. Agatha pasti marah karena kamu nggak setia kawan.""Ha? Masa Agatha marah karena itu?" sahut Tirta yang kebingungan.Nabila menanggapi, "Tentu saja. Agatha sudah membantumu dan membeli bahan obatmu dengan harga tinggi. Tapi, kamu malah menyetujui permintaan Agatha dengan terpaksa. Mana mungkin dia nggak marah? Apa mungkin dia marah karena aku?"Tirta menimpali, "Benar. Pasti aku yang membuatnya marah. Kalau begitu ... aku harus minta maaf kepadanya?"Nabila membalas, "Iya. Kebetulan aku sudah lapar, aku mau pulang dulu. Jangan lupa minta maaf kepada Agatha." Kemudian, Nabila pun pulang.Sementara itu, Tirta segera mengejar mobil Agatha sembari berteriak, "Agatha,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 43

    Namun, ketika tangan Tirta mulai bergerak ke bawah, Agatha langsung mendorong Tirta dan menolak, "Kamu nggak boleh menyentuhku lagi! Kamu sudah punya pacar. Kelak, kamu harus jaga sikapmu saat bertemu denganku."Agatha mengembuskan napas, lalu segera merapikan bajunya. Kulit Agatha sangat mulus. Agatha menggerak-gerakkan tangannya yang mati rasa, lalu menjalankan mobilnya dan berujar, "Aku antar kamu pulang dulu. Setelah itu, aku harus kembali."Tirta yang merasa tidak rela bertanya, "Besok kamu datang lagi, nggak?" Dibandingkan dengan Nabila, Tirta merasa Agatha lebih gampang dibujuk. Jadi, Tirta berharap dia bisa sering bertemu Agatha.Agatha berpikir sejenak, lalu menyahut, "Besok belum tentu aku ada waktu. Mungkin lusa aku bisa datang. Kalau 2 hari ini kamu nggak sibuk, bantu aku kumpulkan lebih banyak bahan obat. Aku akan mengambilnya lusa nanti."Tirta mengangguk dan membalas, "Oke. Nanti kamu langsung cari aku di klinik saja."....Nabila hendak naik ke lantai atas untuk beristi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 44

    Di dalam mimpinya, Tirta sangat tinggi, tampan, dan menawan. Nabila menyampaikan sebuah kabar baik kepada Tirta dengan gembira."Benarkah? Bagus sekali. Nabila, ayo kita lanjut tidur," ucap Tirta yang hendak melucuti pakaian Nabila. Kemudian, dia menambahkan dengan suara menggoda, "Nabila, apa kamu suka tidur denganku?""Aku ... suka .... Aku ingin tidur bersamamu setiap hari ...," balas Nabila sambil menunduk dengan malu diiringi dengan suara desahan.....Setelah mengantar Tirta ke desa, Agatha langsung pergi."Agatha, sering-seringlah kemari kalau punya waktu," tutur Tirta seraya melambaikan tangan. Setelah melihat Agatha pergi menjauh, dia berjalan menuju ke rumahnya.Ketika melewati rumah Melati, Tirta tiba-tiba mendengar suara mertua Melati yang sedang memarahinya. Tirta seketika menghentikan langkahnya."Kami pergi selama dua hari. Begitu kami pulang, bukannya menyambut kami, kamu malah tidur? Baju nggak dicuci, ladang sayur nggak disiram, rumah juga nggak dirapikan. Apa kamu me

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1383

    "Nggak usah buru-buru, aku sudah pertimbangkan. Aku nggak akan memberi kalian uang, begitu pula ... nyawaku!" tegas Tirta.Tirta tertawa kepada Arkan, lalu menamparnya. Arkan memaki, "Sialan! Bocah berengsek! Beraninya kamu mempermainkanku!"Tentu saja Arkan marah menghadapi situasi seperti ini. Arkan hendak menarik pengaman pistol, lalu mematahkan kedua tangan dan kaki Tirta terlebih dahulu untuk menakutinya.Namun, tamparan Tirta langsung membuat kepala Arkan terpental dalam sekejap. Sementara itu, tubuh Arkan yang sudah kehilangan kepala masih mempertahankan posisi mengangkat pistol untuk mematahkan kaki dan tangan Tirta.Perubahan yang mendadak ini membuat semua orang di tempat kaget dan juga takut. Setelah tersadar, mereka berkata pada Hafiz dengan ekspresi marah."Kak Arkan! Sialan! Ternyata pemuda ini seorang ahli bela diri!""Bos, pemuda ini sudah membunuh Kak Arkan! Kalau nggak, kita langsung bunuh dia saja!"Hafiz menegur, "Sialan, bukannya orang mati itu hal yang biasa? Dulu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1382

    "Empat puluh triliun? Bukannya kalian itu polisi? Kenapa aku merasa kalian seperti bandit?" tanya Tirta.Berdasarkan ucapan Mairah, para polisi ini juga bertugas untuk mencari Susanti biarpun Tirta tidak memberi mereka uang. Lagi pula, mereka tidak menemukan Susanti. Namun, Tirta juga bersedia memberi mereka 2 triliun sebagai ungkapan terima kasih.Melihat kondisi ini, emosi Tirta tersulut. Hafiz yang memimpin melihat Tirta masih begitu muda, tetapi dia sama sekali tidak panik setelah dikepung. Tirta juga bisa menebak masa lalu Hafiz dan lainnya dari ucapan mereka.Hafiz menerka-nerka identitas Tirta, 'Eh? Sebenarnya apa latar belakang pemuda ini? Kenapa dulu aku nggak pernah mendengar tentangnya?'Salah satu bawahan kepercayaan Hafiz maju, lalu tertawa dan berujar sembari menunjuk Tirta, "Kak, pemuda ini benar-benar pintar. Dia bisa menebak profesi kita dulu."Puluhan polisi juga ikut menghina Tirta. Sikap mereka sangat keterlaluan."Benar! Dulu kami termasuk bandit. Hanya saja, akhir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1381

    Belasan menit kemudian, 13 orang terakhir juga dibunuh oleh Tirta. Setelah menyimpan Pedang Terbang, Tirta melihat mayat-mayat di tanah. Perasaannya campur aduk.Tirta merasa sejak dirinya menguasai kultivasi, hasrat membunuhnya makin kuat. Dulu dia hampir tidak pernah berpikiran untuk membunuh.Saat Tirta sedang gundah dan meragukan dirinya sendiri, suara Genta terdengar. "Kamu sudah menjalani kehidupan di luar alam fana. Kamu nggak usah sedih karena kematian para pecundang ini. Mereka nggak pantas."'Kak, aku juga manusia. Tapi, aku merasa sekarang aku nggak berperikemanusiaan sedikit pun,' balas Tirta. Dia memeluk Susanti makin erat, tetapi hatinya masih kalut.Genta bertanya balik, "Kalau begitu, beri tahu aku apa artinya berperikemanusiaan?"Tirta mendesah dan menjawab, 'Berperikemanusiaan itu ... aku juga nggak tahu. Aku cuma merasa jelas-jelas aku bisa melepaskan mereka dan menyuruh mereka bersumpah ke depannya nggak akan membocorkan hal ini. Tapi, aku tetap membunuh mereka. Kak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1380

    Pedang Terbang yang bergerak sangat cepat menebas belasan kepala ahli serangga dalam sekejap. Para ahli serangga dari Desa Hiradi dan Desa Tayur tidak mampu menangkis serangan Tirta. Serangga guna-guna yang mereka banggakan sangat lemah di hadapan Pedang Terbang, seperti anak kecil 3 tahun yang menghadapi orang dewasa.Dalam waktu singkat, puluhan ahli serangga yang awalnya sangat percaya diri merasa tidak berdaya. Mereka yang kalah telak berteriak histeris.Wafri kaget. Dia bergumam, "Apa ... yang terjadi? Pedang ini bisa terbang .... Apa aku berhalusinasi?"Namun, suara teriakan makin jelas. Wafri tidak berani berlama-lama lagi. Dia berusaha keras untuk kabur."Sialan ... sebenarnya siapa pemuda ini? Jamil berengsek! Kamu mencelakaiku!" omel Aezar. Dia yang ketakutan setengah mati juga berusaha kabur."Lari saja, aku mau lihat kaki kalian atau pedangku lebih cepat!" seru Tirta. Dia memancarkan aura membunuh.Tirta menjentik jarinya, lalu bola api muncul dan jatuh ke mayat-mayat yang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1379

    Marila segera berucap dengan ekspresi cemas, "Paman, kita jangan habiskan waktu lagi. Kita sama-sama bawa bawahanmu pergi ke Desa Benad secepatnya!""Oke, tapi naik mobil terlalu lambat. Aku suruh orang untuk cari helikopter. Kita naik helikopter ke sana saja," sahut Idris. Dia membawa Marila naik ke mobil, lalu bergegas pergi ke pusat kota.....Waktu kembali ke 2 jam kemudian. Di bawah rumah panggung Susana, sebelumnya Tirta sudah membantai belasan ahli serangga Desa Benad yang tersisa.Tiba-tiba, puluhan ahli serangga mengepung Tirta. Mereka berasal dari Desa Hiradi dan Desa Tayur. Tirta tidak ingin membunuh orang yang tidak bersalah, ditambah lagi dia ingin segera memulihkan ingatan Susanti.Jadi, Tirta tidak langsung bertindak. Dia berkata kepada puluhan orang itu, "Sepertinya aku nggak punya dendam dengan kalian. Kalau kalian nggak mau mati sia-sia, cepat minggir."Aezar mengamati Tirta dengan sinis. Dia mendengus dan berbicara terlebih dahulu, "Kamu memang nggak punya dendam den

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1378

    Dua jam yang lalu, Marila langsung menelepon pamannya setelah berpisah dengan Tirta. Pamannya adalah gubernur yang memimpin Provinsi Naru. Dia merupakan pejabat yang mengurus perbatasan. Namanya Idris.Marila meminta Idris mengutus orang untuk mencari Susanti. Sementara itu, Marila yang menaiki taksi sedang dalam perjalanan untuk bertemu Idris.Tentu saja, Marila juga mempunyai alasan datang jauh-jauh dari ibu kota ke Provinsi Naru untuk mencari Idris. Awalnya Idris juga merupakan pejabat tinggi di ibu kota. Kemudian, Idris menyinggung orang hebat karena salah bicara. Dia hampir kehilangan posisi sebagai pejabat.Untung saja, Saba turun tangan untuk melindungi Idris. Namun, Idris dipindahkan ke Provinsi Naru yang terpencil karena masalah ini. Dia menjadi seorang gubernur. Kemungkinan dia tidak mempunyai kesempatan untuk kembali ke ibu kota lagi seumur hidup.Setelah itu, petinggi negara memerintahkan untuk membasmi kejahatan di seluruh negeri. Provinsi Naru adalah wilayah yang dikuasai

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1377

    Apalagi kompetisi serangga akan segera diadakan. Demi memenangkan kompetisi, mereka juga ingin datang untuk mengambil keuntungan. Tujuan mereka adalah merebut Serangga Emas yang dimurnikan dengan susah payah. Jadi, mereka baru menerobos masuk ke Desa Benad.Jamil buru-buru maju dengan napas terengah-engah saat melihat kedua belah pihak yang hendak berkelahi demi merebut Serangga Emas.Jamil menunjuk Tirta yang sedang membunuh di bawah rumah panggung sambil berteriak, "Kepala desa sekalian, jangan bertengkar lagi. Serangga Emas sudah diambil oleh seorang pemuda yang datang dari luar. Nenek Benad dan ayahku sudah dibunuh olehnya!""Siapa yang membunuh pemuda itu akan mendapatkan Serangga Emas. Ayahku sudah mati, jadi aku yang membuat keputusan di Desa Benad. Aku akan membawa semua penduduk Desa Benad untuk membela pihak yang membantuku balas dendam," lanjut Jamil.Jamil meneruskan, "Kalau aku melanggar janjiku, aku akan disambar petir dan dihabisi semua serangga guna-guna. Aku akan mati

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1376

    Orang yang ditarik Jayadi untuk mengadang serangan pedang Tirta sudah mati. Namun, Jayadi tidak merasa kesakitan selain kepalanya yang makin gatal dan pandangannya yang makin kabur.Jayadi berusaha mengerahkan Serangga Batu dan Serangga Pelumpuh, lalu berujar pada Tirta dengan sinis, "Pemuda sialan, hanya begini kemampuanmu? Kamu sama sekali nggak bisa melukaiku. Haha, selanjutnya sudah saatnya aku bertindak!"Sesuai namanya, Serangga Batu bisa membuat orang yang digigit membatu. Sementara itu, sekujur tubuh orang yang digigit Serangga Pelumpuh akan mati rasa. Mereka tidak akan mampu melawan lagi.Kedua serangga ini bisa memberikan efek yang sama. Jayadi yakin Tirta yang merupakan orang luar pasti tidak bisa menghadapi serangan serangganya. Nanti Jayadi bisa menghabisi Tirta dengan mudah.Hanya saja, tiba-tiba terdengar suara Jamil yang samar dan panik. "Ayah ... kamu ... nggak ... apa-apa, 'kan?""Aku ... nggak ... apa-apa ....," sahut Jayadi. Dia merasa aneh, tetapi dia tetap menangg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1375

    Tirta mendengus dan berkata, "Aku memang mau membuat perhitungan denganmu! Sekarang kamu yang cari aku, jadi aku bisa menghemat waktuku!"Tirta melihat dengan menggunakan mata tembus pandang. Ternyata Jamil yang pergi tadi sudah kembali. Dia membawa Jayadi dan belasan ahli serangga di Desa Benad. Mereka membuat masalah di bawah rumah panggung.Tirta langsung menyuruh Anton dan Yuli mengikutinya. Dia yang menggendong Susanti keluar dari kamar terlebih dahulu.Sementara itu, Jamil yang berada di bawah rumah panggung langsung panik begitu melihat Tirta keluar dari kamar sambil menggendong Susanti.Jamil yang cemburu berseru, "Ayah, pemuda itu yang membunuh Nenek Benad! Cepat bunuh dia! Jangan sampai dia membawa Susanti pergi!"Jayadi meremehkan Tirta setelah melihat tampangnya yang lucu dan wajahnya yang masih muda. Dia berucap kepada Jamil, "Jamil, dia masih muda. Untuk apa kamu takut? Tenang saja, aku nggak akan membiarkan dia pergi dari Desa Benad hidup-hidup. Wanita itu milikmu dan di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status