Share

Bab 267

Author: Hazel
Penampilan Susanti saat ini tampak serius sehingga membuatnya terkesan sangat keren. Hati Tirta tersentuh melihatnya. Dibandingkan dengan penampilannya yang menggemaskan saat diganggu Tirta sebelumnya, Tirta merasa Susanti yang saat ini lebih memesona.

"Oke, lakukan sesuai perintahmu saja. Setelah pelakunya ditangkap nanti, nggak ada urusanku lagi di sini," ujar Tirta sambil mengalihkan pandangannya.

Dari celah di antara pepohonan, terlihat bahwa waduk yang terletak tidak jauh dari sana semakin bergejolak. Gelombang air yang berlapis-lapis tampak menakutkan seperti ombak lautan. Di tengah waduk, samar-samar terlihat sebuah pusaran air besar yang perlahan-lahan terbentuk!

"Anggota Black Gloves datang di waktu yang tepat. Makam kuno di dasar waduk ini telah hampir sepenuhnya terbuka!" Tirta juga mulai ikut panik. Rahasia seperti apa yang tersimpan di dasar waduk ini sehingga membuat organisasi luar negeri mengincarnya?

....

Pada saat bersamaan, di sisi lain.

Di jalan menuju Desa Persik,
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 268

    Di mobil paling depan, duduk seorang wanita berjaket kulit dan berkacamata hitam di kursi penumpang. Orang itu tentu saja adalah wanita berambut pirang, Alicia. Dia adalah anggota inti Organisasi Black Gloves. Namun saat ini, tidak ada polisi yang menyadari kehadirannya!...."Mereka sudah datang!"Setengah jam kemudian, Susanti dan Tirta yang bersembunyi di belakang pepohonan telah melihat tiga mobil Mercedes-Benz yang melaju ke tepi waduk. Seketika, kedua orang itu langsung menjadi gugup.Sementara itu, kedua tim bantuan Susanti juga sudah tiba. Jumlah anggota kepolisian yang berada di lokasi itu sekitar 30-an orang."Bu Susanti, bukannya mereka mau merampok makam? Kenapa nggak ada pergerakan?" tanya seorang polisi muda.Ketiga mobil itu tiba di tepi waduk dan berhenti. Namun, tidak ada seorang pun yang turun dari mobil. Jelas sekali, hal ini sangat tidak wajar."Kalau mereka nggak bergerak, kita juga jangan bertindak dulu. Anggota kita nggak banyak sekarang. Tunggu sampai Kapten Tro

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 269

    Jenny, Yohan, dan kedua sopir lainnya duduk di mobil mereka masing-masing dengan tenang. Tidak peduli bagaimana pun para polisi di luar mendesak mereka, mereka tetap tidak bergerak sama sekali. Semakin lama waktu yang diulur, situasi jadi semakin menguntungkan bagi mereka."Nggak mau buka? Langsung hancurkan saja kaca jendelanya, paksa mereka keluar!" Niko mulai panik dan menembak kaca jendela.Dor!Setelah terdengar tembakan, kaca jendela itu masih tampak utuh. Hanya terlihat sedikit titik berwarna putih di kaca jendela. Peluru yang ditembakkan malah terpental kembali dan mengenai paha Niko."Argh! Ini kaca anti-peluru. Nggak bisa ditembak!" teriak Niko sambil memegang pahanya dengan kesakitan."Biar kuperiksa lukamu." Tirta langsung maju untuk memeriksanya. Untungnya, peluru yang telah dipentalkan tidak begitu berbahaya lagi seperti saat baru ditembakkan. Tirta mengambil peluru tersebut dengan mudah, lalu merobek pakaiannya untuk membalut luka Niko dengan sederhana."Terima kasih, Do

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 270

    Niko dan Troy beranggapan bahwa Tirta tidak mungkin bisa berhasil. Bahkan peluru saja tidak sanggup menembus kaca jendela itu, apalagi tinju."Bisa atau nggak, biar kucoba dulu. Kalau nggak hajar orang asing sialan ini sampai babak belur, jangan panggil namaku Tirta!"Emosi Tirta telah memuncak saat ini, sehingga dia tidak menggubris nasihat siapa pun. Dia menggerakkan aliran udara perak ke tinjunya, lalu melayangkan pukulan ke jendela anti-peluru.Krak!Sebuah retakan kecil mulai merambat dari bagian yang ditinju oleh Tirta."Astaga! Persetan! Mana mungkin ini bisa terjadi!" seru Yohan dengan kaget."Tinjunya menghancurkan kaca yang bahkan tidak bisa ditembus oleh peluru ...." Jenny yang awalnya hanya menyaksikan semuanya dengan diam dari samping, juga ikut terperangah melihat kondisi saat ini. Mereka menatap Tirta dengan tatapan takjub."Sial, mataku salah lihat ya?" Susanti, Niko, Troy, dan para polisi lainnya juga ikut tercengang."Kenapa teriak-teriak? Tunggu saja sampai tinjuku i

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 271

    Yohan dipukul hingga berputar beberapa kali di tempat. Bahkan giginya juga copot beberapa buah."Be ... beraninya kamu memukulku! Aku ini anggota parlemen Negara Martim! Perbuatanmu ini akan dikecam!" teriak Yohan sambil menggertakkan gigi setelah menenangkan dirinya.Sementara itu, kedua sopir dari mobil lainnya langsung turun dari mobil setelah melihat Yohan dipukul. "Cari tahu nomor pemimpin mereka. Kita harus dapat penjelasan untuk masalah ini!" perintah Jenny kepada seorang pria asing di belakangnya.Susanti dan beberapa orang lainnya sangat jelas bahwa tindakan mereka ini hanya untuk mengulur waktu, tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa."Aku bukan anggota kepolisian, nggak ada yang bisa mengatur aku! Kalian mau penjelasan, 'kan? Kuberi penjelasan sekarang juga!" Tirta langsung maju dan menampar wajah Jenny.Wajah Jenny yang tadinya tampak cantik, kini terlihat bekas tamparan yang jelas dan darah yang mengalir dari sudut bibirnya."Berani-beraninya kamu memukulku?" Jenny memel

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 272

    Troy dan Niko marah besar. Pada saat bersamaan, mereka juga merasa kagum terhadap cara yang digunakan Tirta."Jenny, ada apa denganmu? Kenapa kamu mengkhianati Nona? Kamu benar-benar menyia-nyiakan kepercayaan Nona!" teriak Yohan dan kedua pria lainnya dengan terkejut. Meski tidak tahu alasannya, mereka bisa menebak bahwa hal ini pasti berkaitan dengan Tirta."Diam! Kalau berani berisik lagi, aku akan tusukkan jarum pada kalian juga biar kalian tahu rasa!" bentak Tirta."Kamu ...." Yohan dan beberapa orang lainnya tidak berani lagi meremehkan Tirta. Mereka terpaksa diam."Troy, Niko, kalian jaga mereka di sini, sekalian tanyakan semua kasus tentang Black Gloves. Tirta, ikut aku ke Desa Persik dengan pasukan lainnya! Mungkin saja kita masih sempat mencegah mereka!"Susanti mengambil keputusan dengan cepat dan menyerahkan ponselnya kepada Niko. Setelah itu, dia menarik Tirta ke mobil polisi dan melaju cepat."Ayo kita ikut!" Sekitar 30-an orang anggota polisi lainnya juga naik ke mobil d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 273

    "Perahu itu terlalu kecil, paling maksimal cuma bisa muat dua orang," kata salah seorang polisi veteran bernama Harris."Ini adalah perahu bekas yang digunakan oleh mantan kepala desa kami dulu untuk menangkap ikan. Sejak dia meninggal, nggak ada lagi yang pakai perahu ini. Bisa muat dua orang saja sudah patut disyukuri."Tirta melihat perahu itu bahkan sudah berlubang. Dia benar-benar curiga perahu itu akan langsung tenggelam begitu memasuki danau."Dua orang juga nggak masalah. Tirta, kamu ikut aku turun!" ujar Susanti sambil mengernyit dan menarik Tirta ke arah perahu kayu tersebut."Bu Susanti, tunggu dulu! Fenomena siphon sebesar ini mungkin bisa makan korban nyawa. Kamu sama sekali nggak ada perlengkapan, bahkan tabung oksigen saja nggak ada. Siapa tahu apa yang bakal muncul di bawah sana? Bahaya sekali kalau pergi begitu saja!""Kamu masih muda, nggak perlu berkorban sebesar ini. Kalau nggak, biar aku saja yang turun sama Tirta!" ujar Harris mencegahnya."Ya, Bu Susanti. Ini ter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 274

    "Tapi kamu harus pikirkan dengan baik. Kita ini hanya berdua, mereka ada belasan orang. Kemungkinan juga semuanya bawa senjata.""Kamu nggak mengira mereka akan langsung menyerah hanya dengan kamu mengatakan kamu ini polisi, 'kan? Aku bukan takut, aku cuma bicara kenyataan saja," ucap Tirta."Lalu ... mau bagaimana kita sekarang?" tanya Susanti yang mulai ketakutan."Bisa bagaimana lagi? Nekat saja. Ikuti aku, jangan sampai terpisah sedikit pun. Aku akan melindungimu." Ekspresi Tirta saat ini sangat serius. Dia tidak lagi terlihat bercanda seperti biasanya."Kamu lindungi aku .... Ya, kalau begitu kamu harus lindungi aku dengan baik. Terima kasih, Tirta. Setelah kasus ini selesai nanti, aku akan traktir kamu makan." Susanti merasa terharu mendengarnya, sehingga dia langsung memeluk Tirta tanpa sadar.Susanti merasa bahwa Tirta bisa saja tidak mengambil risiko ini jika bukan karena dia yang memaksa Tirta. Namun, Tirta tetap tidak pergi bahkan setelah menyadari betapa berbahayanya misi i

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 275

    Aliran air yang dingin menyapu tubuh Susanti. Hawa dingin yang kuat, rasa takut yang menyelimuti dirinya membuat Susanti menangis tak terkendali. Karena ketakutan, Susanti sama sekali tidak berani membuka matanya dan hanya bisa meronta-ronta dengan tak berdaya.Apa yang harus dilakukan? Apakah ini akhir dari hidupnya?Waduk yang luas ini tidak terlihat ujungnya. Bahkan perenang andal sekalipun tidak akan bisa selamat jika terjatuh ke dalam air. Di saat Susanti merasa putus asa, tiba-tiba dia merasakan sepasang tangan yang kuat mengangkatnya. Tangan itu memegang pinggulnya yang berisi dan mengangkatnya ke permukaan air."Uhuk uhuk ...." Begitu membuka mata, Susanti melihat Tirta yang terombang-ambing di hadapannya."Tirta .... Huhuhu .... Aku benar-benar takut!" Setelah terjatuh ke air, Susanti langsung memegang Tirta dengan erat."Kak, aku benar-benar salut padamu. Kalaupun kamu dendam sama aku, nggak perlu sampai merusak perahu kita! Jangankan mau tangkap pencuri makam, sekarang kita

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1005

    Sebagian besar tamu yang hadir tidak tahu bahwa sebelumnya ada konflik antara Diego dan Tirta. Ketika melihat Diego maju dan memarahi Tirta di depan umum, mereka mengira dia ingin menyenangkan hati Simon.Menyadari hal ini, beberapa tuan muda yang tidak menyukai Tirta dan ingin mengambil hati Simon pun ikut maju dan memarahi Tirta."Pak Diego benar! Untuk membereskan anjing kampung ini, Pak Simon nggak perlu turun tangan sendiri.""Kalau kamu nggak ingin mati, sebaiknya segera minta maaf kepada Pak Simon dan Bu Camila!""Kalau nggak, kami saja sudah cukup untuk memastikan kamu akan mati di sini hari ini!"Di antara mereka, Wirya yang paling berani. Dia bahkan berjalan mendekati Tirta dan mencoba mencengkeram kerah bajunya sambil mengancam, "Kamu nggak dengar itu? Cepat berlutut dan minta maaf!""Kamu benaran berpikir Keluarga Purnomo akan melawan Keluarga Unais demi melindungimu? Jangan mimpi, dasar bodoh!""Dalam situasi seperti ini, Pak Darwan cuma nggak ingin mempermalukan keluargan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1004

    "Aku bukan ingin menjadi musuhmu. Aku cuma merasa ini hanya masalah kecil dan kamu nggak perlu terlalu mempersoalkannya," sahut Darwan dengan tenang."Masalah kecil? Pak Darwan, Anda benar-benar pintar bercanda! Wanitaku dipermalukan di depan umum dan kamu menyebutnya masalah kecil?""Walaupun kejadian ini memang dimulai oleh Camila dan aku akui dia bertindak berlebihan, dia tetap pacarku yang suatu hari nanti akan menjadi bagian dari Keluarga Unais.""Bukan cuma anjing kampung ini, bahkan kamu juga nggak berhak menyentuhnya. Jangan salahkan aku kalau aku mengingatkanmu. Aku akan memberi anjing kampung pelajaran. Kalau kamu berani menghalangi, Keluarga Purnomo harus menanggung akibatnya!" ancam Simon dengan ekspresi dingin."Pak Darwan ... sebaiknya kita nggak ikut campur masalah ini ....""Pikirkan matang-matang. Kamu harus mempertimbangkan kepentingan semua pihak!"Beberapa anggota inti Keluarga Purnomo segera maju dan membujuk agar Darwan tidak lagi melindungi Tirta setelah melihat

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1003

    "Wah, anjing kampung sepertimu ingin membuatku minta maaf dan mengakui kesalahan? Coba katakan, apa aku melakukan sesuatu yang salah?""Sekalipun aku salah, menurutmu anjing kampung sepertimu punya hak apa untuk memaksaku meminta maaf?""Semua orang di Keluarga Purnomo saja nggak berani bersuara, tapi kamu malah maju. Kamu ini benaran merasa dirimu hebat ya?"Camila yang sedang menikmati pujian dari para pengusaha besar dan kemenangan telaknya atas Bella, langsung melangkah maju dari kerumunan saat mendengar ucapan Tirta. Dia menatap Tirta dengan tatapan merendahkan sambil mencibir sinis."Aku nggak merasa aku hebat, aku hanya merasa sikap sombongmu itu sangat menjijikkan! Kamu perlu diajari dengan baik."Tirta menyeringai dingin, lalu sontak melayangkan dua tamparan keras ke wajah Camila. Wajahnya yang semula cantik langsung bengkak dan merah."Tirta, kamu ...!" Bella tidak menyangka Tirta akan bertindak kasar seperti itu demi membelanya! Hatinya terharu, tetapi di saat yang sama dia

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1002

    Pada saat yang sama, Camila terus menyombongkan diri kepada Bella dengan angkuh!"Wow ... ternyata dia cucu langsung dari salah satu pendiri negara!""Pantas saja junior dari Keluarga Arshad ini berani bicara sembarangan di acara Keluarga Purnomo. Ternyata karena pacarnya cucu pendiri negara!""Keluarga Purnomo memang besar. Tapi kalau dibandingkan dengan orang-orang di level seperti itu, mereka masih kalah ....""Lagi pula, dia pacar Pak Simon. Tentu saja dia punya modal untuk bersikap arogan."Setelah mengetahui identitas Simon dari Camila, para tokoh besar yang hadir di acara itu tercengang. Sesaat kemudian, semua perhatian dan pembicaraan yang tadinya terfokus pada Tirta dan Bella mulai beralih kepada Camila dan Simon."Pak Simon, kamu dan Bu Camila serasi sekali. Aku presdir dari perusahaan farmasi besar. Setelah acara ini selesai, apa aku boleh mengundangmu untuk makan bersama?""Pak Simon, Bu Camila, aku punya perusahaan properti. Apa aku punya kesempatan mengundang kalian ke ru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1001

    Camila memang datang untuk pamer dan membandingkan dirinya dengan Bella. Setelah tahu bahwa Tirta hanyalah seorang pria kampung rendahan, bagaimana mungkin dia melewatkan kesempatan untuk mempermalukan Bella di depan umum?Bahkan, saat mengucapkan kata-kata itu, Camila sengaja meninggikan suaranya agar semua orang di aula bisa mendengarnya."Siapa wanita itu? Cantik, tapi mulutnya terlalu tajam!""Sepertinya dia anggota Keluarga Arshad dari Provinsi Dohe.""Dia berasal dari garis keturunan yang sama dengan ibu Bella, tapi kudengar hubungannya dengan Bella nggak baik.""Itu jelas sekali. Kalau nggak, mana mungkin dia langsung menyerang Bella dengan kata-kata seperti itu begitu masuk."Bisikan mulai terdengar di aula. Bahkan, banyak orang yang mulai mengaitkan peristiwa ini dengan spekulasi yang lebih dalam."Keluarga Arshad cuma mengirim satu anggota muda dan sikapnya seperti ini. Sepertinya, keluarga dari pihak ibu Bella juga nggak mendukung pernikahan ini.""Hehe, itu sudah jelas seka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1000

    Ayu berbalik dan melihat Bella yang memakai gaun putih. Riasan wajahnya sangat sempurna. Bella benar-benar cantik.Tubuh Bella langsing, tetapi dadanya berisi. Ayu sangat kagum melihat kecantikan Bella. Wanita biasa tidak bisa menandingi aura Bella yang menonjol.Melihat Bella yang berjalan menghampiri mereka, Tirta langsung berdiri dan berseru dengan mata berbinar-binar, "Bu Bella, akhirnya kamu datang! Hari ini ... kamu cantik sekali, seperti bidadari!"Bella memutar bola matanya, lalu memandang Tirta sembari membalas, "Benaran? Jadi, maksudmu sebelumnya aku nggak seperti bidadari?"Tirta langsung menggeleng dan menyahut, "Bukan begitu maksudku, Bu Bella. Kamu sangat cantik setiap hari. Bidadari pun kalah darimu."Bella tersenyum lebar seraya menimpali, "Dasar gombal! Jangan panggil aku 'Bu Bella' lagi. Panggil namaku saja."Ayu berkata dengan ekspresi bingung, "Ternyata kamu itu Bella. Astaga, kamu cantik sekali! Kenapa kamu bisa menyukai Tirta?"Bella tertawa, lalu duduk di samping

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 999

    Sebenarnya, pebisnis properti itu sangat berharap Tirta bertunangan dengan Bella. Dengan begitu, Bella tidak bisa menikah dengan konglomerat ibu kota negara. Jadi, status Keluarga Purnomo di ibu kota provinsi tidak akan meningkat.Bahkan, Keluarga Purnomo akan menjadi bahan tertawaan para pebisnis di ibu kota provinsi. Bagi pebisnis properti yang berbicara tadi, ini adalah hal yang bagus.Pebisnis properti itu adalah Sofyan, ayah Diego. Dia adalah Kepala Keluarga Bazan. Mereka adalah keluarga terbesar kedua setelah Keluarga Purnomo di ibu kota provinsi.Tentu saja, Sofyan cukup berpengaruh. Setelah mendengar ucapannya, para pengagum Bella tidak bersuara lagi.Mereka langsung duduk dan menunggu Bella keluar untuk meminta penjelasan kepadanya. Beberapa dari mereka menatap Tirta dengan sinis. Salah satunya berujar, "Cepat kirim pesan kepada Diego dan beri tahu dia tentang pecundang ini ...."Sementara itu, Diego yang menaiki taksi untuk datang ke kediaman Keluarga Purnomo merasa gusar set

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 998

    Para pengagum Bella lanjut menyindir Tirta."Orang kampungan ini nggak mungkin bisa menandingi mereka semua!""Bisa-bisanya Pak Darwan mengizinkan Bella yang begitu sempurna tunangan dengan orang seperti ini.""Sayang sekali kalau Bella tunangan dengan orang rendahan begini! Bukannya ini sama saja dengan mencelakai Bella?""Pak Darwan, sebenarnya apa kelebihan pria kampungan ini?"Jika Bella tunangan dengan konglomerat dari ibu kota negara, mereka bisa terima. Bagaimanapun, mereka tidak bisa menandingi konglomerat dari ibu kota negara.Namun, Tirta hanya seorang pecundang dari desa. Dibandingkan dengan pria kaya dari ibu kota provinsi, Tirta tidak ada apa-apanya. Atas dasar apa Tirta tunangan dengan Bella? Sangat disayangkan jika wanita sempurna seperti Bella dipasangkan dengan Tirta.Seorang pengagum Bella yang bernama Wirya maju. Dia adalah putra Keluarga Liman yang kaya raya di ibu kota provinsi. Wirya yang cemburu mengancam Tirta, "Hei, apa pun cara yang kamu gunakan untuk memperda

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 997

    Setelah melontarkan sindiran, para tamu tertawa terbahak-bahak. Mereka menganggap Tirta yang berpenampilan biasa sebagai bahan lelucon. Kalau bukan Darwan yang membawa Tirta masuk, mungkin mereka sudah mengusir Tirta.Ayu berucap, "Tirta, kalau tahu banyak orang kaya menghadiri acara ini, seharusnya aku bawa kamu beli baju dulu sebelum datang. Kalau kamu berpakaian rapi, mereka pasti nggak akan mentertawakanmu."Meskipun Ayu merasa kesal dan ingin mengkritik para tamu, dia lebih khawatir Tirta bersedih. Tirta memang merasa tidak senang, tetapi dia tetap tersenyum kepada Ayu dan menanggapi, "Nggak apa-apa, Bibi. Biarkan mereka mentertawakanku. Bagaimanapun, aku dan Bu Bella tetap akan tunangan."Tirta menambahkan, "Selain itu, kita nggak melakukan kesalahan apa pun. Nggak usah pedulikan omongan mereka."Mendengar ucapan Tirta, Darwan makin mengaguminya. Kemudian, dia menyipitkan matanya dan menegur para tamu, "Ini acara penting, aku nggak mungkin menjadikan reputasi putriku sebagai baha

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status